Kaum Salaf dalam Berjihad Fi Sabilillah (3)

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫الجهاد في سبيل الله‬‎
Kaum Salaf dalam Berjihad Fi Sabilillah (3)

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut ini lanjutan contoh keteladanan kaum Salaf dalam berjihad fii sabilillah yang kami ambil dari kitab Aina Nahnu Min Akhlaqis Salaf karya Abdul Aziz Al Julail dan Bahauddin Aqil, semoga Allah menjadikan penerjemahan ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma amin.

Keteladanan kaum salaf dalam berjihad fi sabilillah

Muhammad bin Imran meriwayatkan dari Hatim Al Asham ia berkata, “Kami pernah bersama Syaqiq untuk menghadapi orang-orang Turki pada hari yang ketika itu tidak terlihat selain kepala-kepala berjatuhan, pedang-pedang menebas dan tombak-tombak patah, lalu ia berkata kepadaku, “Bagaimana engkau melihat dirimu, apapah ia seperti malam pengantimu?” Aku menjawab, “Tidak demi Allah,” Ia berkata lagi, “Tetapi aku melihatnya seperti itu,” lalu ia tidur di antara dua barisan di atas perisai kulitnya sehingga mendengkur, kemudian orang Turki menangkapku dan menidurkanku untuk menyembelihku. Saat ia mencari pisau dari sepatunya, tiba-tiba datang panah yang tidak ketahuan siapa yang memanah lalu membunuhnya.” (Siyar A’lamib Nubala 9/314).

*****

Adz Dzahabi berkata menyebutkan biografi Abu Bakar An Nabulisiy,

Abu Dzar Al Hafizh berkata, “Bani Ubaidiyyah memenjarakan Abu Bakar An Nabulisiy dan menyalibnya karena mempertahankan As Sunnah. Aku mendengar Daruquthni membicarakan dirinya sambil menangis, “Ketika dirinya dikuliti ia sempat membacakan firman Allah,

كَانَ ذَلِك فِي الْكِتَابِ مَسْطُوراً

“Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al Israa’: 58)

Abul Faraj Ibnul Jauziy berkata, “Suatu ketika, Jauhar -komandan perang bawahan Abu Tamim pemimpin Mesir- berhasil menemui Abu Bakar An Nabulisiy yang sedang mendatangi gubuk-gubuk (orang miskin), lalu Jauhar berkata kepadanya, “Telah sampai berita kepada kami, bahwa engkau berkata, “Jika seorang mempunyai 10 panah, maka ia harus melepaskannya kepada orang-orang Romawi satu panah dan kepada kami sembilan panah.” Abu Bakar berkata, “Aku tidak mengatakan demikian. Bahkan yang kukatakan adalah, jika seseorang mempunyai sepuluh panah, maka ia harus melepaskan sembilan panah kepada kalian, dan yang kesepuluh juga kepada kalian. Karena kalian telah merubah agama, membunuh orang-orang saleh, dan mengaku memiliki cahaya ketuhanan.” Lalu Jauhar mengarak dan memukulnya, kemudian memerintahkan seorang Yahudi untuk mengulitinya.” (Siyar A’lamin Nubala 16/148, 149)

*****

Al Khansa’, ibunda empat mujahid

Dari Abdurrahman bin Mugharra Ad Dausiy, dari seorang yang berasal dari suku Khuza’ah, ia berkata, “Ketika orang-orang berkumpul di Qadisiyyah, maka Khansa binti Amr An Nakha’iyyah memanggil empat puteranya, ia berkata, “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya kalian telah menjadi muslim-muslim yang taat dan telah berhijrah. Demi Allah, tidak ada tempat yang tidak menyenangkan kalian, dan kalian tidak disusahkan oleh paceklik dan tidak memiliki rasa tamak. Demi Allah yang tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya kalian adalah keturunan seorang laki-laki sebagaimana keturunan serorang perempuan. Aku tidak akan mengkhianati ayah kalian, aku tidak akan membuat malu paman kalian, serta tidak merubah nasab kalian, tidak merusak kehormatan kalian, serta tidak merampas milik kalian. Jika besok tiba insya Allah, maka seranglah musuh kalian sambil meminta pertolongan kepada Allah dan terus meminta petunjuk-Nya. Jika kalian melihat perang telah menampakkan tanda-tandanya, dan genderang perang telah ditabuh, maka majulah dengan semangat dan hantamlah pasukan musuh, kalian akan memperoleh ghanimah, keselamatan, kejayaan, dan kemuliaan di negeri yang kekal (akhirat) dan tempat singgah sementara (dunia).”

Maka para pemuda itu segera beranjak dari sisinya untuk menaati perintahnya dan menghayati nasihatnya. Ketika mereka telah menemui musuh, puteranya yang pertama bersiap-siap sambil melantunkan syair,

Wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya wanita tua sang pemberi nasihat,

Telah mengobarkan semangat kita ketika ia memanggil kita tadi malam,

Sebuah nasihat yang jelas dan gamblang, maka bersiaplah menyambut perang yang bertaring tajam

Yang kalian jumpai dari rezim Sasan ketika perang berkecamuk hanyalah anjing-anjing yang menggonggong

Mereka telah yakin bahwa kalian akan memperoleh kesusahan, padahal kalian sebenarnya berada di antara kehidupan yang baik atau kematian yang mewariskan bagian yang menguntungkan

Puteranya yang kedua juga menyambutnya dengan mengatakan,

Demi Allah, kami tidak akan mendurhakai wanita tua sepatah kata pun, karena ia telah menyuruh kita dengan rasa cinta dan kasihnya

Juga dengan kebaikannya yang tulus dan penuh kelembutan, maka mari kita hadapi perang yang bertaring meskipun sambil merangkak

Sehingga kalian berhasil menghadap rezim Kisra dan memporak-porandakan mereka yang membuat kehormatan kita terjaga

Kita melihat bahwa teledor dalam menghadapi mereka adalah kelemahan, serta membunuh mereka adalah kemuliaan dan kebiasaan yang patut dijaga

Putera yang ketiga juga menyambutnya sambil berkata,

Engkau bukanlah milik Khnasa, Akhzam, dan Amr pemilik kehormatan yang paling awal

Kalau kalian tidak menyambut mereka, maka akan datang kaum ajam, mereka akan mengumpulkan kekuatan seperti  pimpinan Sasan dan Rustum

Dengan segala puji, pertempuran nanti bagaikan singa, berlangsung mencekam bagai lautan yang luas

Untuk memperoleh kemenangan yang dekat dan harta rampasan atau kehidupan yang paling mulia; kamu di sana akan memperoleh bagian yang paling agung

Selanjutnya puteranya yang keempat menyambutnya pula sambil berkata,

Sesungguhnya wanita tua berpendirian kuat dan tangguh, memiliki pandangan yang tajam dan pendapat yang benar

Ia telah menyuruh kita dengan benar dan di atas kebenaran sebagai bentuk nasihatnya dan berbuat baik kepada anaknya

Maka ayo segera datangi peperangan untuk memperbanyak generasi, baik untuk memperoleh kemenangan atau menguasai negeri

Atau mungkin untuk mati yang mewariskan keabadian, lalu masuk surga Firdaus untuk hidup bahagia selama-lamanya

Mereka lalu berperang sehingga Allah Azza wa Jalla memberikan kemenangan kepada kaum muslimin. Akhirnya mereka memperoleh dua ribu (dirham), mereka bawa dan kucurkan ke pangkuan sang ibu, untuk kemudian dibagikan kepada mereka secara sama rata. Tidak seorang pun yang terzalimi haknya meskipun satu dirham.” (Shifatush Shafwah 4/385-387)

Kisah Seorang Yang Syahid Menikah Dengan Seorang Bidadari

Dari Tsabit Al Bunani ia berkata, “Aku pernah berada di dekat Anas bin Malik, tiba-tiba datang anaknya dari peperangan yang bernama Abu bakar, lalu Anas bertanya kepadanya (perihal keadaannya), maka Abu Bakar menyampaikan sebuah kisah,

“Maukah aku beritahukan kepadamu tentang kawan kami si fulan? Yaitu ketika kami kami kembali dari perang, tiba-tiba ia terbangun kaget sambil berkata, “Oh istriku! Oh istriku!”

Lalu kami segera mendatanginya sambil mengira ada sesuatu yang menimpanya, kemudian kami bertanya, “Ada apa denganmu?”

Ia pun menjawab, “Aku berniat tidak menikah sampai aku mati syahid agar Allah menikahkanku degan bidadari bermata jeli, tetapi karena aku merasakan lama syahidku, maka dalam safarku ini aku berkata (dalam hati), “Jika aku pulang pada kesempatan ini, aku akan menikah saja.” 

Tiba-tiba ada yang mendatangiku dalam mimpi dan berkata, “Apakah engkau orang yang mengatakan, “Jika aku pulang, maka aku akan menikah?” Bangunlah, Allah akan menikahkanmu dengan bidadari bermata jeli,” maka ia mengajakku ke taman hijau yang berumput, di sana terdapat 10 orang gadis remaja yang di tangan mereka ada hasil karya yang dibuatnya, dimana aku belum pernah melihat wanita yang cantik dan indah seperti mereka, maka aku pun bertanya, “Apakah di antara kalian ada si bidadari bermata jeli?” Mereka menjawab, “Kami termasuk para pembantunya. Dia masih ada di hadapanmu.” Maka aku melanjutkan perjalananku, lalu aku lihat ada taman berumput yang lebih indah daripada sebelumnya, di sana terdapat 20 orang gadis remaja yang di tangan mereka ada hasil karya yang dibuatnya; berbeda dengan 10 gadis remaja yang sebelumnya, dimana mereka lebih cantik lagi dan lebih indah, aku pun bertanya, “Apakah di antara kalian ada si bidadari bermata jeli?”

Mereka menjawab, “Kami termasuk para pembantunya. Dia masih ada di hadapanmu.” 

Maka aku melanjutkan perjalananku, tiba-tiba aku berada di sebuah taman yang rumputnya lebih indah daripada yang pertama dan kedua, di sana terdapat terdapat 40 orang gadis remaja yang di tangan mereka ada hasil karya yang dibuatnya; berbeda dengan 10 dan 20 gadis remaja yang sebelumnya, dimana mereka lebih cantik lagi dan lebih indah, aku pun bertanya, “Apakah di antara kalian ada si bidadari bermata jeli?” Mereka menjawab, “Kami termasuk para pembantunya. Dia masih ada di hadapanmu.”

Maka aku melanjutkan perjalananku sehingga aku bertemu dengan sebuah batu yaqut yang berongga yang di dalamnya terdapat kasur sedangkan di atasnya terdapat seorang wanita yang sangat cantik, lalu aku bertanya, “Apakah engkau si bidadari bermata jeli?” Ia menjawab, “Ya. Selamat datang!” Maka aku hendak menaruh tangannya di atasnya namun ia berkata, “Tunggu! Engkau masih memiliki sisa ruh (usia)."

Tetapi nanti malam engkau akan berbuka bersama kami.” Maka aku pun terbangun.”

Ketika orang itu baru selesai menyampaikan kisahnya tiba-tiba ada seruan, “Wahai pasukan Allah, naikilah hewan tunggangan kalian!”

Maka kami pun menaiki hewan tunggangan kami dan berhadapan dengan musuh. Ketika itu aku melihat laki-laki itu dan memperhatikan pula matahari seraya mengingat kisah yang disampaikannya, namun aku tidak tahu mana yang lebih dulu jatuh; apakah kepala orang itu ataukah matahari (yang tenggelam).”

(Al Ghailaniyyat karya Abu Bakar Asy Syafi’iy 1/667, riwayat ini hasan)

Wallahu a’lam shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahabihi wa sallam.

Disarikan dari kitab  Aina Nahnu min Akhlaqis salaf  dan lainnya oleh Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger