بسم الله الرحمن الرحيم
Adab
Bergaul Antara Sesama Muslim (1)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam
semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya
dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Islam sebagai agama
yang lengkap mengajarkan bagaimana bergaul antara sesama muslim. Ajaran
tersebut, jika kita amalkan adalah sebagai bentuk ibadah kepada Allah Azza wa
Jalla dan dapat mendekatkan diri kita kepada-Nya.
Berikut ini kami
sebutkan adab bergaul antara sesama muslim, semoga Allah menjadikan risalah
ini ditulis ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Adab Bergaul Antara
Sesama Muslim
1.
Mengucapkan salam
ketika bertemu dan berjabat tangan
Rasulullah shallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا
حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ
تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kamu tidak akan
masuk surga sampai kamu beriman. Dan keimananmu tidak akan sempurna sampai kamu
saling mencintai. Maukah kamu kutunjukkan sesuatu yang jika kamu lakukan maka
kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu.” (HR. Muslim)
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَ غُفِرَ
لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا
“Tidak ada dua
orang muslim yang saling bertemu lalu berjabat tangan melainkan akan diampuni
dosa keduanya sebelum mereka berdua berpisah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi,
Ibnu Majah, dan Adh Dhiya, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’
no. 5777)
2.
Mendoakannya ketika
saudaranya bersin dan mengucapkan Alhamdulillah.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: الحَمْدُ لِلَّهِ، وَلْيَقُلْ
لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَإِذَا قَالَ لَهُ: يَرْحَمُكَ
اللَّهُ، فَلْيَقُلْ: يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Jika salah seorang
di antara kamu bersin, maka hendaknya ia mengucapkan “Alhamdulillah,”
dan hendaknya saudara atau kawannya mengucapkan, “Yarhamukallah”
(artinya: semoga Allah merahmatimu). Jika saudaranya telah mengucapkan yarhamukallah,
maka hendaknya ia (yang bersin) mengucapkan, “Yahdikumullah wa yushlih
baalakum” (artinya: semoga Allah menunjukimu dan memperbaiki keadaanmu).”
(HR. Bukhari)
3.
Menjenguknya ketika
sakit dan mendoakan kesembuhan untuknya
Al Barra’ bin Azib
berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kami menjenguk
orang yang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang yang bersin, memenuhi
sumpah, membela orang yang teraniaya, memenuhi undangan, dan menyebarkan
salam.” (HR. Bukhari)
Aisyah radhiyallahu
‘anha berkata, “Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendatangi
orang yang sakit atau ada orang yang sakit dihadapkan kepadanya, Beliau berdoa,
أَذْهِبِ البَاسَ رَبَّ النَّاسِ، اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ
شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا
“Hilangkanlah
derita wahai Allah Tuhan manusia. Sembuhkanlah, Engkaulah yang menyembuhkan.
Tidak ada ada kesembuhan selain dari-Mu. Engkau menyembuhkan tanpa meninggalkan
sakit.” (HR. Bukhari)
4.
Mengiringi
jenazahnya ketika saudaranya meninggal dunia
Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
حَقُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ،
وَعِيَادَةُ المَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الجَنَائِزِ، وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ،
وَتَشْمِيتُ العَاطِسِ
“Hak seorang muslim
atas muslim lainya ada lima, yaitu: menjawab salam, memenuhi undangan,
mengiringi jenazahnya, memenuhi undangannya, dan mendoakan orang yang bersin.”
(HR. Bukhari)
5.
Menasihatinya
ketika saudaranya meminta nasihat
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا اسْتَنْصَحَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ، فَلْيَنْصَحْ لَهُ
“Jika saudaramu
meminta nasihat, maka nasihatilah dia.” (HR. Bukhari)
6.
Menginginkan
kebaikan diperoleh saudaranya sebagaimana dirinya menginginkan memperoleh kebaikan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ
“Tidak sempurna
iman salah seorang di antara kamu sampai ia menginginkan kebaikan diperoleh
saudaranya sebagaimana dirinya menginginkan memperoleh kebaikan.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
7.
Merasakan
penderitaan saudaranya
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ،
وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ
سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum
mukmin dalam hal rasa cinta, menyayangi, dan berkasih sayang adalah seperti
sebuah jasad. Jika salah satu anggota badan ada yang sakit, maka seluruh badan
ikut merasakan dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
8.
Saling membantu
dalam hal kebaikan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin
dengan mukmin lainnya seperti sebuah bangungan, dimana antara yang satu dengan
yang lain saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
9.
Menolong saudaranya
dan tidak membiarkannya terlantar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَحْقِرُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ
ولايُسْلِمُهُ ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ
الْمُسْلِمَ ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ
وَعِرْضُهُ
“Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak boleh
menghinanya, membiarkannya, dan menyerahkannya kepada musuh. Cukuplah,
seseorang berbuat buruk jika menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim
dengan muslim lainnya adalah terpelihara; baik darah, harta maupun
kehormatannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
10. Membela
kehormatan saudaranya
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa yang
membela kehormatan saudaranya, maka Allah akan menghindarkan wajahnya dari api
neraka pada hari Kiamat.” (HR. Ahmad, dan dinyatakan hasan lighairih oleh
pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah).
11. Bersikap
tawadhu terhadapnya dan tidak sombong, serta tidak membangunkannya dari tempat
duduknya agar dia bisa duduk di situ.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَبْغِيَ
أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ، وَلَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Sesungguhnya Allah
mewahyukan kepadaku, “Saling bertawadhulah antara sesama kamu,” sehingga
tidak ada seorang pun yang menzalimi yang lain dan tidak ada seorang pun yang
berbangga di hadapan yang lain.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dishahihkan
oleh Al Albani)
لَا يُقِيمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَقْعَدِهِ، ثُمَّ يَجْلِسُ
فِيهِ وَلَكِنْ تَفَسَّحُوا وَتَوَسَّعُوا
“Janganlah
seseorang membangunkan orang lain dari tempat duduknya lalu ia duduk di situ,
akan tetapi (katakanlah), “Lapangkanlah-lapangkanlah!.” (HR. Muslim)
12. Tidak
memutuskan hubungan lebih dari tiga hari
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ،
يَلْتَقِيَانِ: فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا، وَخَيْرُهُمَا الَّذِي
يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ
“Tidak halal bagi
seseorang memutuskan hubungan dengan saudaranya lebih dari tiga hari; ketika keduanya
bertemu, yang satu berpaling, demikian pula yang lain. Orang yang terbaik di
antara mereka berdua adalah yang pertama mengucapkan salam.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
13. Menjaga
lisan dan tangannya dari mengganggu saudaranya
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ،
وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
“Orang muslim
adalah orang yang dapat membuat kaum muslim lainnya aman dari gangguan lisan
dan tangannya. Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang
dilarang Allah. “ (HR. Bukhari dan Muslim)
14. Tidak
menghina saudaranya, mencelanya, mengolok-olokkannya, memberikan gelar buruk kepadanya,
tidak mengadu domba dan tidak menghibahnya.
Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ
عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن
يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا
بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ
فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Wahai orang-orang
yang beriman! Janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang
lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan
itu lebih baik. Dan janganlah mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil
dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk setelah beriman. Barang siapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujurat: 11)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«أَتَدْرُونَ
مَا الْغِيبَةُ؟» قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «ذِكْرُكَ أَخَاكَ
بِمَا يَكْرَهُ» قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ:
«إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ، فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ
فَقَدْ بَهَتَّهُ»
“Tahukah kamu apa
ghibah itu?” Para shahabat menjawab, “Allah
dan Rasul-Nya lebih mengetahui”, Beliau menjawab, “Kamu sebutkan tentang
saudaramu hal yang tidak disukainya.” Beliau pun ditanya, “Bagaimana jika
demikian keadaan saudaraku, yakni sesuai yang aku katakan?” Beliau menjawab,
“Jika sesuai yang kamu katakan berarti kamu telah mengghibahnya. Namun jika
tidak demikian keadaan saudaramu maka kamu telah berdusta.” (HR. Muslim)
لَا يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَتَّاتٌ
“Tidak akan masuk
surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bersambung...
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa a’ala
aalihi wa shahbihi wa sallam
Marwan
bin Musa
Maraji’: Minhajul
Muslim (Abu Bakr Al Jaza’iriy), Untaian Mutiara
Hadits (penulis), Maktabah Syamilah versi 3.45, Software Al
Bahits versi 5.0, dll.
0 komentar:
Posting Komentar