بسم الله الرحمن الرحيم
'Aqidah Islam (9)
Kenikmatan Surga
Segala puji bagi Allah Rabbul 'aalamin, shalawat dan
salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'd:
Berikut ini merupakan ringkasan tentang keindahan
surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya, merujuk kepada kitabullah dan sunnah
Rasulullah yang shahih atau hasan –insya Allah-.
Surga dan Neraka
Surga adalah tempat yang disediakan Allah untuk orang-orang yang
bertakwa. Sedangkan neraka adalah tempat yang disediakan Allah untuk
orang-orang kafir, dan para pelaku maksiat -kecuali mereka yang dirahmati
Allah Ta’ala-. Keduanya adalah makhluk Allah yang kekal dan sudah ada
sekarang. Surga berada di tempat yang sangat tinggi (‘Illiyyiin), sedangkan
neraka berada di tempat yang sangat rendah (Sijjiin).
Keindahan surga
Di dalam surga terdapat kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh
mata, terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas di hati manusia. Barang
siapa yang meminta surga kepada Allah sebanyak tiga kali, maka surga akan
berkata, “Ya Allah, masukkanlah dia ke surga”, dan barang siapa yang
meminta perlindungan kepada Allah dari neraka sebanyak tiga kali, maka neraka
akan berkata, “Ya Allah, lindungilah dia dari neraka”[i].
Di surga dan neraka sudah tidak ada kematian lagi, kematian nanti akan
didatangkan dalam bentuk seekor kambing lalu disembelih di antara surga dan
neraka, kemudian dikatakan, “Wahai penghuni surga! Kekal dan tidak ada
kematian lagi”, maka bertambah gembira penghuni surga dan dikatakan kepada
penghuni neraka “Wahai penghuni neraka! Kekal dan tidak ada kematian lagi”[ii],
maka bertambah sedih penghuni neraka. Demikian juga akan dikatakan kepada
penghuni surga “Sesungguhnya kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit
selama-lamanya, kalian akan tetap hidup dan tidak akan mati selama-lamanya,
kalian akan tetap muda dan tidak akan tua selama-lamanya, kalian akan tetap
senang dan tidak akan sengsara selama-lamanya”[iii].
Di surga terdapat lautan susu, lautan air yang tidak berubah rasanya, lautan
madu dan lautan arak, dari situlah mengalir sungai-sungai surga[iv].
Surga memiliki delapan pintu, di mana orang yang mengucapkan syahadat setelah berwudhu'
dapat memasuki pintu mana saja yang dia kehendaki[v].
Barang siapa ketika di dunia terbiasa menjalankan shalat, maka akan dipanggil
dari pintu shalat. Barang siapa terbiasa berjihad, maka akan dipanggil dari
pintu jihad. Barang siapa terbiasa berpuasa, maka akan dipanggil dari pintu Ar
Rayyan dan barang siapa terbiasa bersedekah, maka akan dipanggil dari pintu
sedekah[vi],
dan pintu Ar Rayyan hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa[vii].
Yang pertama kali masuk surga adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam[viii],
rombongan pertama yang masuk ke surga, wajahnya seperti bulan purnama dan
rombongan kedua seperti bintang-bintang yang berkilau di langit, mereka tidak
buang air kecil dan tidak buang air besar, tidak membuang ingus dan dahak serta
tidak meludah, sisir mereka adalah emas dan keringat mereka adalah kesturi, pewanginya
adalah kayu uluwwah (kemenyan), istri-istri mereka adalah bidadari yang bermata
jeli[ix],
rupa mereka seperti rupa bapak mereka; Nabi Adam ‘alaihissalam yang tingginya
60 hasta[x].
Penghuni surga diilhami bertasbih dan bertahmid sebagaimana mereka diilhami
bernafas ketika di dunia[xi],
mereka bertasbih di pagi dan petang[xii].
Doa mereka adalah “Subhaanakallahumma” (Maha suci Engkau, ya Allah),
penghormatannya adalah salam dan penutup doa mereka adalah “Al Hamdulillahi
rabbil ‘aalamiin”[xiii].
Di surga terdapat 100 derajat (tingkatan) yang Allah siapkan untuk orang-orang
yang berjihad di jalan-Nya, masing-masing derajat jaraknya seperti antara
langit dan bumi. Oleh karena itu, jika kita meminta surga kepada Allah, maka
mintalah surga Firdaus, ia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi,
di atasnya ada ‘Arsyi Allah, dan dari sanalah sungai-sungai surga mengalir[xiv].
Seorang mukmin di surga diberi 100 kekuatan untuk makan, minum dan menggauli
istrinya[xv].
Di surga terdapat kemah dari satu mutiara yang berongga, panjangnya 60 mil, di masing-masing
sisi ada istri (yang terdiri dari bidadari dan istrinya ketika di dunia), di
mana yang satu dengan yang lain tidak bisa melihat, dan seorang mukmin akan
menggilir mereka[xvi].
Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menaruh rasa ridha’ kepada mereka dan tidak
akan murka selama-lamanya[xvii].
Para penghuni surga melihat penghuni surga yang berada di ghurfah (tingkat atas)
seperti mereka melihat bintang di langit[xviii].
Para penghuni surga akan diberi perhiasan
berupa gelang emas dan pakaian hijau dari sutera halus dan tebal, mereka duduk
sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah[xix],
mereka dilayani oleh wildaan mukhalladuun (anak-anak muda yang tetap muda)[xx]
yang jika kita melihat mereka, nampak seperti mutiara yang bertaburan[xxi].
Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di
atas dipan-dipan, memperoleh buah-buahan dan apa yang mereka minta[xxii].
Mereka berada di tempat-tempat yang aman, yaitu di taman-taman dan mata air,
mereka memakai sutera yang halus dan tebal, mereka duduk berhadap-hadapan, dan
diberikan bidadari[xxiii],
yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik[xxiv],
pandangannya tidak liar lagi sebaya umurnya[xxv],
kalau seandainya wanita surga menampakkan dirinya kepada penduduk bumi, niscaya
ia akan menerangi di antara keduanya dan bumi akan penuh dengan wewangian,
sungguh penutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya[xxvi].
Mereka di surga tidak mendengar perkataan sia-sia dan tidak pula perkataan
dusta[xxvii],
tetapi ucapan salam yang mereka dengarkan[xxviii].
Para penghuni surga tidak memiliki rasa
dengki, iri dan permusuhan antara yang satu dengan yang lain, mereka semua
bersaudara, mereka tidak pernah lelah dan tidak akan dikeluarkan dari surga[xxix].
Di surga terdapat pasar yang didatangi setiap hari jum’at, lalu angin utara
berhembus dan menerpa wajah dan pakaian mereka sehingga membuat mereka semakin
menarik dan tampan. Dalam keadaan seperti itu mereka pulang kepada istri-istri
mereka, lalu istri mereka berkata, “Demi Allah, kamu nampak semakin tampan dan
ganteng”. Mereka menjawab, “Kamu juga semakin cantik dan ayu.”[xxx]
Umat yang paling banyak menjadi penghuni surga adalah umat Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam, di mana separuh penghuni surga adalah umat
Beliau[xxxi].
Yang terakhir masuk surga
Penghuni surga yang paling rendah tingkatannya adalah seorang yang
datang setelah penghuni surga masuk ke surga, lalu dikatakan kepadanya “Masuklah
ke surga”, orang itu berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana caranya, semua
orang telah menempati tempatnya dan telah mengambil bagiannya?” Lalu dikatakan
kepadanya, “Ridhakah kamu jika kamu memiliki kerajaan seperti yang dimiliki raja
di antara raja-raja dunia?” Orang itu menjawab, “Tentu aku rela, wahai
Tuhanku”, lalu dikatakan kepadanya, “Untukmu seperti itu, seperti itu,
seperti itu, seperti itu dan seperti itu”, ia pun berkata yang kelima
kalinya, “Aku rela, wahai Tuhanku”, lalu dikatakan kepadanya, “Itu untukmu
dan sepuluh yang semisalnya, dan untukmu apa yang kamu inginkan dan kamu
rindukan”, orang itu pun berkata, “Aku rela wahai Tuhanku[xxxii].
Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga-Mu dan lindungilah kami
dari neraka.
Marwan bin Musa
[iii] HR. Muslim.
[iv] HR. Tirmidzi, Shahihul Jaami' no. 2122.
[vi] HR. Bukhari.
[vii] HR. Bukhari.
[viii] HR. Ahmad, Shahihul Jaami' no. 1.
[ix] Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan, bahwa
masing-masing mereka memiliki dua istri yang sumsum betisnya terlihat dari
balik dagingnya karena demikian cantiknya.
[xi] HR. Muslim.
[xii] HR. Muslim.
[xiii] Lihat Yunus : 10
[xiv] HR. Bukhari.
[xv] HR. Thabrani, Shahihul Jaami' no. 1627.
[xvi] HR. Muslim.
[xviii] HR. Muslim.
[xix] Lihat Al Kahfi 30-31.
[xx] Lihat Al Waaqi’ah : 17-18.
[xxi] Lihat Al Insan : 19
[xxii] Lihat Yaasin : 56-57.
[xxiii] Lihat Ad Dukhan : 51-54
[xxiv] Lihat Al Waaqi’ah : 22-23.
[xxv] Lihat Shaad : 52
[xxvii] Lihat An Naba’ : 35
[xxviii] Lihat Al Waaqi'ah: 26
[xxix] Lihat Al Hijr : 47-48.
[xxx] HR. Muslim.
[xxxii] HR. Muslim.
0 komentar:
Posting Komentar