بسم
الله الرحمن الرحيم
Khutbah Idul Fitri 1434 H
Segala puji bagi
Allah yang memudahkan kepada hamba-hamba-Nya berbagai macam ibadah, mengiringi
pula untuk mereka musim-musim kebaikan agar waktu mereka bertambah dengan
ketaatan dan terisi olehnya, dimana tidaklah berlalu bulan Ramadhan melainkan
setelahnya datang bulan-bulan untuk berhaji ke Baitullah yang mulia.
Saya memuji
Allah karena nama-nama-Nya yang indah, sifat-sifat-Nya yang tinggi, dan
nikmat-nikmat-Nya yang tidak terhingga.
Saya bersaksi
bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja tidak ada sekutu
bagi-Nya; Dia sendiri dalam menciptakan, memberi rezeki dan mengurus alam
semesta. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya;
tidak ada lagi nabi setelahnya. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam
kepadanya. Amma ba'du:
Allahu
akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Laailaahaillalllahu wallahu akbar. Allahu
akbar walillahil hamd.
Sidang shalat Ied yang berbahagia!
Khatib berwasiat untuk diri khatib sendiri dan hadirin
sekalian untuk tetap bertakwa kepada Allah dan bersyukur atas nikmat-Nya pada
hari raya Iedul Fitri ini. Yang demikian adalah karena nikmat Allah akan bertambah
dengan syukur dan akan hilang karena kufur.
Hari raya Idul Fitri ini adalah salah satu di
antara tiga hari raya yang syar'i, yang keduanya adalah hari raya Idul Adh-ha,
sedangkan yang ketiganya adalah hari raya dalam sepekan, yaitu hari Jum'at. Dan
tidak ada dalam Islam hari raya selain tiga hari raya ini.
Pada hari raya ini, kaum muslimin mengeluarkan
zakat fitri sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah dan pemberian makanan
kepada saudara-saudaranya yang kekurangan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam memerintahkan zakat fitri ini agar dikeluarkan sebelum manusia menuju
tempat shalat (lapangan shalat Ied). Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam
mewajibkan zakat fitri kepada orang dewasa, anak-anak, laki-laki dan wanita,
namun tidak wajib dari janin yang berada dalam kandungan ibunya. Meskipun
begitu, jika seseorang mengeluarkan untuknya, maka tidak mengapa, kecuali jika
ia lahir sebelum matahari tenggelam malam Idul Fitri, maka menjadi wajib
baginya mengeluarkan zakat fitri. Ukuran zakat fitri adalah satu sha' (4 mud)[i] baik berupa beras, kurma,
gandum, dan makanan pokok lainnya.
Sidang shalat Ied yang berbahagia!
Pada hari ini kaum muslimin keluar ke lapangan
tempat shalat Ied sambil mengagungkan Allah Azza wa Jalla baik dengan hati
mereka maupun dengan lisan mereka. Mereka membesarkan Allah, mentauhidkan-Nya,
dan memuji-Nya atas petunjuk-Nya kepada mereka. Demikian juga karena Dia telah
memberikan kepada mereka hidayah taufiq berupa kemudahan dari-Nya untuk menjalankan
puasa, shalat tarawih, dan ibadah lainnya. Mereka melaksanakannya di tanah
lapang dengan tujuan menampakkan syiar Allah dan mengikuti Rasul-Nya
shallallahu 'alaihi wa sallam sambil mengharapkan pahala dari Allah Azza wa
Jalla dan berhusnuzhzhan kepada-Nya, bahwa Dia akan menerima amal mereka.
Karena Dia tidaklah memerintahkan mereka beramal, melainkan untuk
menganugerahkan kepada mereka nikmat diterimanya amal. Tidakkah kita membaca
firman Allah Ta'ala, "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan
(pula)." (Terj. QS. Ar Rahman: 60)
Sidang shalat Ied yang berbahagia!
Sesungguhnya nikmat yang paling besar yang Allah
limpahkan kepada kita adalah nikmat beragama Islam; sebagai agama yang lurus
dan benar, agama yang diridhai Allah dan diterima-Nya, di mana amal saleh yang
dilakukan oleh seseorang yang tidak di atas agama Islam adalah tertolak. Kita
memuji Allah Azza wa Jalla karena Dia telah menunjuki kita kepada agama ini,
dimana banyak manusia yang menyimpang darinya.
Sidang shalat Ied yang berbahagia!
Dalam agama Islam terdapat perbaikan bagi
kehidupan manusia, demikian pula terdapat kemuliaan bagi mereka di setiap waktu
dan setiap tempat, tentunya jika mereka berpegang dengannya baik dalam hal
akidah maupun manhaj(jalan hidup)nya. Allah Azza wa Jalla berfirman,
"Dan Allah telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal
saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa," (Terj. QS. An Nuur: 55)
Sidang shalat Ied yang berbahagia!
Telah terbukti, bahwa generasi salaf (terdahulu)
umat ini ketika berpegang dengan agamanya, maka mereka menjadi pemimpin dunia
baik dalam hal ilmu, akidah, akhlak, peradaban, dan mereka dapat menaklukkan
penjuru dunia baik di timur maupun di barat dengan agama dan akhlak mereka.
Demi Allah, kalau seandainya kaum muslimin kembali seperti keadaan kaum salaf
terdahulu, tentu mereka akan memperoleh kejayaan dan kemenangan sebagaimana
yang diperoleh generasi pertama mereka. Akan tetapi sayangnya, kita hanya
bicara tidak berbuat, kita hanya bicara teori tanpa praktek. Oleh karena itu,
muncullah kerusakan yang banyak pada umat Islam ini. Muncul dalam diri umat
Islam perpecahan dan perselisihan.
Sidang shalat Ied yang berbahagia!
Musuh-musuh Islam sudah mengetahui, bahwa kalau
seandainya kaum muslimin berpegang dengan agamanya, tentu mereka akan unggul di
atas mereka, akan jaya di atas mereka, dan akan menguasai apa yang sebelumnya
mereka miliki. Mereka mengetahui hal itu, sejak munculnya Islam pertama kali sebagaimana
yang dinyatakan Heraclius raja Romawi kepada Abu Sufyan saat diberitahukan
kepadanya sifat-sifat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan
seruannya, maka Heraclius berkata, "Jika yang engkau katakan benar, maka
dia akan menguasai tempat pijakan kedua kakiku ini." (Diriwayatkan oleh
Bukhari)
Ternyata Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam menguasai tempat pijakan kedua kaki Heraclius, bahkan Beliau juga
menguasai tempat pijakan kedua kaki Kisra raja Persia meskipun hal itu terjadi
setelah Beliau wafat dan melalui tangan para khalifah setelah Beliau
shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sidang shalat Ied yang berbahagia!
Musuh-musuh Islam terus saja takut dan khawatir
akan kembalinya kaum muslimin kepada agamanya dan mengamalkannya. Oleh karena
itu, mereka berusaha sekuat tenaga untuk menjauhkan umat ini dari agamanya dengan
berbagai cara dan sarana. Demikian juga dengan menyodorkan berbagai macam
kegiatan dan permainan untuk menjauhkan mereka dari agamanya; dari mempelajari
agamanya dan mengamalkannya. Mereka juga memperburuk citra Islam, menganggap
bahwa ajarannya kuno tidak relevan di zaman sekarang. Lalu banyak kaum muslim
yang tertipu olehnya, akhirnya mereka meremehkan ajaran-ajaran Islam, sehingga
jadilah mereka generasi seperti yang disebutkan dalam ayat ini,
"Maka
datanglah setelah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,--Kecuali orang yang bertobat, beriman dan beramal saleh,
maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun," (Terj. QS. Maryam:
59-60)
Oleh karena itu, berpeganglah wahai kaum muslimin
kepada agama kalian, pelajari dan amalkanlah dan bahwa tipu daya mereka tidak
akan berguna apa-apa terhadap kalian jika kalian memegang teguh agama kalian,
"Jika kamu bersabar dan bertakwa,
niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu." (Terj. QS. Ali
Imran: 120)
Sidang shalat Ied yang
berbahagia!
Sesungguhnya kaum muslimin pada bulan Ramadhan kembali
kepada Allah dan menghadapkan diri kepada-Nya. Di antara mereka ada yang
mengambil bagian yang banyak dan ada pula yang mengambil bagian sedikit, maka
apakah setelah melakukan itu semua kemudian seseorang menutup catatan amal
baiknya dan beralih membuka catatan amal buruknya? Apakah setelah Ramadhan dia
berpaling dari ketaataan yang biasa dia kerjakan? Tidakkah Ramadhan itu
memberikan pengaruh dalam hatinya sehingga menerangi hatinya, membuatnya
kembali kepada Allah dan merubah jalan hidupnya? Sesungguhnya pertanyaan ini
harus ada pada benak masing-masing kita.
Sidang shalat Ied yang
berbahagia!
Sekarang kita berkumpul di tempat yang satu ini, di
antara kita ada yang lemah dan ada yang kuat, ada yang masih muda dan ada yang
suda tua, ada yang menjadi atasan dan ada yang menjadi bawahan, ada yang kaya
dan ada yang miskin, setelah itu kita akan pulang ke rumah kita masing-masing.
Ingatlah, kita juga akan berkumpul di satu tempat dengan jumlah yang lebih
banyak dari ini, yaitu di padang mahsyar untuk dihisab (diperiksa amal) oleh
Allah Azza wa Jalla. Selanjutnya masing-masing kita akan pulang, ada yang
pulangnya ke neraka –wal 'iyadz billah-, dan ada yang pulang ke surga. Kita
meminta kepada Allah agar tempat kembali kita adalah ke surga dan tidak ke
neraka.
Sidang shalat Ied yang
berbahagia!
Sesungguhnya di antara petunjuk Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam pada hari raya adalah berangkat dari jalan yang satu dan
pulang dari jalan yang lain untuk menampakkan syiar-syiar Islam. Oleh karena
itu, ikutilah petunjuk Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sidang shalat Ied yang
berbahagia!
Di antara kebiasaan manusia pada hari raya adalah satu
sama lain saling mengucapkan selamat. Hal ini tidak mengapa, bahkan para
sahabat Nabi shallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan selamat. Mereka
mengucapkan, “Taqabballallahu minnaa wa minkum,"
(artinya: Semoga Allah menerima amal ibadah kami dan kamu). (Diriwayatkan oleh Al Muhaamiliy dan
dishahihkan oleh Al Albani dalam Tamaamul Minnah hal. 355).
Namun perlu diingat, tidak diperbolehkan seorang
laki-laki berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya.
Dan tidak mengapa sebagian kita mengunjungi sebagian
yang lain untuk mengucapkan selamat. Adapun mengkhususkan ziarah kubur pada
hari raya ini, maka tidak ada tuntunannya dalam sunnah Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam. Oleh karena itu, hal ini termasuk perkara yang seharusnya dihindari.
Sidang shalat Ied yang
berbahagia!
Pada kesempatan khutbah Ied ini juga khatib berwasiat
secara lebih khusus kepada kaum wanita sebagaimana Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam menasihati secara khusus kepada kaum wanita dengan mendatangi
mereka;
Wahai kaum wanita! Wahai hamba-hamba Allah!
Bertakwalah kepada Allah dan jagalah aturan-Nya!
Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, tutuplah aurat,
pakailah jilbab, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Perbanyaklah beramal saleh
yang di antaranya adalah bersedekah, karena sedekah dapat menghilangkan dosa
sebagaimana air dapat menghilangkan api.
Tetaplah berada di rumah dan jangan keluar kecuali
karena ada kebutuhan. Jika kalian memang perlu keluar, maka jangan keluar
sambil memakai wewangingan dan berdandan serta menampilkan keindahan diri
kalian seperti wanita Jahiliyyah terdahulu. Hindarilah bercampur baur dengan
laki-laki, karena yang demikian dapat membawa kepada fitnah.
Wahai kaum wanita!
Janganlah kalian berduaan dengan laki-laki yang bukan
mahram karena yang ketiganya adalah setan, baik di rumah maupun di kendaraan.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang hal tersebut.
Wahai kaum wanita!
Mungkin di antara kalian ada yang menyambung rambut
dengan rambut palsu, maka jauhilah perkara itu. Sesungguhnya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat pelakunya. Demikian pula mungkin di
antara kalian ada yang mengumpulkan rambut kepalanya ke atas sehingga seperti
punuk unta. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah
memberitahukan kepada kita, bahwa itu termasuk perbuatan wanita penghuni
neraka. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dan hindarilah perbuatan itu
agar kalian beruntung.
Didiklah puteri-puteri kalian di atas rasa malu, karena
malu termasuk bagian dari iman.
Dan wahai wahai kaum lelaki! Kalian adalah pemimpin
bagi kaum wanita, kalian akan ditanya tentang mereka. Oleh karena itu, bantulah
mereka menjalankan kewajiban, cegahlah mereka dari mengerjakan larangan, dan
didiklah anak dan istri kalian dengan pendidikan agama. Allah Subhaanahu wa
Ta'ala berfirman,
"Wahai orang-orang yang beriman!
Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu." (Terj. QS. At Tahrim: 6)
Sidang shalat Ied yang
berbahagia!
Sesungguhnya
tempat ini adalah tempat berdzikr, berdoa, dan tempat kebaikan. Oleh karena
itu, kita meminta kepada Allah agar Dia terus membimbing kita dalam kehidupan
di dunia, mengampuni dosa-dosa kita, dosa-dosa orang tua kita, memasukkan kita semua
ke dalam surga-Nya dan menghindarkan kita dari neraka, Allahumma amin.
Marwan bin Musa
Banyak merujuk kepada
Khutbah Syaikh Ibnu Utsaimin pada situs www.ibnothaimeen.com.
0 komentar:
Posting Komentar