بسم
الله الرحمن الرحيم
Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (17)
Segala puji bagi Allah
Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah,
keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat,
amma ba'du:
Berikut lanjutan pembahasan tentang mengenal Ilmu Takhrij Hadits
merujuk kepada kitab Ushulut Takhrij wa Dirasah Al Asanid Al Muyassarah
karya Dr. Imad Ali Jum’ah, semoga
Allah menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Mengenal
Kitab Taqribut Tahdzib karya Ibnu Hajar Al
Asqalani (w. 852 H) terdiri dari 2 jilid
Kitab
ini sangat ringkas sekali, disebutkan semua perawi yang disebutkan biografinya
dalam Tahdzibut Tahdzib dan sama persis urutannya. Namun tidak hanya
menyebutkan biografi para perawi yang ada dalam Kutubus Sittah saja
seperti kitab Al Kasyif karya Adz Dzahabi.
Al
Hafizh juga menggunakan kode dalam Tahdzibut Tahdzib selain kode kitab
Sunan yang empat ketika semuanya berkumpul, yaitu dengan kode ‘ عم ’ sebagai ganti dari angka arab 4, dan
menambahkan kode yang tidak disebutkan dalam kitab At Tahdzib, yaitu
kata ‘ تمييز ’ untuk yang rawi yang tidak memiliki riwayat
pada kitab-kitab yang menjadi objek kajian.
Di
bagian mukadimah, Al Hafizh menyebutkan tingkatan para perawi dan menjadikan 12
tingkatan, serta menyebutkan lafaz Jarh wa Ta’dil untuk setiap tingkatan.
Al
Hafizh juga menyebutkan di bagian mukadimah thabaqah (kelompok dan tingkat)
para perawi yang disebutkan biografinya dan menjadikan 12 thabaqah.
Ia
juga menambahkan pada kitab At Tahdzib pasal di bagian akhir kitab yang
terkait wanita-wanita yang tidak diketahui namanya sesuai urutan mereka yang
mengambil riwayat dari wanita itu, baik laki-laki maupun wanita.
Kitab
ini memberikan ringkasan pendapat ulama dalam menghukumi keadaan rawi dari sisi
jarh wa ta’dil.
Contoh
isi kitab:
عبد
الله بن عاصم الحماني , بكسر المهملة وتشديد الميم, أبو سعيد البصري, صدوق, من
العاشر/ق
Abdullah
bin Ashim Al Himmani, dengan kasrah pada huruf ha dan ditasydidkan mimnya, ia
adalah Abu Sa’id Al Bashri, seorang yang shaduq (sangat jujur), termasuk
thabaqah ke-10/Qaaf.
القاسم
بن الليث بن مسرور الرسعني , أبو صالح, نزيل تنيس, ثقة من الثانية عشرة مات سنة
أربع وثلاثمائة/س
Al
Qasim bin Al Laits bin Masrur Ar Rus’aniy, Abu Shalih, singgah di Tunais,
seorang yang tsiqah, termasuk thabaqah ke-12, wafat pada tahun 304 H/Siin.
Mengenal
kitab At Tadzkirah birijalil ‘Asyarah karya Ad Dimasyqi
Penulisnya
bernama Abu Abdullah Muhammad bin Ali Al Husainiy (w. 765 H).
Kitab
ini memuat biografi para perawi 10 kitab Sunnah, yaitu kutubus sittah yang
merupakan objek kajian kitab Tahdzibul Kamal karya Al Mizziy ditambah
empat kitab pemilik madzhab yang empat, yaitu Al Muwaththa, Musnad Syafi’i,
Musnad Ahmad, dan Musnad yang dikeluarkan oleh Al Husain bin Muhammad
Khusru dari hadits Abu Hanifah.
Akan
tetapi penulisnya tidak menyebutkan para perawi sebagian kitab karya pemilik
Kutubussittah seperti yang dilakukan gurunya Al Mizziy, ia hanya membatasi
dengan para perawi yang ada dalam Kutubussittah saja ditambah para perawi kitab
yang empat yang tadi disebutkan.
Kode
yang digunakan:
ك =
Malik
فع =
Syafi’i
فه =
Abu Hanifah
أ =
Ahmad
عب =
Terhadap hadits-hadits yang disebutkan Abdullah bin Ahmad dari selain ayahnya.
Tujuan
penulisan kitab ini adalah mengumpulkan para perawi yang paling masyhur di tiga
abad pertama yang dijadikan pegangan oleh para penulis Kutubussittah dan
pemilik madzhab yang empat.
Mengenal
kitab Ta’jilul Manfa’ah bi Zawa’id Rijailil A’immah Al Arba’ah
Penulisnya
adalah Ibnu Hajar Al Asqalani (w. 852 H). Kitab ini terdiri dari 1 jilid.
Al
Hafizh menyebutkan secara terpisah para perawi yang ada dalam kitab-kitab
hadits yang masyhur yang berpegang dengan madzhab yang empat yang tidak
disebutkan biografinya oleh Al Mizziy dalam tahdzibnya.
Penulisnya
mengambil faidah dari kitab At Tadzkirah karya Al Husaini dan mengambil biografi
para perawi yang tidak disebutkan oleh Al Mizziy dalam Tahdzibnya.
Al
Hafizh menambahkan biografi yang diambil dari kitab Al Gharaib dari
Malik yang dihimpun oleh Daruquthni, kitab As Sunan wal Atsar karya
Baihaqi, kitab Az Zuhd karya Ahmad, kitab Al Atsar karya Muhammad
bin Al Hasan, dan dari kitab lainnya yang rawinya tidak disebutkan dalam kitab
pemilik madzhab yang empat yang disebutkan oleh Al Husaini.
Penulisnya
meninggalkan kode untuk imam yang empat sesuai yang dipilih oleh Asy Syarif Al
Husaini dalam kitabnya At Tadzkirah, dan menambahkan dengan satu kode,
yaitu ‘ هب ’ yang merupakan kode rawi yang ditambahkan
Nuruddin Al Haitsaimi terhadap Al Husaini dalam kitabnya Al Ikmal ‘amman fi
Musnad Ahmad minar Rijal miman laisa fii Tahdzibil Kamal.
Karya-Karya ulama yang
hanya memuat biografi orang-orang tsiqah (terpercaya)
Kitab Ats Tsiqaat
karya Al ‘Ijilliy (w. 261 H)
Penulisnya adalah Abul
Hasan Ahmad bin Abdullah bin Shalih Al ‘Ijilliy. Kitab ini hanya terdiri dari 1
jilid. Disusun sesuai thabaqah, sehingga datang Al Haitsami yang mengurutkannya sesuai
abjad.
Meskipun begitu, kitab
ini tidak memuat semua orang-orang yang tsiqah, karena kalau hendak memuat
semua orang yang tsiqah harus mengumpulkan semua kitab yang memuat orang-orang
yang tsiqah.
Kitab Ats Tsiqat
karya Ibnu HIbban Al Busti
Penulisnya adalah Ibnu Hibban
Al Busti (w. 354 H), namanya adalah Muhammad bin Ahmad.
Kitab ini terdiri dari 9
jilid, dimana penulisnya mengurutkan nama-nama setiap thabaqah sesuai huruf
abjad di bawah thabaqah itu.
Kitab ini dibuat 3 juz:
Juz pertama, thabaqah para sahabat.
Juz kedua, thabaqah
para tabiin.
Juz ketiga, thabaqah atba’ut tabiin.
Catatan:
Pernyataan tsiqah dari
Ibnu Hibban dianggap pernyataan tingkatan paling rendah dalam tsiqah, karena ia
menyebutkan sejumlah besar orang-orang yang majhul yang tidak diketahui
keadaannya selain olehnya.
Menurutnya bahwa rawi yang
adil adalah orang yang tidak diketahui cacat padanya, karena cacat adalah lawan
adil, sehingga siapa saja yang tidak tampak jarh, maka ia adalah adil sampai jelas
kebalikannya. Namun pendapat ini
diselisihi oleh banyak ulama.
Kitab Tarikh Asma’its
Tsiqat mimman nuqila ‘anhumul Ilmu
Penulisnya adalah Ibnu
Syahin (w. 385 H), yakni Umar bin Ahmad.
Kitab ini hanya terdiri
dari 93 lembar.
Penulisnya mengurutkan
sesuai huruf abjad, dan hanya membatasi dengan nama rawi dan nama ayahnya, serta menukilkan pendapat
para imam jarh wa ta’dil.
Terkadang disebutkan
sebagian guru dan murid rawi yang disebutkan biografinya.
KItab-Kitab yang memuat
orang-orang yang dha’if dan orang-orang yang diperbincangkan
Kitab Adh Dhu’afa Al
Kabir
Penulisnya adalah Imam
Bukhari (w. 256 H), yakni Muhammad bin Ismail bin Mughirah.
Kitab Adh Dhu’afa Ash
Shaghir
Penulisnya adalah Imam
Bukhari (w. 256 H), yakni Muhammad bin Ismail bin Mughirah.
Kitab ini disusun sesuai
huruf abjad dengan melihat huruf pertama pada nama rawi.
Kitab Adh Dhu’afa wal
Matrukun
Penulisnya Imam Nasa’i (w.
303 H), yakni Abu Abdurrahman Ahmad bin Syu’aib Al Khurasani.
Kitab ini diurutkan
sesuai huruf abjad dengan melihat huruf pertama pada nama rawi.
Catatan:
Imam Nasa’i termasuk
seorang yang sangat ketat dalam jarh (mencacatkan).
Kitab Adh Dhu’afa
Penulisnya adalah Al ‘Uqailiy
(w. 323 H), yakni Abu Ja’far Muhammad bin ‘Amr.
Kitab ini termasuk kitab
besar, dimana penulisnya mengumpulkan beragam orang-orang yang dha’if, dan
orang-orang yang dinisbatkan kepada dusta dan memalsukan hadits.
Kitab Al Majruhin
minal Muhadditsin wadh Dhu’afa wal Matrukin
Penulisnya adalah Ibnu
Hibban (w. 354 H), yakni Abu Hatim Muhammad bin Hibban bin Ahmad Al Busti.
Kitab ini terdiri dari 3
jilid.
Penulisnya mengurutkan
sesuai abjad. Di bagian awal, ia berikan mukadimah berharga yang di sana ia
terangkan pentingnya mengetahui orang-orang yang dha’if dan bolehnya jarh,
serta hal yang terkait dengan itu, dan metode penulisannya.
Ibnu Hibban juga
termasuk orang yang ketat dalam jarh (pencacatan).
Kitab Al Kamil fi Dhu’afair
Rijal
Penulisnya adalah Al
Jurjani (w. 365 H), yakni Abu Ahmad Abdullah bin ‘Addiy.
Dalam kitab ini, penulisnya
menyebutkan orang-orang yang diperbincangkan meskipun pembicaraan itu tertolak.
Mukadimah
kitab ini panjang sekali.
Biografi yang disebutkan
diurut sesuai urutan abjad.
Kitab Mizanul I’tidal
fi Naqdir Rijal
Penulisnya adalah Imam
Adz Dzahabi (w. 748 H).
Kitab ini terdiri dari 4
jilid.
Kitab ini termasuk kitab
yang paling lengkap dan paling baik yang memuat rawi-rawi yang cacat, dan
paling banyak faedahnya. Metodenya mirip metode Ibnu Addiy.
Kitab ini memuat 11.053
rawi yang disebutkan biografinya.
Imam Adz Dzahabi
menyebutkan orang-orang yang diperbincangkan meskipun ia tsiqah, sehingga ia
dapat membelanya dan membantahnya.
Di bagian mukadimah, ia
menerangkan metodenya, dimana ia menyusun kitab ini setelah kitabnya Al
Mughni fidh Dhu’afa, dan di kitab ini ia membicarakan secara panjang lebar
dan menambah dengan beberapa nama di luar kitab Al Mugni.
Ia juga menyebutkan
macam-macam rawi yang diperbincangkan. Demikian pula mengurutkannya sesuai abjad
dengan melihat nama rawi dan nama ayahnya.
Ia juga membuatkan kode
pada nama rawi untuk imam Ahli Hadits pemilik kitab yang enam yang
menyebutkannya dalam kitab mereka dengan kode yang masyhur. Jika semua imam itu
sama-sama menyebutkan rawi itu dalam
kitab mereka, maka kodenya ‘ ع ’ dan jika hanya empat
kitab sunan saja, maka kodenya ‘ عو ’ .
Imam
Adz Dzahabi menyebutkan nama-nama rawi laki-laki dan perempuan sesuai huruf
abjad. Selanjutnya menyebutkan kunyah, lalu yang dikenal dengan nama ayahnya, yang
dikenal dengan nisbatnya, laqab (gelar)nya, kemudian nama-nama yang majhul,
kemudian wanita-wanita yang majhul, kemudian kunyah (nama panggilan) kaum
wanita, lalu mereka yang tidak disebutkan namanya.
Kitab
Lisanul Mizan karya Ibnu Hajar Al Asqalani (w. 852 H)
Kitab
ini terdiri dari 8 jilid.
Penulis
mengambil dari kitab Mizanul I’tidal biografi rawi yang tidak disebutkan
dalam kitab Tahdzibul Kamal dan menambahkan dengan sejumlah rawi yang
diperbicangkan.
Rawi
tambahan yang dimasukkan ia beri kode ‘ ز ’, sedangkan tambahan
yang diambilnya dari Dzail Al Hafizh Al Iraqi terhadap Al Mizan diberi
kode ‘ ذ ’.
Tambahan
yang berupa catatan dan kesimpulan di sela-sela biografi rawi yang diambilnya
dari Mizanul I’tidal, maka ditutupnya pernyataan Adz Dzahabi dengan kalimat ‘ انتهى ’ (selesai) selebihnya
adalah perkataan Al Hafizh.
Penulisnya juga
mengosongkan nama-nama yang dihilangkan dari Al Mizan, lalu disebutkan pada
pasal di bagian akhir kitab.
Rawi-rawi
yang disebutkan diurutkan sesuai abjad. Setelah disebutkan nama, maka
disebutkan kunyah dan diurutkan sesuai abjad, kemudian disebutkan rawi-rawai
yang mubham (tidak diketahui namanya).
Al
Hafizh membagi ke dalam tiga pasal.
Pertama, rawi yang dinasabkan.
Kedua, rawi yang masyhur
dengan kabilah atau pekerjaan.
Ketiga, rawi yang disebutkan
dengan ada tambahan kata lain.
Bersambung….
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa
shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi
3.45, Ushulut Takhrij wa Dirasah As Sanad Al Muyassarah (Dr.
Imad Ali Jum’ah), dll.
0 komentar:
Posting Komentar