بسم الله الرحمن الرحيم
Khutbah Jum'at
Mengisi Bulan Ramadhan Dengan Amal Saleh
Oleh: Marwan bin Musa, M.Pd.I
Khutbah I
إنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ
اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ
اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا --يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فقَدْ فَازَ فوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ
اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاثُهَا وَكُلَّ
بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur
kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kepada kita berbagai
nikmat, terutama adalah nikmat Islam, Iman, Hidayah, Taufiq, Sehat wal Afiyat,
dan nikmat-nikmat lainnya yang tidak terhitung oleh kita jumlahnya.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang mengikuti Sunnahnya sampai hari Kiamat.
Khatib berwasiat baik kepada diri khatib sendiri maupun
kepada para jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, karena orang-orang yang bertakwalah yang akan memperoleh
kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Kita bersyukur
kepada Allah Azza wa Jalla karena telah menyampaikan kita ke bulan Ramadhan,
dimana banyak saudara-saudara kita yang tidak berjumpa lagi dengan bulan
Ramadhan.
Oleh karena itu,
sudah sepatutnya kita memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Bulan Ramadhan
adalah bulan yang penuh berkah. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ
مُبَارَكٌ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ
السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ
الشَّيَاطِيْنِ فِيْهِ لَيْلَةٌ هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ
خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ
"Telah
datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan puasa di
bulan itu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup
dan setan-setan durhaka dibelenggu. Di bulan itu terdapat suatu malam yang
lebih baik daripada seribu bulan. Barang siapa dihalangi mendapatkan
kebaikannya, maka ia sebagai orang yang malang." (Hr. Ahmad, Nasa'i, dan
Baihaqi dalam Syu'abul Iman, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul
Jaami' no. 55)
Di bulan itu ada
malaikat yang memanggil, “Wahai orang yang ingin kebaikan, bergembiralah!” dan
“Wahai orang yang ingin keburukan, berhentilah!” Di dalamnya terdapat malam
yang lebih baik daripada seribu bulan, itulah malam Lailatulqadr. Dan keutamaan
lainnya seperti doa orang yang berpuasa adalah mustajab, puasa akan memberikan
syafaat kepada pelakunya pada hari kiamat dan dosa-dosa akan dihapuskan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
«ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ: دَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ
الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ»
“Ada tiga doa yang
mustajab; doa orang yang berpuasa, doa orang yang terzalimi, dan doa musafir.”
(Hr. Al Uqailiy dan Baihaqi dalam Asy Syu’ab, dishahihkan oleh Al Albani
dalam Shahihul Jami no. 3030 dan Ash Shahihah no. 1797)
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ
وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ:
مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ "، قَالَ: "
فَيُشَفَّعَانِ "
“Puasa dan Al Qur’an
akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari Kiamat. Puasa akan
berkata, “Ya Rabbi, saya cegah dia dari makan dan syahwatnya di siang hari,
maka izinkan saya memberinya syafaat.” Sedangkan Al Qur’an akan berkata, “Saya
cegah dia dari tidur di malam hari, maka izinkan saya memberinya syafaat.”
Keduanya pun diizinkan memberi syafaat.” (Hr. Ahmad, Thabrani, Hakim, Baihaqi
dalam Asy Syu’ab dari Abdullah bin Amr, dishahihkan oleh Al Albani dalam
Shahihul Jami no. 3882)
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang
siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu." (Hr. Bukhari, Muslim, dll.)
Dengan demikian,
sungguh malang sekali mereka yang terhalang dari kebaikan bulan Ramadhan.
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Agar kita dapat
memaksimalkan bulan Ramadhan, maka berdoalah kepada Allah agar dimudahkan
beramal saleh. Demikian pula hendaknya kita memperhatikan adab-adab yang perlu
kita lakukan di bulan ini, seperti yang khatib sebutkan berikut ini:
1. Makan sahur dan mengakhirkannya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ
بَرَكَةً » .
"Bersahurlah, karena dalam makan sahur ada
keberkahan." (Hr. Bukhari-Muslim)
اَلسَّحُوْرُ أَكْلُهُ
بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوْهُ وَ لَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ
فَإِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِيْنَ .
"Makan sahur itu berkah, maka jangan kamu tinggalkan
meskipun hanya meminum seteguk air, karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat
kepada orang-orang yang bersahur." (Hr. Ahmad, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami' no.
3683)
Habis waktu makan sahur adalah dengan terbitnya fajar shadiq,
tidak dengan tibanya waktu yang diistilahkan oleh orang-orang dengan “Imsak”. Allah Azza wa Jalla berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ
مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ
“Makan minumlah hingga
terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (Qs.
Al Bqarah: 187)
Dianjurkan
pula makan sahur dengan kurma. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
«نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ»
“Sebaik-baik
makanan sahur seorang mukmin adalah kurma.” (Hr. Abu Dawud dari Abu Hurairah,
dishahihkan oleh Al Albani)
2. Menjaga diri dari perbuatan sia-sia dan berkata kotor, berkata
dusta, berkata ghibah (gosip) dan namimah (mengadu domba), demikian juga
menjaga diri dari bersikap bodoh dan berteriak-teriak, serta menghindari perbuatan
maksiat lainnya seperti memberikan persaksian palsu. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لمَ ْيَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْس ِللهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang
siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal dengannya, maka Allah
tidak lagi butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” (Hr. Bukhari)
Allah Azza wa Jalla berfirman,
كُلُّ
عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ
وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ
صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ
عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا
أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
“Semua
amal anak Adam untuknya selain puasa, puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan
membalasnya."
(sampai
di sinilah hadits qudsinya, selebihnya hadits nabawi). Puasa itu perisai, maka
jika kamu sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika
ada yang memaki atau mengajak bertengkar, katakanlah, “Saya sedang berpuasa”,
kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi (Allah) yang
nyawa Muhammad di Tangan-Nya, sungguh bau mulut
orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wangi kesturi.
Bagi orang yang berpuasa ada dua
kegembiraan; kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya
dengan puasanya itu.” (Hr. Bukhari dan Muslim, lafaz ini adalah lafaz Bukhari)
3. Menundukkan
pandangan.
4. Bersikap
dermawan.
5.
Memperbanyak membaca Al Qur’an.
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam adalah orang yang paling dermawan. Kedermawanan Beliau lebih tampak lagi
di bulan Ramadhan ketika ditemui oleh Jibril. Jibril biasa menemui Beliau di
setiap malam bulan Ramadhan lalu Beliau bertadarus Al Qur'an dengannya.
Sungguh, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lebih dermawan terhadap
kebaikan melebihi angin yang berhembus." (Hr. Bukhari)
6. Shalat Tarawih,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
«مَنْ قَامَ رَمَضَانَ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
“Barang siapa yang melakukan qiyam Ramadhan (Shalat tarawih)
karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ
اْلِإمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
"Sesungguhnya
barang siapa melakukan qiyamullail bersama imam hingga selesai, maka akan
dicatat shalat semalam suntuk." (Hr. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban,
Shahihul Jaami' no. 2417)
7. Menyegerakan
berbuka.
Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,
«لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الفِطْرَ»
“Manusia akan senantiasa
berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (Hr. Bukhari dan
Muslim)
8. Berbuka dengan kurma dalam jumlah ganjil, jika
tidak ada dengan air.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلْيُفْطِرْ عَلَى التَّمْرِ فَإِنْ لَمْ يَجِدِ
التَّمْرَ فَعَلَى الْمَاءِ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُوْرٌ
"Jika
salah seorang di antara kamu berpuasa, maka berbukalah dengan kurma. Jika tidak
mendapatkan kurma, maka dengan air, karena air itu pembersih." (Hr. Abu
Dawud, Hakim dan Baihaqi, Shahihul Jaami' no. 746)
9. Berdoa ketika berbuka, seperti dengan doa berikut,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَ اْبتَلَّتِ اْلعُرُوْقُ وَ ثَبَتَ اْلاَ جْرُ اِنْ شَاء َاللهُ
“Telah
hilang rasa haus, telah basah tenggorokan, dan semoga pahala tetap didapat
Insya Allah.”
Doa
ini dibaca setelah berbuka, jangan lupa ketika hendak makan membaca “Bismillah”.
Jika lupa, ucapkanlah “Bismillah fii awwalihi wa aakhirih” dan makanlah dengan
tangan kanan.
Apabila kita berbuka di
rumah orang lain dianjurkan mengucapkan,
أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ اْلأَبْرَارُ وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ
“Orang-orang yang
berpuasa berbuka di sisimu dan orang-orang yang baik memakan makananmu, serta
semoga malaikat mendoakanmu agar kamu diberi rahmat." (Hr. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
Demikianlah beberapa
adab yang perlu diperhatikan saat berpuasa.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah II
الْحَمْدُ ِللهِ
الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ. أَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ:
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Agar kita terus semangat mengisi bulan
Ramadhan dengan sebaik-baiknya maka hendaknya kita menghadirkan perasaan, bahwa
boleh jadi Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhirnya, yang boleh jadi kita
tidak dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan di tahun berikutnya.
Lihat pula generasi salaf terdahulu dalam
mengisi bulan Ramadhan.
Imam Bukhari rahimahullah ketika di
awal bulan Ramadhan, maka kawan-kawannya berkumpul bersamanya, lalu ia
mengimami mereka dan membaca pada setiap rakaatnya 20 ayat sampai ia khatamkan
Al Qur’an. (Shifatush Shofwah 4/170).
As Sa’ib bin Yazid berkata, “Umar bin
Khaththab radhiyallahu anhu memerintahkan Ubay bin Ka’ab dan Tamim Ad Dariy
radhiyallahu anhuma mengimami manusia pada bulan Ramadhan. Ketika itu, bacaan imam
sampai ratusan ayat, sehingga kami bersandar dengan tongkat karena lamanya
berdiri, dan kami tidak selesai daripadanya kecuali beberapa saat menjelang
fajar.” (Diriwayatkan oleh Baihaqi)
Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata,
“Jika engkau tidak mampu melakukan qiyamullail dan tidak mampu berpuasa di
siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau adalah orang yang malang, dosa-dosa
dan maksiat telah membuatmu terbelenggu.”
Imam
Malik rahimahullah sampai menghentikan kajiannya karena fokus membaca Al
Qur’an di bulan Ramadhan. Demikian pula yang dilakukan oleh Sufyan
Ats Tsauri yang fokus membaca Al Qur’an sampai meninggalkan banyak kegiatan.
Sa’id bin Jubair mengkhatamkan Al Qur’an
pada bulan Ramadhan setiap dua hari sekali.
Qatadah biasa mengkhatamkan Al Qur’an
sepekan sekali, tetapi ketika memasuki bulan Ramadhan, maka ia mengkhatamkan Al
Qur’an setiap tiga hari sekali, dan ketika memasuki sepuluh terakhir bulan
Ramadhan, maka ia mengkhatamkan Al Qur’an sehari sekali.
Ibnu Asakir penulis kitab Tarikh
Dimasyq adalah seorang yang rutin shalat berjamaah dan membaca Al Qur’an,
ia biasa mengkhatamkannya sepekan sekali, sedangkan pada bulan Ramadhan ia mengkhatamkan
sehari sekali, dan beri’tikaf di menara timur, yakni di Masjid Jami Damaskus.
Adapun larangan mengkhatamkan Al Qur’an
kurang dari tiga hari adalah bagi yang merutinkannya, sedangkan pada
waktu-waktu yang utama seperti bulan Ramadhan dan tempat-tempat utama seperti
Mekkah bagi yang bukan sebagai penduduknya, maka disukai pada waktu atau tempat
tesebut memperbanyak membaca Al Qur’an. Hal ini sebagaimana diterangkan oleh
Imam Ibnu Rajab rahimahullah.
Ibnu Syihab Az Zuhri ketika memasuki
bulan Ramadhan berkata, “Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah bulan membaca Al
Qur’an dan memberikan makanan.”
Ibnu Umar radhiyallahu anhuma biasa
berbuka dengan orang-orang miskin.
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Demikian pula hendaknya kita menjaga puasa kita dari hal-hal
yang membatalkan puasa dan hal-hal yang membuat hilang pahalanya, karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
«رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ
لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ
إِلَّا السَّهَرُ»
“Betapa banyak orang
yang berpuasa, namun ia tidak memperoleh apa-apa dari puasanya selain lapar,
dan betapa banyak orang yang melakukan qiyamullail, namun ia tidak memperoleh
apa-apa dari qiyamullailnya selain bergadang di malam hari.” (Hr. Tirmidzi,
dinyatakan hasan shahih oleh Al Albani)
Mungkin amal yang dilakukannya tidak ikhlas,
tidak didasari dalil dari Al Qur’an maupun As Sunnah, ujub, atau mengiringi
dengan perbuatan buruk yang menghapuskan amalnya, dan sebagainya, nas’alullahas
salamah wal ‘afiyah.
Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu
berkata, “Puasa itu pada hakikatnya bukan hanya menahan diri dari makan dan
minum saja, tetapi termasuk pula menjaga dari dusta dan perkara batil, sia-sia,
dan sumpah (palsu).” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah)
Mujahid berkata, “Dua perkara yang jika
seseorang dapat menjaga diri daripadanya maka akan selamat puasanya, yaitu:
ghibah dan dusta.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
anhu, bahwa ghibah adalah perkara yang membuat puasa seseorang bolong,
sedangkan istighfar itu yang menambalnya. Oleh karena itu, barang siapa yang
mampu datang pada hari Kiamat dengan membawa puasa yang telah ditambal, maka
hendaklah ia lakukan. Maksudnya seperti yang dinyatakan Ibnul Munkadir, yaitu
bahwa puasa itu perisai dari neraka selama tidak dibolongi, dan ucapan yang
buruk itulah yang membuat perisai itu bolong, sedangkan istighfar itulah yang
menambalnya.
Disebutkan,
bahwa suatu ketika Al Hasan Al Bashri melewati segolongan kaum yang sedang
tertawa terbahak-bahak, maka ia berkata, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
menjadikan bulan Ramadhan sebagai arena perlombaan bagi manusia; dimana mereka
berlomba-lomba di dalamnya untuk melakukan ketaatan. Lalu
suatu kaum ada yang lebih dulu sehingga mereka menang, ada pula yang telat
sehingga mereka kecewa. Sungguh sangat mengherankan ada orang yang tertawa lagi
bermain-main pada hari ketika orang-orang berlomba-lomba, dimana orang-orang
yang menyia-nyiakannya akan kecewa.”
Demikianlah yang
bisa khatib sampaikan semoga Allah Azza wa Jalla
memberikan kita taufik untuk beramal saleh dan menerima amal
ibadah kita, aamin.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ
عَلَى
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى
آلِ
مُحَمَّدٍ
كَمَا
صَلَّيْتَ
عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى
آلِ
إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ
حَمِيْدُ
مَجِيْدٌ،
اَللَّهُمَّ بَارِكْ
عَلَى
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى
آلِ
مُحَمَّدٍ
كَمَا
بَارَكْتَ
عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى
آلِ
إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ
حَمِيْدُ
مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ
أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا
تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ
رَّحِيمٌ
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
سُبْحَانَ
رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ -- وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ –
وَ الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
0 komentar:
Posting Komentar