بسم الله الرحمن الرحيم
Kisah-Kisah
Shahih (1)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam
semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini kisah-kisah
shahih yang disampaikan oleh Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam. semoga
Allah Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan
bermanfaat, Allahumma aamin.
KISAH PENCIPTAAN ADAM 'ALAIHIS SALAM
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "
لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَنَفَخَ فِيهِ الرُّوحَ عَطَسَ فَقَالَ: الحَمْدُ لِلَّهِ، فَحَمِدَ اللَّهَ بِإِذْنِهِ، فَقَالَ لَهُ رَبُّهُ: رَحِمَكَ اللَّهُ يَا آدَمُ، اذْهَبْ إِلَى أُولَئِكَ المَلَائِكَةِ، إِلَى مَلَإٍ مِنْهُمْ جُلُوسٍ، فَقُلْ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، قَالُوا: وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى رَبِّهِ، فَقَالَ: إِنَّ هَذِهِ تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ بَنِيكَ، بَيْنَهُمْ، فَقَالَ اللَّهُ لَهُ وَيَدَاهُ مَقْبُوضَتَانِ: اخْتَرْ أَيَّهُمَا شِئْتَ، قَالَ: اخْتَرْتُ يَمِينَ رَبِّي وَكِلْتَا يَدَيْ رَبِّي يَمِينٌ مُبَارَكَةٌ ثُمَّ بَسَطَهَا فَإِذَا فِيهَا آدَمُ وَذُرِّيَّتُهُ، فَقَالَ: أَيْ رَبِّ، مَا هَؤُلَاءِ؟ فَقَالَ: هَؤُلَاءِ ذُرِّيَّتُكَ، فَإِذَا كُلُّ إِنْسَانٍ مَكْتُوبٌ عُمْرُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، فَإِذَا فِيهِمْ رَجُلٌ أَضْوَؤُهُمْ - أَوْ مِنْ أَضْوَئِهِمْ - قَالَ: يَا رَبِّ مَنْ هَذَا؟ قَالَ: هَذَا ابْنُكَ دَاوُدُ قَدْ كَتَبْتُ لَهُ عُمْرَ أَرْبَعِينَ سَنَةً. قَالَ: يَا رَبِّ زِدْهُ فِي عُمْرِهِ. قَالَ: ذَاكَ الَّذِي كُتِبَ لَهُ. قَالَ: أَيْ رَبِّ، فَإِنِّي قَدْ جَعَلْتُ لَهُ مِنْ عُمْرِي سِتِّينَ سَنَةً. قَالَ: أَنْتَ وَذَاكَ. قَالَ: ثُمَّ أُسْكِنَ الجَنَّةَ مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ أُهْبِطَ مِنْهَا، فَكَانَ آدَمُ يَعُدُّ لِنَفْسِهِ، قَالَ: فَأَتَاهُ مَلَكُ المَوْتِ، فَقَالَ لَهُ آدَمُ: قَدْ عَجَّلْتَ، قَدْ كُتِبَ لِي أَلْفُ سَنَةٍ. قَالَ: بَلَى وَلَكِنَّكَ جَعَلْتَ لِابْنِكِ دَاوُدَ سِتِّينَ سَنَةً، فَجَحَدَ فَجَحَدَتْ ذُرِّيَّتُهُ، وَنَسِيَ فَنَسِيَتْ ذُرِّيَّتُهُ. قَالَ: فَمِنْ يَوْمِئِذٍ أُمِرَ بِالكِتَابِ وَالشُّهُودِ
Dari
Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Ketika Allah menciptakan Adam dan meniupkan ruh kepadanya, maka Adam
bersin, lalu ia mengucapkan "Al Hamdulillah", dia memuji Allah dengan
izin-Nya, maka Tuhannya berkata kepadanya, "Semoga Allah merahmatimu wahai
Adam. Pergilah kepada para malaikat itu, sebagian mereka sedang duduk.
Katakanlah, "As Salaamu 'alaikum." Para malaikat menjawab, "Wa
'alaikas salam wa rahmatullah." Kemudian ia kembali kepada Tuhannya, maka
Allah berfirman, "Ini adalah penghormatan untukmu dan penghormatan untuk
anak cucumu antara sesama mereka." Lalu Allah berfirman kepadanya,
sedangkan kedua tangan-Nya dikepal, "Pilihlah yang mana yang Engkau
kehendaki." Adam berkata, "Aku memilih tangan kanan Tuhanku. Dan
kedua tangan Tuhanku adalah tangan kanan yang diberkahi. Kemudian Allah
membukanya, ternyata di sana terdapat Adam dan anak keturunannya, lalu Dia
berfirman, "Wahai Tuhanku, siapa mereka?' Allah berfirman, "Mereka
adalah keturunanmu." Ternyata setiap manusia sudah dicatat usianya di
antara kedua matanya, dan di antara mereka terdapat orang yang paling mengkilau
–atau di antara mereka yang mengkilau-, Adam pun berkata, "Wahai Tuhanku,
siapakah ini?" Allah berfirman, "Ini adalah anak cucumu, yaitu Dawud.
Aku telah menuliskan untuknya umurnya selama 40 tahun." Adam berkata,
"Ya Rabbi, tambahkanlah kepadanya umurnya." Allah berfirman,
"Itulah yang dituliskan baginya." Adam berkata, "Wahai Tuhanku,
aku berikan kepadanya dari umurku sebanyak enam puluh tahun." Allah
berfirman, "Itu urusanmu." Kemudian Allah menempatkan Adam di surga
sesuai yang dikehendaki Allah, lalu diturunkan darinya." Selanjutnya Adam
menghitung-hitung usianya, lalu malaikat maut datang kepadanya, maka Adam
berkata kepadanya, "Kamu terburu-buru. Sesungguhnya telah dicatat untukku
usia selama seribu tahun." Malaikat maut berkata, "Ya, tetapi engkau
telah memberikan enam puluh tahun untuk cucumu, yaitu Dawud." Adam
mengingkarinya, demikian pula keturunannya, ia lupa, demikian pula anak keturunannya."
Maka sejak saat itulah diperintah untuk diadakan tulisan dan para saksi."
(HR. Tirmidzi, ia berkata, "Hadits hasan gharib," Al Albani berkata,
"Hasan shahih.")
KISAH PEMAKAMAN
NABI ADAM 'ALAIHIS SALAM
عَنْ عُتَيٍّ قَالَ: رَأَيْتُ شَيْخًا بِالْمَدِينَةِ يَتَكَلَّمُ، فَسَأَلْتُ عَنْهُ فَقَالُوا: هَذَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ. فَقَالَ: "
إِنَّ آدَمَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - حَضَرَهُ الْمَوْتُ فَقَالَ لِبَنِيهِ: أَيْ بَنِيَّ، إِنِّي أَشْتَهِي مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ. فَذَهَبُوا يَطْلُبُونَ لَهُ فَاسْتَقْبَلَتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ مَعَهُمْ أَكْفَانُهُ وَحَنُوطُهُ، وَمَعَهُمُ الْفُئُوسُ وَالْمَسَاحِي وَالْمَكَاتِلُ، فَقَالُوا: يَا بَنِي آدَمَ، مَا تُرِيدُونَ وَمَا تَطْلُبُونَ؟ أَوْ مَا تُرِيدُونَ وَأَيْنَ تَذْهَبُونَ؟ قَالُوا: أَبُونَا مَرِيضٌ فَاشْتَهَى مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ. قَالُوا لَهُمْ: ارْجِعُوا فَقَدْ قُضِيَ أَبُوكُمْ. فَجَاءُوا، فَلَمَّا رَأَتْهُمْ حَوَّاءُ عَرَفَتْهُمْ فَلَاذَتْ بِآدَمَ، فَقَالَ: إِلَيْكِ عَنِّي، فَإِنَّمَا أُتِيتُ مِنْ قِبَلِكَ، خَلِّي بَيْنِي وَبَيْنَ مَلَائِكَةِ رَبِّي تَبَارَكَ وَتَعَالَى. فَقَبَضُوهُ وَغَسَّلُوهُ وَكَفَّنُوهُ وَحَنَّطُوهُ، وَحَفَرُوا لَهُ وَلَحَدُوا لَهُ، فَصَلُّوا عَلَيْهِ، ثُمَّ دَخَلُوا قَبْرَهُ فَوَضَعُوهُ فِي قَبْرِهِ وَوَضَعُوا عَلَيْهِ اللَّبِنَ، ثُمَّ خَرَجُوا مِنَ الْقَبْرِ ثُمَّ حَثَوْا عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالُوا: يَا بَنِي آدَمَ هَذِهِ سُنَّتُكُمْ
". قال الهيثمي:رَوَاهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ، وَرِجَالُهُ رِجَالُ الصَّحِيحِ، غَيْرَ عُتَيِّ بْنِ ضَمْرَةَ وَهُوَ ثِقَةٌ.
Dari
'Utay ia berkata, “Aku melihat ada seorang syaikh di Madinah berbicara, lalu
aku bertanya tentangnya, maka mereka menjawab, "Ini adalah Ubay bin
Ka'ab." Ia (Ubay) berkata, "Sesungguhnya Adam –semoga Allah
melimpahkan shalawat dan salam kepadanya- ketika kedatangan maut, maka ia
berkata kepada anak-anaknya, "Wahai anak-anakku, sesungguhnya aku suka
buah-buahan surga." Maka anak-anaknya pergi untuk mencarikan buah-buahan
itu, lalu para malaikat menghadap mereka dengan membawa kafan dan hanuth
(pengawet), demikian juga membawa kapak, sekop dan keranjang. Mereka berkata,
"Wahai anak Adam, apa yang kalian inginkan dan apa yang kalian cari?"
Atau mengatakan, "Apa yang kalian inginkan dan ke mana kalian pergi?"
Mereka menjawab, "Bapak kami sakit, ia ingin buah-buahan surga." Maka
para malaikat berkata, "Kembalilah, sesungguhnya ketetapan untuk bapak
kalian telah tiba." Mereka pun datang. Saat Hawa melihat mereka, maka ia
mengenalinya sehingga ia berlindung kepada Adam." Lalu Adam berkata,
"Menjauhlah dariku, aku pernah melakukan kesalahan karenamu. Biarkanlah aku
dengan para malaikat Tuhanku Tabaaraka wa Ta'aala. Maka mereka mencabut
nyawanya, memandikannya, mengkafankannya dan memberinya pengawet. Mereka juga
membuat galian untuknya dan membuatnya berbentuk lahad (adanya galian di
pinggir kubur). Kemudian mereka menyalatkannya, masuk ke kuburnya dan
meletakkan Adam di kuburnya, demikian juga menaruh bata di atasnya. Setelah itu
mereka keluar dari kubur dan menuangkan pasir ke atasnya, selanjutnya mereka
berkata, "Wahai anak Adam, ini adalah sunnah kalian." (Haitsami berkata,
"Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad, para perawinya adalah para perawi
hadits shahih selain 'Utay bin Dhamrah, namun ia tsiqah." Syaikh Umar
Sulaiman Al Asyqar dalam Shahih Al Qashashin Nabawi menjelaskan, bahwa
hadits ini meskipun mauquf (sampai kepada sahabat) pada Ubay bin Ka'ab, tetapi
mempunyai hukum marfu', karena perkara seperti ini tidak membuka peluang bagi
akal untuk mengakalinya.)
PEMBINASAAN KAUM
TSAMUD
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: لَمَّا مَرَّ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - بِالْحِجْرِ قَالَ: "
«لَا تَسْأَلُوا الْآيَاتِ فَقَدْ سَأَلَهَا قَوْمُ صَالِحٍ، فَكَانَتْ تَرِدُ مِنْ هَذَا الْفَجِّ، فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَعَقَرُوهَا [فَكَانَتْ تَشْرَبُ مَاءَهُمْ يَوْمًا، وَيَشْرَبُونَ لَبَنَهَا يَوْمًا، فَعَقَرُوهَا] ، فَأَخَذَتْهُمْ صَيْحَةٌ أَهَمَدَ اللَّهُ مَنْ تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ مِنْهُمْ إِلَّا رَجُلًا وَاحِدًا كَانَ فِي حَرَمِ اللَّهِ ".
قِيلَ: مَنْ هُوَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "
أَبُو رِغَالٍ، فَلَمَّا خَرَجَ مِنَ الْحَرَمِ أَصَابَهُ مَا أَصَابَ قَوْمَهُ» . قال الهيثمي: رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْبَزَّارُ، وَالطَّبَرَانِيُّ فِي الْأَوْسَطِ أَتَمَّ مِنْهُ، وَتَقَدَّمَ فِي سُورَةِ هُودٍ، وَرِجَالُ أَحْمَدَ رِجَالُ الصَّحِيحِ.
Dari
Jabir radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
melewati Hijr, Beliau bersabda, "Janganlah kalian meminta ditunjukkan
ayat-ayat (mukjizat). Sesungguhnya kaum Shalih telah memintanya, lalu keluarlah
(unta itu) dari jalan ini, tetapi mereka melanggar perintah Tuhan mereka,
mereka malah membunuh unta itu. {Unta itu biasa meminum air mereka di satu hari
dan mereka meminum susunya di hari lain, lalu mereka membunuhnya}, kemudian
mereka ditimpa oleh suara yang keras, maka Allah membinasakan semua yang ada di
bawah kolong langit dari kalangan mereka selain satu orang yang berada di tanah
haram milik Allah." Beliau ditanya, "Siapakah dia wahai
Rasulullah?" Beliau menjawab, "Abu Righal. Saat ia keluar dari tanah
haram, maka ia ditimpa seperti yang menimpa kaumnya." (Haitsami berkata,
"Diriwayatkan oleh Ahmad, Al Bazzar, dan Thabrani dalam Al Awsath
meriwayatkan lebih sempurna lagi, dan telah disebutkan pada bagian surah Huud.
Para perawi Ahmad adalah para perawi kitab shahih.")
KISAH NABI IBRAHIM
'ALAIHIS SALAM DAN SARAH DENGAN RAJA YANG LALIM
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: "
لَمْ يَكْذِبْ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ إِلَّا ثَلاَثَ كَذَبَاتٍ، ثِنْتَيْنِ مِنْهُنَّ فِي ذَاتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَوْلُهُ {إِنِّي سَقِيمٌ} [الصافات: 89] . وَقَوْلُهُ: {بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا} [الأنبياء: 63] . وَقَالَ: بَيْنَا هُوَ ذَاتَ يَوْمٍ وَسَارَةُ، إِذْ أَتَى عَلَى جَبَّارٍ مِنَ الجَبَابِرَةِ، فَقِيلَ لَهُ: إِنَّ هَا هُنَا رَجُلًا مَعَهُ امْرَأَةٌ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ، فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ فَسَأَلَهُ عَنْهَا، فَقَالَ: مَنْ هَذِهِ؟ قَالَ: أُخْتِي، فَأَتَى سَارَةَ قَالَ: يَا سَارَةُ: لَيْسَ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ مُؤْمِنٌ غَيْرِي وَغَيْرَكِ، وَإِنَّ هَذَا سَأَلَنِي فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّكِ أُخْتِي، فَلاَ تُكَذِّبِينِي، فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا فَلَمَّا دَخَلَتْ عَلَيْهِ ذَهَبَ يَتَنَاوَلُهَا بِيَدِهِ فَأُخِذَ، فَقَالَ: ادْعِي اللَّهَ لِي وَلاَ أَضُرُّكِ، فَدَعَتِ اللَّهَ فَأُطْلِقَ، ثُمَّ تَنَاوَلَهَا الثَّانِيَةَ فَأُخِذَ مِثْلَهَا أَوْ أَشَدَّ، فَقَالَ: ادْعِي اللَّهَ لِي وَلاَ أَضُرُّكِ، فَدَعَتْ فَأُطْلِقَ، فَدَعَا بَعْضَ حَجَبَتِهِ، فَقَالَ: إِنَّكُمْ لَمْ تَأْتُونِي بِإِنْسَانٍ، إِنَّمَا أَتَيْتُمُونِي بِشَيْطَانٍ، فَأَخْدَمَهَا هَاجَرَ، فَأَتَتْهُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي، فَأَوْمَأَ بِيَدِهِ: مَهْيَا، قَالَتْ: رَدَّ اللَّهُ كَيْدَ الكَافِرِ، أَوِ الفَاجِرِ، فِي نَحْرِهِ، وَأَخْدَمَ هَاجَرَ " قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ تِلْكَ أُمُّكُمْ يَا بَنِي مَاءِ السَّمَاءِ
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Nabi Ibrahim 'alaihis salam
tidaklah berdusta selain tiga kali; dua kali dilakukan karena Allah 'Azza wa
Jalla, yaitu ucapannya, "Sesungguhnya saya sakit." (QS. Ash
Shaaffaat: 89) dan ucapannya, "Bahkan yang melakukannya adalah berhala
yang besar ini." (QS. Al Anbiyaa': 63), ia juga berkata, "Maka
pada saat Ibrahim bersama Sarah, tiba-tiba ia berhadapan dengan salah satu raja
yang lalim." Lalu ada yang mengatakan kepadanya (raja yang lalim),
"Sesungguhnya di sini ada laki-laki bersama seorang wanita yang paling
cantik." Maka raja mengirim utusan menemui Ibrahim dan bertanya kepadanya
tentang wanita yang bersamanya, "Siapa ini?" Nabi Ibrahim menjawab,
"Dia saudariku." Maka Nabi Ibrahim mendatangi Sarah dan berkata,
"Wahai Sarah, sesungguhnya tidak ada di muka bumi ini orang yang beriman
selain aku dan kamu, dan sesungguhnya orang ini (raja tersebut) bertanya
kepadaku, maka aku beritahukan, bahwa engkau adalah saudariku, maka dari itu,
janganlah engkau dustakan aku." Kemudian raja mengirim orang kepada Sarah
(memintanya hadir ke hadapannya). Saat Sarah masuk menemuinya, ia langsung
pergi mendatanginya untuk menyentuhnya dengan tangannya, tetapi ia merasa
tercekik[i],
maka raja berkata, "Berdoalah kepada Allah untukku, dan aku tidak akan
mengganggumu." Sarah pun berdoa kepada Allah, akhirnya si raja sembuh,
hingga akhirnya raja mencoba melakukan hal itu sampai tiga kali, tetapi ia
diberi hukuman yang sama atau lebih. Raja berkata lagi, "Berdoalah kepada
Allah untukku, dan aku tidak akan mengganggumu." Maka raja memanggil
sebagian pelayannya dan berkata, "Sesungguhnya kalian bukan membawa
manusia kepadaku, tetapi membawa setan." Lalu raja memberikan pelayan
kepadanya, yaitu Hajar. Kemudian Sarah datang kepada Ibrahim saat ia sedang
shalat, lalu Ibrahim berisyarat dengan tangannya, yang maksudnya,
"Bagaimana kabarmu?" Sarah berkata, "Allah menolak tipu daya
orang kafir atau orang fasik ke lehernya dan memberikan pelayan, yaitu
Hajar." Abu Hurairah berkata, "Itulah ibumu wahai Bani air langit[ii]."
(HR. Bukhari)
Bersambung…
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa
Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
[i] Dalam riwayat lain,
tangannya tergenggam. Mungkin saja ia dihukum sesekali dengan dijadikan
tangannya tergenggam dan sesekali dengan dijadikan lehernya tercekik, wallahu
a'lam.
[ii] Yaitu orang-orang
Arab, mereka disebut demikian karena mereka biasa mencari tempat curahan hujan
di padang pasir untuk hewan ternak mereka.
0 komentar:
Posting Komentar