بسم
الله الرحمن الرحيم
10 Sebab Masuk Surga
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini beberapa sebab yang memasukkan
seseorang ke surga. Akan tetapi perlu diingat, bahwa surga hanya dimasuki oleh
orang mukmin. Oleh karena itu, kalau sekiranya orang-orang kafir dan musyrik
mengerjakan sebagian amal saleh, maka tidaklah bermanfaat amalnya dan tidak
akan memasukkannya ke surga, karena Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan
kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Allah),
niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi.” (QS.
Az Zumar: 65)
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ
اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ
أَنصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolong pun.” (QS.
Al Maa’idah: 72)
Amal saleh yang dilakukan orang-orang kafir
hanya Allah balas di dunia, sehingga mereka datang ke akhirat tanpa membawa
amal saleh karena telah diberikan balasan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
«إِنَّ اللهَ لَا يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً، يُعْطَى بِهَا فِي
الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي الْآخِرَةِ، وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ
بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى
الْآخِرَةِ، لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا»
“Sesungguhnya Allah tidak menzalimi kebaikan
seorang mukmin, ia diberi balasan di dunia dan di akhirat karena perbuatan
baiknya itu. Adapun orang kafir, maka ia diberi makan karena perbuatan baik
yang ia lakukan karena Allah di dunia, sehingga ketika ia kembali ke akhirat,
maka ia tidak memiliki kebaikan untuk diberikan balasan.” (HR. Muslim)
Maka bersyukurlah kepada Allah yang telah
menjadikan kita sebagai orang-orang muslim, karena orang-orang non muslim ingin
sekali di akhirat kalau sekiranya mereka menjadi orang-orang muslim. Allah
Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
رُّبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُواْ لَوْ
كَانُواْ مُسْلِمِينَ
“Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti
di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang
Muslim.” (QS.
Al Hijr: 2)
dan kita meminta kepada Allah Azza wa Jalla
agar Dia mematikan kita di atas Islam, Allahumma aamin.
Dengan demikian, syarat diterimanya amal saleh
adalah seseorang harus di atas agama Islam.
Jika seseorang berkata, “Semua agama adalah
sama, intinya menuju Allah meskipun jalannya berbeda-beda. Sebagaimana di
dunia, jika kita hendak pergi ke sebuah tempat, maka banyak jalan yang bisa
dilalui untuk menuju ke arahnya.”
Jawab, “Jika di dunia, jalan menuju ke sebuah
tempat memang banyak jalannya. Akan tetapi, jalan menuju Allah dan menuju
surga-Nya hanya satu, karena Allah Tuhan kita dan sebagai pemilik surga tidak
meridhai jalan-jalan yang ada selain Islam saja sebagaimana firman-Nya,
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن
يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam,
maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Oleh karena itu, semua jalan selain Islam,
tidak diterima oleh Allah Subhaaanu wa Ta’ala, karena Dia yang menyatakan
demikian. Famaa dzaa ba’dal haqqi illadh dhalaal.
Jalan Menuju Surga
Secara garis besar, bahwa jalan menuju surga
adalah dengan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ
جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ
“Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang
besar.” (QS.
An Nisaa’: 13)
Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
«كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى» ،
قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: «مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ
الجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى»
“Setiap umatku akan masuk surga selain orang
yang enggan (masuk surga).” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah
orang yang enggan itu?” Beliau menjawab, “Orang yang taat kepadaku akan masuk
surga dan orang yang mendurhakaiku dialah orang yang enggan (masuk surga).”
(HR. Bukhari)
Oleh karena itu, orang-orang yang tidak mau
melaksanakan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wajib serta
tidak mau menjauhi larangan Beliau yang haram pada hakikatnya tidak mau surga.
Saudaraku, di hadapan kita ada
perintah-perintah yang wajib seperti shalat yang lima waktu, membayar zakat,
berpuasa Ramadhan, berhaji ketika mampu, berbakti kepada kedua orang tua,
menyambung tali silaturrahim, menutup aurat, dan sebagainya, maka laksanakanlah
perintah-perintah tersebut agar kamu beruntung.
Demikian pula di hadapan kita ada
larangan-larangan yang haram seperti syirk, mendatangi dukun dan peramal,
durhaka kepada orang tua, berzina, menipu, berkata dusta, ingkar janji,
khianat, dan sebagainya, maka jauhilah larangan-larangan tersebut agar kamu
beruntung.
Beberapa amal saleh yang memasukkan ke surga
1. Menjauhi
syirk, beribadah hanya kepada Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
menyambung tali silaturrahim.
Dari Abu Ayyub, ia berkata, “Ada seorang
laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata,
“tunjukkanlah kepadaku amal yang mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari
neraka?” Beliau menjawab,
«تَعْبُدُ اللهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ،
وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ»
“Engkau beribadah kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
menyambung hubungan kerabatmu.”
Ketika laki-laki ini telah pergi, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika ia berpegang dengan apa yang
diperintahkan itu, ia akan masuk surga.” (HR. Muslim)
2. Menjaga
semua shalat fardhu, dan menjaga shalat Subuh dan Ashar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
«مَنْ صَلَّى البَرْدَيْنِ دَخَلَ الجَنَّةَ»
“Barang siapa yang melaksanakan shalat Subuh
dan Ashar, maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Berpuasa,
mengiringi Jenazah, memberi makan orang miskin, dan menjenguk orang sakit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda di hadapan para sahabat, “Siapakah di antara kalian yang hari ini
berpuasa?” Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Saya.” Beliau bersabda lagi,
“Siapakah di antara kalian yang mengiringi jenazah hari ini?” Abu Bakar radhiyallahu
‘anhu berkata, “Saya.” Beliau bersabda lagi, “Siapakah di antara kalian yang
memberi makan orang miskin hari ini?” Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Saya.” Beliau bersabda lagi, “Siapakah di antara kalian yang menjenguk orang
sakit hari ini?” Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Saya.” Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ، إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ»
“Tidaklah berkumpul semua ini dalam diri
seseorang kecuali dia akan masuk surga.” (HR. Muslim)
4. Mengihsha
99 nama Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِنَّ لِلَّهِ
تَعَالَى تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً غَيْرَ وَاحِدٍ مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ
الجَنَّةَ
"Sesungguhnya
Allah Ta'ala memiliki sembilan puluh sembilan nama. Barang siapa yang mengihsha’nya,
maka ia akan masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut Ibnul Qayyim,
makna ihsha’ adalah menjumlahkan dan menghitungnya, memahami makna dan
kandungannya, dan berdoa kepada Allah Ta'ala dengannya.
Menurut Imam Bukhari dan
Imam Nawawi, bahwa maksudnya adalah menghapalnya.
Hadits di atas bukan
berarti bahwa nama-nama Allah Ta’ala hanya terbatas sampai 99 nama.
5. Menyebarkan
salam, menyambung tali silaturrahim, shalat malam, dan memberi makan orang
lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
يَا أَيُّهَا اَلنَّاسُ!
أَفْشُوا اَلسَّلَام, وَصِلُوا اَلْأَرْحَامَ, وَأَطْعِمُوا اَلطَّعَامَ,
وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ, تَدْخُلُوا اَلْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia! Sebarkan
salam, sambung tali silaturrahim, berikan makan kepada orang lain, shalatlah di waktu malam ketika
orang tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan sejahtera.” (HR. Tirmidzi,
dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi (1855))
6. Menjawab
ucapan muazin
Dari Umar bin Khathab radhiyallahu
'anhu ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ
أَكْبَرُ فَقَالَ أَحَدُكُمْ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ ...ثُمَّ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Apabila muazin mengucapkan Allahu akbar-
Allahu akbar, lalu salah seorang di antara kamu mengucapkan, “Allahu
akbar- Allahu akbar.” ...Kemudian ketika ia (muazin) mengucapkan, “Laailaahaillallah,”
ia mengucapkan, “Laailaahaillallah,” (dengan ikhlas) dari hatinya, maka
ia akan masuk surga.” (HR. Muslim)
Ketika muazin mengucapkan “Hayya ‘alash
shalah” dan “Hayya ‘alal falah” jawabannya adalah Laa haula walaa
quwwata illaa billah.
7. Membaca
dzikr setelah shalat dan sebelum tidur
Dari Abdullah bin ‘Amr, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
«خَصْلَتَانِ، أَوْ خَلَّتَانِ لَا يُحَافِظُ عَلَيْهِمَا عَبْدٌ
مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ، هُمَا يَسِيرٌ، وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا
قَلِيلٌ، يُسَبِّحُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا، وَيَحْمَدُ عَشْرًا،
وَيُكَبِّرُ عَشْرًا، فَذَلِكَ خَمْسُونَ وَمِائَةٌ بِاللِّسَانِ، وَأَلْفٌ
وَخَمْسُ مِائَةٍ فِي الْمِيزَانِ، وَيُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ إِذَا
أَخَذَ مَضْجَعَهُ، وَيَحْمَدُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ، وَيُسَبِّحُ ثَلَاثًا
وَثَلَاثِينَ، فَذَلِكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ، وَأَلْفٌ فِي الْمِيزَانِ»
“Dua perkara yang jika dijaga oleh seorang
hamba yang muslim pasti akan masuk surga. Kedua perkara itu mudah, namun yang
mengamalkannya sedikit, yaitu bertasbih 10 kali di akhir shalat, bertahmid 10
kali, dan bertakbir 10 kali. Itu semua menjadi 150 di lisan dan 1500 di
timbangan. Dia juga bertakbir sebanyak 34 kali ketika di tempat tidur,
bertahmid 33 kali, dan bertasbih 33 kali. Itu semua menjadi 100 di lisan dan
1000 di timbangan.” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al
Albani)
8. Membaca
Sayyidul Istighfar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ أَوْ حِينَ يُمْسِي: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي
وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ بِنِعْمَتِكَ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي
فَاغْفِرْ لِي، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ أَوْ مِنْ لَيْلَتِهِ
دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa yang ketika pagi hari atau sore
hari mengucapkan, “Allahuumma anta Rabbiy...dst. (artinya: Ya Allah, Engkau adalah
Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang
menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku
dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat.
Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu,
ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau),
lalu ia meninggal dunia pada hari itu atau pada malamnya, kecuali ia akan masuk
surga.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim, dan
dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6424)
9. Menjaga
kesucian diri
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
اِضْمَنُوْا
لِيْ سِتَّا مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَضْمَنْ لَكُمُ الْجَنَّةَ اُصْدُقُوْا إِذَا
حَدَّثْتُمْ وَ أَوْفُوْا إِذَا وَعَدْتُمْ وَ أَدُّوْا إِذَا ائْتُمِنْتُمْ وَ
احْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ وَ غَضُّواْ أَبْصَارَكُمْ وَ كُفُّوْا أَيْدِيَكُمْ
"Berjanjilah
untukku untuk melakukan enam perkara, niscaya aku akan menjanjikan kamu surga;
berkatalah yang benar ketika kamu berbicara, penuhilah janji ketika kamu
berjanji, tunaikanlah amanah ketika kamu diamanahi, jagalah kehormatanmu,
tundukkanlah pandanganmu, dan tahanlah tanganmu (dari melakukan tindakan yang
diharamkan)." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim dan Baihaqi dalam Asy
Syu'ab, dan dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami' no.
1018).
10. Menjadikan
Laailaahaillallah sebagai ucapan terakhir sebelum meninggalnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
«مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ
الْجَنَّةَ»
“Barang siapa yang akhir ucapannya Laailaahaillallah,
maka ia akan masuk surga.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Hakim, dishahihkan oleh
Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6479).
Wallahu
a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa
Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Maktabatusy Syamilah 3.45, Kutubus Sittah, Tsalatsuuna sababan
lidukhul jannah,dll.
0 komentar:
Posting Komentar