بسم الله الرحمن الرحيم
Sunnah-Sunnah Nabi shallallahu alaihi
wa sallam Yang Terlupakan (2)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat,
amma ba’du:
Berikut beberapa sunnah-sunnah
Nabi shallallahu alaih wa sallam yang terlupakan yang kami terjemahkan
dari risalah Sunan Mansiyah yang diterbitkan oleh Mibrah at Tawashul Al
Khairiyyah dan kami berikan tambahan. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan
risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Sunnah-Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam Yang Terlupakan
14. Shalat sunah dua rakaat di rumah ketika hendak keluar dan
ketika masuk ke rumah agar terhindar dari keburukan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا خَرَجْتَ مِنْ مَنْزِلِكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ
تَمْنَعَانِكَ مَخْرَجَ السُّوْءِ، وَإِذَا دَخَلْتَ مَنْزِلَكَ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ
تَمْنَعَانِكَ مَدْخَلَ السُّوْءِ.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu alaihi wa
sallam, Beliau bersabda, “Apabila engkau hendak keluar dari rumahmu, maka
shalatlah dua rakaat untuk menghindarkanmu dari tempat keluar yang buruk, dan
apabila engkau masuk ke rumah, maka shalatlah dua rakaat agar menghindarkanmu
dari tempat masuk yang buruk.” (Hr. Al Mukhlish dalam haditsnya seperti
disebutkan dalam Al Muntaqa (1/69/12), Al Bazzar dalam Al Musnad
(81), Dailami dalam Musnadnya (1/1/108), Abdul Ghani Al Maqdisi dalam Akhbarush
Shalah (1/67, 2/68), dishahihkan oleh Al Albani dalam
As Silsilah Ash
Shahiihah no. 1323)
15. Mengucapkan salam kepada anak-anak
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «مَرَّ عَلَى غِلْمَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ»
Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam pernah melewati anak-anak, lalu Beliau memberi salam kepada mereka.”
(Hr. Muslim)
16.
Melakukan shalat dua rakaat di rumah sepulang shalat Ied
عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا رَجَعَ مِنَ الْمُصَلَّى صَلَّى رَكْعَتَيْنِ» هَذِهِ سُنَّةٌ عَزِيزَةٌ،
بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ "
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu ia berkata,
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila pulang dari lapangan shalat
Ied, melakukan shalat dua rakaat.” (Hr. Hakim, ia berkata, “Ini adalah sunnah
yang mulia dengan isnad yang shahih, namun keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak
menyebutkan.” (Dishahihkan oleh Adz Dzahabi)
17.
Ketika lalat masuk ke dalam bejana
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ثُمَّ
لِيَنْزِعْهُ، فَإِنَّ فِي إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالأُخْرَى شِفَاءً»
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Apabila lalat jatuh di bejana salah
seorang di antara kamu, maka tenggelamkanlah lalat itu, lalu angkat dan
buanglah, karena pada salah satu sayapnya ada penyakit, dan pada sayap yang
satu lagi ada obatnya.” (Hr. Bukhari)
18.
Memberi kabar gembira dengan neraka ketika melewati kubur
orang musyrik
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لِلْأَعْرَابِيِّ: «حَيْثُمَا مَرَرْتَ بِقَبْرِ مُشْرِكٍ فَبَشِّرْهُ بِالنَّارِ»
Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda kepada seorang Arab badui, “Di mana saja engkau lewati kuburan
orang musyrik, maka berikan kabar gembira kepadanya dengan neraka.” (Hr. Ibnu
Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
19.
Bertakbir ketika jalan menaik, dan bertasbih ketika jalan
menurun
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «كُنَّا إِذَا صَعِدْنَا
كَبَّرْنَا، وَإِذَا نَزَلْنَا سَبَّحْنَا»
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma ia berkata,
“Kami bertakbir ketika jalan menaik dan bertasbih ketika jalan menurun.” (Hr.
Bukhari)
20.
Memberi salam kepada orang muslim yang kita kenal dan
yang tidak kita kenal
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ: «تُطْعِمُ الطَّعَامَ،
وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ»
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma, bahwa ada
seorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Ajaran Islam
mana yang lebih banyak manfaatnya?” Beliau menjawab, “Yaitu engkau beri makan
orang lain dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal maupun yang
tidak engkau kenal.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
21.
Duduk ketika makan dan minum
عَنْ
أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، «أَنَّهُ نَهَى أَنْ يَشْرَبَ
الرَّجُلُ قَائِمًا» ، قَالَ قَتَادَةُ: فَقُلْنَا فَالْأَكْلُ، فَقَالَ: «ذَاكَ أَشَرُّ
أَوْ أَخْبَثُ»
Dari Anas, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, bahwa
Beliau melarang minum sambil berdiri. Qatadah berkata, “Kami pun bertanya,
“Jika makan bagaimana?” Ia menjawab, “Itu lebih buruk atau lebih jelek lagi.”
(Hr. Muslim)
22.
Tidak melabuhkan kain melewati mata kaki
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: «مَا أَسْفَلَ مِنَ الكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِي النَّارِ»
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, bahwa Beliau bersabda, “Kain apa saja yang
melewati dua mata kaki, maka tempatnya di neraka.” (Hr. Bukhari)
23.
Membiarkan janggut dan memendekkan kumis
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " خَالِفُوا
المُشْرِكِينَ: وَفِّرُوا اللِّحَى، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ "
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, dari Nabi shallallahu
alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Selisihilah orang-orang musyrik, biarkanlah
janggut lebat dan potonglah kumis.” (Hr. Bukhari)
24.
Meludah tipis ke kiri dalam shalat ketika terjadi was-was
عَنْ
أَبِي الْعَلَاءِ، أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ أَبِي الْعَاصِ، أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ حَالَ بَيْنِي
وَبَيْنَ صَلَاتِي وَقِرَاءَتِي يَلْبِسُهَا عَلَيَّ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ، فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ
فَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْهُ، وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلَاثًا» قَالَ: فَفَعَلْتُ
ذَلِكَ فَأَذْهَبَهُ اللهُ عَنِّي
Dari Abul Ala, bahwa Utsman bin Abil Ash pernah datang
kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya setan menghalangiku dari perhatian terhadap shalatku dan bacaanku;
ia menyamarkannya bagiku.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Itu adalah setan yang disebut Khanzab. Jika engkau merasakannya,
maka mintalah perlindungan kepada Allah dan meludah tipislah ke kirimu tiga
kali.” Utsman bin Abil Ash berkata, “Maka aku melakukannya, lalu Allah
hilangkan was-was itu dariku.” (Hr. Muslim)
25.
Melakukan Sunanul Fitrah
عَنْ
عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "
عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ: قَصُّ الشَّارِبِ، وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ، وَالسِّوَاكُ،
وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ، وَقَصُّ الْأَظْفَارِ، وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ، وَنَتْفُ الْإِبِطِ،
وَحَلْقُ الْعَانَةِ، وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ " قَالَ زَكَرِيَّا: قَالَ مُصْعَبٌ:
وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ
Dari Aisyah radhiyallahu
anha ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Ada 10 sunnah yang termasuk fitrah (yakni
sunanul fitrah), yaitu: memotong kumis, membiarkan janggut, bersiwak, menghirup air ke hidung,
memotong kuku, mencuci lipatan jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu
kemaluan dan beristinja'." Zakariyya salah seorang perawi hadits tersebut
berkata, "Saya lupa yang kesepuluhnya, namun kalau tidak salah
berkumur-kumur." (Hr. Muslim)
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: «وُقِّتَ لَنَا فِي قَصِّ الشَّارِبِ، وَتَقْلِيمِ الْأَظْفَارِ،
وَنَتْفِ الْإِبِطِ، وَحَلْقِ الْعَانَةِ، أَنْ لَا نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ
لَيْلَةً»
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Telah diberikan waktu
kepada kami (oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) terkait memotong
kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu kemaluan agar
kami tidak membiarkan lebih dari 40 hari.” (Hr. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi,
Nasa’i, dan Ibnu Majah)
26.
Melakukan shalat Dhuha empat rakaat
عَنْ
أَبِي مُوسَى قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ
صَلَّى الضُّحَى أَرْبَعًا، وَقَبْلَ الْأُولَى أَرْبَعًا بُنِيَ لَهُ بِهَا بَيْتٌ
فِي الْجَنَّةِ»
Dari Abu Musa ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, “Barang siapa yang melakukan shalat Dhuha empat rakaat, dan
melakukan shalat sebelum Zhuhur empat rakaat, maka akan dibangunkan untuknya
istana di surga.” (Hr. Thabrani dalam Al Awsath, dan dinyatakan hasan
oleh Al Albani)
27.
Meminta perlindungan kepada Allah dari keburukan di malam
hari
عَنْ
عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظَرَ إِلَى القَمَرِ،
فَقَالَ: «يَا عَائِشَةُ اسْتَعِيذِي بِاللَّهِ مِنْ شَرِّ هَذَا، فَإِنَّ هَذَا هُوَ
الغَاسِقُ إِذَا وَقَبَ»
Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Nabi shallallahu
alaihi wa sallam saat melihat bulan berkata, “Wahai Aisyah, berlindunglah
kepada Allah dari keburukan makhluk ini (bulan), karena inilah malam ketika
telah gelap gulita.” (Hr. Tirmidzi, dinyatakan hasan shahih oleh Al Albani)
28.
Menghadap makmum seusai shalat fardhu
عَنِ
الْبَرَاءِ، قَالَ: كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، أَحْبَبْنَا أَنْ نَكُونَ عَنْ يَمِينِهِ، يُقْبِلُ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ،
قَالَ: فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: «رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ - أَوْ تَجْمَعُ
- عِبَادَكَ» .
Dari Barra ia berkata, “Kami ketika shalat di belakang
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam senang berada di sebelah kanannya;
Beliau menghadap kepada kami dengan wajahnya. Ketika itu aku mendengar Beliau
berdoa,
«رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ
يَوْمَ تَبْعَثُ - أَوْ تَجْمَعُ - عِبَادَكَ»
“Ya Rabbi, jagalah aku dari azab-Mu pada hari Engkau
membangkitkan atau mengumpulkan hamba-hamba-Mu.” (Hr. Muslim)
29.
Membaca Laailaahaillallahu wahdahu laa syariika
lah...dst. (10 x) seusai shalat Subuh dan Maghrib.
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْمٍ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: " مَنْ قَالَ قَبْلَ أَنْ يَنْصَرِفَ
وَيَثْنِيَ رِجْلَهُ مِنْ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ، وَالصُّبْحِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ،
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ،
يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ، كُتِبَ لَهُ
بِكُلِّ وَاحِدَةٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ، وَرُفِعَ
لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ، وَكَانَتْ حِرْزًا مِنْ كُلِّ مَكْرُوهٍ، وَحِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ، وَلَمْ يَحِلَّ لِذَنْبٍ يُدْرِكُهُ إِلَّا الشِّرْكَ، وَكَانَ مِنْ أَفْضَلِ
النَّاسِ عَمَلًا، إِلَّا رَجُلًا يَفْضُلُهُ، يَقُولُ: أَفْضَلَ مِمَّا قَالَ
"
Dari Abdurrahman bin Ghanam, dari Nabi shallallahu alaihi
wa sallam Beliau bersabda, “Barang siapa yang sebelum berpaling dan melipat
kakinya (masih dalam keadaan seperti duduk tasyahhud) di shalat Maghrib dan shalat
Subuh membaca Laailaahaillahu wahdahu laa syariiika lah...dan seterusnya
sampai wahuwa alaa kulli syai’in qadir (artinya: tidak ada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan
dan milik-Nya pujian, di Tangan-Nya semua kebaikan. Dia yang menghidupkan dan
mematikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu) sebanyak sepuluh kali, maka
akan dicatat baginya setiap ucapan itu sepuluh kebaikan, dihapuskan sepuluh
kesalahan, ditinggikan sepuluh derajat, dan kalimat itu sebagai penjaga dari semua
yang tidak diinginkan dan dari setan yang terkutuk, dan tidak ada dosa yang
tidak terhapus olehnya kecuali syirik, dan dia akan menjadi orang yang terbaik amalnya
kecuali jika ada orang yang melebihi amalnya atau melebihi ucapannya.” (Hr. Ahmad, dinyatakan hasan lighirih oleh
pentahqiq Musnad Ahmad)
30.
Membaca surah As Sajdah dan Al Insan di hari Jumat pada
shalat Subuh
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي
صَلَاةِ اَلْفَجْرِ يَوْمَ اَلْجُمْعَةِ : (الم تَنْزِيلُ ) اَلسَّجْدَةَ , و
(هَلْ أَتَى عَلَى اَلْإِنْسَانِ) . مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya membaca di shalat Fajar pada hari Jum’at
dengan Alif
Lam
Mim
Tanzil
(surah
As Sajdah) dan Hal ataa ‘alal insaan (surah Al Insan). (Hr. Bukhari dan Muslim)
وَلِلطَّبَرَانِيِّ مِنْ حَدِيثِ اِبْنِ مَسْعُودٍ :
يُدِيمُ ذَلِكَ
Sedangkan
dalam riwayat Thabrani dari hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu disebutkan,
“Beliau selalu rutin membaca
surat itu." (Diriwayatkan
oleh Thabrani dalam Ash Shagiir (986) dengan sanad yang dha'if, hadits
ini memiliki cacat lagi yang lain yang
telah diterangkan oleh Abu Hatim dalam Al 'Ilal (1/204/586)).
Bersambung...
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi
wa shahbihi wa sallam.