بسم
الله الرحمن الرحيم
Syarah Kitab Tauhid (35)
(Tawakkal Kepada Allah)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang
mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut
lanjutan syarah (penjelasan) ringkas terhadap Kitab Tauhid karya
Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullah, yang banyak
kami rujuk kepada kitab Al Mulakhkhash Fii Syarh Kitab At Tauhid karya
Dr. Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah, semoga Allah menjadikan
penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
**********
Bab : Tawakkal Kepada Allah
Firman
Allah Ta’ala,
وَعَلَى اللهِ
فَتَوَكَّلُواْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Dan
hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal jika kamu benar-benar orang yang
beriman.” (Terj. Qs. Al Maidah: 23)
**********
Penjelasan:
Dalam
bab ini penyusun (Syaikh Muhammad At Tamimi) hendak menerangkan, bahwa tawakkal
adalah ibadah yang harus ditujukan kepada Allah semata dan tidak boleh diarahkan
kepada selain-Nya.
Ayat di
atas berkenaan dengan kisah Nabi Musa ‘alaihis salam saat memerintahkan kaumnya
memasuki negeri suci (Palestina) yang Allah telah tetapkan bagi mereka dan agar
mereka tidak mundur ke belakang karena takut kepada musuh, bahkan hendaknya
mereka terus maju sambil bertawakkal kepada Allah dan meyakini benarnya janji
Allah jika mereka sebagai orang-orang yang beriman.
Ayat di
atas memerintahkan kita agar hanya bertawakkal kepada Allah Azza wa Jalla saja.
**********
Firman
Allah Ta’ala,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ
آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Terj. Qs.
At Taubah: 18)
**********
Penjelasan:
Dalam
ayat di atas Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sifat orang-orang yang
benar-benar beriman, yaitu: (1) bergemetar hatinya ketika disebut nama-Nya,
sehingga mereka kerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, (2) iman
mereka bertambah ketika mendengarkan ayat-ayat-Nya dibacakan, dan (3)
menyerahkan urusan mereka kepada Allah serta bersandar kepada-Nya.
Ayat di
atas menunjukkan, bahwa bertawakkal hanya kepada Allah merupakan sifat
orang-orang yang beriman.
Kesimpulan:
1.
Perintah bertawakkal
kepada Allah, dan bahwa hal itu merupakan sifat orang-orang mukmin.
2.
Iman dapat bertambah dan
berkurang. Ia bertambah karena ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.
3.
Beriman kepada Allah
menghendaki untuk bertawakkal hanya kepada-Nya.
4.
Di antara sifat
orang-orang mukmin adalah tunduk dan menghinakan diri kepada Allah Azza wa
Jalla.
**********
Firman
Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ
حَسْبُكَ اللهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Wahai
Nabi, cukuplah Allah sebagai pelindungmu, dan bagi orang-orang mukmin yang
mengikutimu.” (Qs. Al Anfaal: 64)
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى
اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan
barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Dia akan mencukupkan
keperluannya.” (Qs. Ath Thalaq: 3)
**********
Penjelasan:
Pada
kedua ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan Nabi dan umatnya,
bahwa Dia sudah cukup bagi mereka, sehingga mereka tidak perlu lagi bersandar
kepada selain-Nya.
Kedua
ayat di atas menunjukkan wajibnya bertawakkal kepada Allah saja.
Ada
seorang yang berkata,
مَنْ أَرَادَ حُجَّةً فَالْقُرْآنُ يَكْفِيْهِ ، وَ مَنْ
أَرَادَ مُغِيْثًا فَاللهُ يَكْفِيْهِ ، وَ مَنْ أَرَادَ وَاعِظًا فَالْمَوْتُ يَكْفِيْهِ
، وَ مَنْ لَمْ يَكْفِهِ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ فَإِنَّ النَّارَ تَكْفِيْهِ، قَالَ تَعَالَى
:" أَلَيْسَ اللهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ"
“Barang siapa yang menginginkan
hujjah (alasan) yang kuat, maka Al Qur’an sudah cukup baginya. Barang siapa
yang hendak mencari pelindung, maka Allah sudah cukup baginya. Barang siapa
yang hendak mencari penasihat, maka kematian sudah cukup baginya. Dan barang
siapa yang merasa tidak cukup dengan semua itu, maka neraka sudah cukup
baginya. Allah Ta’ala berfirman, “Bukankah Allah yang mencukupi
hamba-hamba-Nya?”
Kesimpulan:
1.
Wajibnya bertawakkal
hanya kepada Allah Ta’ala.
2.
Keutamaan tawakkal kepada
Allah dan faedahnya.
3.
Tawakkal merupakan sebab
terbesar dalam menarik manfaat dan menolak mafsadat.
4.
Balasan tergantung amalan
yang dilakukan.
**********
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma ia berkata, “Ucapan,
حَسْبُنَا
اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Cukuplah
Allah bagi kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung.”
Diucapkan
Nabi Ibrahim saat dirinya dilempar ke dalam api, dan diucapkan Nabi Muhammad
shallallahu alaih wa sallam saat orang-orang berkata kepadanya,
“Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah
kepada mereka,"
maka perkataan
itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah menjadi
penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (Terj.
Qs. Ali Imran: 173)
(Hr.
Bukhari dan Nasa’i)
**********
Penjelasan:
Abdullah
bin Abbas radhiyallahu anhuma menyampaikan bahwa ucapan “Hasbunallah wani’mal
wakil,” diucapkan oleh dua orang kekasih Allah Azza wa Jalla, yaitu Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan Nabi Ibrahim alaihis salam dalam situasi
yang sangat kritsis.
Nabi
Ibrahim ‘alaihs salam mengucapkannya saat mengajak kaumnya hanya beribadah
kepada Allah saja, namun mereka malah menolak ajakannya, lalu Beliau
menghancurkan patung-patung sesembahan mereka, kemudian mereka marah besar dan
mengumpulkan kayu bakar dalam jumlah banyak untuk membakar Nabi Ibrahim alaihis
salam, dan pada saat mereka melempar Beliau dengan manjenik (alat pelempar) ke
tengah-tengah api itu, maka Beliau mengucapkan “Hasbunallah wa ni’mal wakil,”
lalu Allah berfirman kepada api, “Wahai api, dinginlah dan berikan
keselamatan bagi Ibrahim,” (lihat Qs. Al Anbiya’: 69).
Demikian
pula diucapkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam saat orang-orang
kafir Quraisy mengirim beberapa orang untuk mengancam Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam dengan ucapan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,"
Maka perkataan
itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah menjadi
penolong Kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
Maka
mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak
mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar.” (Lihat Qs. Ali Imran: 173-174)
Dalam
kalimat “Hasbunallah wa ni’mal wakil,” terdapat pernyataan dan sikap penyerahan
diri, pasrah, dan bersandar kepada Allah Azza wa Jalla.
Kesimpulan:
1.
Keutamaan kalimat “Hasbunallah
wa ni’mal wakil,” dan bahwa ucapan ini patut diucapkan pada suasana
genting.
2.
Tawakkal termasuk sebab
terbesar memperoleh manfaat dan menolak mafsadat baik di dunia maupun di
akhirat.
3.
Iman dapat bertambah dan
dapat berkurang.
4.
Terkadang sesuatu yang
dibenci seseorang merupakan kebaikan baginya.
Bersambung…
Wallahu a’lam wa shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa
alaa alihi wa shahbihi wa sallam
Marwan
bin Musa
Maraji’:
Al
Mulakhkhash fii Syarh Kitab At Tauhid (Dr. Shalih bin Fauzan
Al Fauzan), Hidayatul Insan bitafsiril Qur’an (Penulis), Maktabah
Syamilah versi 3.45, dll.
0 komentar:
Posting Komentar