بسم الله الرحمن الرحيم
Kisah-Kisah
Shahih (7)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam
semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan
kisah-kisah shahih yang disampaikan oleh Nabi shallalahu ‘alaihi wa
sallam. semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah ini ikhlas
karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
KISAH TIGA ORANG
YANG BERMALAM DI GUA
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ - رضى الله عنهما - قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : « انْطَلَقَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى أَوَوُا الْمَبِيتَ إِلَى غَارٍ فَدَخَلُوهُ ، فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ الْغَارَ فَقَالُوا : إِنَّهُ لاَ يُنْجِيكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلاَّ أَنْ تَدْعُوا اللَّهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ . فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمُ : اللَّهُمَّ كَانَ لِى أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ ، وَكُنْتُ لاَ أَغْبِقُ قَبْلَهُمَا أَهْلاً وَلاَ مَالاً ، فَنَأَى بِى فِى طَلَبِ شَىْءٍ يَوْماً ، فَلَمْ أُرِحْ عَلَيْهِمَا حَتَّى نَامَا ، فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوقَهُمَا فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ وَكَرِهْتُ أَنْ أَغْبِقَ قَبْلَهُمَا أَهْلاً أَوْ مَالاً ، فَلَبِثْتُ وَالْقَدَحُ عَلَى يَدَىَّ أَنْتَظِرُ اسْتِيقَاظَهُمَا حَتَّى بَرَقَ الْفَجْرُ ، فَاسْتَيْقَظَا فَشَرِبَا غَبُوقَهُمَا ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ ، فَانْفَرَجَتْ شَيْئاً لاَ يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ ». قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم :« وَقَالَ الآخَرُ : اللَّهُمَّ كَانَتْ لِى بِنْتُ عَمٍّ كَانَتْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَىَّ ، فَأَرَدْتُهَا عَنْ نَفْسِهَا ، فَامْتَنَعَتْ مِنِّى حَتَّى أَلَمَّتْ بِهَا سَنَةٌ مِنَ السِّنِينَ ، فَجَاءَتْنِى فَأَعْطَيْتُهَا عِشْرِينَ وَمِائَةَ دِينَارٍ عَلَى أَنْ تُخَلِّىَ بَيْنِى وَبَيْنَ نَفْسِهَا ، فَفَعَلَتْ حَتَّى إِذَا قَدَرْتُ عَلَيْهَا قَالَتْ : لاَ أُحِلُّ لَكَ أَنْ تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلاَّ بِحَقِّهِ . فَتَحَرَّجْتُ مِنَ الْوُقُوعِ عَلَيْهَا ، فَانْصَرَفْتُ عَنْهَا وَهْىَ أَحَبُّ النَّاسِ إِلَىَّ وَتَرَكْتُ الذَّهَبَ الَّذِى أَعْطَيْتُهَا ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجَ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ . فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ ، غَيْرَ أَنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ مِنْهَا . قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم : وَقَالَ الثَّالِثُ : اللَّهُمَّ إِنِّى اسْتَأْجَرْتُ أُجَرَاءَ فَأَعْطَيْتُهُمْ أَجْرَهُمْ ، غَيْرَ رَجُلٍ وَاحِدٍ تَرَكَ الَّذِى لَهُ وَذَهَبَ فَثَمَّرْتُ أَجْرَهُ حَتَّى كَثُرَتْ مِنْهُ الأَمْوَالُ ، فَجَاءَنِى بَعْدَ حِينٍ فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ أَدِّ إِلَىَّ أَجْرِى . فَقُلْتُ لَهُ : كُلُّ مَا تَرَى مِنْ أَجْرِكَ مِنَ الإِبِلِ وَالْبَقَرِ وَالْغَنَمِ وَالرَّقِيقِ . فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ لاَ تَسْتَهْزِئْ بِى . فَقُلْتُ : إِنِّى لاَ أَسْتَهْزِئُ بِكَ . فَأَخَذَهُ كُلَّهُ فَاسْتَاقَهُ فَلَمْ يَتْرُكْ مِنْهُ شَيْئاً ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ . فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ فَخَرَجُوا يَمْشُونَ »
.
Dari
Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada
tiga orang sebelum kamu yang bepergian sehingga mereka terpaksa bermalam di
gua, lalu mereka masuk ke dalamnya. Tiba-tiba jatuh sebuah batu besar dari atas
gunung sehingga menutupi gua tersebut, lalu mereka berkata, “Sesungguhnya tidak
ada yang dapat menyelamatkan kamu dari batu besar ini kecuali dengan kamu
berdoa kepada Allah menyebutkan amal saleh kamu. Maka salah seorang di antara
mereka berkata, “Ya Allah, saya memiliki kedua orang tua yang sudah sangat tua
dan saya biasanya tidak memberi minuman kepada keluarga dan harta yang saya
miliki (seperti budak) sebelum keduanya. Suatu hari saya pergi jauh untuk
mencari sesuatu sehingga saya tidak pulang kecuali setelah keduanya tidur, maka
saya perahkan susu untuk keduanya, namun saya mendapatkan keduanya telah tidur
dan saya tidak suka memberi minum sebelum keduanya baik itu keluarga maupun
harta (yang aku miliki). Aku menunggu, sedangkan gelas masih berada di tanganku
karena menunggu keduanya bangun sehingga terbit fajar. Keduanya pun bangun lalu
meminum susu itu. Ya Allah, jika yang aku lakukan itu karena mengharapkan
wajah-Mu, maka hilangkanlah derita yang menimpa kami karena batu ini,” maka
terbukalah gua itu sedikit namun mereka tidak bisa keluar. Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang lain lagi berkata, “Ya Allah, saya
punya saudari sepupu yang merupakan wanita yang paling saya cintai. Saya
menginginkan dirinya, namun ia menolak diriku, sehingga kemudian ia merasakan
kemarau panjang lalu ia datang kepadaku (meminta bantuan kepadaku), maka aku
memberinya 120 dinar dengan syarat dia mau menyerahkan dirinya kepadaku, maka
ia pun mau melakukannya, sehingga ketika aku telah berkuasa terhadapnya, ia
berkata, “Aku tidak menghalalkan kamu memecahkan keperawananku kecuali dengan
haknya (menikah).” Maka aku merasa berdosa untuk berbuat mesum dengannya, lalu
aku pergi meninggalkannya padahal ia adalah wanita yang paling aku cintai dan
aku biarkan emas yang telah aku berikan kepadanya. Ya Allah, jika yang aku
lakukan karena mengharapkan wajah-Mu, maka singkirkanlah apa yang menimpa kami
ini.” Maka bergeserlah batu itu, namun mereka belum bisa keluar juga. Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang ketiga berkata, “Ya Allah, sesungguhnya
aku pernah menyewa beberapa karyawan, lalu aku berikan upah mereka selain
seorang saja karena ia meninggalkan upahnya dan pergi (begitu saja), maka aku
mengembangkan upahnya itu sehingga harta itu menjadi banyak. Setelah sekian
lama ia datang kepadaku dan berkata,
“Wahai hamba Allah, berikanlah upahku.” Maka aku berkata, “Semua yang kamu
lihat adalah upahmu, baik itu unta, sapi, kambing dan seorang budak.” Ia
berkata, “Wahai hamba Allah, janganlah engkau mengejekku.” Aku menjawab, “Aku
tidak mengejekmu. Maka ia mengambil semuanya, lalu ia pergi membawanya dan
tidak menyisakan sedikit pun. Ya Allah, jika yang aku lakukan itu karena
mengharapkan wajah-Mu, maka singkirkanlah sesuatu yang menimpa kami ini, maka
bergeserlah batu besar itu dan mereka pun keluar sambil berjalan.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
SUAMI ISTRI YANG
KELAPARAN, LALU DIBERI REZEKI OLEH ALLAH SUBHAANAHU WA TA'ALA
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: «دَخَلَ رَجُلٌ عَلَى أَهْلِهِ، فَلَمَّا رَأَى مَا بِهِمْ مِنَ الْحَاجَةِ خَرَجَ إِلَى الْبَرِّيَّةِ، فَلَمَّا رَأَتِ امْرَأَتُهُ قَامَتْ إِلَى الرَّحَا فَوَضَعَتْهَا، وَإِلَى التَّنُّورِ فَسَجَرَتْهُ، ثُمَّ قَالَتِ: اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا، فَنَظَرَتْ فَإِذَا الْجَفْنَةُ قَدِ امْتَلَأَتْ. قَالَ: وَذَهَبَتْ إِلَى التَّنُّورِ فَوَجَدَتْهُ مُمْتَلِئًا، قَالَ: فَرَجَعَ الزَّوْجُ وَقَالَ: أَصَبْتُمْ بَعْدِي شَيْئًا؟ قَالَتِ امْرَأَتُهُ: نَعَمْ. مِنْ رَبِّنَا، قَامَ إِلَى الرَّحَا فَرَفَعَهَا، فَذُكِرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَقَالَ: "
أَمَا إِنَّهُ لَوْ لَمْ يَرْفَعْهَا لَمْ تَزَلْ تَدُورُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ» . رَوَاهُ أَحْمَدُ، وَالْبَزَّارُ، وَقَالَ: «فَقَالَتِ امْرَأَتُهُ: اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا مَا نَطْحَنُ، وَمَا نَعْجِنُ، وَنَخْبِزُ، فَإِذَا الْجَفْنَةُ مَلْأَى خُبْزًا، وَالرَّحَا تَطْحَنُ، وَالتَّنُّورَ مَلْأَى جُنُوبَ شِوَاءٍ، فَجَاءَ زَوْجُهَا فَقَالَ: عِنْدَكُمْ شَيْءٌ؟ قَالَتْ: رِزْقُ اللَّهِ - أَوْ قَدْ رَزَقَ اللَّهُ - فَرَفَعَ الرَّحَا، فَكَنَسَ حَوْلَهَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -:
" لَوْ تَرَكَهَا لَطَحَنَتْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ» . قَالَ الْهَيْثَمِيُّ : وَرَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ فِي الْأَوْسَطِ بِنَحْوِهِ، وَرِجَالُهُمْ رِجَالُ الصَّحِيحِ غَيْرَ شَيْخِ الْبَزَّارِ، وَشَيْخِ الطَّبَرَانِيِّ، وَهُمَا ثِقَتَانِ.
Dari
Abu Hurairah ia berkata, “Ada seseorang yang menemui keluarganya, saat ia
melihat mereka membutuhkan (makan), maka ia keluar ke dataran. Ketika istrinya
melihat demikian, maka ia pergi menuju penggilingan dan menyiapkannya, serta
menuju dapur, lalu menyalakannya. Kemudian istrinya berkata, "Ya Allah, berilah
rezeki kepada kami." Maka istrinya
memperhatikan (jolang), ternyata jolang (mangkok besar) penuh (dengan makanan),
dan istrinya juga mendatangi dapurnya, ternyata penuh pula dengan makanan.
Kemudian suaminya kembali dan berkata, "Apakah kamu mendapatkan sesuatu
setelahku?" Istrinya menjawab, "Ya, dari Tuhan kita." Maka
suaminya pergi menuju penggilingan dan mengangkatnya." Kemudian cerita itu
disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau bersabda,
"Ketahuilah, sesungguhnya jika ia tidak mengangkatnya, maka penggilingan
itu akan terus berputar sampai hari Kiamat." (HR. Ahmad dan Al Bazzar, dan
ia menambahkan, “Istrinya berkata,
"Ya Allah, berilah rezeki kepada kami agar kami dapat menggiling,
mengadon dan membuat roti." Ternyata jolang yang ada telah penuh dengan
roti, penggilingan telah menggiling, sedangkan dapur telah penuh dengan daging
yang dipanggang. Kemudian suaminya datang dan berkata, "Apakah kamu punya
sesuatu?" Istrinya menjawab, "Ada rezeki dari Allah," atau,
"Allah telah memberi rezeki." Maka ia mengangkat penggilingan dan
menyapu sekelilingnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Kalau ia membiarkannya, tentu penggilingan itu akan berputar sampai hari
Kiamat." (Al Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Al
Awsath dengan riwayat yang senada, dan para perawinya adalah para perawi kitab
shahih selain guru Al Bazzar dan Thabrani, namun keduanya tsiqah.")
ALLAH SUBHAANAHU WA
TA'ALA MENGHIDUPKAN ORANG MATI SEBAGAI PELAJARAN BAGI SUATU KAUM
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَدِّثُوا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا حَرَجَ؛ فَإِنَّهُ كَانَتْ فِيهِمُ الْأَعَاجِيبُ» ثُمَّ أَنْشَأَ يُحَدِّثُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ قَالَ: خَرَجَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ حَتَّى أَتَوْا مَقْبَرَةً لَهُمْ مِنْ مَقَابِرِهِمْ، فَقَالُوا: لَوْ صَلَّيْنَا رَكْعَتَيْنِ وَدَعَوْنَا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُخْرِجَ لَنَا رَجُلًا مِمَّنْ قَدْ مَاتَ؛ نَسَأَلُهُ عَنِ الْمَوْتِ؟ قَالَ: فَفَعَلُوا فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ أَطْلَعَ رَجُلٌ رَأْسَهُ مِنْ قَبْرٍ مِنْ تِلْكَ الْمَقَابِرِ، خِلَاسِيٌّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ أَثَرُ السُّجُودِ، فَقَالَ: يَا هَؤُلَاءِ، مَا أَرَدْتُمْ إِلَيَّ؟ فَقَدْ مِتُّ مُنْذُ مِائَةِ سَنَةٍ، فَمَا سَكَنَتْ عَنِّي حَرَارَةُ الْمَوْتِ، حَتَّى كَانَ الْآنَ، فَادْعُوا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لِي يُعِيدُنِي كَمَا كُنْتُ "
Dari
Jabir bin 'Abdillah ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Sampaikanlah dari Bani Israil dan tidak ada masalah, karena
sesungguhnya di tengah-tengah mereka terdapat beberapa keajaiban."
Selanjutnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mulai melanjutkan
ceritanya, Beliau bersabda, "Ada sekelompok Bani Israil yang keluar
sehingga mereka mendatangi salah satu kuburan di antara kuburan mereka, lalu
berkata, "Sebaiknya kita shalat dua rakaat dan berdoa kepada Allah 'Azza
wa Jalla agar Dia mengeluarkan kepada kita seseorang yang telah mati untuk
bertanya kepadanya tentang kematian?" Beliau melanjutkan sabdanya,
"Maka mereka pun melakukannya. Ketika mereka dalam kondisi demikian,
tiba-tiba muncul kepala seseorang dari salah satu kubur itu. Ia berwarna
coklat, sedang di keningnya terdapat bekas sujud, lalu ia berkata, "Wahai
kalian, apa yang kalian inginkan dariku? Sesungguhnya aku telah mati sejak
seratus tahun yang lalu, namun belum reda dariku rasa panasnya kematian sampai
sekarang. Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah 'Azza wa Jalla untukku agar
Dia mengembalikanku seperti semula." (Al Albani dalam Ash Shahiihah
(6/1028) berkata, "Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Az Zuhd (16-17),
Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf (9/62 tanpa menyebutkan kisah.
Demikian juga oleh Al Bazzar dalam Musnadnya (1/108/192- Kasyful Astaar)
dari Ar Rabii' bin Sa'ad Al Ju'fiy yang ia dengar dari Abdurrahman bin Sabith,
dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "…dst." Al Albani juga berkata, "Isnad ini para
perawinya adalah tsiqah meskipun ada khilaf tentang mendengarnya Ibnu Sabith
dari Jabir. Ibnu Ma'in telah ditanya, "Apakah Abdurrahman bin Sabith
mendengar dari Jabir?" Ia menjawab, "Tidak." Tetapi Ibnu Abi
Hatim menyatakan, bahwa ia mendengar. Ia berkata dalam Al Jarhu wat Ta'dil
(2/2/40), "(Jika) ia meriwayatkan dari Umar, maka ia mursal. Tetapi jika
ia meriwayatkan dari Jabir, maka muttashil (bersambung)." Khilaf ini
seperti yang disebutkan dalam Al Maraasil (hal. 84), dan ini
(bersambung) lebih rajih, karena penjelasan yang akan datang." Hadits
tersebut diriwayatkan oleh 'Abd bin Humaid dalam Al Muntakhab minal musnad
(qaaf 152/1) dengan lengkap. Demikian pula diriwayatkan oleh Waki' dalam Az
Zuhd (1/280/56), Ibnu Abi Dawud dalam Al Ba'ts (30/5), dan di sana
ditegaskan tahdits (ucapan "haddatsana") sehingga hadits tersebut
shahih dan isnadnya bersambung, wal hamdulillah.")
KISAH SAPI DAN
SERIGALA YANG BERBICARA
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، صَلاَةَ الصُّبْحِ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ، فَقَالَ: "
بَيْنَا رَجُلٌ يَسُوقُ بَقَرَةً إِذْ رَكِبَهَا فَضَرَبَهَا، فَقَالَتْ: إِنَّا لَمْ نُخْلَقْ لِهَذَا، إِنَّمَا خُلِقْنَا لِلْحَرْثِ " فَقَالَ النَّاسُ: سُبْحَانَ اللَّهِ بَقَرَةٌ تَكَلَّمُ، فَقَالَ: "
فَإِنِّي أُومِنُ بِهَذَا، أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ، - وَمَا هُمَا ثَمَّ - وَبَيْنَمَا رَجُلٌ فِي غَنَمِهِ إِذْ عَدَا الذِّئْبُ، فَذَهَبَ مِنْهَا بِشَاةٍ، فَطَلَبَ حَتَّى كَأَنَّهُ اسْتَنْقَذَهَا مِنْهُ، فَقَالَ لَهُ الذِّئْبُ هَذَا: اسْتَنْقَذْتَهَا مِنِّي، فَمَنْ لَهَا يَوْمَ السَّبُعِ، يَوْمَ لاَ رَاعِيَ لَهَا غَيْرِي " فَقَالَ النَّاسُ: سُبْحَانَ اللَّهِ ذِئْبٌ يَتَكَلَّمُ، قَالَ: «فَإِنِّي أُومِنُ بِهَذَا أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ، - وَمَا هُمَا ثَمَّ -»
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
salllam shalat Subuh, setelah itu Beliau menghadap kepada orang-orang dan
bersabda, "Ketika ada seorang yang menuntun sapi, tiba-tiba ia menaikinya
dan memukulnya, maka sapi itu berkata, "Sesungguhnya kami tidak diciptakan
untuk ini. kami hanyalah diciptakan untuk membajak tanah." Lalu
orang-orang berkata, "Subhaanallah, seekor sapi berbicara." Beliau
bersabda, "Sesungguhnya aku beriman terhadapnya, demikian pula Abu Bakar
dan Umar." Padahal keduanya (Abu Bakar dan Umar) tidak ada di sana. Ketika
seseorang menggembala dombanya, tiba-tiba ada serigala yang menyerang, lalu
membawa salah satu kambingnya, kemudian penggembala itu mencarinya dan dapat
menyelamatkannya, lalu serigala itu berkata kepadanya, "Engkau dapat
menyelamatkannya dariku, lalu siapakah yang dapat menyelamatkannya pada hari
datangnya binatang buas; pada hari tidak ada penggembala, yang ada hanya
aku." Lalu orang-orang berkata, "Subhaanallah, ada seekor serigala
berbicara." Beliau bersabda, "Sesungguhnya aku beriman terhadapnya,
demikian pula Abu Bakar dan Umar." Padahal keduanya tidak ada di
sana." (HR. Bukhari)
Bersambung...
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa
Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
0 komentar:
Posting Komentar