Akhlak Rifq (Lembut)

بسم الله الرحمن الرحيم
Akhlak Rifq (Lembut)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini pembahasan tentang akhlak Rifq (lembut). Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Ada seorang Arab baduwi yang telah masuk Islam, ia pernah datang untuk shalat di masjid bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu ia berdiri di pojok masjid dan buang air kecil (di sana), para sahabat pun bangkit dan hendak memukulnya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada mereka,
دَعُوْهُ، وَأَرِيْقُوْا عَلَى بَوْلِهِ ذَنُوْبًا مِنْ مَاءٍ -أَوْ سِجِلاَّ (دَلْوًا) مِنْ مَاءٍ- فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِيْنَ، وَلَمْ تُبْعَثُوْا مُعَسِّرِيْنَ
Biarkanlah dia! Tuangkanlah kepada kencingnya seember air atau setimba air, karena kalian diutus untuk memudahkan, bukan diutus untuk menyusahkan.” (HR. Bukhari)
Hakikat Kelembutan
Kelembutan adalah bersikap lembut dalam berbagai perkara dan jauh dari sikap keras dan kasar. Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan menghiasi diri dengan akhlak lembut dalam semua perkara, Dia berfirman,
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Jadilah kamu pemaaf, suruhlah orang lain mengerjakan yang ma’ruf, dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al A’raaf: 199)
Dia juga berfirman,
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushshilat: 34)
Lembutnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling lembut dan paling halus. Dari Anas bin Malik dia berkata, "Saya berjalan bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam, ketika itu beliau mengenakan kain  Najran yang kasar ujungnya, lalu ada seorang Arab badui (dusun) yang menemui Beliau. Langsung ditariknya selendang Beliau dengan kuat hingga saya melihat permukaan bahu beliau membekas oleh ujung kain yang ditarik oleh orang Arab badui itu. Orang Arab badui tersebut lalu berkata, "Wahai Muhammad berikan kepadaku harta yang diberikan Allah padamu,” maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh kepadanya diiringi senyum serta menyuruh salah seorang sahabat untuk memberikan sesuatu kepadanya." (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bercanda dengan Al Hasan dan Al Husain serta mencium keduanya, dan menggendong keduanya di atas pundak Beliau.
Aisyah radhiyallahu 'anha juga pernah menceritakan tentang lembutnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah diberikan dua pilihan kecuali mengambil yang paling ringannya selama tidak ada dosa. Jika di sana terdapat dosa, maka Beliau adalah orang yang paling jauh darinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga tidak pernah membalas karena dirinya disakiti, kecuali jika larangan Allah dilanggar, maka Beliau pun membalasnya karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala. (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
يَسِّرُوا ولاَ تُعَسِّرُوا، وبَشِّرُوا ولاَ تُنَفِّرُوْا
“Mudahkanlah dan jangan menyusahkan. Berikanlah kabar gembira dan jangan membuat orang lari.” (Muttafaq ‘alaih)
Macam-macam kelembutan
Kelembutan adalah akhlak yang agung. Tidak ada kelembutan pada sesuatu kecuali kelembutan akan membuatnya bagus dan indah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
Sesungguhnya kelembutan tidak ada pada sesuatu kecuali akan menghiasnya dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan menjelekkannya. “ (HR. Muslim)
Di antara bentuk sikap lembut yang wajib dimiliki seorang muslim adalah:
1. Lembut kepada manusia
Seorang muslim tidaklah bergaul dengan manusia secara keras, kasar, dan kaku. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang sosok yang paling jauh dari sikap kasar dan keras. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)
Seorang muslim juga tidak mencaci maki orang lain dan tidak mencela mereka, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan untuk menjauhi perbuatan itu, Beliau bersabda,
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
“Mencaci maki seorang muslim adalah suatu kefasikan dan memeranginya adalah suatu kekufuran.” (Muttafaq ‘alaih)
2. Sikap lembut kepada pembantu/pelayan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang yang lembut kepada pembantu, Beliau memerintahkan orang yang memiliki pembantu agar memberinya makan seperti yang ia makan, memakai sesuatu seperti yang ia pakai, dan tidak membebaninya di luar kesanggupannya. Jika ia sampai membebani dengan sesuatu yang tidak disanggupinya, maka ia harus membantunya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang hak pembantu,
مَنْ لَطَمَ مَمْلُوكَهُ أَوْ ضَرَبَهُ فَكَفَّارَتُهُ أَنْ يُعْتِقَهُ
Barang siapa yang menampar budaknya atau memukulnya, maka kaffaratnya adalah dengan memerdekakannya.” (HR. Muslim)
Namun hukumnya sunah.
3. Sikap lembut kepada hewan
Islam melarang menyiksa hewan, burung, dan segala sesuatu yang memiliki ruh. Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu pernah lewat kepada sekumpulan orang yang yang meletakkan ayam di depan mereka dan menjadikannya sebagai sasaran lemparan. Mereka pun mulai melempari ayam itu dengan batu, maka Anas berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang hewan ditahan.” (HR. Muslim)
Maksudnya ditahan, disiksa, diikat dan dilempari batu sampai mati. Dari sini kita mengetahui, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengutus Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai rahmat bagi alam semesta.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah melewati para pemuda kaum Quraisy yang meletakkan burung di depan mereka, lalu mereka memanahnya. Saat Ibnu Umar melihat mereka, maka mereka pun pergi, lalu Ibnu Umar berkata, “Siapa yang melakukan hal ini? Allah akan melakanat orang yang melakukan hal ini. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menjadikan sesuatu yang memiliki ruh sebagai sasaran.” (HR. Muslim)
Termasuk bersikap lembut kepada hewan adalah menyembelihnya dengan pisau yang tajam agar ia tidak tersiksa. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat ihsan terhadap segala sesuatu. Jika kalian membunuh (dalam perang), maka perbaguslah cara membunuh, dan jika kalian menyembelih, maka perbaguslah cara menyembelih, dan hendaknya salah seorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan menyegarkan hewan sembelihannya.” (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga menjelaskan, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengampuni seseorang karena ia memberi minum anjing yang hampir mati karena kehausan. Beliau juga menjelaskan, bahwa ada seorang wanita yang masuk neraka, karena ia mengurung seekor kucing, dimana ia tidak memberinya makan dan minum sampai akhirnya kucing itu mati.
4. Sikap lembut kepada benda mati
Seorang muslim juga bersikap lembut kepada seala sesuatu sampai kepada benda mati, ia pun menjaga alat-alat miliknya dan menyikapi barang yang ada di sekelilingnya dengan lunak dan lembut serta tidak menyiapkannya untuk menjadi rusak karena salah menggunakan dan meremehkannya.
Keutamaan sikap lembut
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendorong bersikap lembut, Beliau bersabda,
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ
“Sesungguhnya Allah Mahalembut; Dia suka kelembutan pada segala urusan.” (Muttafaq ‘alaih)
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لَا يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ
”Sesungguhnya Allah Mahalembut, Dia menyukai kelembutan serta memberikan kepada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada sikap keras dan memberikan untuk kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada selainnya.” (HR. Muslim)
Seorang muslim dengan kelembutan dan kehalusannya, maka ia menjadi seorang yang jauh dari neraka dan termasuk penghuni surga. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّارِ أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ هَيِّنٍ سَهْلٍ
“Maukah kamu aku beritahukan orang yang haram atas neraka atau neraka diharamkan baginya? Neraka itu diharamkan atas setiap orang yang dekat (dengan manusia), rendah hati, lembut, dan halus akhlaknya.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 2609)
Jika seorang muslim sudah menjadi lembut dengan manusia, maka Allah akan bersikap lembut kepadanya pada hari Kiamat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdoa,
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ
“Ya Allah, barang siapa yang memimpin suatu urusan umatku, lalu ia menyusahkannya, maka berikanlah kesusahan kepadanya. Ya Allah, barang siapa yang memimpin suatu urusan umatku, lalu ia bersikap lembut di dalamnya, maka berikanlah kelembutan-Mu kepadanya.” (HR. Muslim)
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': http://islam.aljayyash.net/, Maktabah Syamilah versi 3.45, Modul Akhlak kelas 8 (Penulis), dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger