Mengenal Lebih Dekat Nabi Muhammad (4)

بسم الله الرحمن الرحيم
Mengenal Lebih Dekat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (4)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut lanjutan risalah mengenal lebih dekat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, semoga Allah menjadikan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma amin.
Lembutnya tutur kata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan sedikitnya Beliau bicara
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ خَدَمْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ وَاللَّهِ مَا قَالَ لِي أُفًّا قَطُّ وَلَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ لِمَ فَعَلْتَ كَذَا وَهَلَّا فَعَلْتَ كَذَا
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Aku melayani Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selama sepuluh tahun. Demi Allah, beliau tidak pernah berkata kepadaku, “ah”, dan tidak pernah mengatakan kepadaku dalam hal yang aku perbuat “Kenapa kamu lakukan itu?” atau, “Mengapa kamu tidak melakukan hal ini?”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Lembutnya Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam memberikan nasihat
Mu’awiyah bin Hakam As Sulamiy radhiyallahu 'anhu berkata,
بَيْنَا أَنَا أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ عَطَسَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ فَقُلْتُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَرَمَانِي الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ فَقُلْتُ وَا ثُكْلَ أُمِّيَاهْ مَا شَأْنُكُمْ تَنْظُرُونَ إِلَيَّ فَجَعَلُوا يَضْرِبُونَ بِأَيْدِيهِمْ عَلَى أَفْخَاذِهِمْ فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ يُصَمِّتُونَنِي لَكِنِّي سَكَتُّ فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبِأَبِي هُوَ وَأُمِّي مَا رَأَيْتُ مُعَلِّمًا قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ أَحْسَنَ تَعْلِيمًا مِنْهُ فَوَاللَّهِ مَا كَهَرَنِي وَلَا ضَرَبَنِي وَلَا شَتَمَنِي قَالَ إِنَّ هَذِهِ الصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ أَوْ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي حَدِيثُ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ وَقَدْ جَاءَ اللَّهُ بِالْإِسْلَامِ وَإِنَّ مِنَّا رِجَالًا يَأْتُونَ الْكُهَّانَ قَالَ فَلَا تَأْتِهِمْ قَالَ وَمِنَّا رِجَالٌ يَتَطَيَّرُونَ قَالَ ذَاكَ شَيْءٌ يَجِدُونَهُ فِي صُدُورِهِمْ فَلَا يَصُدَّنَّهُمْ قَالَ ابْنُ الصَّبَّاحِ فَلَا يَصُدَّنَّكُمْ قَالَ قُلْتُ وَمِنَّا رِجَالٌ يَخُطُّونَ قَالَ كَانَ نَبِيٌّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ يَخُطُّ فَمَنْ وَافَقَ خَطَّهُ فَذَاكَ قَالَ وَكَانَتْ لِي جَارِيَةٌ تَرْعَى غَنَمًا لِي قِبَلَ أُحُدٍ وَالْجَوَّانِيَّةِ فَاطَّلَعْتُ ذَاتَ يَوْمٍ فَإِذَا الذِّيبُ قَدْ ذَهَبَ بِشَاةٍ مِنْ غَنَمِهَا وَأَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِي آدَمَ آسَفُ كَمَا يَأْسَفُونَ لَكِنِّي صَكَكْتُهَا صَكَّةً فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَظَّمَ ذَلِكَ عَلَيَّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُعْتِقُهَا قَالَ ائْتِنِي بِهَا فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ لَهَا أَيْنَ اللَّهُ قَالَتْ فِي السَّمَاءِ قَالَ مَنْ أَنَا قَالَتْ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ قَالَ أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ
“Ketika aku shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiba-tiba ada orang yang bersin, lalu aku katakan kepadanya, “Yarhamukallah” (artinya: semoga Allah merahmatimu), maka orang-orang pun memandangiku, akupun berkata (dalam shalat), “Celaka kalian, mengapa kalian memandangi aku?” Maka orang-orang menepukkan tangannya ke pahanya (berisyarat agar Mu’awiyah tidak bicara ketika shalat), ketika aku melihat mereka menyuruh diam (dengan isyarat) aku pun diam. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, -maka biarlah bapak dan ibuku menjadi tebusannya-, sungguh aku tidak pernah melihat pendidik yang paling baik sebelumnya maupun sesudahnya daripada Beliau, Beliau tidak memarahiku, tidak memukulku dan tidak mencelaku, Beliau mengatakan, “Sesungguhnya shalat ini tidak baik jika ada kata-kata manusia. Shalat itu isinya tasbih, takbir dan bacaan Al Qur’an,” atau seperti yang dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku pun bertanya, “Wahai Rasulullah, saya ini masih baru lepas dari kejahiliahan, Allah Ta’ala mendatangkan agama Islam, sedangkan di antara kami ada orang-orang yang mendatangi dukun (bolehkah kami datangi)?” Beliau menjawab, “Jangan kamu datangi.” Aku pun bertanya lagi, “Di antara kami ada orang yang merasa sial dengan sesuatu?” Beliaupun menjawab, “Itu adalah sesuatu yang terelintas di hati mereka, maka jangan sampai hal itu menghalangi niat mereka.” Aku bertanya lagi, “Di antara kami ada orang yang membuat garis di tanah?” Beliau menjawab, “Dahulu salah seorang nabi di antara para nabi ada yang membuat garis, jika tepat begitulah.” (yakni untuk sekarang hal itu dilarang). Mu’awiyah melanjutkan kata-katanya lagi, “Saya punya budak wanita yang mengembala kambing-kambing saya di dekat Uhud dan Jawwaniyyah, suatu hari saya memperhatikan kambing itu, ternyata salah satunya dibawa oleh serigala, saya pun marah sebagaimana orang lain, maka saya pukul budak itu, kemudian saya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (memberitahukan hal itu), Beliaupun kaget, kemudian saya berkata, “Apakah saya perlu memerdekakan?” Beliau menjawab, “Bawalah ia kepadaku”, aku pun membawanya, lalu Beliau bertanya kepadanya, “Di mana Allah?” ia menjawab, “Di atas langit’, lalu siapa saya?” Ia menjawab, “Engkau Rasulullah (utusan Allah).” Maka Beliau bersabda, “Bebaskanlah dia, karena dia seorang mukminah.” .(HR. Muslim)
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam mewujudkan persaudaraan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kamu saling hasad (dengki), saling najsy (menipu agar barang dagangan laku), jangan juga kamu saling membenci, janganlah kamu saling membelakangi, dan janganlah di antara kalian menjual barang yang sudah didahului oleh yang lain. Jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Orang muslim yang satu dengan lainnya adalah bersaudara, ia tidak menzaliminya, menelantarkannya dan menghinanya. Takwa itu ada di sini.” Beliau berisyarat ke dadanya 3X, “Cukuplah seorang telah melakukan kejahatan jika menghina saudaranya yang muslim. Semua muslim adalah terpelihara darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (HR. Muslim)
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِي اللَّهم عَنْهم عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ *
Dari Abu Musa dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Orang mukmin satu sama lain adalah seperti bangunan; yang satu menguatkan yang lain.” Beliau pun mengayam jari-jemarinya.” (HR. Bukhari)
عن عَبْداللَّهِ بْن عُمَرَ رَضِي اللَّهم عَنْهمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak boleh menzhaliminya serta membiarkannya. Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, niscaya Allah akan memenuhi kebutuhannya, dan barang siapa yang menghilangkan derita yang menimpa seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan deritanya pada hari kiamat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
Dari Abdullah bin Salam radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, sambung tali silaturrahim (hubungan kekerabatan), berikanlah makanan kepada orang lain, shalatlah di waktu malam ketika orang tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan sejahtera.” (HR. Tirmidzi, dan ia menshahihkannya).
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كُنْتُمْ ثَلَاثَةً فَلَا يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ الْآخَرِ حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ مِنْ أَجْلِ أَنْ يُحْزِنَهُ
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian bertiga, maka janganlah dua orang berbisik-bisik meninggalkan kawannya yang lain, hendaknya kamu bergaul dengan lain, karena hal itu akan membuatnya sedih.” (HR. Muslim)
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ *
Dari Abu Ayyub Al Anshariy radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, ketika bertemu yang satu berpaling dan yang satu lagi berpaling, dan orang yang paling baik di antara keduanya adalah orang yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهم أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ *
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang kuat itu bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi orang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari)
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang yang sangat pemaaf
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلَا امْرَأَةً وَلَا خَادِمًا إِلَّا أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا نِيلَ مِنْهُ شَيْءٌ قَطُّ فَيَنْتَقِمَ مِنْ صَاحِبِهِ إِلَّا أَنْ يُنْتَهَكَ شَيْءٌ مِنْ مَحَارِمِ اللَّهِ فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ *
Dari Aisyah ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah memukul seorang pun dengan tangannya, tidak pernah pula memukul wanita maupun pelayan. Lain dalam hal jihad fii sabiilillah, Beliau tidak pernah membalas orang yang menimpakan keburukan kepadanya kecuali jika larangan Allah dilanggar, maka Beliau membalasnya karena Allah Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كُنْتُ أَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ نَجْرَانِيٌّ غَلِيظُ الْحَاشِيَةِ فَأَدْرَكَهُ أَعْرَابِيٌّ فَجَبَذَهُ بِرِدَائِهِ جَبْذَةً شَدِيدَةً حَتَّى نَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عَاتِقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَثَّرَتْ بِهَا حَاشِيَةُ الْبُرْدِ مِنْ شِدَّةِ جَبْذَتِهِ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ مُرْ لِي مِنْ مَالِ اللَّهِ الَّذِي عِنْدَكَ فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ ضَحِكَ ثُمَّ أَمَرَ لَهُ بِعَطَاءٍ *
Dari Anas bin Malik dia berkata; "Saya berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika itu beliau mengenakan kain (selimut) Najran yang tebal ujungnya, lalu ada seorang Arab badui yang menemui Beliau. Langsung ditariknya kain Rasulullah dengan kuat sehingga saya melihat permukaan bahu beliau membekas karena ujung selimut akibat tarikan Arab badui yang kasar. Orang Arab badui itu berkata, "Wahai Muhammad, berikan kepadaku harta yang diberikan Allah padamu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh kepadanya sambil senyum serta menyuruh salah seorang sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya." (HR. Bukhari)
عن أَبَي هُرَيْرَةَ قَالَ قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَتَنَاوَلَهُ النَّاسُ فَقَالَ لَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ *
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Pernah seorang baduwi berdiri lalu kencing di masjid, orang-orang pun bangun (untuk memarahinya), maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Biarkanlah dia, siramkanlah kencingnya itu dengan setimba air atau seember air, karena kalian diutus untuk memudahkan bukan untuk menyusahkan.” (HR. Bukhari)
Bersambung...
Wa shallallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihihi wa shahbihi wa sallam
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah, Al Ushul Ats Tsalatsah (Muhammad bin Abdul Wahhab), Nubadz min akhlaaqin Nabi (Abdul Hamid As Suhaibani), Quthuuf minasy Syamaa’ilil Muhammadiyyah (M. bin Jamil Zaenu), Mukhtashar siiratin Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (Abdul Ghaniy Al Maqdisi), I’rif Nabiyyaka Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yaa bunayya (Abdul Majid Al Bayanuni), Minhaajul Muslim (Abu Bakar Al Jaza’iri), Riyaadhush Shaalihiin (Imam Nawawi), Untaian Mutiara Hadits (Penulis), dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger