بسم
الله الرحمن الرحيم
Targhib dan
Tarhib Ramadhan
Segala puji bagi Allah
Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya
hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut hadits-hadits
tentang keutamaan berpuasa Ramadhan, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah
ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Keutamaan Puasa
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُـ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، وَلاَ يَجْهَلْ ، فَإِنْ شَاتَمَهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ ، فَلْيَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، مَرَّتَيْنِ ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ، وَ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ "
1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Semua
amal anak Adam adalah untuknya selain puasa, puasa itu untuk-Ku[i] dan Aku-lah yang akan
membalasanya[ii]."
Puasa itu perisai[iii],
maka jika kamu sedang berpuasa, janganlah berkata rafats[iv], berteriak-teriak dan
bersikap bodoh. Jika ada yang memaki atau mengajak bertengkar, katakanlah,
“Saya sedang puasa” 2 x, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Demi (Allah) yang nyawa Muhammad di Tangan-Nya, sungguh bau
mulut orang yang berpuasa lebih wangi di
sisi Allah pada hari Kiamat daripada aroma kesturi. Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan;
kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya dengan
puasanya itu.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Nasa’i, dan lain-lain yang
maknanya sama namun lafaznya berbeda)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ، الْحَسَنَةُ
عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا
الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ
مِنْ أَجْلِي " " لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ،
وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ "
2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Semua amal anak Adam akan
dilipatgandakan; satu kebaikan dibalas sepuluh semisalnya sampai tujuh ratus
kali lipat.” Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya puasa
itu untuk-Ku. Akulah yang akan membalasnya sendiri; dia meninggalkan syahwat
dan makanannya karena-Ku.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Bagi orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan; yaitu ketika berbuka dan
ketika berjumpa dengan Tuhannya.” (Hr. Muslim)
عَنْ
سَهْلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
قَالَ: " إِنَّ فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ
مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ،
يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ
غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ "
3. Dari Sahl radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa
sallam, Beliau bersabda, “Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang bernama Ar
Rayyan, dimana melalui pintu itu orang-orang yang berpuasa akan masuk (ke
surga) pada hari Kiamat, tidak ada yang masuk lewat pintu itu selain mereka,
akan dikatakan, “Di mana orang-orang yang berpuasa?” Lalu mereka berdiri, hanya
mereka saja yang masuk. Saat mereka telah memasukinya, maka pintu pun ditutup,
sehingga tidak ada lagi yang memasukinya.” (Hr. Bukhari, Muslim, Nasa’i, dan
Tirmidzi. Ia (Tirmidzi) menambahkan, “Barang siapa yang memasukinya, maka tidak
akan haus selama-lamanya.”)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "
الصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَحِصْنٌ حَصِينٌ مِنَ النَّارِ "
4. Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
Beliau bersabda, “Puasa adalah perisai dan benteng yang melindungi seseorang dari neraka.”
(Hr. Ahmad dengan isnad yang hasan, dan Baihaqi)
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: " الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ: أَيْ رَبِّ، مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ
وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ، وَيَقُولُ الْقُرْآنُ:
مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ، فَشَفِّعْنِي فِيهِ "، قَالَ: "
فَيُشَفَّعَانِ "
5. Dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, “Puasa dan Al Qur’an akan memberikan syafaat kepada seorang
hamba pada hari Kiamat. Puasa akan berkata, “Ya Rabbi, aku telah mencegahnya
dari makan dan mendatangi syahwatnya di siang hari, maka izinkan aku memberikan
syafaat. Al Qur’an juga berkata, “Aku telah mencegahnya dari tidur di malam
hari, maka izinkan aku memberikan syafaat.” Maka keduanya pun diberi izin.”
(Hr. Ahmad, Thabrani dalam Al Kabir, para perawinya adalah para perawi
yang dipakai hujjah dalam kitab shahih. Ibnu Abi Dunya dan lainnya juga
meriwayatkan dalam kitab Al Juw’ dengan isnad hasan, demikian pula
Hakim, ia berkata, “Shahih sesuai syarat Muslim.” Dan dinyatakan hasan shahih
oleh Al Albani)
Keutamaan Berpuasa Ketika
Berjihad Fi Sabilillah
عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ
اللَّهِ، بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا»
6. Dari Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku
mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang
berpuasa sehari di jalan Allah (atau karena Allah), maka Allah akan menjauhkan
wajahnya dari neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun.” (Hr. Bukhari dan
Muslim)
عَنْ
أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ جَعَلَ
اللَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ خَنْدَقًا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ
وَالْأَرْضِ»
7. Dari Abu Darda radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah
shallallahu alaih wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berpuasa sehari di
jalan Allah, maka Allah akan mengadakan antara dia dengan neraka parit pemisah
sebagaimana antara langit dan bumi.” (Hr. Thabrani dalam Al Awsath dan Ash
Shaghir dengan isnad hasan, dan dinyatakan hasan lighairih oleh Al
Albani).
Keutamaan Puasa Ramadhan
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ»
8. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan
karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
يَقُولُ: «الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ
إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ»
9. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Shalat yang lima waktu, shalat Jumat
yang satu ke shalat Jumat berikutnya, dan puasa Ramadhan yang satu ke puasa
Ramadhan berikutnya akan menghapuskan dosa-dosa di antara keduanya apabila dia
menjauhi dosa-dosa besar.” (Hr. Muslim)
عَنْ
كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «احْضَرُوا الْمِنْبَرَ» فَحَضَرْنَا فَلَمَّا ارْتَقَى دَرَجَةً
قَالَ: «آمِينَ» ، فَلَمَّا ارْتَقَى الدَّرَجَةَ الثَّانِيَةَ قَالَ: «آمِينَ»
فَلَمَّا ارْتَقَى الدَّرَجَةَ الثَّالِثَةَ قَالَ: «آمِينَ» ، فَلَمَّا نَزَلَ
قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقَدْ سَمِعْنَا مِنْكَ الْيَوْمَ شَيْئًا مَا
كُنَّا نَسْمَعُهُ قَالَ: " إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ عَرَضَ لِي فَقَالَ: بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ
يَغْفَرْ لَهُ قُلْتُ: آمِينَ، فَلَمَّا رَقِيتُ الثَّانِيَةَ قَالَ: بُعْدًا
لِمَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ قُلْتُ: آمِينَ، فَلَمَّا
رَقِيتُ الثَّالِثَةَ قَالَ: بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ
عِنْدَهُ أَوْ أَحَدُهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ قُلْتُ: آمِينَ
10. Dari Ka’ab bin Ujrah ia berkata, “Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam pernah bersabda, “Siapkanlah mimbar!” Lalu Kami siapkan. Saat Beliau
menaiki tangga, maka Beliau mengucapkan “Amin”, lalu naik tangga kedua Beliau
juga mengucapkan “Amin”, dan ketika naik tangga yang ketiga, Beliau juga
mengucapkan “Amin”. Saat Beliau turun, kami bertanya, “Wahai Rasulullah, pada
hari ini kami mendengar darimu sesuatu yang belum pernah kami dengar
sebelumnya.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya Jibril alaihis salam tampak ke
hadapanku dan berkata, “Celakalah orang yang berjumpa bulan Ramadhan, namun
dosa-dosanya tidak diampuni!” Aku menjawab, “Amin.” Saat aku menaiki tangga
kedua, Jibril berkata, “Rugilah orang disebut namamu di sisinya, namun tidak
bershalawat kepadamu!” Aku menjawab, “Amin.” Ketika aku naik tangga ketiga, ia
berkata, “Celakalah orang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah satunya
sudah tua, namun tidak membuatnya masuk surga.” Aku menjawab, “Amin.” (Hr.
Hakim, ia berkata, “Shahih isnadnya,” dan disepakati oleh Adz Dzahabi.
Syaikh Al Albani menyatakan “Shahih lighairih.”)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ
صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ
الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ
مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ»
11. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan
Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah Azza wa Jalla mewajibkan kalian
berpuasa. Pada bulan itu, pintu langit dibuka, pintu neraka ditutup, dan
setan-setan yang durhaka dibelenggu. Demi Allah, di dalamnya terdapat malam
yang lebih baik daripada seribu bulan. Barang siapa yang tidak memperoleh
kebaikannya, maka sungguh ia orang yang malang.” (Hr. Nasa’i, dishahihkan oleh
Al Albani)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: " إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ
الشَّيَاطِينُ، وَمَرَدَةُ الجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، فَلَمْ
يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، فَلَمْ يُغْلَقْ
مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ
الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
"
12. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, “Jika tiba malam pertama bulan Ramadhan, maka setan-setan
dan jin-jin durhaka dibelenggu (menurut Ibnu Khuzaimah kalimatnya “maka
setan-setan durhaka dibelenggu”), pintu-pintu neraka ditutup sehingga tidak ada
yang dibuka, dan pintu-pintu surga dibuka sehingga tidak ada yang ditutup.
Ketika itu ada yang menyeru, “Wahai orang yang menginginkan kebaikan,
datangilah!” Dan wahai orang yang menginginkan keburukan, berhentilah!” Banyak
yang dibebaskan oleh Allah dari neraka, dan hal itu terjadi pada setiap
malamnya (Hr. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، أَوْ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ - هُوَ شَكَّ، يَعْنِي الْأَعْمَشَ -،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ
لِلَّهِ عُتَقَاءَ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، لِكُلِّ عَبْدٍ مِنْهُمْ دَعْوَةٌ
مُسْتَجَابَةٌ "
13. Dari Abu Hurairah atau Abu Sa’id (Al A’masy rawi hadits ini
ragu-ragu) ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan oleh-Nya (dari neraka)
pada setiap siang dan malam (bulan Ramadhan), dan bagi setiap hamba memiliki
doa mustajab.” (Hr. Ahmad, dinyatakan isnadnya shahih sesuai syarat Bukhari
dan Muslim oleh pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah)
Ancaman meninggalkan puasa
Ramadhan
عَنْ
أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُـ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أَتَانِيْ
رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبُعِيْ فَأَتَيَا بِي جَبَلًا وَعْرًا فَقَالاَ اِصْعَدْ
فَقُلْتُ إِنِّيْ لاَ أُطِيْقُهُ فَقَالاَ إِنَّا سَنُسَهِّلُهُ لَكَ فَصَعِدْتُ
حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِي سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا بِأَصْوَاتٍ شَدِيْدَةٍ قُلْتُ
مَا هَذِهِ اْلأَصْوَاتُ قَالُوْا هَذَا عَوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ثُمَّ انْطَلَقَ
بِيْ فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلِّقِيْنَ بِعَرَاقِيْبِهِمْ مُشَقَّقَّةً
أَشْدَاقُهُمْ تَسِيْلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ مَنْ هَؤُلاَءِ قَالاَ
الَّذِيْنَ يُفْطِرُوْنَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ
Abu Umamah Al Bahiliy
radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda, "Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua orang yang
menghampiriku dan memegang lenganku,
kemudian membawaku ke sebuah gunung yang sulit didaki. Keduanya berkata,
"Naiklah" aku berkata, "Aku tidak sanggup mendaki."
Keduanya berkata, "Kami akan memudahkannya untukmu." Maka aku pun
naik. Ketika aku telah berada di tengah gunung tiba-tiba terdengar suara keras.
Aku bertanya, "Suara apa ini?" Mereka menjawab, "Ini adalah jeritan
penghuni neraka." Lalu aku diajak berjalan, tiba-tiba aku bertemu dengan
beberapa orang yang tergantung dengan urat kakinya, sedangkan rahang mereka
robek mengucurkan darah. Aku pun bertanya, "Siapakah mereka?"
Keduanya menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum tiba
waktunya." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kedua shahihnya,
dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihut Targhib no. 1005)
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa
shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Shahih At Targhib wat Tarhib lil Mundziri (M.
Nashiruddin Al Albani), Tuhfatul Ahwadzi (Abul Alaa M. Abdurrahman Al
Mubarakfuri), Maktabah Syamilah versi 3.45, dll.
[i] Dihubungkan kepada
Allah adalah idhafat tasyrif yakni menunjukkan kemuliaan puasa di atas amalan
yang lain.
[ii] Sampai di sinilah
hadits qudsinya, selebihnya hadits nabawi.
[iii] Yakni penghalangnya
dari maksiat dan dari api neraka.
[iv] kata-kata
jorok yang menjurus ke jima’ atau berkata-kata kotor.
0 komentar:
Posting Komentar