بسم
الله الرحمن الرحيم
Al Amtsal (Perumpamaan-Perumpamaan)
(Bagian 1)
Segala puji bagi Allah
Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah,
keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
kiamat, amma ba'du:
Termasuk ke dalam metode pengajaran yang terbaik adalah
dengan memberikan perumpamaan, bahkan yang demikian merupakan tanda
kebijaksanaan pemberi pengajaran. Dengan perumpamaan, makna dapat disampaikan
ke dalam fikiran dengan mudah dan jelas.
Kalau kita perhatikan Al Qur’an dan As Sunnah, kita akan
temukan banyak perumpamaan yang dibuat. Berikut pembahasan tentang al amtsal
(perumpamaan-perumpamaan), semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya
dan bermanfaat, aamin.
Faedah Perumpamaan
Dalam Al Qur’an disebutkan banyak perumpamaan. Hal itu, bisa
sebagai peringatan, nasihat, dorongan, pencegahan, mengambil pelajaran, mengukuhkan,
mendekatkan maksud bagi akal, memberikan gambaran dengan gambaran realita yang
dapat dirasakan. Perumpamaan-perumpamaan dalam Al Qur’an ada yang menerangkan
perbedaan pahala, pujian dan celaan, memperbesar masalah atau
memperkecilnya, mewujudkan suatu perkara atau membatalkannya.
Allah Azza wa Jalla berfirman,
وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ
لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya
telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini berbagai perumpamaan agar
mereka dapat mengambil pelajaran.” (Qs. Az Zumar: 27)
Perumpamaan orang yang faham Al Qur’an dengan orang yang tidak faham
Iyasy bin Mu’awiyah berkata, “Perumpamaan
orang yang membaca Al Qur’an tetapi tidak mengetahui tafsirnya adalah seperti
sebuah kaum yang diberikan kitab dari Raja mereka di malam hari, namun mereka
tidak memiliki lampu, sehingga mereka merasa cemas, dan tidak mengetahui isi
kitab tersebut. Sedangkan perumpamaan orang yang mengetahui tafsir adalah
seperti seorang yang diberikan kitab dengan ada lampu padanya sehingga mereka
dapat membaca isi kitab itu.”
CONTOH PERUMPAMAAN DALAM AL QUR’AN
Perumpamaan Untuk Orang-Orang Munafik
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا
حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ
(17) صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ (18)
“Perumpamaan
mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi
sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan
mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.--Mereka tuli, bisu dan buta, maka
tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar),”
(Qs. Al Baqarah: 17-18)
Perumpamaan Orang-Orang Yang Berinfak di Jalan Allah
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ
حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ
يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir mengeluarkan seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (Qs. Al Baqarah: 261)
Perumpamaan Sesembahan Yang Disembah Manusia Selain Allah
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ
تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ
يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ
“Wahai
manusia! Telah dibuatkan perumpamaan maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika
lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. Sangat lemah yang menyembah dan sangat lemah pula yang
disembah.” (Qs. Al Hajj: 73)
Perumpamaan Mereka Yang Berdoa dan Memohon Kepada Selain Allah Ta’ala
لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ
لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا
هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ
“Hanya
bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang
mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka,
melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air
supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya.
Dan doa orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.” (Qs. Ar Ra’d: 14)
Perumpamaan Kebenaran dan Kebatilan, dan Bahwa Kebatilan itu Akan Lenyap
أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ
السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ
حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ
فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ
فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ (17)
“Allah
telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah
menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari logam
yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula)
buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi)
yang benar dan yang batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang
tidak ada harganya; sedangkan yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia
tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” (Qs. Ar Ra’d: 17)
Perumpamaan Kalimat Tauhid dan Kalimat Kufur Serta Hasil Masing-Masingnya
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ
طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ
حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
(25) وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ
مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ (26) يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ
اللَّهُ مَا يَشَاءُ (27)
“Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh, dan cabangnya (menjulang) ke
langit,----Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu
ingat.--Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah
dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak)
sedikitpun.--Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan
yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan
orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Qs. Ibrahim: 25-27)
Perumpamaan Tentang Hakikat Kehidupan Dunia
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ
فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّى
إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ
عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ
لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُون
“Sesungguhnya
perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan
dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi,
di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi
itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan
pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba
datanglah kepadanya keputusan Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan
(tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum
pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan
(Kami) kepada orang-orang berfikir.” (Qs. Yunus: 24)
Perumpamaan Amal Orang-Orang Kafir
مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ
بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ
هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ
“Orang-orang
yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup
angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang
demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” (Qs.
Ibrahim: 18)
Perumpamaan Cahaya Allah Azza wa Jalla
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ
فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ
يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ
يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي
اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah
(Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah
seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi,
(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak
pula di sebelah barat(nya)[i],
yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya
di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang
Dia kehendaki. Allah membuatkan perumpamaan-perumpamaan itu bagi manusia, dan
Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Qs.
An Nuur: 35)
Bersambung...
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa
shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an (Penulis),
Shahih At Targhib wat Tarhib (Syaikh M. Nashiruddin Al Albani), Shahih
Al Jami Ash Shaghir (M. Nashiruddin Al Albani), Maktabah Syamilah,
dll.
[i] Maksudnya: pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit ia
dapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari
akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang
baik.
0 komentar:
Posting Komentar