Mengenal Lebih Dekat Nabi Muhammad (5)

بسم الله الرحمن الرحيم
Mengenal Lebih Dekat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (5)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut lanjutan risalah mengenal lebih dekat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, semoga Allah menjadikan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma amin.
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam hanya tersenyum
عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ *
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata, “Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak sampai terlihat bagian dalam mulutnya, yang aku lihat tawa Beliau hanyalah tersenyum.” (HR. Bukhari)
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik dalam bergaul
Disebutkan dalam shahih Bukhari bahwa ketika Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pulang dari perang Hunain, orang-orang Arab badui mengikuti Beliau untuk meminta harta, sampai mereka mendesak Beliau kepada sebuah pohon, selendeng Beliau ditarik, ketika itu Beliau di atas kendaraan, kata Beliau, “Kembalikan selendangku, apa kalian takut kalau aku bakhil? Demi Allah, kalau aku punya unta sebanyak pohon-pohon ini tentu aku akan bagikan buat kalian, sehingga kalian tidak menyangkaku sebagai orang yang bakhil, penakut, dan pendusta.”
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam melakukan nahi mungkar (mencegah kemungkaran)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ *
“Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya. JIka tidak sanggup, maka rubahlah dengan lisannya dan jika tidak sanggup juga, maka dengan hatinya, ini adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ تَقُولُ دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ سَتَرْتُ سَهْوَةً لِي بِقِرَامٍ فِيهِ تَمَاثِيلُ فَلَمَّا رَآهُ هَتَكَهُ وَتَلَوَّنَ وَجْهُهُ وَقَالَ يَا عَائِشَةُ أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُضَاهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ *
Dari Abdurrhaman bin Al Qaasim dari ayahnya, bahwa ia mendengar Aisyah berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah masuk menemuiku, ketika itu aku menutupi rakku dengan tirai tipis yang di sana terdapat gambar-gambar (makhluk bernyawa), maka ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihatnya, Beliau pun langsung menariknya dalam keadaan mukanya merah, lalu Beliau bersabda, “Wahai Aisyah! Manusia yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang meniru-niru ciptaan Allah.” (HR. Muslim)
عَنْ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ فَقَالُوا وَمَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ حِبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا *
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata, “Orang-orang Quraisy dibuat bingung karena ulah wanita al-Makhzumiyyah yang mencuri, mereka berkata, “Siapakah yang berani berbicara dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam masalah ini?” lalu ada yang berkata, “Tidak ada yang berani berbicara dengan Beliau kecuali Usamah bin Zaid orang yang dicintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Maka Usamah pun berbicara kepada Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu hendak membela dalam salah satu had di antara had-had Allah?” kemudian Beliau bangkit lalu berkhutbah, Beliau bersabda, “Sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kamu adalah karena apabila orang terhormat di kalangan mereka mencuri, mereka biarkan sedangkan jika orang lemah yang mencuri, maka mereka tegakkan had (hukuman) kepadanya. Demi Allah, seandainya Fatimah puteri Muhammad mencuri tentu aku akan potong tangannya.” (HR. Bukhari)
قال إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَجُلًا أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشِمَالِهِ فَقَالَ كُلْ بِيَمِينِكَ قَالَ لَا أَسْتَطِيعُ قَالَ لَا اسْتَطَعْتَ مَا مَنَعَهُ إِلَّا الْكِبْرُ قَالَ فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ *
Iyas bin Salamah bin Al Akwa’ berkata, bahwa bapaknya menceritakan kepadanya, “Ada seorang yang makan di dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tangan kiri, maka Beliau bersabda, “Makanlah dengan tangan kanan.” Orang itu pun menjawab, “Saya tidak bisa.” Maka Beliau bersabda, “Kamu tidak akan bisa”, tidak ada yang menghalangi orang itu melakukan perintah itu kecuali karena sombong, akhirnya ia tidak bisa mengangkat tangannya ke mulutnya.” (HR. Muslim)
عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّهُمْ خَرَجُوا عَنْ مَكَّةَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى حُنَيْنٍ قَالَ وَكَانَ لِلْكُفَّارِ سِدْرَةٌ يَعْكُفُونَ عِنْدَهَا وَيُعَلِّقُونَ بِهَا أَسْلِحَتَهُمْ يُقَالُ لَهَا ذَاتُ أَنْوَاطٍ قَالَ فَمَرَرْنَا بِسِدْرَةٍ خَضْرَاءَ عَظِيمَةٍ قَالَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ اجْعَلْ لَنَا ذَاتَ أَنْوَاطٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُمْ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ كَمَا قَالَ قَوْمُ مُوسَى ( اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةً قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ ) إِنَّهَا لَسُنَنٌ لَتَرْكَبُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ سُنَّةً سُنَّةً *
Dari Abu Waaqid Al Laitsiy, bahwa beberapa orang keluar dari Makkah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuju Hunain. Ketika itu orang-orang kafir memiliki pohon bidara yang sering mereka datangi sekaligus mereka taruh senjatanya di sana (untuk mencari berkah). Nama pohon itu adalah Dzat anwaath, maka ketika kami melewati pohon bidara berwarna hijau yang besar, kami berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, jadikanlah untuk kami Dzat anwaath,” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun langsung bersabda, “Demi Allah yang jiwaku di TanganNya- Kalian telah mengucapkan kata-kata yang sama dengan kata-kata kaum Musa, “Jadikan buat kami sesembahan sebagaimana yang mereka miliki.” Lalu Musa berkata, “Sesungguhnya kamu kaum yang jahil (bodoh).” Itu adalah tradisi, kalian akan ikuti tradisi orang-orang sebelum kalian satu persatu.” (HR. Ahmad. Hadits ini dinyatakan isnadnya shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim oleh pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah).
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ مَرَرْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي إِزَارِي اسْتِرْخَاءٌ فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ ارْفَعْ إِزَارَكَ فَرَفَعْتُهُ ثُمَّ قَالَ زِدْ فَزِدْتُ فَمَا زِلْتُ أَتَحَرَّاهَا بَعْدُ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ إِلَى أَيْنَ فَقَالَ أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ *
Dari Ibnu Umar ia berkata, “Aku pernah melewati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan kainku menjulur ke bawah, maka Beliau bersabda, “Wahai Abdullah, naikkanlah kainmu.” Aku pun menaikkannya, Beliau bersabda lagi, “Naikkan lagi,” maka aku pun menaikkan lagi. Oleh karena itu, aku selalu memperhatikan masalah ini.” Orang-orang pun bertanya, “Sampai mana (dinaikkan)?” Ibnu Umar menjawab, “Sampai pertengahan betis.” (HR. Muslim)[i]
Disebutkan dalam hadits yang shahih riwayat Ahmad bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah kedatangan suatu rombongan, Beliau kemudian membai’at sembilan orangnya dan membiarkan salah seorang di antara mereka, maka orang-orang berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau bai’at sembilan orang dan meninggalkan orang ini?” Beliau bersabda,
إِنَّ عَلَيْهِ تَمِيمَةً فَأَدْخَلَ يَدَهُ فَقَطَعَهَا فَبَايَعَهُ وَقَالَ مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
“Sesungguhnya orang ini memakai tamimah (jimat).” Lalu Beliau memasukkan tangannya ke (baju) orang itu dan memutuskan jimatnya kemudian membai’atnya, Beliau bersabda, “Barang siapa yang memakai jimat, maka telah berbuat syirk.”
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى صَبِيًّا حَلَقَ بَعْضَ رَأْسِهِ وَتَرَكَ بَعْضًا فَنَهَى عَنْ ذَلِكَ وَقَالَ احْلِقُوهُ كُلَّهُ أَوِ اتْرُكُوهُ كُلَّهُ * (النسائي)
Dari Ibnu Umar ia berkata, “bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat anak kecil dicukur sebagian rambutnya sedangkan bagian rambutnya yang lain tidak dicukur, Beliau kemudian melarangnya dan bersabda, “Cukurlah semuanya atau tinggalkan semuanya.” (HR. Nasa’i, dan dishahihkan oleh Al Albani)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلَا تَشْهَدْ مَعَنَا الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ *
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja wanita yang memakai minyak wangi, maka janganlah ikut hadir shalat ‘isya bersama kami.” (HR. Nasa’i, dan dishahihkan oleh Al Albani)
Kasih-sayang Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam kepada anak-anak
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهم عَنْهم قَالَ دَخَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَبِي سَيْفٍ الْقَيْنِ وَكَانَ ظِئْرًا لِإِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِبْرَاهِيمَ فَقَبَّلَهُ وَشَمَّهُ ثُمَّ دَخَلْنَا عَلَيْهِ بَعْدَ ذَلِكَ وَإِبْرَاهِيمُ يَجُودُ بِنَفْسِهِ فَجَعَلَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَذْرِفَانِ فَقَالَ لَهُ عَبْدُالرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ رَضِي اللَّهم عَنْهم وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ يَا ابْنَ عَوْفٍ إِنَّهَا رَحْمَةٌ ثُمَّ أَتْبَعَهَا بِأُخْرَى فَقَالَ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعُ وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ وَلَا نَقُولُ إِلَّا مَا يَرْضَى رَبُّنَا وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Kami pernah masuk bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menemui Abu Saif Al Qain yang istrinya menyusukan Ibrahim (anak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), Beliau lalu mengambil Ibrahim dan menciumnya, kemudian pada saat yang lain kami masuk menemuinya yang ketika itu Ibrahim sudah meninggal dunia, maka kedua mata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucurkan air mata, Abdurrahman bin ‘Auf pun berkata, “Mengapa Engkau (menangis), wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Wahai Ibnu ‘Auf, sesungguhnya ini adalah rasa sayang, yang kemudian diiringi dengan yang lain (air mata).” Kemudian  Beliau bersabda, “Sesungguhnya mata ini berlinangan air mata, hati bersedih, namun kami hanya mengucapkan kata-kata yang diridhai Tuhan kami, sungguh kami sangat bersedih berpisah denganmu wahai Ibrahim.” (HR. Bukhari)
Ketika Ja’far bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu terbunuh di Mu’tah, istrinya Asma binti Umais radhiyallahu 'anha berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu masuk menemuiku dan memanggil anak-anak Ja’far, aku melihat Beliau mencium mereka dengan air matanya mengalir, kemudian aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah sampai berita kepadamu tentang Ja’far?” Beliau menjawab, “Ya, dia terbunuh hari ini.” Lalu kami pun berdiri menangis, (kemudian) Beliau pulang lalu bersabda (kepada para sahabatnya),
اِصْنَعُوْا لِأَهْلِ جَعْفَرَ طَعَاماً فَإِنَّهُ قَدْ جَاءَهُمْ مَا يُشْغِلُهُم
“Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far karena mereka mendapatkan sesuatu yang menyibukkan mereka.” (HR. Ibnu Sa’ad, Tirmidzi dan Ibnu Majah, dan Tirmidzi berkata. “Hadits ini hasan shahih.”)
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِأَبِي الْعَاصِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِشَمْسٍ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا *
Dari Abu Qatadah Al Anshaariy ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam anak Abul ‘Aaash bin Rabii’ah bin ‘Abdi Syams. Ketika Beliau sujud, beliau taruh Umamah, dan ketika bangkit beliau gendong Umamah. (HR. Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ الْأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ أَبْصَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ الْحَسَنَ فَقَالَ إِنَّ لِي عَشْرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ وَاحِدًا مِنْهُمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ *
Dari Abu Hurairah, “Bahwa Al ‘Aqra’ bin Haabis pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mencium Al Hasan (cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam), ia pun berkata, “Sesungguhnya saya punya sepuluh anak, namun saya tidak pernah mencium salah seorang pun dari mereka.” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang tidak menyayangi tidak akan di sayangi.” (HR. Muslim)
Bersambung...
Wa shallallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihihi wa shahbihi wa sallam
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah, Al Ushul Ats Tsalatsah (Muhammad bin Abdul Wahhab), Nubadz min akhlaaqin Nabi (Abdul Hamid As Suhaibani), Quthuuf minasy Syamaa’ilil Muhammadiyyah (M. bin Jamil Zaenu), Mukhtashar siiratin Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (Abdul Ghaniy Al Maqdisi), I’rif Nabiyyaka Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yaa bunayya (Abdul Majid Al Bayanuni), Minhaajul Muslim (Abu Bakar Al Jaza’iri), Riyaadhush Shaalihiin (Imam Nawawi), Untaian Mutiara Hadits (Penulis), dll.




[i] Kain seorang muslim (termasuk celana) dianjurkan setengah betis, tidak mengapa agak ke bawah lagi selama tidak melewati mata kaki.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger