Terjemah Umdatul Ahkam (13)

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫صلاة العيدين‬‎
Terjemah Umdatul Ahkam (13)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan terjemah Umdatul Ahkam karya Imam Abdul Ghani Al Maqdisi (541 H – 600 H) rahimahullah. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan kitab ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Bab Shalat Dua Hari Raya
148 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: ((كَانَ النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ يُصَلُّونَ الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ)) .
147. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar melakukan shalat di dua hari raya sebelum khutbah.”
149 - عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رضي الله عنه قَالَ: ((خَطَبَنَا النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - يَوْمَ الأَضْحَى بَعْدَ الصَّلاةِ , فَقَالَ: مَنْ صَلَّى صَلاتَنَا وَنَسَكَ نُسُكَنَا فَقَدْ أَصَابَ النُّسُكَ , وَمَنْ نَسَكَ قَبْلَ الصَّلاةِ فَلا نُسُكَ لَهُ. فَقَالَ أَبُو بُرْدَةَ بْنُ نِيَارٍ - خَالُ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ - يَا رَسُولَ اللَّهِ , إنِّي نَسَكْتُ شَاتِي قَبْلَ الصَّلاةِ. وَعَرَفْتُ أَنَّ الْيَوْمَ يَوْمُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ. وَأَحْبَبْتُ أَنْ تَكُونَ شَاتِي أَوَّلَ مَا يُذْبَحُ فِي بَيْتِي. فَذَبَحْتُ شَاتِي , وَتَغَذَّيْتُ قَبْلَ أَنْ آتِيَ الصَّلاةَ. فَقَالَ: شَاتُكَ شَاةُ لَحْمٍ. قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , فَإِنَّ عِنْدَنَا عِنَاقاً هِيَ أَحَبُّ إلَيَّ مِنْ شَاتَيْنِ أَفَتُجْزِي عَنِّي؟ قَالَ: نَعَمْ , وَلَنْ تَجْزِيَ عَنْ أَحَدٍ بَعْدَكَ)) .
149. Dari Barra’ bin Azib radhiyallahu anhu ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah berkhutbah kepada kami pada hari Idul Adhha setelah shalat, lalu Beliau bersabda, “Barang siapa yang telah melakukan shalat seperti kami, lalu berkurban seperti kami, maka ia telah benar dalam berkurban, dan barang siapa yang berkurban sebelum shalat, maka tidak ada kurban baginya.” Lalu Abu Burdah bin Niyar –paman Barra’ bin Azib dari pihak ibu- berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah menyembelih kambingku sebelum shalat, dan aku tahu bahwa hari ini adalah hari makan dan minum. Aku ingin kambingku adalah kambing yang pertama kali disembelih di rumahku, maka aku pun menyembelih kambingku dan makan sebelum berangkat shalat (Ied).” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kambingmu adalah kambing yang disembelih untuk diambil dagingnya.” Ia berkata lagi, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami memiliki anak kambing yang lebih aku sukai daripada dua ekor kambing. Apakah aku boleh berkurban dengannya?” Beliau menjawab, “Ya. Akan tetapi tidak boleh untuk seorang pun setelahmu.”
150 - عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: ((صَلَّى النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - يَوْمَ النَّحْرِ. ثُمَّ خَطَبَ. ثُمَّ ذَبَحَ وَقَالَ: مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَلْيَذْبَحْ أُخْرَى مَكَانَهَا , وَمَنْ لَمْ يَذْبَحْ فَلْيَذْبَحْ بِاسْمِ اللَّهِ)) .
150. Dari Jundub bin Abdullah Al Bajalliy radhiyallahu anhu ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah shalat pada hari Nahar (Idul Adhha), lalu berkhutbah, kemudian melakukan penyembelihan kurban. Beliau bersabda, “Barang siapa berkurban sebelum shalat, maka hendaknya ia berkurban lagi sebagai gantinya. Dan barang siapa yang belum berkurban, maka hendaknya ia berkurban dengan menyebut nama Allah.”
151 - عَنْ جَابِرٍ - رضي الله عنه - قَالَ: ((شَهِدْتُ مَعَ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - يَوْمَ الْعِيدِ. فَبَدَأَ بِالصَّلاةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ , بِلا أَذَانٍ وَلا إقَامَةٍ. ثُمَّ قَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى بِلالٍ , فَأَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى , وَحَثَّ عَلَى طَاعَتِهِ , وَوَعَظَ النَّاسَ وَذَكَّرَهُمْ , ثُمَّ مَضَى حَتَّى أَتَى النِّسَاءَ فَوَعَظَهُنَّ وَذَكَّرَهُنَّ , وَقَالَ: يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ , تَصَدَّقْنَ. فَإِنَّكُنَّ أَكْثَرُ حَطَبِ جَهَنَّمَ , فَقَامَتْ امْرَأَةٌ مِنْ سِطَةِ النِّسَاءِ , سَفْعَاءُ الْخَدَّيْنِ فَقَالَتْ: لِمَ  يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ: لأَنَّكُنَّ تُكْثِرْنَ الشَّكَاةَ , وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ. قَالَ: فَجَعَلْنَ يَتَصَدَّقْنَ مِنْ حُلِيِّهِنَّ يُلْقِينَ فِي ثَوْبِ بِلالٍ مِنْ أَقْرَاطِهِنَّ وَخَوَاتِيمِهِنَّ)) .
151. Dari Jabir radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku pernah hadir bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam pada hari raya, lalu Beliau mengawali dengan shalat sebelum khutbah, dan tanpa melakukan azan dan iqamat. Setelah itu Beliau berdiri bersandar kepada Bilal dan memerintahkan manusia bertakwa kepada Allah, mendorong mereka untuk menaati-Nya, menasihati dan mengingatkan mereka. Selanjutnya Beliau mendatangi kaum wanita untuk menasihati dan mengingatkan mereka, Beliau bersabda, “Wahai kaum wanita, bersedekahlah! Karena kalian menjadi bahan bakar api neraka yang paling banyak, lalu salah seorang wanita yang duduk di tengah-tengah yang kedua pipinya hitam kemerah-merahan berdiri dan bertanya, “Mengapa demikian wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena kalian banyak mengeluh dan tidak bersyukur kepada kebaikan suami.” Jabir berkata, “Maka mereka menyedekahkan perhiasannya yang terdiri dari anting dan cincin serta melemparnya ke baju Bilal.”
152 - عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ - نُسَيْبَةَ الأَنْصَارِيَّةِ - قَالَتْ: ((أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَنْ نُخْرِجَ فِي الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ , وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ)) . وَفِي لَفْظٍ: ((كُنَّا نُؤْمَرُ أَنْ نَخْرُجَ يَوْمَ الْعِيدِ , حَتَّى نُخْرِجَ الْبِكْرَ مِنْ خِدْرِهَا , حَتَّى تَخْرُجَ الْحُيَّضُ , فَيُكَبِّرْنَ بِتَكْبِيرِهِمْ وَيَدْعُونَ بِدُعَائِهِمْ , يَرْجُونَ بَرَكَةَ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَطُهْرَتَهُ)) .
152. Dari Ummu Athiyyah Nusaibah Al Anshariyyah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kami mengeluarkan wanita-wanita gadis dan wanita yang dipingit pada dua hari raya, dan Beliau memerintahkan agar wanita yang haidh menjauh dari tempat shalat kaum muslimin.” Dalam sebuah lafaz disebutkan, “Kami diperintahkan hadir pada hari raya, sehingga kami pun menghadirkan wanita yang dipingit, dan wanita yang haidh pun ikut keluar, lalu mereka bertakbir mengikuti takbir mereka dan berdoa bersama mereka sambil mengharapkan keberkahan pada hari itu dan kebersihan dari dosa.”
Bab Shalat Kusuf
153 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها: ((أَنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَبَعَثَ مُنَادِياً يُنَادِي: الصَّلاةُ جَامِعَةٌ. فَاجْتَمَعُوا. وَتَقَدَّمَ , فَكَبَّرَ وَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي رَكْعَتَيْنِ , وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ)) .
153. Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa pernah terjadi gerhana di masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu Beliau mengirimkan seorang untuk menyerukan, “Ash Shalatu Jami’ah,” (artinya: Ayo shalat dengan berjamaah), maka orang-orang berkumpul, kemudian Beliau maju, lalu bertakbir dan melakukan shalat dengan empat kali ruku dalam dua rakaat dan melakukan empat kali sujud (seperti biasa).”
154 - عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ - عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِيِّ الْبَدْرِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ((إنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ , يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِمَا عِبَادَهُ , وَإِنَّهُمَا لا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنْ النَّاسِ. فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَصَلُّوا , وَادْعُوا حَتَّى يَنْكَشِفَ مَا بِكُمْ)) .
154. Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshari Al Badri radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah menakut-nakuti para hamba dengannya, dan keduanya tidaklah terjadi karena wafatnya seseorang. Jika kalian melihatnya, maka shalat dan berdoalah sampai hilang apa yang menimpa kalian.”
155 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّهَا قَالَتْ: ((خَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِالنَّاسِ. فَأَطَالَ الْقِيَامَ , ثُمَّ رَكَعَ , فَأَطَالَ الرُّكُوعَ , ثُمَّ قَامَ , فَأَطَالَ الْقِيَامَ - وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الأَوَّلِ - ثُمَّ رَكَعَ , فَأَطَالَ الرُّكُوعَ - وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ - ثُمَّ سَجَدَ , فَأَطَالَ السُّجُودَ , ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الأُخْرَى مِثْلَ مَا فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الأُولَى , ثُمَّ انْصَرَفَ , وَقَدْ تَجَلَّتْ الشَّمْسُ , فَخَطَبَ النَّاسَ , فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ , ثُمَّ قَالَ: إنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ , لا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلا لِحَيَاتِهِ , فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا , وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا , ثُمَّ قَالَ: يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ , وَاَللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ , أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ , يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ , وَاَللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيراً)) . وَفِي لَفْظٍ: ((فَاسْتَكْمَلَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ))
155. Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, “Pernah terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu Beliau shalat mengimami manusia. Beliau melamakan berdiri, lalu ruku dan melamakan ruku, kemudian berdiri lagi dan melamakan berdiri, namun tidak seperti berdiri pertama, kemudian ruku dan melamakan ruku, namun tidak seperti ruku pertama, kemudian Beliau sujud dan melamakan sujud. Beliau juga melakukan hal yang sama pada rakaat berikutnya seperti pada rakaat pertama, setelah itu Beliau salam dan matahari pun tampak jelas kembali, lalu Beliau berkhutbah kepada manusia, memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidaklah terjadi gerhana karena kematian seseorang atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah dan bertakbirlah, lakukan shalat dan bersedekahlah.” Selanjutnya Beliau bersabda, “Wahai umat Muhammad! Demi Allah, tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah, yaitu ketika hamba laki-laki atau hamba wanita sampai berzina. Demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, tentu kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”  Dalam sebuah lafaz disebutkan, “Maka Beliau melakukan empat kali ruku dan empat kali sujud (dalam shalat kusuf).”
Bersambung…
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Penerjemah:
Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger