بسم الله الرحمن الرحيم
Khutbah Jum'at
Makna Beriman Kepada Hari Akhir
Oleh: Marwan Hadidi, M.Pd.I
Khutbah I
إنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ
اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء
وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا --يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ فقَدْ فَازَ فوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ
اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاثُهَا وَكُلَّ
بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Ma'asyiral muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Pertama-tama kita panjatkan puja dan puji
syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kepada kita
berbagai nikmat, terutama nikmat Islam, nikmat iman, nikmat hidayah, nikmat
taufiq, nikmat sehat wa afiyat dan nikmat-nikmat lainnya yang sama-sama kita
rasakan yang semuanya patut untuk kita syukuri.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi
kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya, para
sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti Sunnahnya hingga hari Kiamat.
Khatib berwasiat baik kepada diri khatib
sendiri maupun kepada para jamaah sekalian; marilah kita tingkatkan terus takwa
kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Takwa dalam arti melaksanakan
perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya, karena orang-orang
yang bertakwalah yang akan memperoleh kebahagiaan di dunia di di akhirat.
Ma'asyiral muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Dunia yang kita tempat
ini ada masa berakhirnya dengan terjadinya hari Kiamat. Di hari itu semua
manusia dibangkitkan untuk dihisab dan dimintapertanggungjawaban terhadap amal
yang dikerjakannya selama hidup di dunia selanjutnya diberikan balasan.
Beriman
kepada hari akhir termasuk rukun iman yang enam, dimana iman kita tidak sah
tanpanya.
Beriman
kepada hari akhir didasari dalil naqli (wahyu) dan aqli (akal).
Dalil
naqlinya adalah firman Allah Ta’ala,
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا
وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
“Dan sesungguhnya hari
kiamat itu pastilah datang, tidak ada keraguan padanya; dan bahwa Allah
membangkitkan semua orang yang berada di dalam kubur.” (Qs. Al Hajj: 7)
Sedangkan dalil
aqlinya adalah jika Allah sanggup menciptakan manusia pertama kali, sedangkan
sebelumnya mereka tidak ada, tentu menghidupkan lagi setelah mereka mati lebih
mudah bagi-Nya, karena sebelumnya mereka sudah ada. Allah
Ta’ala berfirman,
وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ
يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ
“Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari
permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan
kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya.” (Terj. Qs. Ar Ruum: 27)
Kita juga dapat menyaksikan,
bagaimana sebutir biji yang kering dan telah mati, kemudian kita lempar ke
tanah yang subur lalu tersiram air hujan, maka lama-kelamaan biji itu hidup
kembali, mengeluarkan tunas dan berkembang. Ini menunjukkan, bahwa kebangkitan
itu sejalan dengan akal sehat dan bukan sesuatu yang mustahil. Allah Ta’ala berfirman,
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنَّكَ تَرَى الْأَرْضَ خَاشِعَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا
عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ إِنَّ الَّذِي أَحْيَاهَا لَمُحْيِ
الْمَوْتَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan
di antara tanda-tanda-(kekuasaan)-Nya (adalah) bahwa engkau lihat bumi kering
dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan
subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya, pasti dapat menghidupkan yang
mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Terj. Qs. Fushshilat: 39)
Selain
itu, jika
Allah sanggup menciptakan langit dan bumi yang sangat besar, apalagi
menciptakan manusia. Allah Azza wa
Jalla berfirman,
لَخَلْقُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih
besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (Terj. Qs.
Ghaafir: 57)
Di samping itu,
kebijaksanaan dan keadilan Allah menghendaki untuk mengadakan hari Kiamat, agar
diputuskan permasalahan yang diperselisihkan manusia, agar orang-orang yang
zalim dan menganiaya manusia diberikan balasan, agar orang yang terzalimi dapat
mengambil haknya, agar orang-orang yang beriman dan beramal saleh diberi
pahala, dsb. Jika tidak ada hari Kiamat atau hari pembalasan, sungguh kasihan
sekali mereka yang terzalimi, dan sungguh nyaman sekali orang yang menzalimi,
seperi Fir’aun dan pengikutnya yang tega menindas rakyatnya, bahkan sampai
menyembelih anak laki-laki Bani Israil.
Beriman kepada hari akhir adalah beriman kepada semua penjelasan
Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam yang menyebutkan tentang
keadaan setelah mati, seperti: Fitnah kubur, azab kubur dan nikmat kubur, ba’ts
(kebangkitan manusia), Hasyr (pengumpulan manusia), bertebarannya catatan amal,
Hisab, Mizan (timbangan), Haudh (telaga), Shirat (jembatan), syafa’at, surga,
neraka, dsb.
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman kepada
tanda-tanda hari kiamat, seperti keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa
‘alaihissalam, keluarnya Ya’juj-Ma’juj dan terbitnya matahari dari barat.
Sebelum tibanya tanda-tanda tersebut, akan didahului tanda-tanda kecilnya di
antaranya adalah diangkatnya ilmu (yakni dengan banyak diwafatkannya para
ulama), banyaknya perzinaan, banyaknya khamr (arak) yang dikonsumsi, waktu
terasa semakin cepat, wanita lebih banyak daripada laki-laki, amanah akan
disia-siakan dengan diserahkan urusan kepada yang bukan ahlinya, banyaknya
pembunuhan dan banyaknya gempa bumi (berdasarkan beberapa hadits yang shahih).
Di antara hikmah mengapa Allah sering menyebutkan hari akhir dalam
Al Qur’an adalah karena beriman kepada hari akhir memiliki pengaruh yang kuat
dalam memperbaiki keadaan seseorang sehingga ia akan mengisi hari-harinya
dengan amal saleh, ia pun akan lebih semangat untuk mengerjakan ketaatan itu
sambil berharap akan diberikan pahala di hari akhir itu, demikian juga akan
membuatnya semakin takut ketika mengisi hidupnya dengan kemaksiatan apalagi
sampai merasa tentram dengannya.
Beriman kepada hari akhir juga membantu seseorang untuk tidak
berlebihan terhadap dunia dan tidak menjadikannya sebagai tujuan hidupnya. Di
antara hikmahnya juga adalah menghibur seorang mukmin yang kurang mendapatkan
kesenangan dunia karena di hadapannya ada kesenangan yang lebih baik dan lebih
kekal.
Ketiadaan
keimanan kepada hari akhirat membuat manusia berani berbuat maksiat, tidak
heran jika kita melihat ada orang yang kejam dan menindas orang lain secara
tidak berprikemanusiaan karena tidak beriman kepada hari akhir dan bahwa amal
perbuatannya akan diberikan basalan.
Ma'asyiral muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Sebelum
tibanya hari Kiamat, manusia akan memasuki alam barzakh atau alam kubur yang
merupakan alam pemisah antara dunia dan akhirat. Di alam itulah, manusia
menunggu di sana sampai tibanya hari Kiamat.
Di
alam kubur, di antara manusia ada yang mendapatkan kenikmatan, dan ada pula
yang mendapatkan azab, wal iyadz billah.
Sebelum
ia mendapatkan kenikmatan atau azab di kubur, ia akan mendapatkan fitnah kubur,
yaitu pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir kepada orang yang telah berada
di kubur tentang siapa Tuhannya, apa agamanya, dan siapa nabinya. Adapun orang
yang beriman, maka Allah akan meneguhkan hatinya sehingga ia mampu menjawab
pertanyaan itu dengan mengatakan Allah Tuhannya, Islam agamanya, dan Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam nabinya, sedangkan orang-orang yang zalim akan Allah
sesatkan; sehingga tidak mampu menjawab. Dia berfirman,
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ
اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah meneguhkan (iman)
orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu (kalimat tauhid) dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim
dan berbuat apa yang Dia kehendaki.” (Qs.
Ibrahim: 27)
Selanjutnya
orang mukmin akan mendapatkan nikmat kubur, kuburnya akan menjadi salah satu
taman surga, mendapatkan permadani dari surga, pakaian dari surga, dan
dibukakan untuknya pintu ke surga sehingga ia merasakan angin sejuk dari surga,
dan kuburnya pun dilapangkan sejauh pandangan matanya, ia juga akan ditemani oleh
amal salehnya yang Allah wujudkan dengan bentuk seorang yang parasnya indah,
badannya wangi dan ia merasa nikmat duduk bersamanya. Adapun orang yang kafir,
maka kuburnya aka menjadi salah satu jurang di antara jurang ke neraka, ia akan
diberi permadani dari neraka, dibukakan pintu ke neraka, sehingga ia merasakan
angin panasnya, dan kuburnya pun dipersempit sehingga tulang-tulangnya
bergeser, lalu amalnya diwujudkan dalam bentuk seorang yang jelek rupanya,
badannya bau, dan ia tidak merasakan kenyamanan berada di sampingnya.
Ma'asyiral muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ،
فَإِنْ نَجَا مِنْهُ، فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ، وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ،
فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ
“Sesungguhnya
kubur merupakan persinggahan pertama menuju alam akhirat. Barang siapa yang
selamat di situ, maka setelahnya keadaannya lebih ringan lagi, tetapi siapa
yang tidak selamat di situ, maka keadaan setelahnya lebih berat lagi.”
Beliau juga bersabda,
«مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا
وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ»
“Aku belum penah melihat pemandangan yang lebih
mengerikan daripada alam kubur.” (Hr. Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Albani)
Setelah
seseorang berada di kubur, maka akan tiba masanya dia akan dikeluarkan
daripadanya menuju alam yang baru, itulah alam akhirat.
Kiamat
tidaklah tegak kecuali ketika manusia yang tinggal di bumi adalah manusia yang
buruk. Ketika itu, Allah Azza wa Jalla memerintahkan malaikat Israfil untuk
meniup sangkakala.
Saat
sangkakala ditiup, maka hancurlah alam semesta ini dan matilah makhluk yang ada
di langit dan di bumi. Selanjutnya Allah melipat langit dengan Tangan
Kanan-Nya, dan melipat bumi dengan Tangan kiri-Nya, lalu berfirman, “Akulah
Raja, di mana orang-orang yang berlaku sewenang-wenang?! Di mana orang-orang
yang sombong?!”
Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
" يَطْوِي
اللهُ عَزَّ وَجَلَّ السَّمَاوَاتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ثُمَّ يَأْخُذُهُنَّ
بِيَدِهِ الْيُمْنَى، ثُمَّ يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَيْنَ الْجَبَّارُونَ؟
أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ. ثُمَّ يَطْوِي الْأَرَضِينَ بِشِمَالِهِ، ثُمَّ
يَقُولُ: أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ الْجَبَّارُونَ؟ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ؟
"
“Pada
hari Kiamat kelak, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan melipat langit.
Setelah itu, Allah akan menggenggamnya dengan tangan kanan-Nya sambil berfirman,
“Akulah Raja. Di manakah sekarang orang-orang yang selalu berbuat
sewenang-wenang? Di manakah orang-orang yang sombong?” Setelah itu, Allah
akan melipat bumi dengan tangan kiri-Nya sambil berfirman, “Di
manakah sekarang orang-orang yang selalu berbuat sewenang-wenang? Dan di
manakah orang-orang yang sombong?” (Hr. Muslim dari Abdullah bin Umar)
Namun
tidak ada satu pun yag menjawab.
Selanjutnya
Allah Azza wa Jalla menghidupkan malaikat Israfil, dan memerintahkan kepadanya
meniup sangkakala kembali, maka semua manusia pun bangkit dari kuburnya menuju
padang mahsyar untuk menjalani proses pengadilan dan hisab.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ للهِ الْمُتَوَحِّدِ
بِصِفَاتِ الْعَظَمَةِ وَالْجَلاَلِ، الْمُتَفَرِّدِ بِالْكِبْرِيَاءِ وَالْكَمَالِ،
الْمُوْلِي عَلَى خَلْقِهِ النِّعَمَ السَّابِغَةَ الْجَزَّالَ، وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ الرُّسُلِ فِي كُلِّ الْخِصَالِ، اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ، عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ خَيْرِ صَحْبٍ وَأَشْرَفِ
آلٍ. أَمَّا بَعْدُ:
Ma'asyiral muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Selanjutnya manusia dikumpulkan dalam keadaan
telanjang, tanpa alas kaki, dan dalam kondisi tidak disunat di padang mahsyar,
tempat yang datar berwarna putih
kemerah-merahan seperti bentuk roti yang bulat pipih (sebagaimana dalam hadits
riwayat Muslim)
Lalu
didekatkan kepada mereka matahari dengan jarak satu mil, sehingga manusia
mengucurkan keringat, ada yang keringatnya sampai ke mata kaki, ada yang sampai
ke lutut, ada yang sampai ke pinggang, dan ada yang dibanjiri keringatnya
sampai ke mulutnya, semuanya tergantung amalnya.
Manusia
berdiri di padang mahsyar dalam sehari yang lamanya bagi
orang-orang kafir sama saja lima puluh ribu tahun, namun bagi orang-orang
mukmin hanya sebentar seperti jarak antara waktu Zhuhur dengan Ashar.
Saat keadaan yang dirasakan
manusia semakin dahsyat, maka mereka mendatangi para nabi agar memberikan
syafaat kepada mereka, namun para nabi tidak mampu memberikan syafaat untuk
mereka selain Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, maka Beliau
sendiri menghadap Allah Azza wa Jalla lalu bersujud dalam waktu lama di bawah
Arsyi-Nya sambil memuji, menyanjung, mengagungkan-Nya, sehingga Allah
menyuruhnya bangun dan menyampaikan permintaannya.
Ketika itu, Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam meminta agar urusan dan penderitaan manusia yang
berada di padang mahsyar diselesaikan, agar orang-orang yang seimbang antara
kebaikan dengan keburukan dimasukkan ke dalam surga, agar mereka yang
seharusnya masuk neraka tidak jadi memasukinya, agar ditinggikan derajat ahli
surga, agar sebagian manusia dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab, agar diringankan
siksa sebagian manusia seperti yang menimpa pamannya, agar ahli surga diizinkan
masuk surga, dan agar pelaku dosa besar yang masuk neraka dikeluarkan
daripadanya.
Selanjutnya matahari pun diangkat
dari padang mahsyar, lalu dipadukan dengan bulan dan dijatuhkan ke dalam
neraka, agar manusia mengetahui bahwa baik matahari maupun bulan tidak berhak
disembah, sekaligus untuk membuat kecewa para penyembahnya.
Maka suasana padang mahsyar pun
menjadi gelap gulita hingga kemudian Allah Azza wa Jalla datang kepada manusia dalam
naungan awan demikian pula para malaikat (lihat Qs. Al Baqarah: 210) sehingga
padang mahsyar pun menjadi terang bederang karena cahaya-Nya (lihat Qs. Az
Zumar: 69), para malaikat juga datang lalu mereka berbaris rapi, kemudian
dihadirkan para saksi, para nabi, dan disiapkan catatan amal, lalu dimulailah
pengadilan atau hisab, sedangkan hakimnya adalah Allah Rabbul alamin, dan Dia
adalah hakim yang sebaik-baiknya.
Ketika
itu dihadirkan neraka Jahannam yang memiliki 70.000 tali penariknya, dimana setiap
talinya ditarik oleh 70.000 malaikat.
Saat
itulah malaikat dan para nabi berlutut seraya berkata, “Ya Rabbi,
selamatkanlah. Ya Rabbi, selamatkanlah.”
Ketika
itulah manusia memandangnya dengan pandangan yang lesu seraya berkata, “Wahai
kiranya dulu ketika di dunia aku telah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari
ini.”
Akan
tetapi penyesalan ketika itu sudah tidak berguna lagi.
Mulailah proses pengadilan, lalu
dipanggillah seseorang untuk disidang di hadapan Allah Azza wa Jalla tanpa ada
perantara antara dia dengan Allah Azza wa Jalla, dilihat sebelah kanannya ada
amalnya, sebelah kirinya ada amalnya, sedangkan di hadapannya ada neraka.
Adapun orang mukmin, maka ia
didekatkan dengan Allah Azza wa Jalla, ditutupi dari khalayak ramai dan
diingatkan akan dosa-dosanya, sehingga dia mengira bahwa dirinya akan diazab,
maka Allah Azza wa Jalla memaafkannya, inilah hisab yang mudah. Ya Allah
hisablah kami dengan hisab yang mudah.
Sedangkan kepada orang kafir dan
munafik, maka dipanggillah mereka di hadapa khalayak ramai sambil dikatakan, “Inilah
orang yang ketika di dunia mendustakan Tuhan mereka. Ingatlah laknat Allah akan
menimpa orang-orang zalim.” (Lihat Qs. Hud: 18)
Allah menghisab seluruh amalnya
baik besar maupun kecil dan memperlihatkan kepada manusia catatan amalnya serta
menyuruhnya membaca, sehingga ia tidak dapat mengingkarinya.
Di tengah keadaan seperti itu, ada
70.000 umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang akan dimasukkan ke
dalam surga tanpa hisab dan tanpa azab. Mereka adalah orang-orang yang ketika
di dunia tidak meminta ruqyah, tidak merasa sial dengan sesuatu, tidak
mengobati luka mereka dengan besi panas, dan mereka bertawakkal kepada Allah
Azza wa Jalla, intinya mereka adalah orang-orang yang memurnikan tauhid
kepada Allah Azza wa Jalla semurni-murninya.
Diberilah catatan amal manusia, maka ada yang menerima
catatan amal dengan tangan kanannya, dialah yang akan dihisab dengan hisab yang
mudah. Ada pula yang menerima catatan amal dengan tangan kirinya dari balik
punggungnya, maka dia akan menyesal sejadi-jadinya karena tahu bahwa dirinya
akan binasa.
Selanjutnya, untuk membuktikan
keadilan Allah Azza wa Jalla, maka Dia menyiapkan timbangan yang memiliki dua
daun timbangan, untuk diletakkan di sana catatan amal manusia. Barang siapa
yang lebih berat timbangan kebaikannya, maka dia akan berada dalam kehidupan
yang memuaskan (surga), sedangkan barang siapa yang ringan timbangan
kebaikannya, maka tempatnya adalah neraka.
Seusai penimbangan amal selesai,
maka manusia diarahkan untuk melintasi shirat atau jembatan yang dibentangkan
di atas neraka Jahannam yang keadaannya lebih tipis daripada rambut dan lebih
tajam daripada pedang.
Ketika itu ada manusia yang
melintasinya secepat kilat, ada yang seperti angin berhembus, ada yang cepatnya
seperti burung yang terbang, ada yang melintasinya secepat orang yang menaiki
kuda, ada yang secepatnya seperti orang berlari, ada yang berjalan biasa, dan
banyak yang berjatuhan. Di samping itu, di sisi neraka jahannam ada besi
bercabang yang menarik orang yang melntas di atas shirath. Ya Allah
selamatkan kami.
Mereka yang terjatuh akan menjadi
bahan bakar neraka yang terdiri dari manusia dan batu, yang apinya diberi
kekuatan 69 kali api dunia, makanan penghuninya adalah zaqqum yang keadaannya
seperti kotoran minyak yang mendidih di dalam perut atau poho dhari yang
berduri, sedangkan minumannya adalah air yang sangat panas dan nanah,
penguninya dibakar di sana, dimana setiap kulitnya hangus, maka diganti dengan
kulit yang lain lagi agar mereka merasakan pedihnya azab, wal iyadz billah.
Adapun bagi orang-orang mukmin
yang telah berhasil melintasi shirat, maka ada lagi jembatan yang disebut
jembatan qantharah yang terletak antara neraka dengan surga, di situlah orang
mukmin saling qishas-mengqishas antara sesama mereka agar mereka menjadi bersih
tanpa dosa sehingga berhak masuk ke dalam surga.
Setelah melalui jembatan qantharah,
maka mereka pun dihadapkan ke pintu surga. Orang yang pertama membukanya adalah
Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Pintu surga memiliki dua daun
pintu yang jarak antara keduanya sejauh perjalanan 40 tahun (sebagaimana
dinyatakan Utbah bin Ghazwan dalam hadits riwayat Muslim).
Pintu surga ada delapan pintu, ada
pintu jihad, ada pintu sedekah, ada pintu shalat, ada pula pintu untuk
orang-orang yang biasa berpuasa, itulah pintu Rayyan. Mereka yang membaca doa
setelah wudhu, maka berhak memasuki pintu mana saja yang ia mau, dan ada pula
yang dipanggil dari semua pintu, seperti Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu
anhu.
Di surga ada seratus derajat, yang
jarak derajat yang satu dengan lainnya seperti jarak antara langit dan bumi.
Di surga itulah hati mereka terasa
akan melayang karena melihat kenikmatan yang tiada tara yang belum pernah
dilihat mereka sebelumnya, belum pernah terlintas di hati mereka, dan belum
pernah mereka mendengar kenikmatan seperti itu. Mereka di surga ibarat raja,
bahkan melebihi raja berkali-kali lipat di dunia, dan mengalir di bawah mereka
sungai-sungai tanpa parit.
Mereka juga akan hidup
selama-lamanya, akan muda selama-lamanya, akan sehat selama-lamanya, akan
gembira selama-lamanya, dan apa saja yang mereka inginkan ada di hadapan tanpa
perlu bekerja dan berusaha, di samping itu mereka dapat melihat Allah Azza wa
Jalla karena fisik mereka telah sempurna sehingga mampu melihat Allah Azza wa
Jalla. Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga dan hindarkanlah kami dari
neraka. Ya
Allah, masukkanlah kami ke dalam surga dan hindarkanlah kami dari neraka. Ya Allah,
masukkanlah kami ke dalam surga dan hindarkanlah kami dari neraka.
Demikianlah
kandungan beriman kepada hari akhir. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam
surga-Nya dan menjauhkan kita dari neraka, aamin.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ
بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا
بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا
إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
عِبَادَ اللهِ: إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ
وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ،
وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ
يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ. أَقِمِ الصَّلاَةَ
0 komentar:
Posting Komentar