Belajar Mudah Ilmu Tauhid (3)

بسم الله الرحمن الرحيم

Belajar Mudah Ilmu Tauhid (3)

(Makna syahadat Muhammad Rasulullah, Syirk dan macam-macamnya, Awal Terjadinya Kemusyrikan)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut ini pembahasan tentang makna Muhammad Rasulullah, macam-macam syirk, dan awal terjadinya kemusyrikan yang kami terjemahkan dari kitab At Tauhid Al Muyassar karya Syaikh Abdullah bin Ahmad Al Huwail; semoga Allah menjadikan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamiin.
Syahadat Muhammad Rasulullah
Dalil bahwa Muhammad adalah rasulullah (utusan Allah)
Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, sangat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang mukmin.” (QS. At Taubah: 128)
وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ
“Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya.” (QS. Al Munafiqun: 1)
Makna syahadat Muhammad Rasulullah
Maknanya adalah meyakini secara pasti dari dalam hati yang sejalan dengan ucapannya, yaitu bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya kepada dua golongan semuanya, yaitu golongan manusia dan jin.
Rukun Muhammad Rasulullah
Rukunnya ada dua, yaitu:
Pertama, mengakui kerasulan Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ
“Muhammad itu utusan Allah.” (QS. Al Fat-h: 29)
Kedua, meyakini keadaan Beliau sebagai hamba Allah. Dalilnya adalah, bahwa Allah menyifati Beliau sebagai hamba dalam posisi yang paling mulia, yang di antaranya adalah ketika Beliau berdoa (beribadah), Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَداً
“Dan bahwa ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu berdesakan mengerumuninya.” (Terj. QS. Al Jinn: 19)
Oleh karena itu, Beliau adalah rasul yang tidak boleh didustakan, dan hamba yang tidak boleh disembah.
Syarat Muhammad Rasulullah dan konsekwensinya
Syarat dan konsekwensinya ada 4, yaitu: (1) membenarkan apa yang Beliau beritakan, (2) menaati apa yang Beliau perintahkan, (3) menjauhi apa yang Beliau larang, dan (4) tidak beribadah kepada Allah kecuali sesuai yang Beliau syariatkan.
Syirk, definisi dan pembagiannya
Definisi syirk
Syirk secara bahasa artinya mengadakan sekutu dan tandingan. Adapun secara syara’, syirk artinya menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang khusus bagi Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Macam-macam Syirk
1.   Syirk Akbar (besar)
Syirk akbar adalah setiap syirk yang disebutkan oleh syara’ secara mutlak dan mengakibatkan seseorang keluar dari agamanya.
2.   Syirk Ashghar (kecil)
Syirk asghar adalah setiap amal baik berupa ucapan maupun perbuatan yang secara syara’ dikenakan sebutan syirk atau kufur kepadanya, dan diketahui dari dalil-dalil syariat, bahwa pelakunya tidak keluar dari agama Islam.
Perbedaan antara syirk akbar dan syirk ashghar
Perbedaan antara keduanya semakin jelas setelah melihat tabel di bawah ini:
Syirk Akbar
Syirk Ashghar
Mengeluarkan dari Islam
Tidak mengeluarkan dari Islam
Mengekalkan pelakunya di neraka
Tidak mengekalkan pelakunya di neraka
Menghapuskan semua amal
Tidak menghapuskan semua amal, bahkan yang dibatalkan oleh riya’ hanya amal yang bercampur dengannya saja.
Menghalalkan darah dan harta
Tidak menghalalkan keduanya
Macam-macam syirk akbar
Syirk akbar ada empat macam:
Pertama, syirk dalam berdoa.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).” (QS. Al ‘Ankabut: 65)
Kedua, syirk dalam niat, keinginan, dan tujuan.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ--أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.--Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Huud: 15-16)
Ketiga, syirk dalam ketaatan.
اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَاباً مِّن دُونِ اللّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ إِلَـهاً وَاحِداً لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Mahaesa, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At Taubah: 31)
Tafsir ayat di atas tanpa ada kesamaran lagi adalah, bahwa mereka menaati para ulama dan para ahli ibadah dalam hal maksiat, bukan maksudnya berdoa kepada mereka. Hal ini sebagaimanya yang diterangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Addi bin Hatim ketika ia berkata kepada Beliau, “Kami tidak menyembah mereka?” Maka Beliau menjelaskan kepadanya, bahwa beribadah kepada mereka itu adalah dengan menaati mereka dalam hal maksiat. (Hadits ini ada dalam Sunan Tirmidzi no. 3094).
Keempat, syirk dalam kecintaan.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللّهِ أَندَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللّهِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.” (QS. Al Baqarah: 165)
Contoh-contoh syirk akbar (besar)
Berikut ini berapa contoh syirk akbar:
1.   Syirk akbar jaliy (yang jelas)
Contohnya adalah menyembelih untuk selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, dan meminta pertolongan kepada selain Allah.
2.   Syirk akbar khafiy (yang samar)
Contohnya adalah syirk kaum munafik dan riya mereka. Contoh lainnya adalah takut sirri, yaitu takut kepada selain Allah terhadap hal yang tidak sanggup dilakukan kecuali oleh Allah.
Contoh-contoh syirk asghar (kecil)
1.   Syirk asghar jaliy (jelas)
Contohnya bersumpah dengan nama selain Allah, mengucapkan “Atas kehendak Allah dan kehendak kamu,” dan mengucapkan, “Kalau bukan karena Allah dan fulan.”
2.   Syirk asghar khafiy (samar)
Contohnya riya kecil dan thiyarah (merasa sial dengan sesuatu).
Doa yang bermanfaat untuk menjaga diri dari syirk
عَنْ أَبِي مُوْسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ: " أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هَذَا الشِّرْكَ؛ فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ ". فَقَالَ لَهُ: مَنْ شَاءَ اللهُ أَنْ يَقُولَ وَكَيْفَ نَتَّقِيهِ، وَهُوَ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: قُولُوا: " اللهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ "
Dari Abu Musa Al Asy’ariy ia berkata, “Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah di hadapan kami, Beliau bersabda, “Wahai manusia! Takutlah kalian terhadap syirk ini, karena ia lebih halus daripada rayapan semut.” Lalu ada seorang yang dikehendaki Allah untuk berkata, “Bagaimana cara kami menghindarinya, sedangkan ia lebih halus daripada rayapan semut wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah,
اللهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
“Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami mohon ampun kepada-Mu dari sesuatu yang tidak kami ketahui.” (HR. Ahmad dan dihasankan oleh Al Albani rahimahumallah).
Sejarah terjadinya Syirk
A.       Tauhid adalah keadaan bani Adam pada awalnya, sedangkan syirk adalah hal yang baru datang dan masuk dari luar.
Hal ini sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Jarak antara Nabi Adam dengan Nabi Nuh ada 10 kurun (abad/generasi), semuanya di atas tauhid.”
B.       Awal terjadinya syirk
Dahulu ketika kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam bersikap ghuluw (berlebihan) terhadap orang-orang saleh, mereka melukis gambar-gambar mereka, dan pada akhirnya gambar-gambar itu disembah di samping Allah, maka Allah mengutus kepada mereka Nabi Nuh ‘alaihissalam untuk mengajak mereka kepada tauhid (hanya menyembah Allah).
1.       Terjadinya Syirk di tengah-tengah kaum Nabi Musa ‘alaihissalam
Hal ini terjadi ketika mereka menyembah patung anak sapi.
2.       Terjadinya Syirk di tengah-tengah orang-orang Nasrani
Hal ini terjadi setelah Nabi Isa alaihissalam diangkat ke langit, lalu datang Paulus seorang yang menampakkan keimanan kepada Al Masih dengan tujuan melakukan tipu daya, maka ia pun memasukkan ke dalam agama orang-orang Nasrani keyakinan trinitas, penyembahan kepada salib, dan penyembahan kepada berhala-berhala lainnya yang banyak.
3.       Terjadinya Syirk di tengah-tengah bangsa Arab
Hal ini terjadi ketika Amr bin Luhay Al Khuza’iy merubah agama Nabi Ibrahim dan mendatangkan patung-patung ke negeri Hijaz dan memerintahkan orang-orang untuk menyembahnya.
4.       Terjadinya Syirk di tengah-tengah umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Hal ini terjadi ketika kaum Syi’ah Bani Fathimiyyah pada abad ke-4 H membangun majlis-majlis tempat berkumbul di atas kuburan serta mengadakan beberapa acara maulid dalam agama Islam serta bersikap ghuluw terhadap orang-orang saleh. Syirk juga terjadi ketika munculnya ajaran tashawwuf yang menyimpang yang melakukan sikap ghuluw (berlebihan) terhadap gurunya dan para pemimpin tarekat.
Bersambung...
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.

Diterjemahkan dari kitab At Tauhid Al Muyassar oleh Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger