بسم
الله الرحمن الرحيم
Rumah Yang Tidak Dimasuki Malaikat
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga terlimpah
kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang
mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Malaikat rahmat tidaklah masuk ke dalam rumah melainkan
membawa rahmat dan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga rumah
tersebut menjadi nyaman, tenteram, dan penghuninya merasakan kebahagiaan.
Meskipun rumah tersebut sederhana, tetapi jika dimasuki malaikat
rahmat, maka rumah itu menjadi seperti surga atau diistilahkan dengan Baiti
jannati (rumahku adalah surgaku).
Akan tetapi jika rumah itu tidak dimasuki malaikat rahmat,
dan yang masuk adalah setan, maka suasana rumah tersebut akan terasa
hampa, gersang, dan penghuninya merasakan tidak bahagia meskipun rumah itu
besar, mahal, dan mewah.
Dari sinilah kita perlu mengkondisikan rumah kita agar
siap dimasuki malaikat rahmat, dan oleh karena itu, kita harus tahu model rumah
seperti apa yang tidak dimasuki malaikat rahmat, bahkan dimasuki oleh setan. Semoga Allah
menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma
aamin.
Rumah yang tidak
dimasuki malaikat rahmat dan dimasuki oleh setan
1. Rumah yang terdapat patung dan gambar/foto makhluk
bernyawa yang dipajang
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
المَلَائِكَةَ لَا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ، أَوْ صُورَةٌ
“Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk
ke dalam rumah yang terdapat patung atau gambar (makhluk bernyawa).” (Hr.
Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban dari Abu Sa’id, dishahihkan oleh Al Albani
dalam Shahihul Jami no. 1961)
2.
Rumah yang terdapat seekor anjing
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
إِنَّ
الْمَلاَئِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيْهِ كَلْبٌ
“Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk
ke dalam rumah yang terdapat seekor anjing.” (Hr. Thabrani dan Adh Dhiya,
dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami no. 1962)
3. Rumah yang di dalamnya terdapat
lonceng
Rasulullah shallallahu alaih wa sallam
bersabda,
«لَا تَصْحَبُ الْمَلَائِكَةُ رُفْقَةً فِيهَا كَلْبٌ وَلَا
جَرَسٌ»
“Para malaikat tidak akan menyertai rombongan
yang membawa anjing dan lonceng.” (Hr. Muslim)
«لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ جَرَسٌ»
“Para malaikat tidak akan masuk ke dalam
rumah yang di dalamnya terdapat lonceng.” (Hr. Abu Dawud, dan dihasankan oleh
Al Albani)
4.
Rumah yang jauh dari dzikrullah
Misalnya rumah yang tidak dibacakan Al Qur’an
di dalamnya dan tidak ditegakkan shalat sunah di dalamnya. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ
يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ»
“Janganlah kalian jadikan rumah kalian
seperti kuburan, karena setan akan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya
surat Al Baqarah.” (Hr. Muslim)
فَصَلُّوا
أَيُّهَا النَّاسُ فِي بُيُوتِكُمْ، فَإِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ صَلاَةُ المَرْءِ
فِي بَيْتِهِ إِلَّا المَكْتُوبَةَ
“Shalatlah wahai manusia di rumah kalian,
karena shalat yang paling utama dilakukan seseorang adalah di rumahnya kecuali
shalat fardhu.” (Hr. Bukhari)
Shalat merupakan keberkahan bagi suatu rumah,
mengajarkan anak untuk terbiasa menjalankan shalat, dan dapat mengusir setan.
Abdullah bin mas'ud radhiyallahu anhu
berkata, "Sesungguhnya rumah yang paling hampa adalah rumah yang paling
kosong dari (pembacaan) Al Quran."
(Mushamnaf Ibnu Abi Syaibah no. 30024)
Maksud 'paling hampa' adalah rumah yang
paling sedikit kebaikan dan keberkahannya adalah rumah yang kosong dari
pembacaan al Quran, karena dapat menghilangkan keberkahan rumah tersebut dan
mendatangkan setan.
Oleh karena itu Abu Hurairah radhiallahu anhu
berkata, "Rumah akan lapang bagi penghuninya, didatangi oleh malaikat,
dijauhi oleh setan, dan banyak kebaikannya apabila dibacakan al-Quran, dan
rumah akan menjadi sempit bagi penghuninya, dijauhi oleh malaikat, didatangi
setan, dan sedikit kebaikannya apabila tidak dibacakan al-Quran di
dalamnya." (Diriwayatkan oleh
Darimi 3309)
5. Rumah yang ketika dimasuki tidak
disebut nama Allah, dan ketika ditutup pintunya tidak pula disebut nama Allah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
إِذَا
دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ،
قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ
يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ،
وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ
وَالْعَشَاءَ
“Apabila seseorang masuk ke rumahnya dan
menyebut nama Allah (mengucapkan bismillah) ketika masuk dan ketika
makan, maka setan akan berkata, “Kalian tidak dapat bermalam dan tidak mendapatkan
makan malam.” Tetapi apabila ia masuk tanpa menyebut nama Allah ketika
masuknya, maka setan berkata, “Kalian dapat bermalam di dalamnya,” demikian
juga ketika ia tidak menyebut nama Allah ketika makannya, maka setan akan
berkata, “Kalian dapat bermalam dan memperoleh makan malam.” (Hr. Muslim)
«إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ - أَوْ أَمْسَيْتُمْ - فَكُفُّوا
صِبْيَانَكُمْ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ
سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ، وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ، وَاذْكُرُوا
اسْمَ اللهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا، وَأَوْكُوا
قِرَبَكُمْ، وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهِ، وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ
اللهِ، وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا، وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ»
“Apabila kegelapan malam tiba, atau kalian
berada di sore hari, maka tahanlah anak-anakmu, karena para setan sedang
bertebaran ketika itu. Setelah berlalu sebagian malam, maka lepaskanlah mereka.
Tutuplah pintu dan sebutlah nama Allah, karena setan tidak dapat membuka pintu
yang terkunci. Ikatlah geribamu (tempat minum dari kulit) dan sebutlah nama
Allah padanya. Tutuplah bejanamu meskipun hanya melintangkan sesuatu di atasnya
dan sebutlah nama Allah padanya, dan padamkanlah lampu-lampumu.” (Hr. Bukhari
dan Muslim)
6. Rumah yang di dalamnya dilakukan
berbagai kemaksiatan
Rumah yang di dalamnya dilakukan berbagai
kemaksiatan adalah rumah yang dikuasai oleh setan, misalnya di dalamnya
terdapat pemutusan tali silaturrahim, permainan judi dan meminum minuman keras,
memakan harta anak yatim, caci-maki terhadap orang lain, dilantunkan nyanyian
dan musik, terdapat ratapan terhadap musibah yang terjadi, terdapat kemusyrikan
kepada Allah seperti menggantungkan jimat dan isim-isim, terdapat praktek sihir
dan perdukunan, memakan riba, meninggalkan shalat, melakukan suap, dan rumah
pelaku dosa besar seperti orang yang durhaka kepada orang tua, serta rumah
orang-orang yang dilaknat.
Kisah rumah yang didatangi malaikat
عَنْ أُسَيْدِ بْنِ حُضَيْرٍ قَالَ بَيْنَمَا هُوَ
يَقْرَأُ مِنْ اللَّيْلِ سُورَةَ الْبَقَرَةِ وَفَرَسُهُ مَرْبُوطَةٌ عِنْدَهُ إِذْ
جَالَتْ الْفَرَسُ فَسَكَتَ فَسَكَتَتْ فَقَرَأَ فَجَالَتْ الْفَرَسُ فَسَكَتَ وَسَكَتَتْ
الْفَرَسُ ثُمَّ قَرَأَ فَجَالَتْ الْفَرَسُ فَانْصَرَفَ وَكَانَ ابْنُهُ يَحْيَى قَرِيبًا
مِنْهَا فَأَشْفَقَ أَنْ تُصِيبَهُ فَلَمَّا اجْتَرَّهُ رَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ
فَإِذَا هُوَ بِمِثْلِ الظُّلَّة فِيهَا أَمْثَال الْمَصَابِيح عَرَجَتْ إِلَى السَّمَاء
حَتَّى مَا يَرَاهَا "} حَتَّى مَا يَرَاهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ حَدَّثَ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اقْرَأْ يَا ابْنَ حُضَيْرٍ اقْرَأْ يَا
ابْنَ حُضَيْرٍ قَالَ فَأَشْفَقْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ تَطَأَ يَحْيَى وَكَانَ
مِنْهَا قَرِيبًا فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَانْصَرَفْتُ إِلَيْهِ فَرَفَعْتُ رَأْسِي إِلَى
السَّمَاءِ فَإِذَا مِثْلُ الظُّلَّةِ فِيهَا أَمْثَالُ الْمَصَابِيحِ فَخَرَجَتْ حَتَّى
لَا أَرَاهَا قَالَ وَتَدْرِي مَا ذَاكَ قَالَ لَا قَالَ تِلْكَ الْمَلَائِكَةُ دَنَتْ
لِصَوْتِكَ وَلَوْ قَرَأْتَ لَأَصْبَحْتَ يَنْظُرُ النَّاسُ إِلَيْهَا لَا تَتَوَارَى
مِنْهُمْ
Usaid
bin Hudhair berkata, “Ketika
dirinya sedang membaca surat Al Baqarah
(dalam shalat malam), sedangkan kudanya ditambat
di dekatnya, tiba-tiba kudanya hendak berontak,
maka Usaid pun diam (berhenti membaca),
kudanya pun ikut diam. Ketika Usaid membaca lagi, maka kudanya hendak berontak dan ketika ia diam, kudanya pun diam, lalu
ia membaca lagi, maka kudanya hendak berontak
lagi, maka Usaid pun berhenti,
sedangkan puteranya yaitu Yahya dekat dengan kuda itu, ia khawatir jika kuda itu mengenainya. Saat Usaid menarik anaknya, ia angkat kepalanya ke langit,
tiba-tiba ada semacam naungan yang di dalamnya terdapat seperti lampu-lampu
yang naik ke langit sehingga tidak terlihat
lagi.” ketika tiba pagi harinya, Usaid
menceritakan peristiwa itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, lalu Beliau bersabda, “Teruskanlah membaca
wahai Ibnu Hudhair, teruskanlah membaca
wahai Ibnu Hudhair!” Usaid bin Hudhair berkata, “Aku takut wahai Rasulullah,
kalau kuda itu menginjak Yahya karena ia dekat dengannya, maka aku angkat
kepalaku dan aku pergi mendatanginya,
aku angkat kepalaku ke langit ternyata ada semacam naungan yang di sana
terdapat seperti lampu-lampu, lalu keluar (dari rumahku) sehingga
aku tidak melihatnya lagi.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Tahukah kamu apa itu?” Ia menjawab, “Tidak.” Beliau bersabda, “Itu adalah para
malaikat yang mendekat kepada suaramu, dan kalau sekiranya kamu meneruskan
bacaanmu, tentu pada pagi hari manusia akan melihatnya, dan tidak akan tersembunyi bagi mereka.” (HR. Bukhari).
Khatimah (Penutup)
Kesimpulannya, bahwa rumah yang jauh dari dzikrullah,
tidak ada pembinaan dan pengamalan ajaran Islam adalah rumah yang tidak
dimasuki malaikat, seperti rumah yang terdapat kemungkaran dan kemaksiatan dan
tidak dialakukan amar ma’ruf serta nahi munkar, tidak dibacakan Al Qur’an,
tidak diajarkan Al Qur’an dan As Sunnah kepada anak-anak, dan terdapat
syiar-syiar kekufuran serta kemaksiatan. Sebaliknya, rumah yang sering
dibacakan Al Qur’an, diajarkan kitabullah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu
alaihi wa sallam, dilakukan amar-ma’ruf dan nahi munkar, ditegakkan syiar-syiar
keimanan dan ketataan adalah rumah yang akan dimasuki malaikat rahmat.
Sebagai
pelengkap materi ini, silahkan buka link berikut ini:
Wallahu a’lam wa shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa
ala alihi wa shahbihi wa sallam
Marwan
bin Musa
Maraji’:
Maktabah Syamilah versi 3.45, Mausu’ah
Ruwathil Hadits (Markaz Nurul Islam Li Abhatsil Qur’ani was
Sunnah), http://www.m-islam.com/art/s/307
(Situs Dr. Abdullah Ath Thayyar), Buyut Laa tadkhuluhal Malaikat (Ibrahim
Al Jamal), Hidayatul Insan bitafsiril Qur’an (penulis) dll.
0 komentar:
Posting Komentar