بسم الله الرحمن الرحيم
'Aqidah Islam (6)
Beriman Kepada Hari
Akhir
(Tentang kebangkitan
dan pengumpulan makhluk di padang
mahsyar)
Peristiwa ketika tiba hari kiamat
Ketika manusia sedang asyik makan, minum dan
bercengkrama, bahkan wanita sedang asyik menyusui anaknya, maka muncullah
goncangan dahsyat di jagat raya, bumi hancur luluh, gunung-gunung pecah
berantakan, langit retak mengerikan, bintang-bintang berjatuhan, tatanan planet
dan tata surya berubah tidak beraturan dan manusia bertanya-tanya, ada apa
gerangan?
"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang
dahsyat),--Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang
dikandung)nya,--Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi
begini)?",--Pada hari itu bumi menceritakan beritanya,-- Karena sesungguhnya
Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya.--Pada hari itu
manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka, (Terj. Az Zalzalah:
1-6)
Goncangan itu karena kerasnya suara malaikat Israfil
(yang meniup sangkakala) sehingga segala sesuatu luluh lantak dan tidak akan
tenang kembali hingga bumi melempar seluruh apa saja yang berada di atasnya
dari mulai gunung-gunung, pohon-pohon dan bangunan (Rintangan Setelah Kematian,
hal. 91-92)
Kiamat terjadi dengan tiba-tiba ketika masing-masing
manusia sibuk dengan urusannya. Allah berfirman:
"Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari
kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedangkan mereka tidak
menyadarinya." (Terj. Az Zukhruf: 66)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَلَتَقُومَنَّ السَّاعَةُ
وَقَدْ نَشَرَ الرَّجُلاَنِ ثَوْبَهُمَا بَيْنَهُمَا ، فَلاَ يَتَبَايَعَانِهِ
وَلاَ يَطْوِيَانِهِ ، وَلَتَقُومَنَّ السَّاعَةُ وَقَدِ انْصَرَفَ الرَّجُلُ
بِلَبَنِ لِقْحَتِهِ فَلاَ يَطْعَمُهُ ، وَلَتَقُومَنَّ السَّاعَةُ وَهْوَ يُلِيطُ
حَوْضَهُ فَلاَ يَسْقِى فِيهِ ، وَلَتَقُومَنَّ السَّاعَةُ وَقَدْ رَفَعَ
أُكْلَتَهُ إِلَى فِيهِ فَلاَ يَطْعَمُهَا
"Kiamat
akan tegak sementara dua orang sedang bertransaksi jual beli baju, keduanya
belum sepakat dan belum melipat bajunya. Kiamat akan tegak sementara orang
sedang pulang membawa susu hasil perahan hewannya, namun ia belum sempat
meminumnya. Kiamat akan tegak, sementara ia sedang memperbaiki kolamnya, namun
belum sempat digunakan. Kiamat akan tegak sementara seseorang sedang mengangkat
suapannya, namun belum sempat dimakannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Saat tiba hari kiamat, umat manusia panik, nampak
seperti orang-orang yang mabuk padahal mereka tidak mabuk. Mereka berhamburan
bagai anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung hancur bagai bulu yang
dihambur-hamburkan, kemudian manusia mati semua.
Setelah itu, ditiup sangkakala kedua -jarak antara
tiupan pertama dengan tiupan kedua empat puluh, wallahu a'lam apakah empat
puluh hari, bulan atau tahun sebagaimana disabdakan Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam-, maka semua makhluk hidup kembali dan apa saja yang ada dalam perut
bumi muntah keluar. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Dan apabila bumi diratakan,--Dan dilemparkan apa
yang ada di dalamnya serta menjadi kosong, (Terj. Al Insyiqaq: 3-4)
Manusia dibangkitkan dengan berusia 33 tahun
(sebagaimana dalam riwayat Muslim), dan hamba Allah yang pertama kali bangkit
dan keluar dari kuburnya adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
(sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim).
Kemudian manusia digiring ke padang mahsyar, mereka dihimpun di bumi yang
baru berwarna putih kemerah-merahan, bagaikan tepung roti yang dibakar.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
« يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ
كَقُرْصَةِ نَقِىٍّ » .
قَالَ سَهْلٌ أَوْ غَيْرُهُ : لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لأَحَدٍ .
"Manusia
dikumpulkan pada hari kiamat di atas tanah putih kemerah-merahan seperti tepung
roti yang bersih", Sahl atau yang lainnya berkata, "Tidak ada tanda
(bangunan atau gedung) milik siapa pun." (HR. Bukhari dan Muslim)
Mereka dihimpun dalam kondisi telanjang, belum
dikhitan dan tanpa mengenakan alas kaki. Mereka digiring menuju mahsyar
berkelompok, ada yang berkendaraan, ada yang berjalan kaki dan ada yang
berjalan telungkup di atas wajahnya.
Anas bin Malik berkata: "Ada seorang yang berkata, "Wahai Nabi
Allah! Bagaimana orang kafir dihimpun dalam kondisi telungkup di atas wajahnya?
Beliau menjawab, "Bukankah Dzat yang mampu membuatnya berjalan dengan
kedua kaki di dunia mampu membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat?!"
(HR. Bukhari)
Nasib manusia ketika di padang mahsyar
Manusia dibangkitkan dari alam kubur dan digiring
menuju mahsyar sesuai dengan kondisi amal perbuatan pada saat mereka mati, bila
mereka mati di atas kebaikan, mereka mendapat husnul khatimah dan bila mereka
mati di atas keburukan, maka mereka mati di atas su'ul khatimah. Contohnya:
-
Para koruptor dan
penerima suap akan dikumpulkan dengan membawa barang yang dikorupsinya.
-
Pemakan riba dihimpun di padang mahsyar dalam
keadaan sempoyongan seperti orang gila karena kesurupan setan.
-
Wanita yang meratapi kematian
dibangkitkan dengan memakai pakaian dari qathiran (pelankin/ter) dan baju dari
jarab (baju yang kumal dan gatal).
-
Suami yang tidak adil kepada
isterinya akan dibangkitkan dalam keadaan badannya mati sebelah.
-
Orang-orang yang sombong dan
congkak akan dihimpunkan seperti semut-semut kecil dalam bentuk manusia. Mereka
diliputi kehinaan dari berbagai arah dan digiring ke penjara di neraka Jahannam
yang disebut Bulas. Mereka dinaungi oleh api dan diberi minum dari perasan
kotoran penghuni neraka yang bernama Thinatul Khabal.
-
Orang yang biasa hidup kenyang
adalah orang yang paling lapar di waktu itu.
-
Para pengkhianat akan
diberikan bendera pengkhianatan, dan akan dikatakan, "Inilah
pengkhianatan fulan bin fulan."
-
Para syuhada dihimpun
dalam keadaan berlumuran darah, namun beraroma minyak kasturi.
-
Orang yang meninggal dalam keadaan
ihram akan dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah.
Lihat dalil-dalil apa yang kami sebutkan dalam buku
"Rintangan Setelah Kematian" oleh Ust. Zainal 'Abidin.
Suasana di padang
mahsyar
Manusia semua berdiri di hadapan Allah selama setengah
hari, yang kadarnya satu hari sama dengan lima
puluh ribu tahun. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ (المطففين
6) مِقْدَارَ نِصْفِ يَوْمٍ مِنْ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ فَيُهَوِّنُ ذَلِكَ عَلَى
الْمُؤْمِنِ كَتَدَلِّي الشَّمْسِ لِلْغُرُوْبِ إِلىَ أَنْ تَغْرُبَ
"Pada
hari manusia bangkit menghadap Allah Rabbul 'alamin (Al Muthaffifin: 6), selama
setengah hari (dari satu hari yang kadarnya) lima puluh ribu tahun. Maka diringankan bagi
orang mukmin (sehingga lamanya) seperti matahari menjelang terbenam sampai
terbenam." (HR. Abu Ya'la dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shahut Targhib wat Tarhib no. 3589)
Di tempat itu, manusia merasakan kesengsaraan yang
amat berat, bagaimana tidak? Pada saat itu, matahari didekatkan satu mil. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
« تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ .
فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِى الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ
يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ
مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا »
.
"Matahari
akan didekatkan dengan makhluk pada hari kiamat sehingga jaraknya satu mil. Ketika
itu, manusia berkeringat sesuai dengan amalnya. Di antara mereka ada yang berkeringat
sampai ke mata kaki, ada pula yang sampai ke kedua lutut, ada yang sampai ke
pinggangnya dan ada yang tenggelam oleh keringatnya."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berisyarat
dengan tangannya ke mulutnya.
(HR. Muslim)
Di tengah suasana yang panas itu, ada sekelompok
manusia yang beruntung dan berbahagia karena mendapat naungan Allah. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Ada tujuh
orang yang akan dinaungi Allah Ta’ala pada hari yang tidak ada naungan selain
naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang ‘adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah
kepada Allah, seorang yang hatinya terikat dengan masjid, dua orang yang cinta
karena Allah, berkumpul karena-Nya dan berpisah pun karena-Nya, seorang yang
diajak mesum oleh wanita yang berkududukan dan cantik lalu ia mengatakan
“Sesungguhnya saya takut kepada Allah”, seorang yang bersedekah lalu ia
menyembunyikan sedekahnya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang dikeluarkan oleh tangan kanannya dan seorang yang mengingat Allah di
tempat yang sepi, lalu kedua matanya berlinangan air mata.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada pula amalan
lain yang dapat mendatangkan bantuan dan naungan Allah, yaitu: sedekah, membaca surat Al Baqarah dan Ali
Imran, serta memudahkan orang yang kesulitan (lihat dalil-dalilnya dalam buku
"Rintangan Setelah Kematian").
Di padang
mahsyar, Allah menghardik dan mencela orang-orang kafir di hadapan seluruh
makhluk, karena tindakan mereka menyekutukan Allah dengan berhala-berhala dan
mengkultuskan orang shalih serta fanatik terhadap sesembahan nenek moyang
mereka. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Dan kamu
benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu
pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di
belakangmu (di dunia). Kami tidak melihat pemberi syafa'at besertamu yang kamu
anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah
(pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu anggap
(sebagai sekutu Allah)." (Terj. Al An'am: 94)
Lihat juga surat An Nahl: 27, Al
Mu'min: 73-74 dan surat
Fushshilat: 47-48.
Setelah kaum kafir
mengetahui nasibnya dan kaum munafiqin dalam keadaan hina-dina, maka terjadilah
dialog antar mereka di depan ahli mahsyar, sementara satu sama lain saling
melempar tanggung jawab dan saling menyalahkan (kisahnya dapat dilihat di surat Qaf: 27-29, Yunus:
28-30 dan Ash Shaffat: 27-34).
Marwan bin Musa
Maraji’: Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama'ah (Dr. Nashir bin Abdul Karim
Al 'Aql), Rintangan setelah kematian (Ust. Zainal Abidin).
0 komentar:
Posting Komentar