Fiqih Zakat (2)

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫والذين يكنزون الذهب والفضة ولا ينفقونها في سبيل الله فبشرهم بعذاب أليم‬‎
Fiqih Zakat (2)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut pembahasan tentang fiqih zakat, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Ancaman Bagi Orang Yang Enggan Membayar Zakat
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (34) يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ (35)
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,--Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (dan dikatakan) kepada mereka, "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (Qs. At Taubah: 34-35)
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Janganlah sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.” (Qs. Ali Imran: 180)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لاَ يُؤَدِّيْ مِنْهَا حَقَّهَا إِلاَّ إِذَا كاَنَ يَوْمُ اْلقِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ نَارٍ فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ وَجَبِيْنُهُ وَظَهْرُهُ كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيْدَتْ لَهُ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ اْلعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ، إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِمَّا إِلَى النَّارِ» قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، فَالْإِبِلُ؟ قَالَ: «وَلَا صَاحِبُ إِبِلٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا، وَمِنْ حَقِّهَا حَلَبُهَا يَوْمَ وِرْدِهَا، إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ، بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ، أَوْفَرَ مَا كَانَتْ، لَا يَفْقِدُ مِنْهَا فَصِيلًا وَاحِدًا، تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا وَتَعَضُّهُ بِأَفْوَاهِهَا، كُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ أُولَاهَا رُدَّ عَلَيْهِ أُخْرَاهَا، فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ، حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ، فَيَرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِمَّا إِلَى النَّارِ» قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، فَالْبَقَرُ وَالْغَنَمُ؟ قَالَ: «وَلَا صَاحِبُ بَقَرٍ، وَلَا غَنَمٍ، لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا، إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ، لَا يَفْقِدُ مِنْهَا شَيْئًا، لَيْسَ فِيهَا عَقْصَاءُ، وَلَا جَلْحَاءُ، وَلَا عَضْبَاءُ تَنْطَحُهُ بِقُرُونِهَا وَتَطَؤُهُ بِأَظْلَافِهَا، كُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ أُولَاهَا رُدَّ عَلَيْهِ أُخْرَاهَا، فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ، حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ، فَيَرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِمَّا إِلَى النَّارِ»
قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، فَالْخَيْلُ؟ قَالَ: " الْخَيْلُ ثَلَاثَةٌ: هِيَ لِرَجُلٍ وِزْرٌ، وَهِيَ لِرَجُلٍ سِتْرٌ، وَهِيَ لِرَجُلٍ أَجْرٌ، فَأَمَّا الَّتِي هِيَ لَهُ وِزْرٌ، فَرَجُلٌ رَبَطَهَا رِيَاءً وَفَخْرًا وَنِوَاءً عَلَى أَهْلِ الْإِسْلَامِ، فَهِيَ لَهُ وِزْرٌ، وَأَمَّا الَّتِي هِيَ لَهُ سِتْرٌ، فَرَجُلٌ رَبَطَهَا فِي سَبِيلِ اللهِ، ثُمَّ لَمْ يَنْسَ حَقَّ اللهِ فِي ظُهُورِهَا وَلَا رِقَابِهَا، فَهِيَ لَهُ سِتْرٌ وَأَمَّا الَّتِي هِيَ لَهُ أَجْرٌ، فَرَجُلٌ رَبَطَهَا فِي سَبِيلِ اللهِ لِأَهْلِ الْإِسْلَامِ، فِي مَرْجٍ وَرَوْضَةٍ، فَمَا أَكَلَتْ مِنْ ذَلِكَ الْمَرْجِ، أَوِ الرَّوْضَةِ مِنْ شَيْءٍ، إِلَّا كُتِبَ لَهُ، عَدَدَ مَا أَكَلَتْ حَسَنَاتٌ، وَكُتِبَ لَهُ، عَدَدَ أَرْوَاثِهَا وَأَبْوَالِهَا، حَسَنَاتٌ، وَلَا تَقْطَعُ طِوَلَهَا فَاسْتَنَّتْ شَرَفًا، أَوْ شَرَفَيْنِ، إِلَّا كَتَبَ اللهُ لَهُ عَدَدَ آثَارِهَا وَأَرْوَاثِهَا حَسَنَاتٍ، وَلَا مَرَّ بِهَا صَاحِبُهَا عَلَى نَهْرٍ، فَشَرِبَتْ مِنْهُ وَلَا يُرِيدُ أَنْ يَسْقِيَهَا، إِلَّا كَتَبَ اللهُ لَهُ، عَدَدَ مَا شَرِبَتْ، حَسَنَاتٍ "
قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، فَالْحُمُرُ؟ قَالَ: «مَا أُنْزِلَ عَلَيَّ فِي الْحُمُرِ شَيْءٌ، إِلَّا هَذِهِ الْآيَةَ الْفَاذَّةُ الْجَامِعَةُ» : {فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ} [الزلزلة: 8]
“Tidaklah pemilik emas maupun perak yang enggan membayar zakatnya kecuali pada hari Kiamat akan dibuatkan untuknya lempengan-lempengan dari api, lalu dipanaskan kemudian disetrika dahi, lambung, dan punggungnya dengannya. Setiap kali menjadi dingin, maka diulangi lagi dalam sehari yang lamanya 50.000 tahun sampai diputuskan masalah di kalangan manusia, lalu dia akan melihat jalannya bisa ke surga atau ke neraka. Ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan unta?" Beliau bersabda, "Demikian juga tidak pula pemilik unta yang tidak mengeluarkan haknya, dimana termasuk haknya adalah diperah susunya pada hari ketika ada orang yang datang membutuhkannya, kecuali pada hari Kiamat ia akan dilempar di atas wajahnya di tanah lapang yang rata untuk unta-unta itu yang berjumlah banyak tanpa menyisakan seekor anaknya, unta-unta itu akan menginjaknya dengan kuku-kukunya dan menggigitnya dengan mulut-mulutnya. Setiap kali yang pertama melintasinya, maka akan dibalikkan yang terakhir daripadanya dalam sehari yang lamanya 50.000 tahun sampai diputuskan masalah di kalangan manusia, lalu dia akan melihat jalannya bisa ke surga atau ke neraka.” Lalu ada yang bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan sapi dan kambing?" Beliau menjawab, "Demikian juga tidak pula pemilik sapi dan kambing yang tidak menunaikan haknya kecuali pada hari Kiamat ia akan dilempar di atas wajahnya di tanah lapang yang rata untuk hewan-hewan itu tanpa menyisakan satu pun daripadanya, dimana kedua tanduk hewan itu tidak melingkar, tidak hilang tanduknya, dan tidak patah. Hewan-hewan itu akan menanduknya dan menginjaknya dengan kuku kakinya. Setiap kali yang pertama melintasinya, maka akan dibalikkan yang terakhir daripadanya dalam sehari yang lamanya 50.000 tahun sampai diputuskan masalah di kalangan manusia, lalu dia akan melihat jalannya bisa ke surga atau ke neraka.”
Lalu ada yang bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kuda?” Beliau bersabda, “Kuda itu ada tiga keadaan; ada yang membuat seseorang berdosa, ada yang menjadi perisai (dari api neraka) bagi seseorang, dan ada pula yang menghasilkan pahala. Adapun kuda yang membuat seseorang berdosa adalah kuda yang ditambatnya karena riya dan membanggakan diri serta memusuhi kaum muslim, maka karena hal itu ia memperoleh dosa. Sedangkan kuda yang menjadi perisai (dari api neraka) adalah kuda yang ditambat di jalan Allah, dimana ia tidak melupakan hak Allah baik sebagai tunggangan maupun kendaraan angkutan, maka kuda itu menjadi perisai baginya. Adapun kuda yang menghasilkan pahala adalah kuda yang dipelihara di padang rumput dan di taman untuk berjihad  di jalan Allah. Tidaklah kuda itu memakan sesuatu pun dari padang rumput dan taman melainkan Allah menuliskan kebaikan sejumlah apa yang dimakannya, demikian pula akan dituliskan kebaikan sebanyak kotoran dan kencing kuda itu. Bahkan tidaklah kuda itu lepas lalu pergi ke bukit atau dua bukit melainkan Allah akan mencatat kebaikan untuknya sejumlah jejak dan kotorannya. Tidaklah pemiliknya membawanya ke sungai, lalu kuda itu minum, padahal ia tidak bermaksud memberinya minum melainkan Allah tuliskan kebaikan sebanyak air yang diminumnya.”
Beliau ditanya lagi, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan keledai?”
Beliau menjawab, “Tidak diturunkan kepadaku tentang keledai selain ayat yang mencakup dan jarang bandingannya, yaitu:
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah(debu)pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.--Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Qs. Az Zalzalah: 7-8)
(HR. Ahmad dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
" مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا، فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ، ثُمَّ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ - يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ - ثُمَّ يَقُولُ أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنْزُكَ، ثُمَّ تَلاَ: (لَا يَحْسِبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ) " الآيَة
“Barang siapa yang Allah berikan harta, tetapi ia tidak menunaikan zakatnya, maka hartanya pada hari Kiamat akan diwujudkan menjadi ular jantan yang berkepala botak yang memiliki dua taring, dimana ia akan membelitnya pada hari Kiamat, lalu ia menggigit dengan kedua rahangnya sambil berkata, ”Akulah hartamu, akulah simpananmu.” Kemudian Beliau membacakan ayat, “Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir...dst.” (Terj. QS. Ali Imran: 180).
(Hr. Bukhari)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
يَامَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ! خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ، وَأَعُوذُ بِاللهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ: لَمْ تَظْهَرَ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ. حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا، إِلاَّ فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلاَفِهِمُ الَّذِينَ مَضَوْا وَلَمْ يَنْقَصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ، إِلاَّ أثخِذَوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّة الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ، إِلاَّ مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ، وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمَطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللهِ وَعَهْدَ رَسُوِلِهِ، إِلاَّ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهِمْ عَدُوّاً مِنء غَيْرِهِمْ، فَأَخَذُوا بَعْضَ مَافِي بأَيْدِيِهمْ وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللهِ، وَيَتَخَّيُروا ممَّا أَنْزَلَ اللهُ، إِلاَّ جَعَلَ اللهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ
"Wahai kaum Muhajirin! Ada lima perkara yang apabila menimpa kalian, dan aku berlindung kepada Allah agar kalian tidak mengalaminya, yaitu: tidaklah perbuatan keji (zina) tampak pada suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha'un dan penyakit-penyakit yang belum pernah dialami para pendahulu mereka. Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan ditimpa kemiskinan, kesulitan pangan dan kezaliman penguasa. Tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali hujan dari langit akan dihalangi turun kepada mereka, kalau bukan karena (rahmat Allah) kepada hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan diberi hujan. Tidaklah mereka melanggar perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menguasakan atas mereka musuh dari luar mereka dan mengambil apa yang mereka miliki. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan enggan memilih apa yang diturunkan Allah, melainkan Allah akan mengadakan peperangan di antara mereka." (HR. Ibnu Majah, Al Bazzar, dan Baihaqi, dihasankan oleh Al Albani)
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ahnaf bin Qais ia berkata, “Suatu hari, aku duduk di hadapan para pemuka kaum Quraisy, lalu ada seorang yang rambut, pakaian, dan penampilannya agak kusam datang (dia adalah Abu Dzar radhiyallahu anhu). Ia mengucapkan salam sambil berdiri di hadapan mereka dan berkata, “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang menyimpan harta dengan batu panas di neraka Jahannam, lalu batu itu diletakkan di puting dada salah seorang di antara mereka hingga (tembus dan) keluar dari atas pundaknya, dan diletakkan pula di atas pundaknya hingga (tembus dan) keluar dari puting dadanya lalu ia berguncang.” Ia pun pergi dan duduk di dekat salah satu tiang, aku pun mengikuti dan duduk di dekatnya. Ketika itu, aku tidak tahu siapa dia, aku pun berkata, “Aku lihat kaum yang engkau tinggalkan itu membenci kata-katamu.” Orang ini (Abu Dzar) berkata, “Mereka tidak berakal sama sekali.” Teman dekatku telah berkata kepadaku.” Aku pun bertanya, “Siapa teman dekatmu?” Ia menjawab, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam.” Beliau pernah bertanya kepadaku, “Tidakkah engkau melihat gunung Uhud?” Maka  aku melihat ke arah matahari untuk mengetahui waktu siang yang tersisa. (Dari pertanyaan Beliau itu) aku mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam hendak mengutusku untuk suatu keperluan.” Aku pun menjawab pertanyaan Beliau itu, “Ya.” Beliau bersabda,
مَا أُحِبُّ أَنَّ لِي مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، أُنْفِقُهُ كُلَّهُ، إِلَّا ثَلاَثَةَ دَنَانِيرَ
“Aku tidak suka memiliki emas sebesar gunung Uhud melainkan akan aku infakkan semuanya kecuali tiga dinar saja.”
Sungguh kaum tersebut tidak berakal sama sekali, mereka hanya mengumpulkan kekayaan dunia. Demi Allah, aku tidak akan bertanya kepada mereka tentang dunia dan aku tidak akan meminta fatwa kepada mereka tentang agama sampai aku berjumpa dengan Allah Azza wa Jalla.”
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Fiqhus Sunnah (Syaikh Sayyid Sabiq), Tamamul Minnah (Syaikh M. Nashiruddin Al Albani), Maktabah Syamilah versi 3.45, dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger