Khutbah Shalat Gerhana 1435 H

بسم الله الرحمن الرحيم
Khutbah Shalat Gerhana 1435 H
اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الْقَهَّارِ الْعَظِيْمِ الْجَبَّارِ خَلَقَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَسَخَّرَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَأَجْرَى بِقُدْرَتِهِ السَّحَابَ يَحْمِلُ بِحَارَ  الْأَمْطَارِ فَسُبْحَانَهُ مَنْ إِلَهٌ عَظِيْمٌ خَضَعَتْ لَهُ الرِّقَابُ وَلاَنَتْ لِقُوَّتِهِ الصِّعَابُ تَوَعَّدَ بِالْعُقُوْبَةِ مَنْ خَرَجَ عَنْ طَاعَتِهِ وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِن دَابَّةٍ وَلَكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى فَيُجَازِيْهِمْ يَوْمَ الْحِسَابِ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوم الْمَآبِ أَمَّا بَعْدُ:
Kaum muslimin dan muslimat; jamaah shalat gerhana yang berbahagia!
Hendaklah kita bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala dan bersyukur kepada-Nya, karena Dia telah menundukan apa yang ada di langit dan di bumi buat kita, Dia menciptakan apa saja yang ada di bumi; seperti hewan dan tumbuhannya untuk kita. Dia berfirman,
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
“Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi.” (QS. Luqman: 20)
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً
“Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.” (QS. Al Baqarah: 29)
Dia juga menundukkan matahari dan bulan, malam dan siang, demikian pula menundukkan bahtera untuk kita sehingga dapat berlayar di lautan, Dia juga memberikan apa saja yang kita minta, bahkan saking banyaknya nikmat dan karunia yang Dia berikan, kalau sekiranya kita mau menghitung nikmat-nikmat-Nya, niscaya kita tidak akan sanggup menghitungnya. Oleh karena itu, pantaskah bagi kita melupakan semua nikmat itu dan tidak bersyukur kepada Allah, ketika Dia memerintah lalu kita tinggalkan, dan ketika Dia melarang malah kita kerjakan? Tentu sangat tidak pantas.
Tetapi kenyataannya manusia -pada umumnya- seperti ini sikapnya. Perintah Allah untuk beribadah hanya kepada-Nya ditinggalkan, shalat fadhu ditinggalkan, shalat berjamaah ditinggalkan, zakat ditinggalkan, berpuasa ditinggalkan, berbakti kepada orang tua ditinggalkan, menyambung tali silaturrahim ditinggalkan, menutup aurat ditinggalkan, berkata jujur ditinggalkan, menepati janji ditinggalkan, menunaikan amanah ditinggalkan, berbuat baik kepada orang lain ditinggalkan, dan amar ma’ruf-nahi munkar ditinggalkan? Sedangkan larangan-larangan Allah malah dikerjakan; berbuat syirk dan menyembah selain-Nya dilakukan, durhaka kepada orang tua dilakukan, berzina dilakukan, riba dilakukan, bermain judi dilakukan, meminum khamr (termasuk narkoba) dilakukan, memutuskan tali silaturrahim dilakukan, memamerkan aurat seperti melepas jilbab dan memamerkan keindahan tubuhnya dilakukan, berkata dusta dilakukan, mengingkari janji dilakukan, berkhianat dilakukan, bersikap curang dalam mu’amalah dengan mengurangi takaran dan timbangan dilakukan, mengangkat orang non muslim sebagai pemimpin atau wakilnya dilakukan, mengganggu kenyamanan tetangga seperti dengan suara tipe yang keras, berbuat zalim dilakukan, serta dosa-dosa besar lainnya dilakukan? Bukankah demikian?
Kaum muslimin dan muslimat; jamaah shalat gerhana yang berbahagia!
Mengerjakan larangan Allah dan meninggalkan perintah-Nya inilah yang membuat negeri kita tidak berkah lagi, sehingga Dia memberikan peringatan-peringatan-Nya kepada kita baik dengan berbagai macam musibah maupun bencana, termasuk dengan mengadakan kemarau panjang dan gerhana, Dia berfirman,
وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS. Al A’raaf: 168)
وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلاَّ تَخْوِيفاً
“Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.” (QS. Al Israa’: 59)
Jalan keluar dari berbagai macam musibah dan bencana yang melanda kita, serta agar bumi yang kita tempati ini kembali berkah adalah dengan dengan bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala; yaitu dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al A’raaf: 96)
Kaum muslimin dan muslimat; jamaah shalat gerhana yang berbahagia!
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا » . 
"Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah terjadi gerhana karena kematian seseorang dan bukan pula karena lahirnya seseorang. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tanda di antara tanda-tanda (kekuasaan) Allah. Apabila kalian melihatnya, maka laksanakanlah shalat." (HR. Bukhari)
Ya, benar. Gerhana matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah sekaligus untuk menakuti hamba-hamba-Nya terhadap siksaan Allah dan azab-Nya agar mereka berhenti dari kemaksiatan yang selama ini mereka kerjakan. Oleh karena itu, saat terjadi gerhana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan orang-orang ketika itu untuk melaksanakan shalat, berdoa, berdzikr, beristighfar (memohon ampunan), bersedekah, dan melakukan amal saleh lainnya seperti memerdekakan budak dengan harapan agar mereka tidak ditimpa sesuatu yang tidak diinginkan.
Dalam hadits di atas juga Beliau menjelaskan, bahwa gerhana terjadi bukanlah karena ada seorang tokoh yang meninggal atau karena lahirnya seorang tokoh. Maksud Beliau bersabda demikian adalah untuk menghilangkan anggapan yang menyebar di saat itu, di mana ketika itu Ibrahim putera Beliau wafat, lalu mereka pun mengaitkan terjadinya gerhana karena wafatnya putera Beliau, maka Beliau menghilangkan anggapan tersebut. Demikian pula tidak ada anggapan-anggapan dan keyakinan-keyakinan lainnya yang beredar di masyarakat kita ketika terjadi gerhana. Semua anggapan itu tidak benar dan tidak boleh diyakini.
Kaum muslimin dan muslimat; jamaah shalat gerhana yang berbahagia!
Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang menciptakan matahari dan bulan, dan Dia mengatur keduanya untuk maslahat atau kepentingan manusia. Dia berfirman,
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاء وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan menetapkan manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui." (QS. Yunus: 5)
Oleh karena keduanya adalah makhluk ciptaan-Nya dan di bawah pengaturan-Nya, maka keduanya tidak berhak untuk disembah; demikian pula makhluk-makhluk-Nya yang lain tidak berhak pula disembah, Dia berfirman,
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah menyembah matahari maupun bulan, tetapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika Dialah yang kamu hendak sembah.” (QS. Fushshilat: 37)
Dia juga menjadikan keduanya sebagai sebab terjadinya malam dan siang, serta gelap dan terang. Dan Allah Ta'ala menjadikan malam dan siang itu sebagai kenikmatan bagi manusia agar mereka dapat bekerja dan beristirahat, demikian pula agar mereka dapat mengisi hidupnya di dunia ini dengan beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala sebagai bentuk syukur kepada-Nya. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُوراً
"Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (Terj. QS. Al Furqan: 62)
Di sela-sela pergantian malam dan siang itu serta bergantinya hari, Allah Subhaanahu wa Ta'ala menentukan waktu-waktu untuk terjadinya gerhana karena hikmah yang dalam sebagaimana yang telah disebutkan sebagian hikmahnya di awal pembicaraan tadi.
Kaum muslimin dan muslimat; jamaah shalat gerhana yang berbahagia!
Ketika terjadi gerhana ada beberapa sikap yang perlu dilakukan, di antaranya adalah:
1.       Memiliki rasa takut kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
2.       Memikirkan siksaan Allah kepada orang-orang yang berbuat maksiat.
Dalam hadits Aisyah radhiyallahu 'anha disebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam khutbahnya seusai shalat kusuf bersabda,
« مَا مِنْ شَىْءٍ كُنْتُ لَمْ أَرَهُ إِلاَّ قَدْ رَأَيْتُهُ فِى مَقَامِى هَذَا حَتَّى الْجَنَّةَ وَالنَّارَ ، وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِى الْقُبُورِ ...."
"Tidak ada satu pun yang aku belum pernah melihatnya kecuali sekarang aku melihatnya di tempatku ini sampai surga dan neraka. Telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan diuji ketika berada di kubur…dst." (HR. Bukhari)
Pada saat itu diperlihatkan kepada Beliau surga dan neraka. Beliau juga diperlihatkan siksaan yang menimpa penghuni neraka, dilihatnya seorang wanita yang disiksa karena mengurung seekor kucing tanpa memberinya makan dan minum, dilihatnya 'Amr bin Malik bin Luhay menarik ususnya di neraka, dimana dia adalah orang pertama yang merubah agama Nabi Ibrahim 'alaihis salam; dia yang membawa berhala kepada orang-orang Arab sehingga mereka menyembahnya. Dilihatnya penghuni neraka yang terbanyak, yaitu kaum wanita karena sikap kufur mereka kepada suami; mereka tidak berterima kasih terhadap kebaikan suami, dan diperlihatkan kepada Beliau siksaan orang yang mencuri barang bawaan jama'ah hajji. Ketika itu juga, Beliau memerintahkan kaum muslimin untuk berlindung dari azab kubur, Beliau bersabda:
وَاللهِ لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً، وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا
"Demi Allah, kalau sekiranya kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis."
3.       Melakukan shalat Gerhana
4.       Bersegera untuk berdzikr, berdoa, beristighfar, bertakbir, melakukan berbagai amal saleh, melakukan shalat, dan berlindung dari azab kubur dan azab neraka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ، فَاذْكُرُوا اللهَ، وَكَبِّرُوْا، وَصَلُّوْا، وَتَصَدَّقُوْا
"Apabila kalian melihatnya, maka segeralah dzikrullah, bertakbir, shalat, dan bersedekah." (HR. Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa'i)
Demikianlah adab-adab yang diajarkan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ketika terjadi gerhana, maka lakukanlah. Dan inilah sunnah Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika terjadi gerhana.
Kaum muslimin dan muslimat; jamaah shalat gerhana yang berbahagia!
Kembalilah kalian kepada agama kalian, ikutilah tuntunan Allah dalam Al Qur’an dan tuntunan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam As Sunnah, pelajarilah keduanya dan amalkanlah dalam keseharian, niscaya kalian akan mendapatkan petunjuk dalam meniti hidup di dunia dan akan memperoleh keselamatan di akhirat. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
“Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaahaa: 123)
Jadikanlah kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pedoman hidup kalian dalam semua aspek kehidupan; dalam berakidah, beribadah, berakhlak, berhukum, bermuamalah, dan memutuskan masalah.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ فَقَالَ جَلَّ وَعَلاَ:إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا مَحَبَّتَهُ وَاتِّبَاعَهُ ظَاهِراً وَبَاطِناً اَللَّهُمَّ تَوَفَّنَا عَلَى مِلَّتِهِ اَللَّهُمَ احْشُرْنَا فِي زُمْرَتِهِ اَللَّهُمَّ أَسْقِنَا مِنْ حَوْضِهِ اَللَّهُمَّ أَدْخِلْنَا فِي شَفَاعَتِهِ اَللَّهُمَّ اجْمَعْنَا بِهِ فِي جِوَارِكَ فِي جَنَّاتِ النَّعِيْمِ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنْ أَوْلاَدِه الْغُرِّ الْمَيَامِيْنَ وَعَنْ زَوْجَاتِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا كَمَا أَصْلَحْتَ أَحْوَالَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاجْعَلْ بَلَدَنَا هَذَا آمِنا ً وَ سَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِميْنَ اَللَّهُمَّ هَيِّئْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وُلاَةً صَالِحِيْنَ مُصْلِحِيْنَ يَقُوْدُوْنَهُمِ بِكِتَابِكَ وَسُنَّةِ نَبِيِّكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَآخِرُ دَعْوَانَا اَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Marwan bin Musa

2 komentar:

Anonim mengatakan...

stadz bisa minta kiriin nomer ustadz untuk bertanya ke nmr 083819118933 / 083807175069

Anonim mengatakan...

stad bisa mnta nmr ustadz ? ke nmr 083807175069

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger