Belajar Mudah Ilmu Tauhid (2)

بسم الله الرحمن الرحيم

Belajar Mudah Ilmu Tauhid (2)

(Makna Laailaahaillallah, rukun, dan syaratnya)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut ini pembahasan tentang makna Laailaahaillallah, rukun, dan syaratnya yang kami terjemahkan dari kitab At Tauhid Al Muyassar karya Syaikh Abdullah bin Ahmad Al Huwail; semoga Allah menjadikan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamiin.
Dalil Laailaahaillallah (tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
شَهِدَ اللّهُ أَنَّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُواْ الْعِلْمِ قَآئِمَاً بِالْقِسْطِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian). Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Terj. QS. Ali Imran: 18)
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia.” (Terj. QS. Muhammad: 19)
Makna Laailaahaillallah
Arti Laailaahaillallah adalah laa ma’buda bihaqqin illallah (tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah).
Beberapa makna Laailaahaillallah yang keliru
1.       Laa ma’buda illallah (artinya: tidak ada sesembahan selain Allah)
Makna ini keliru, karena mengandung arti, bahwa setiap yang disembah baik benar atau salah adalah Allah.
2.       Laa khaaliqa illallah (artinya: tidak ada pencipta selain Allah)
Ini memang bagian dari Laailaahaillallah, akan tetapi bukan ini maksudnya. Hal itu, karena kalau makna laailaahaillallah seperti itu, tentu tidak akan terjadi perseteruan antara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kaumnya (kaum musyrik), karena mereka mengakui hal ini.
3.       Laa haakimiyyata illallah (artinya: tidak ada hakim selain Allah)
Ini juga salah satu bagian dari makna Laailaahaillallah, akan tetapi tidak cukup sampai di situ, dan bukan ini maksudnya. Hal itu, jika Allah dijadikan sebagai hakim satu-satunya, akan tetapi masih disembah sesuatu selain-Nya, maka sama saja belum terwujud tauhid.
Rukun Laailaahaillallah
Rukunnya ada dua:
1.       Nafyu (meniadakan, yaitu pada kata ‘Laailaaha’)
Maksudnya menafikan peribadatan kepada semua yang disembah selain Allah.
2.       Itsbat (menetapkan, yaitu pada kata ‘illallah’)
Maksudnya menetapkan ibadah hanya untuk Allah saja; tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dalil rukun di atas adalah firman Allah Ta’ala,
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ
“Karena itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut (sesembahan selain Allah).”
Ini adalah nafyu (peniadaan).
وَيُؤْمِن بِاللّهِ
 dan beriman kepada Allah,
ini adalah itsbat (menetapkan).
فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang sangat kuat.” (Terj. QS. Al Baqarah: 256)
Demikian pula firman Allah Ta’ala,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاء مِّمَّا تَعْبُدُونَ
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, "Sesungguhnya aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah.” (Terj. QS. Az Zukhruf: 26)
Ini adalah nafyu.
إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ
“Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menciptakanku;
Ini adalah itsbat.
فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ
“karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.” (Terj. QS. Az Zukhruf: 27)
Kapankah ucapan Laailaahaillallah bermanfaat bagi seseorang?
Pertama, ketika ia mengetahui maknanya.
Kedua, ketika mengamalkan konsekwensinya, yaitu meninggalkan sesembahan selain Allah dan beribadah hanya kepada Allah saja.
Syarat-syarat Laailaahaillallah
Berikut ini syarat-syarat Laailaahaillallah secara garis besar. Dan Laailaahaillallah tidaklah memberikan manfaat bagi orang yang mengucapkannya sampai ia melakukan syarat-syaratnya. Jumlah syaratnya ada delapan, yaitu:
1.       Ilmu yang meniadakan ketidaktahuan.
2.       Yakin yang meniadakan keraguan.
3.       Ikhlas yang meniadakan kesyirikkan.
4.       Jujur yang meniadakan kedustaan.
5.       Cinta yang meniadakan kebencian.
6.       Tunduk yang meniadakan sikap meninggalkan.
7.       Menerima yang meniadakan sikap penolakan.
8.       Ingkar kepada semua yang disembah selain Allah.
Syair yang memuat syarat-syarat Laailaahaillallah
عِلْمٌ يَقِيْنٌ وَإِخْلاَصٌ وَصِدْقُكَ مَعَ
                        مَحَبَّةٍ وَانْقِيَادٍ وَالْقَبُوْلِ لَهَا
وَزِدْ ثَامِنَهَا اْلكُفْرَانَ مِنْكَ بِمَا
                        سِوَى اْلإِلَهِ مِنَ الْأَوْثَانِ قَدْ أُلِّهَا
Ilmu, yakin, ikhlas dan kejujuranmu
Disertai cinta, tunduk, dan menerima,
Tambahkanlah yang kedelapannya dengan sikap kufurmu
Kepada berhala-berhala yang disembah selain-Nya
Syarat-Syarat Laailaahaillallah secara rinci
1.       Ilmu yang meniadakan ketidaktahuan.
Maksudnya adalah mengetahui makna Laailaahaillallah yang terdiri dari nafyu (peniadaan sesembahan selain Allah) dan itsbat (menetapkan ibadah hanya untuk Allah). Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia.” (Terj. QS. Muhammad: 19)
2.       Yakin yang meniadakan keraguan.
Maksudnya orang yang mengucapkannya yakin secara sempurna, bahwa Allah adalah Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Terj. QS. Al Hujurat: 15)
3.       Ikhlas yang meniadakan kesyirikkan.
Maksudnya engkau ikhlaskan semua ibadah karena Allah saja dan tidak mengarahkan satu pun daripadanya kepada selain Allah. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (Terj. QS. Al Bayyinah: 5)
4.       Jujur yang meniadakan kedustaan.
Maksudnya engkau mengucapkan kalimat tauhid dalam keadaan jujur; dimana hatimu sejalan dengan lisanmu. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
الم-- أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ-- وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Alif laam miim--Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji lagi?--Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.” (Terj. QS. Al ‘Ankabut: 1-3)
5.       Cinta yang meniadakan kebencian.
Maksudnya kamu mengucapkan kalimat Laailaahaillallah dalam keadaan engkau cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, mencintai kalimat tersebut, dan mencintai kandungannya. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللّهِ أَندَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللّهِ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبّاً لِّلّهِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat sangat cintanya kepada Allah.” (Terj. QS. Al Baqarah: 165)
6.       Tunduk yang meniadakan sikap meninggalkan.
Maksudnya engkau beribadah kepada Allah saja, tunduk kepada syariat-Nya, beriman kepadanya, dan meyakini bahwa syariat-Nya adalah benar. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ
“Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya.” (Terj. QS. Az Zumar: 54)
7.       Menerima yang meniadakan sikap penolakan.
Maksudnya engkau menerima kalimat Laailaahaillallah dan menerima kandungannya yang berupa pemurnian ibadah hanya kepada Allah saja dan meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ-- وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوا آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُونٍ
“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, "Laa ilaaha illallah" (artinya: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,--Dan mereka berkata, "Apakah kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair yang gila?" (Terj. QS. Ash Shaaffaat: 35-36)
8.       Ingkar kepada semua yang disembah selain Allah.
Maksudnya adalah engkau berlepas diri dari sesembahan selain Allah dan meyakini, bahwa semua itu adalah batil. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ
“Karena itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut (sesembahan selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang sangat kuat.” (Terj. QS. Al Baqarah: 256)
Bersambung...
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.

Diterjemahkan dari kitab At Tauhid Al Muyassar oleh Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger