Al Amtsal (2)


بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫وتلك الأمثال نضربها للناس وما يعقلها إلا العالمون‬‎
Al Amtsal (Perumpamaan-Perumpamaan)
(Bagian 2)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut pembahasan tentang al amtsal (perumpamaan-perumpamaan), semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
CONTOH PERUMPAMAAN DALAM AL QUR’AN
Perumpamaan Orang-Orang Yang Mencari Pelindung Kepada Selain Allah Seperti Kepada Patung dan Berhala
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (Qs. Al ‘Ankabut: 41)
Perumpamaan Orang Yang Tidak Mengamalkan Isi Kitab Yang Allah Turunkan
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (Qs. Al Jumu’ah: 5)
Perumpamaan Orang Yang Diberi Ilmu Tetapi Tidak Mengamalkan Ilmunya
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ (175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (176) سَاءَ مَثَلًا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ (177)
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.--Kalau Kami menghendaki, Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.--Sangat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.” (Qs. Al A’raaf: 175-176)
Perumpamaan Untuk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan Para Sahabatnya
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Muhammad itu utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[i]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Qs. Al Fath: 29)
Perumpamaan Terhadap Keagungan Al Qur’an
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُون
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini ke  sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (Qs. Al Hasyr: 21)
Perumpamaan Amal Orang-Orang Kafir
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ (39) أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ (40)
“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatanginya air itu ternyata dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.--Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tidaklah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tidaklah dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (Qs. An Nuur: 39)
Perumpamaan Manusia Yang Tidak Mau Beribadah Kepada Allah
وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ
“Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan makan seperti makannya binatang.” (Qs. Muhammad: 12)[ii]
CONTOH PERUMPAMAAN DALAM HADITS
Perumpamaan Orang Yang Mengajarkan Kebaikan Namun Melupakan Dirinya Sendiri
Dari Abu Barzah radhiyiallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
مَثَلُ الَّذِيْ يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ وَ يَنْسَى نَفْسَهُ مَثَلُ الْفَتِيْلَةِ تُضِيء ُلِلنَّاسِ وَ تُحَرِّقُ نَفْسَهَا
“Perumpamaan orang yang mengajar kebaikan kepada manusia namun ia melupakan dirinya sendiri adalah seperti sebuah sumbu, ia menerangi manusia, sedangkan dirinya sendiri terbakar.” (Hr. Al Bazzar dan dinyatakan shahih lighairih oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 130)
Perumpamaan Orang Yang Terburu-Buru Dalam Shalat
Dari Abu Abdillah Al Asy’ari radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaih wa sallam pernah melihat ada seorang yang tidak menyempurnakan ruku dan cepat gerakan sujudnya ketika sedang shalat, maka Beliau bersabda, 
لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى حَالِهِ هَذِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Kalau dia meninggal dunia dalam keadaan seperti ini, tentu dia akan meninggal dunia tidak di atas ajaran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.”
Selanjutnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«مَثَلُ الَّذِي لَا يُتِمُّ رُكُوعَهُ ويَنْقُرُ فِي سُجُودِهِ، مَثَلُ الْجَائِعِ يَأْكُلُ التَّمْرَةَ وَالتَّمْرَتَانِ لَا يُغْنِيَانِ عَنْهُ شَيْئًا»
“Perumpamaan orang yang tidak menyempurnakan ruku dan terburu-buru ketika sujud seperti orang yang lapar yang hanya makan sebutir kurma atau dua butir kurma yang tidak dapat menghilangkan laparnya.”
Abu Shalih berkata, “Aku bertanya kepada Abu Abdillah, “Siapa yang menyampaikan hadits ini kepadamu dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?” Ia menjawab, “Para komandan pasukan, yaitu Amr bin Ash, Khalid bin Walid, dan Syurahbil bin Hasanah. Mereka semua mendengarnya dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.”
(Hr. Thabrani dalam Al Kabir dan Abu Ya’la dengan isnad hasan. Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkan dalam Shahihnya. Dinyatakan hasan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 528)
Perumpamaan Orang Yang Berdzikir Dengan Orang Yang Tidak Berdzikir
Dari Abu Musa radhiyallahu anhu ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ، مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ»
“Perumpamaan orang yang berdzikir mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak berdzikir seperti perumpamaan orang yang hidup dan yang mati.”
(Hr. Bukhari dan Muslim, hanyasaja lafaz Muslim adalah,
«مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ، وَالْبَيْتِ الَّذِي لَا يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ، مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ»
“Perumpamaan rumah yang disebut nama Allah padanya dengan rumah yang tidak disebut nama Allah padanya seperti perumpamaan orang yang hidup dan orang yang mati.”
Lihat Shahih At Targhib no. 1500)
Perumpamaan Orang Yang Menarik Kembali Lagi Pemberiannya
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
َالَّذِيْ يَرْجِعُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَرْجِعُ فِي قَيْئِهِ. (وَفِي رِوَايَةٍ مَثَلُ الَّذِي يَعُوْدُ فِي هِبَتِهِ كَمَثَلِ الْكَلْبِ يَقِيْءُ ثُمَّ يَعُوْدُ فِي قَيْئِهِ فَيَأْكُلُهُ ) . وَلَفْظُ أَبِي دَاوُدَ: الْعَائِدُ فِي هِبَتِهِ كَالْعَائِدِ فِي قَيْئِهِ)
“Orang yang menarik kembali pemberiannya seperti anjing yang menelan muntahnya.” Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Perumpamaan orang yang menarik pemberiannya adalah seperti anjing yang muntah lalu menelan kembali muntahnya dan memakannya.” (Hr. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah. Lafaz Abu Dawud adalah, “Orang yang menarik hibahnya seperti orang yang menelan kembali muntahnya.” Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 2610)
Bersambung...
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an (Penulis), Shahih At Targhib wat Tarhib (Syaikh M. Nashiruddin Al Albani), Shahih Al Jami Ash Shaghir (M. Nashiruddin Al Albani), Maktabah Syamilah, dll.


[i] Maksudnya, pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.
Menurut Ibnu Abbas –melalui riwayat Ali bin Thalhah-, bahwa tanda-tanda di wajah mereka adalah penampilan yang baik.
Menurut Mujahid dan lainnya, bahwa maksud tanda-tanda di wajah mereka adalah kekhusyuan dan ketawadhuan.
Menurut yang lain, bahwa kebaikan itu memiliki cahaya di hati dan sinar di wajah, kelapangan rezeki, dan kecintaan manusia.
Ada pula yang mengatakan, bahwa di akhirat pada wajah mereka ada cahaya, sehingga dapat diketahui bahwa mereka orang-orang yang melakukan sujud ketika di dunia.
Ada pula yang berpendapat, bahwa ibadah yang mereka lakukan karena banyak dan bagus membekas pada wajah mereka sehingga tampak wajah mereka bercahaya setelah batin mereka disinari dengan shalat.
Amirul Mu'minin Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu berkata, "Tidaklah seseorang menyembunyikan sesuatu, kecuali Allah akan menampakkannya pada roman mukanya dan kekeliruan-kekeliruan lisannya."
Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
«إِنَّ الْهَدْيَ الصَّالِحَ، وَالسَّمْتَ الصَّالِحَ، وَالِاقْتِصَادَ جُزْءٌ مِنْ خَمْسَةٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ»
"Sesungguhnya bimbingan yang baik, sikap yang baik, dan sederhana termasuk satu di antara dua puluh lima bagian kenabian." (Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani)
[ii] Mereka tidak peduli terhadap akhirat, bahkan yang mereka fikirkan adalah memuaskan kebutuhan perut dan seksual mereka. Berdasarkan ayat ini, mereka yang hanya memikirkan dan mengejar dunia tanpa menyempatkan diri beribadah kepada Allah Azza wa Jalla di sela-sela waktunya, maka tidak bedanya dengan binatang, karena yang membedakan kita dengan mereka di antaranya adalah ibadah, dimana hewan tidak dibebani beribadah, sedangkan manusia dan jin dibebani beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger