Segala
puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada
Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang
mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut
pembahasan tentang ucapan imam dalam meluruskan barisan makmum yang kami
terjemahkan dari tulisan Syaikh Abdul Aziz bin Ibrahim Al Khadhir, semoga Allah
menjadikan penerjemahan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma
aamin.
ألفاظ
يقولها الإمام في الصلاة في بدايتها لاستوى الصفوف منها : الصحيحة والضعيفة.
Kalimat yang diucapkan
imam di awal shalat untuk meluruskan barisan, di antaranya ada yang diambil
dari hadits shahih dan ada yang diambil dari hadits dhaif.
١- اِسْتَوُوْا
.. رواه مسلم.
Artinya:
luruskanlah barisan kalian. (HR. Muslim)
٢- تَرَاصُّوْا
.. رواه البخاري.
Artinya: Rapatkanlah
barisan kalian. (HR. Bukhari)
٣- سَوُّوْا
صُفُوْفَكُمْ .. متفق عليه.
Artinya: Luruskanlah
barisan kalian. (HR. Bukhari dan Muslim)
٤-اِعْتَدِلُوْا.
رواه أبوداود بسند ضعيف.
Artinya: luruslah. (HR.
Abu Dawud dengan sanad yang dhaif)[i]
٥-وَسُدُّوا اْلخَلَلَ .رواه
أحمد بسند لا بأس به
Artinya: Tutuplah celah.
(HR. Ahmad dengan sanad yang tidak mengapa)
٦-وحَاذُوْا بَيْنَ الْمَنَاكِب
.رواه أبوداود بسند جيد
Artinya: Ratakanlah
bahu-bahu (kalian). (HR. Abu Dawud dengan sanad yang jayyid)
٧-وَسُدُّوا الْفُرَجَ . رواه
ابن حبان بسند صحيح
Artinya: Isilah celah
(yang kosong). (HR. Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih)
٨-وَقَارِبُوْا بَيْنَهَا .
رواه ابن خزيمة بسند صحيح
Artinya: Dekatkanlah jarak
antara (shaf-shaf). (HR. Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang shahih)
٩-أَتِمُّو الصَّفَّ . رواه
النسائي بسند لين
Artinya: Sempurnakanlah
barisan. (HR. Nasa’i dengan sanad yang layyin, tetapi menurut Al Albani adalah
shahih-pent)
١٠-لِيْنُوْا بِأَيْدِيْ إِخْوَانِكُمْ
.رواه أبوداود حسن
Artinya: Lunakkanlah
dirimu terhadap (penarikan diri kalian oleh) tangan saudara kalian. (HR. Abu
Dawud, derajatnya hasan)
١١-صَلِّ صَلاَةَ مُوَدِّعٍ .رواه
ابن ماجه معلول
Artinya: Lakukanlah shalat
seperti shalat orang yang hendak berpisah. (HR. Ibnu Majah, dianggap ada cacat,
tetapi dihasankan oleh Syaikh Al Albani-pent)
١٢-إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى
الصَّفِّ الْأَعْوَجِ .باطل
Artinya: Sesungguhnya
Allah tidak memperhatikan shaf yang bengkok. (Hadits bathil)
١٣-مَنْ وَصَلَ صَفَّا وَصَلَهُ
اللهُ .رواه أبوداود مرسلا.
Artinya: Barang siapa yang
menyambung barisan, maka Allah akan menyambungnya. (HR. Abu Dawud secara mursal,
namun dinyatakan shahih oleh Al Albani-pent)
١٤-اِسْتَقِيْمُوْا .. لا أصل
لها.
Artinya: Ratakanlah
barisan. (Hadits ini tidak ada asalnya)
١٥- تَنَاظَرُوْا .. ليس لها
أصل.
Artinya: Seimbanglah.
(Hadits ini tidak ada asalnya)
١٦- تَقَارَبُوْا .. ليس بحديث.
Artinya: Mendekatlah.
(Bukan hadits)
أعدها/
عبدالعزيز بن إبراهيم الخضير
١٤٣٦/١١/١٥هـ.
Disusun
oleh Abdul Aziz bin Ibrahim Al Khadhir, 15-11-1436 H
Diterjemahkan, diberi syakal, dan
dicek ulang oleh Marwan Hadidi menggunakan software Maktabah Syamilah
versi 3.45. Untuk melengkapi pembahasan, berikut kami tambahkan kalimat lain
yang terkadang diucapkan oleh imam, yaitu:
التكملة:
17- “رُصُّوا
صُفُوفَكُمْ”
Artinya: Rapatkanlah barisan
kalian. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah, dan dinyatakan isnadnya shahih
oleh Al A’zhamiy).
18-أَقِيمُوا الصُّفُوفَ
Artinya: Tegakkanlah shaf-shaf
(kalian). (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani).
19- لَا تَذَرُوا
فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ
Artinya: Janganlah biarkan
celah untuk setan. (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani).
Catatan: Seorang imam diperintahkan meluruskan dan
merapatkan barisan, serta menyuruh makmum mengisi shaf yang kosong dengan
menggunakan kalimat yang mereka pahami. Maksud kami menyampaikan masalah ini
adalah agar diketahui mana kalimat yang diambil dari hadits dan mana yang
bukan.
Contoh
lafaz yang Dhaif atau maudhu (palsu)
١- إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى
الصَّفِّ الْأَعْوَجِ.
Artinya: Sesungguhnya Allah
tidak melihat ke shaf yang bengkok (Menurut Lajnah Daimah no. 16744, “Tidak
ada asalnya.”)
2-
اِسْتَقِيْمُوْا.
Artinya:
Luruskanlah.
3- تَنَاظَرُوْا.
Artinya:
Samakanlah.
4- تَقَارَبُوْا.
Artinya:
Mendekatlah.
No. 2, 3, dan 4 menurut Ibnu Utsaimin dalam Al Kanzuts
Tsamin hal. 242, bukan termasuk lafaz tauqifiyyah (didasari dalil).
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa
‘alaa aalhihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
[i] Imam Abu Dawud
mendiamkannya, dan yang didiamkan oleh beliau biasanya yang haditsnya shalih
(masih bisa diterima) menurut Abu Dawud. Disebutkan pula dalam Musnad Ahmad
no. 13396 dengan sanad yang dishahihkan oleh para pentahqiqnya. Lajnah Daimah
menyatakan, bahwa lafaz tersebut termasuk bacaan yang disyariatkan ketika
meluruskan barisan sebagaimana dalam fatwa no. 14111.
0 komentar:
Posting Komentar