بسم
الله الرحمن الرحيم
Mengenal Salaf Yang Sesungguhnya
Segala puji bagi Allah
Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah,
keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
kiamat, amma ba'du:
Risalah ini disusun agar
kita tidak mencela generasi pertama kita (as salafush shalih; yang
terdiri dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, para sahabatnya, para
tabi’in, para tabi’ut tabi’in), dan menyangka bahwa generasi kita lebih baik
daripada mereka. Hal itu karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
«خَيْرُ النَّاسِ
قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ»
“Sebaik-baik manusia
adalah (generasi) pada masaku, kemudian setelahnya, dan generasi yang datang
setelahnya.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Beliau juga bersabda
kepada puterinya, yaitu Fatimah radhiyallahu anha,
فَإِنِّي
نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ
“Sesungguhnya sebaik-baik
salaf bagimu adalah aku.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta’ala
juga berfirman menerangkan sikap yang seharusnya kita lakukan untuk generasi
pertama kita, yaitu mendoakan kebaikan untuk mereka,
وَالَّذِينَ
جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا
الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا
لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan
orang-orang yang datang setelah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa,
"Ya Rabb Kami, berilah ampunan kepada kami dan saudara-saudara kami yang
telah beriman lebih dulu daripada kami, dan janganlah Engkau membiarkan
kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami,
sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (Qs. Al Hasyr: 10)
Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
«لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَلَوْ أَنَّ
أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ، ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلاَ
نَصِيفَهُ»
“Janganlah
kalian mencela para sahabatku. Kalau sekiranya salah seorang di antara kalian
berinfak dengan emas sebesar gunung Uhud, tentu infak itu tidak menyamai infak
mereka baik satu mud (satu kaupan tangan orang dewasa) mereka maupun
separuhnya.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Berikut ini pengenalan
tentang istilah salaf dalam bentuk dialog dan syair (lihat lafaz Arabnya),
semoga Allah menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat,
Allahumma aamin.
Agar
Tidak Salah Faham
(Dialog
Tenang dan Bersaudara)
أأنـت سلــفـي؟
Apakah engkau
seorang salafi?
رآني فتغيّر وجهه وقال: أ أنت سلفيّ ؟
Dia melihatku
dengan raut muka membenci sambil berkata, “Engkaukah orang salafi (yang menyandarkan
diri mengikuti salafush shalih)?”
تبسّمت و قلت: نعم فلماذا نقمت أخي عليّ؟
Aku tersenyum
dan balik berkata, “Ya, memangnya ada apa hingga engkau membenciku?”
قال: أكلّ النّاس كفّار و أنت المسلم
التقيّ؟
Ia berkata,
“Apakah semua orang engkau kafirkan, lalu engkau menganggap dirimu saja yang
muslim dan bertakwa?
أبلحية و قصير ثوب صرت لله وليّ؟
Apa hanya
dengan janggut dan celana yang mengatung engkau menjadi wali Allah?
الدين يسر ايّها المتشدّد السنيّ.
Agama itu
mudah wahai orang yang kaku lagi ngaku Sunniy (orang yang mengikuti Sunnah Nabi
shallallahu alaihi wa sallam).” Demikian pernyataannya.
تبسّمت و قلت:انتهيت؟
Aku pun
tersenyum sambil berkata, “Sudah cukup?”
قال :ماعاد عندي شي.
Ia menjawab,
“Sudah cukup tidak ada lagi.”
قلت :إنّ الكريم منصف ولا اظنّك إلا بكريم
أبيّ
Aku pun
berkata, “Orang yang baik itu obyektif, dan menurutku engkau orang yang baik.
فاسمع مقالي تجد خيرا باذن ربنا العليّ
Coba dengar
kata-kataku, niscaya engkau akan memperoleh kebaikan dengan izin Tuhanku.
سلفيّ و سلفك خير القرون الّتي أخبرنا
عنها النبيّ
Salaf(generasi
terdahulu)ku dan salafmu adalah generasi terbaik yang disampaikan oleh Nabi
shallallahu alaihi wa sallam
سلفيّ وسلفك الصدّيق والفاروق وعثمان
الوفيّ
Salafku dan
salafmu adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali
سلفيّ وسلفك ابن المسيّب و البصريّ
Salafku dan
salafmu adalah Said bin Al Musayyib dan Hasan Al Basri
سلفيّ وسلفك أحمد و مالك و الشّافعي
Salafku dan
salafmu adalah Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Syafi’i.
هؤلاء هم السّلف قلب الاسلام النّابض
الفتيّ
Merekalah
sesungguhnya salaf kita yang merupakan jantung Islam yang masih berdenyut
هم منبع كل علم وعمل و فهم ذكيّ
Merekalah
sesungguhnya rujukan dalam berilmu, beramal, dan memahami
من دونهم لن تعرف قرآنا و لا حديثا مرويّ
Sdangkan
generasi setelah mereka banyak yang tidak mengenal Al Qur’an dan hadits Nabawi
قل لي بربّك هل أتّبعهم ام اتّبع كلّ ضالّ
بدعيّ ??
Coba katakan
kepadaku, “Demi Allah, salahkah aku jika mengikuti mereka? Ataukah aku harus
mengikuti orang-orang yang tersesat lagi mengada-ada dalam agama?
ان كان فهمي لديني كهؤلاء أذاك عيب فيّ ؟
Jika
pemahamanku mengikuti para ulama itu apakah merupakan cacat dan kekurangan?
هل اترك كل هؤلاء وفهمهم،لقول غبيّ؟
Apakah aku
tinggalkan pendapat mereka dan pemahamannya hanya karena mengikuti orang yang
tidak mengerti?
ضلّ الطّريق وسار يحسب في السّراب ريّ
Yang jalannya
tidak jelas dan mengira air pada fatamorgana
فما عذري غدا عند ربّي ان اتّبعت غير
أصحاب النّبيّ
Apa alasanku
nanti di hadapan Rabbku jika aku meninggalkan para sahabat Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam
هؤلاء هم سلفي و انا ماشي على دربهم سلفيّ
Merekalah
salaf(generasi terdahulu)ku dan aku mencoba mengikuti jalan mereka
يا اخي دعك من اعلام مضلّل واستمع لقول
عليّ
Wahai
saudaraku, tinggalkanlah para tokoh yang
menyesatkan dan dengarlah pernyataan Ali bin Abi Thalib
لن تعرف بالرجال حقّا ولكن بالحّق تعرف كل
ضلاليّ
“Engkau tidak
dibenarkan mengetahui kebenaran dengan melihat orangnya, akan tetapi dengan
kebenaran itu engkau dapat mengenali orang yang tersesat.”
فاتّبع اخي هؤلاء تكن دنيا وآخرة من أسعد
الأناسي
Maka ikutilah
mereka itu (Rasul, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan para imam yang mengikuti
mereka) agar engkau menjadi orang yang berbahagia di dunia dan akhirat
أعيذك ان ترى رأيا يخالف ماكان عليه أصحاب
النبيّ
Aku juga
mengingatkan dirimu agar tidak berpendapat dengan sesuatu yang menyelisihi para
sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
فما النّجاة الا في البعد عن كل اسم و هوى
رديّ
Keselamatan
itu tidak lain dengan menjauhi setiap nama dan hawa
nafsu yang menyimpang
وان تكون على منهاج سلف صالح سنيّ
Beralih
menempun manhaj (jalan) kaum salafus shalih terdahulu yang mengikuti sunnah Nabi
shallallahu alaihi wa sallam
أترى فيما اقول أخيّ تشدّد ام انّك افتريت
عليّ؟
Lalu, apakah
pernyataanku ini engkau anggap kaku wahai saudaraku? Ataukah engkau mengada-ada
terhadapku?
فان قلت عنّي سلفيّ فلقد عرفت الآن ما
السّلفيّ
Jika engkau
menyatakan diriku salafi, namun sekarang engkau tahu siapa sesungguhnya salaf
itu?
و ان قلت سنيّ فهي والله شهادة لي لا عليّ
Jika engkau
katakan diriku Sunni (sesuai sunnah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam), maka
itu adalah persaksian yang menguntungkan diriku; dan tidak merugikan
فالنّاس اثنان لا ثالث لهم سنيّ و بدعيّ
Manusia dalam
beragama ada dua golongan, tidak ada yang ketiga, antara sesuai Sunnah Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam atau mengada-ada dalam agama
فأيّ الفريقين تختار أيّها الألمعيّ ؟
Sekarang
pilihlah mana yang engkau ikuti wahai orang yang pandai!
هذا مقالي قد انتهيت فكن منصفا اخي و اختر
Ini pendapat
pribadiku dan kukira cukup sampai di sini, namun silahkan engkau pilih wahai
saudaraku yang bijaksana
لنفسك ما تراه يدنيك من حوض النّبيّ
Sebuah
pilihan untuk dirimu yang dapat mendekatkanmu ke telaga Nabi shallahu ‘alaihi
wa sallam
Hakikat Mengikuti Kaum Salaf
Syaikh Fat-hi Al Maushiliy hafizhahullah berkata,
لا يلزم في كل مسألة
أن نستطلب النقل عن هدي السلف وعملهم ؛ وإنما العبرة أن نفهم طريقة السلف في النظر
في جنس المسألة ونوعها
هذا هو معنى اتباع
منهج السلف ؛ لأن الاتباع له صور :
- تارة
في اتباع عملهم وهديهم .
-
وتارةً في اتباع طريقتهم في الاستدلال
وتارة في اتباع
طريقتهم في الاستنباط .
وإلا فحصر الاستدلال
في تقرير الأحكام وتحصيل مداركها بعمل السلف نصاً في كل قضية هو ضرب من التضييق
والتشديد والإلزام بما لا يلزم.
“Tidak mesti setiap masalah harus kamu cari jawaban
dengan riwayat kaum salaf dan amal mereka, karena yang dijadikan patokan adalah
kita memahami bagaimana jalan (metode) kaum salaf dalam memandang jenis masalah
dan macamnya. Inilah sebenarnya mengikuti Manhaj Salaf, karena mengikuti itu
ada beberapa macam dan bentuknya.
Terkadang dengan mengikuti amal dan petunjuk mereka
Terkadang mengikuti mereka dalam berdalil
Dan Terkadang mengikuti mereka dalam beristinbath
(menyimpulkan)
Karena jika tidak demikian, yakni membatasi dalil dalam
menetapkan hukum dan menyimpulkannya hanya berdasarkan praktek kaum Salaf
terhadap semua masalah, maka yang demikian merupakan sikap menyempitkan,
menyusahkan dan memaksakan hal yang tidak mesti.”
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘Alaa Nabiyyinaa Muhammad wa
alaa alihi wa shahbihi wa sallam wal hamdulillahi Rabbil alamin
Marwan bin Musa
Buletin Al
Islah, 087875069024
@wawasan_muslim
wawasankeislaman.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar