بسم الله الرحمن الرحيم
100 Hadits Dha’if dan Maudhu’ (3)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam
semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan
100 hadits dha’if (lemah) dan maudhu (palsu) yang dikumpulkan oleh Ihsan
bin Muhammad bin 'Aayisy Al 'Utaibiy yang telah kami
terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan
risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
اُطْلُبُوا
الْعِلْمَ
وَلَوْ بِالصِّيْنِ
51. "Carilah
ilmu meskipun ke negeri Cina."
Maudhu', [Al Maudhuu'at oleh
Ibnul Jauziy (1/215), Tartiibul Maudhuu'aat oleh Adz Dzahabiy (111) dan Al
Fawaa'idul Majmuu'ah (852)].
شَاوِرُوْهُنَّ
- يَعْنِي: النِّسَاءَ
- وَخَالِفُوْهُنَّ
52. "Bermusyawarahlah
dengan mereka –yakni kaum wanita- dan selisihilah."
Tidak ada asalnya, [Al Lu'lu'ul
Marshuu' (264), Tadzkiratul Maudhuu'aat (128) dan Al Asraarul
Marfuu'ah (240)].
يُدْعَى
النَّاسُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
بِأُمَّهَاتِهِمْ
سِتْراً مِنَ
اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ عَلَيْهِمْ
53. "Manusia
akan dipanggil pada hari kiamat dengan menyebut ibu mereka sebagai penutupan
aib dari Allah Azza wa Jalla kepada mereka."
Maudhuu' (palsu), [Al La'aali'ul
Mashnuu'ah oleh As Suyuuthiy (2/449), Al Maudhuu'at oleh Ibnul
Jauziy (3/248) dan Tartiibul Maudhuu'at (1123)].
اَلسُّلْطَانُ
ظِلُّ اللهِ
فِي أَرْضِهِ،
مَنْ نَصَحَهُ
هُدِيَ ،
وَمَنْ غَشَّهُ
ضَلَّ
54. "Sultan
(pemerintah) adalah naungan Allah di muka bumi, barang siapa yang bersikap
tulus kepadanya, maka ia akan mendapat petunjuk dan barang siapa yang melakukan
curang terhadapnya, maka ia akan tersesat."
Maudhuu', [Tadzkiratul Maudhuu'at
oleh Al Fataniy (182), Al Fawaa'idul Majmuu'ah oleh Asy Syaukaani (623)
dan Adh Dha'iifah (475)].
مَنْ
خَافَ اللهَ
خَوَّفَ اللهُ
مِنْهُ كُلَّ
شَيْءٍ ،
وَمَنْ لَمْ
يَخَفَ اللهَ
خَوَّفَهُ
اللهُ مِنْ
كُلِّ شَيْءٍ
55. "Barang
siapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan menjadikan segala sesuatu takut
kepadanya, dan barang siapa yang tidak takut kepada Allah, maka Allah
menjadikannya takut kepada segala sesuatu."
Dha’if, [Takhrij Al Ihyaa'
oleh Al 'Iraaqiy (2/145), Tadzkiratul Maudhuu'at (20) dan Adh
Dha'iifah (485)].
قَالَ
اللهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى
: مَنْ لَمْ
يَرْضَ بِقَضَائِي
وَيَصْبِرْ
عَلَى بَلاَئِي،
فَلْيَلْتَمِسْ
رَبّاً سِوَائِيْ
56. Allah Tabaaraka wa Ta'ala berfirman,
"Barang siapa yang tidak ridha dengan keputusan-Ku serta tidak bersabar
dengan cobaan-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku."
Dha’if, [Al Kasyful Ilaahiy
oleh Ath Tharablisiy (1/625), Tadzkiratul Maudhuu'at (189) dan Al
Fawaa'idul Majmuu'ah (746)].
لَيْسَ
لِفَاسِقٍ
غِيْبَةٌ
57. "Orang
fasik tidak berhak dighibahi (dibicarakan aibnya)."
Maudhu', [Al Asraarul Marfuu'ah
oleh Al Harawiy (390), Al Manaarul Muniif oleh Ibnul Qayyim (301) dan Al
Kasyful Ilaahiy (1/764)].
إِذَا
مَاتَ الرَّجُلُ
مِنْكُمْ
فَدَفَنْتُمُوْهُ
فَلْيَقُمْ
أَحَدُكُمْ
عِنْدَ رَأْسِهِ.
فَلْيَقُلْ:
يَا فُلَانَ
بْنُ فُلَانَةَ!
فَإِنَّهُ
سَيَسْمَعُ
، فَلْيَقُلْ
: يَا فُلاَنَ
بْنُ فُلَانَةَ!
فَإِنَّهُ
سَيَسْتَوِيْ
قَاعِداً
…. اُذْكُرْ
مَا خَرَجْتَ
عَلَيْهِ
مِنْ دَارِ
الدُّنْيَا:
شَهَادَةَ
أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ
لَهُ … الخ
58. Apabila seorang di antara kamu meninggal,
lalu kamu menguburkannya, maka hendaknya salah seorang di antara kamu berdiri
di dekat kepalanya dan ucapkanlah, "Wahai fulan bin Fulanah!” Sesungguhnya
ia mendengar kata-kata itu, kemudian katakanlah, "Wahai fulan bin
fulanah!" maka ia akan berubah posisi menjadi duduk....ucapkanlah apa yang
kamu ucapkan ketika berpisah dari dunia, "(yaitu) bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan yang berhak disembah selain Allah saja; tidak ada sekutu
bagi-Nya…dst."
Dha’if, [Takhrij Al Ihyaa'
(4/420), Zaadul Ma'aad oleh Ibnul Qayyim (1/206) dan Adh Dha'iifah
(599)].
مَا
خَابَ مَنِ
اسْتَخَارَ
، وَلاَ
نَدِمَ مَنِ
اسْتَشَارَ
وَلاَ عَالَ
مَنِ اقْتَصَدَ
59. "Tidak
akan rugi orang yang beristikharah, tidak akan menyesal orang yang
bermusyawarah, dan tidak akan miskin orang yang hemat."
Maudhu', [Al Kasyful Ilaahiy
(1/775) dan Afh Dha'iifah (611)].
كَانَ
إِذَا أَخَذَ
مِنْ شَعْرِهِ
أَوْ قَلَمَ
أَظْفَارَهُ
، أَوِ
احْتَجَمَ
بَعَثَ بِهِ
إِلَى الْبَقِيْعِ
فَدُفِنَ
60. "Beliau
apabila mencabut rambutnya atau menggunting kukunya atau berbekam, membawanya
ke Baqii' lalu ditanam."
Maudhu' [Al 'Ilal oleh Ibnu
Abi Hatim (2/337) dan Adh Dha'iifah (713)].
اَلْمُؤْمِنُ
كَيِّسٌ فَطِنٌ
حَذِرٌ
61. "Orang
mukmin adalah seorang yang cerdas, pandai, dan selalu waspada."
Maudhu', [Kasyful Khafaa' oleh
Al 'Ijluuniy (2/2684), Al Kasyful Ilaahiy oleh Ath Tharaablisiy (1/859)
dan Adh Dha'iifah (760)].
يَا
جِبْرِيْلُ
صِفْ لِيَ
النَّارَ،
وَانْعَتْ
لِيْ جَهَنَّمَ:
فَقَالَ جِبْرِيْلُ:
إِنَّ اللهَ
تَبَارَكَ
وَتَعَالَى
أَمَرَ بِجَهَنَّمَ
فَأُوْقِدَ
عَلَيْهَا
أَلْفَ عَامٍ
حَتَّى ابْيَضَّتْ،
ثُمَّ أَمَرَ
بِهَا فَأُوْقِدَ
عَلَيْهَا
أَلْفَ عَامٍ
حَتَّى احْمَرَّتْ،
ثُمَّ أَمَرَ
فَأُوْقِدَ
عَلَيْهَا
أَلْفَ عَامٍ
حَتَّى اسْوَدَّتْ
فَهِيَ سَوْدَاءٌ
مُظْلِمَةٌ..الخ
62. "Wahai
Jibril! Beritahukanlah kepada kami tentang sifat neraka dan sifat neraka
jahannam!" Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah Tabaaraka wa Ta'ala
memerintahkan kepada neraka jahannam agar dinyalakan (apinya), lalu
dinyalakanlah selama 1.000 tahun sehingga warnanya berubah putih, kemudian
diperintahkan lagi untuk dinyalakan, maka dinyalakan selama 1.000 tahun hingga warnanya
berubah merah, lalu diperintahkan lagi agar dinyalakan, maka dinyalakan selama
1.000 tahun sehingga warnanya berubah hitam. Oleh karena itu, neraka jahannam
berwarna hitam kelam…dst.
Maudhu', [Al Haitsami (10/387)
dan Adh Dha'iifah (910)]..
يَا
أَيُّهَا
النَّاسُ
قَدْ أَظَلَّكُمْ
شَهْرٌ عَظِيْمٌ
، شَهْرٌ
فِيْهِ لَيْلَةٌ
خَيْرٌ مِنْ
أَلْفِ شَهْرٍ
جَعَلَ اللهُ
صِيَامَهُ
فَرِيْضَةً
وَقِيَامَ
لَيْلَةٍ
تَطَوُّعاً..الخ
63. "Wahai
manusia! Sesungguhnya bulan yang agung akan datang menaungi kalian, bulan dimana
di dalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah
menjadikan puasa di bulan itu sebagai kewajiban dan qiyamullailnya sebagai
amalan sunat…dst.
Dha’if, [Al 'Ilal oleh Ibnu
Abi Hatim (1/249) dan Adh Dha'iifah (871)].
لاَ
تُكْثِرُوا
الْكَلاَمَ
بِغَيْرِ
ذِكْرِ اللهِ،
فَإِنَّ كَثْرَةَ
الْكَلاَمِ
بِغَيْرِ
ذِكْرِ اللهِ
قَسْوَةٌ
لِلْقَلْبِ،
وَإِنَّ أَبعَدَ
النَّاسِ
مِنَ اللهِ
الْقَلْبُ
الْقَاسِي
64. "Janganlah
banyak berbicara selain dzikrullah, karena banyak berbicara selain dzikrullah
dapat membuat hati menjadi keras, dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari
Allah adalah orang yang berhati keras."
Dha’if, Adh
Dha'iifah (920).
إِذَا
انْتَهَى
أَحَدُكُمْ
إِلَى الصَّفِّ
وَقَدْ تَمَّ
فَلْيَجْبَذْ
إِلَيْهِ
رَجُلاً يُقِيْمُهُ
إِلَى جَنْبِهِ
65. "Apabila
salah seorang di antara kamu tiba di shaf (barisan), sedangkan shaf tersebut
sudah penuh, maka tariklah seseorang kepadanya (ke belakang) agar berdiri di
sebelahnya.
Dha'iif [At talkhiishul Habiir
oleh Ibnu Hajar (2/37) dan Adh Dha'iifah (921)].
اَلْأَبْدَالُ
فِي هَذِهِ
الْأُمَّةِ
ثَلاَثُوْنَ.
مِثْلُ إِبْرَاهِيْمَ
خَلِيْلِ
الرَّحْمَنِ
عَزَّ وَجَلَّ
كُلَّمَا
مَاتَ رَجُلٌ
أَبْدَلَ
اللهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى
مَكَانَهُ
رَجُلاً
66. "Para pengganti dalam ummat ini ada tiga puluh orang
seperti Ibrahim kekasih Ar Rahman Azza wa Jalla. Setiap kali pengganti itu
meninggal, maka Allah mengadakan lagi gantinya seorang."
Maudhu', [Al Asraarul Marfuu'ah
oleh Ali Al Qaariy (470), Tamyizuth Thayyib minal Khabiits oleh
Ibnud Daiba' (7) dan Al Manaarul Muniif oleh Ibnul Qayyim (308)].
مَا
فَضَلَكُمْ
أَبُوْ بَكْرٍ
بِكَثْرَةِ
صِيَامٍ وَلاَ
صَلاَةٍ ،
وَلَكِنْ
بِشَيْءٍ
وَقُرَ فِي
صَدْرِهِ
67. "Abu
Bakar tidaklah mengalahkan kalian karena banyak berpuasa dan shalat, akan
tetapi karena sesuatu yang ada dalam hatinya."
Tidak ada asalnya, [Al Asraarul
Marfuu'ah oleh Ali Al Qaariy (452), Al Ahaadits Allatii laa ashla lahaa
fil ihyaa' oleh As Subkiy (288) dan Al Manaarul Muniif (246)].
تَحِيَّةُ
الْبَيْتِ
الطَّوَافُ
68. "Tahiyatul
masjid di Baitullah adalah thawaf."
Tidak ada asalnya [Al Asraarul
Marfuu'ah (130), Al Lu'lu'ul Marshuu' (143) dan Al Maudhuu'aat
Ash Shughraa oleh Al Qaariy (88)].
إِنَّ
الْعَبْدَ
إِذَا قَامَ
فِي الصَّلاَةِ
فَإِنَّهُ
بَيْنَ عَيْنَيِ
الرَّحْمَنِ
فَإِذَا الْتَفَتَ
قَالَ لَهُ
الرَّبُّ:
يَا ابْنَ
آدَمَ إِلَى
مَنْ تَلْتَفِتُ؟
إِلَى مَنْ
هُوَ خَيْرٌ
لَكَ مِنِّي؟
ابْنَ آدَمَ
أَقْبِلْ
عَلَى صَلاَتِكَ
فَأَنَا خَيْرٌ
لَكَ مِمَّنْ
تَلْتَفِتُ
إِلَيْهِِ
69. "Sesungguhnya
seorang hamba ketika berdiri dalam shalat, maka sesungguhnya ia berada di
antara kedua mata Ar Rahman. Ketika ia menoleh, Allah berfirman kepadanya,
"Wahai anak Adam! Ke siapa kamu menoleh? Apakah kepada yang lebih baik
daripada-Ku? Wahai anak Adam! Hadapkanlah shalatmu, sesungguhnya Aku lebih baik
bagimu daripada yang kaum pandang ke arahnya."
Dha'if jiddan (sangat dha'if), [Al
Ahaadits Al Qudsiyyah Adh Dha'iifah wal Maudhuu'ah oleh Al 'Iysawiy (46)
dan Adh Dha'iifah (1024)].
وَقَعَ
فِي نَفْسِ
مُوْسَى: هَلْ
يَنَامُ اللهُ
تَعَالَى
ذِكْرُهُ؟
فَأَرْسَلَ
اللهُ إِلَيْهِ
مَلَكاً. فَأَرَقَهُ
ثَلَاثاً،
ثُمَّ أَعْطَاهُ
قَارُوْرَتَيْنِ
فِي كُلِّ
يَدٍ قَارُوْرَةٌ
… ثُمَّ نَامَ
نَوْمَةً
فَاصْطَفَقَتْ
يَدَاهُ وَانْكَسَرَتِ
اْلقَارُوْرَتَانِ
قَالَ: ضَرَبَ
اللهُ لَهُ
مَثَلاً أَنَّ
اللهَ لَوْ
كَانَ يَنَامُ
لَمْ تَسْتَمْسِكِ
السَّمَاوَاتُ
وَالْأَرْضُ
70. Pernah terlintas di hati Musa, "Apakah
Allah Ta'ala dzikruh tidur?" Maka Allah mengutus seorang malaikat
kepadanya, lalu dibangunkanlah Musa di malam hari sebanyak tiga kali, diberikan
kepadanya dua buah botol, ditaruh di masing-masing tangannya sebuah botol…lalu
Musa tidur, dan bergeraklah kedua tangannya sehingga kedua botol itu (terjatuh)
pecah. Disebutkan, bahwa Allah
membuatkan sebuah perumpamaan kepadanya, yakni kalau sekiranya Allah tidur,
tentu langit dan bumi lepas."
Dha'if [Al 'Ilalul Mutanaahiyah oleh
Ibnul Jauziy dan Adh Dha'iifah (1034)].
اَلنَّظْرَةُ
سَهْمٌ مِنْ
سِهَامِ إِبْلِيْسَ
مَنْ تَرَكَهَا
خَوْفاً مِنَ
اللهِ آتَاهُ
اللهُ إِيْمَاناً
يَجِدُ حَلاَوَتَهُ
فِي قَلْبِهِ
71. "Pandangan
adalah salah satu panah di antara panah-panah Iblis, barang siapa yang
meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberikan keimanan
kepadanya, dimana ia merasakan manisnya
di hatinya."
Dha'if jiddan (sangat dha'if), [At
Targhiib wat Tarhib oleh Al Mundziri (4/106), Majma'uz Zawaa'id oleh
Al Haitsami (8/63) dan Talkhis Al Mustadrak oleh Adz Dzahabiy (4/314)].
يُعَادُ
الْوُضُوْءُ
مِنَ الرُّعَافِ
السَّائِلِ
72. "Wudhu
diulang karena darah yang keluar dari hidung."
Maudhu', [Dzakhiiratul Huffazh
oleh Ibnu Thaahir (5/6526) dan Adh Dha'iifah (1071)].
Bersambung...
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa
Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
0 komentar:
Posting Komentar