Terjemah Umdatul Ahkam (2)

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫موسوعة الأحاديث النبوية‬‎
Terjemah Umdatul Ahkam (2)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut terjemah Umdatul Ahkam karya Imam Abdul Ghani Al Maqdisi (541 H – 600 H). Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan kitab ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
KITAB THAHARAH
10 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: ((كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ , وَتَرَجُّلِهِ , وَطُهُورِهِ , وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ)) .
10. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senang mendahulukan yang kanan dalam memakai sandal, bersisir, bersuci, dan dalam semua urusannya.”
11 - عَنْ نُعَيْمٍ الْمُجْمِرِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - عَنِ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - أَنَّهُ قَالَ: ((إنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ القِيَامَةِ غُرّاً مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ)) . فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ. وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ: ((رَأَيْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَتَوَضَّأُ , فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ حَتَّى كَادَ يَبْلُغُ الْمَنْكِبَيْنِ , ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ حَتَّى رَفَعَ إلَى السَّاقَيْنِ , ثُمَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ: إنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرَّاً مُحَجَّلِينَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوءِ)) فَمَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيلَهُ فَلْيَفْعَلْ.
11. Dari Nu’aim Al Mujmir, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Beliau bersabda, “Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari Kiamat dalam keadaan bercahaya muka, tangan, dan kaki mereka karena bekas wudhu.” Barang siapa di antara kamu yang mampu melebarkan cahayanya, maka hendaknya ia lakukan.
Dalam lafaz Muslim disebutkan, “Aku melihat Abu Hurairah berwudhu, lalu ia membasuh muka dan kedua tangannya hingga hampir mencapai kedua pundaknya, kemudian ia membasuh kakinya hingga naik ke kedua betis, kemudian ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari Kiamat dalam keadaan muka, tangan, dan kaki mereka bercahaya karena bekas wudhu.” Maka barang siapa di antara kamu yang ingin melebarkan cahayanya baik pada muka, tangan, maupun kaki, maka hendaknya ia lakukan.”
12 - وَفِي لَفْظٍ لِمُسْلِمٍ: سَمِعْتُ خَلِيلِي - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ: ((تَبْلُغُ الْحِلْيَةُ مِنْ الْمُؤْمِنِ حَيْثُ يَبْلُغُ الْوُضُوءُ))
12. Dalam lafaz Muslim disebutkan, “Aku mendengar kekasihku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Cahaya akan sampai pada anggota badan orang mukmin sejauh sentuhan air wudhunya.”
Bab Masuk WC dan Beristinja
13 - عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضي الله عنه -: أَنَّ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إذَا دَخَلَ الْخَلاءَ قَالَ: ((اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ)) .
13. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila masuk jamban mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.”
14 - عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: ((إذَا أَتَيْتُمْ الْغَائِطَ , فَلا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ بِغَائِطٍ وَلا بَوْلٍ , وَلا تَسْتَدْبِرُوهَا , وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا)) . قَالَ أَبُو أَيُّوبَ: «فَقَدِمْنَا الشَّامَ , فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ قَدْ بُنِيَتْ نَحْوَ الْكَعْبَةِ , فَنَنْحَرِفُ عَنْهَا , وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ» .
14. Dari Abu Ayyub Al Anshari radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian datang ke jamban, maka jangan menghadap kiblat baik ketika buang air besar maupun buang air kecil, dan jangan membelakanginya. Akan tetapi, menghadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub berkata, “Maka kami datang ke Syam, lalu kami dapati wc dibangun menghadap ke Ka’bah, maka kami berpaling darinya dan memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla.”
15 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنهما قَالَ: ((رَقِيْتُ يَوْماً عَلَى بَيْتِ حَفْصَةَ , فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - يَقْضِي حَاجَتَهُ مُسْتَقْبِلَ الشَّامَ , مُسْتَدْبِرَ الْكَعْبَةَ)) . وَفِي رِوَايَةٍ ((مُسْتَقْبِلاً بَيْتَ الْمَقْدِسِ))
15. Dari Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Suatu hari aku menaiki rumah Hafshah, maka kulihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam buang air besar menghadap ke Syam dan membelakangi Ka’bah.” Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Menghadap ke Baitul Maqdis.”
16 - عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضي الله عنه - أَنَّهُ قَالَ: ((كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَدْخُلُ الْخَلاءَ , فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلامٌ نَحْوِي إدَاوَةً مِنْ مَاءٍ وَعَنَزَةً , فَيَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ)) .
 16. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk wc, lalu aku bersama seorang yang sebaya denganku membawakan wadah berisi air dan tombak kecil, lalu Beliau beristinja dengan air.”
17 - عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْحَارِثِ بْنِ رِبْعِيٍّ الأَنْصَارِيِّ - رضي الله عنه -: أَنَّ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((لا يُمْسِكَنَّ أَحَدُكُمْ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ وَهُوَ يَبُولُ وَلا يَتَمَسَّحْ مِنْ الْخَلاءِ بِيَمِينِهِ وَلا يَتَنَفَّسْ فِي الإِنَاءِ)) .
17. Dari Abu Qatadah Al Harits bin Rib’i Al Anshariy radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu memegang kemaluannya dengan tangan kanannya ketika buang air kecil, jangan beristinja dari buang air besar dengan tangan kanan, dan jangan bernafas dalam bejana.”
18 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: مَرَّ النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - بِقَبْرَيْنِ , فَقَالَ: ((إنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ , وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا: فَكَانَ لا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ , وَأَمَّا الآخَرُ: فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ فَأَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً , فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ , فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ , لِمَ فَعَلْتَ هَذَا؟ قَالَ: لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا)) .
18. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Nabi shallallahu alahi wa sallam pernah melewati dua buah kubur, lalu Beliau bersabda, “Sesungguhnya keduanya sedang diazab, tetapi keduanya (mengira) tidak diazab karena dosa besar. Adapun yang satu tidak menjaga dirinya dari air kencingnya, sedangkan yang satu lagi pergi untuk namimah (mengadu domba),” maka Beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah, Beliau membaginya dua bagian lalu menancapnya ke masing-masing kubur. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau lakukan hal ini?” Beliau menjawab, “Mudah-mudahan hal itu meringankan azab keduanya selama keduanya belum kering.”
Bab Siwak
19 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - عَنْ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((لَوْلا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاةٍ))
 19. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Kalau bukan karena aku tidak ingin memberatkan umatmu, tentu akan kusuruh mereka bersiwak setiap kali hendak shalat.”
20 - عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رضي الله عنهما قَالَ: ((كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ)) .
20. Dari Hudzaifah bin Al Yaman radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bangun tidur menggosok giginya dengan siwak.”
21 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: ((دَخَلَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ - رضي الله عنه - عَلَى النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - وَأَنَا مُسْنِدَتُهُ إلَى صَدْرِي , وَمَعَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سِوَاكٌ رَطْبٌ يَسْتَنُّ بِهِ فَأَبَدَّهُ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بَصَرَهُ. فَأَخَذْتُ السِّوَاكَ فَقَضَمْتُهُ , فَطَيَّبْتُهُ , ثُمَّ دَفَعْتُهُ إلَى النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - فَاسْتَنَّ بِهِ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - اسْتَنَّ اسْتِنَانًا أَحْسَنَ مِنْهُ , فَمَا عَدَا أَنْ فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: رَفَعَ يَدَهُ - أَوْ إصْبَعَهُ - ثُمَّ قَالَ: فِي الرَّفِيقِ الأَعْلَى - ثَلاثاً - ثُمَّ قَضَى. وَكَانَتْ تَقُولُ: مَاتَ بَيْنَ حَاقِنَتِي وَذَاقِنَتِي)) .
وَفِي لَفْظٍ ((فَرَأَيْتُهُ يَنْظُرُ إلَيْهِ , وَعَرَفْتُ: أَنَّهُ يُحِبُّ السِّوَاكَ فَقُلْتُ: آخُذُهُ لَكَ؟ فَأَشَارَ بِرَأْسِهِ: أَنْ نَعَمْ)) هَذَا لَفْظُ الْبُخَارِيِّ وَلِمُسْلِمٍ نَحْوُهُ.
21. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, “Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq pernah masuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan aku menyandarkan Beliau ke dadaku. Ketika itu Abdurrahman membawa siwak yang masih basah yang digunakannya untuk bersiwak, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus memperhatikan siwak itu, lalu aku ambil siwak itu, aku lembutkan dengan gigiku dan aku jadikan enak dipakai, kemudian aku serahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Beliau bersiwak dengannya. Ketika itu, aku belum pernah melihat Beliau bersiwak sebaik itu. Setelah selesai, Beliau mengangkat tangannya atau jarinya, lalu bersabda, “Ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tinggi.” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali, lalu Beliau wafat. Beliau wafat antara dagu dan tenggorokanku.”
Dalam sebuah lafaz disebutkan, “Aku melihat Beliau memperhatikan siwak itu, maka aku mengetahui bahwa Beliau menginginkan siwak itu, lalu aku berkata, “Maukah aku ambilkan untukmu?” Beliau berisyarat dengan kepalanya menunjukkan setuju.” (Ini adalah lafaz Bukhari, sedangkan lafaz Muslim sama seperti itu).
22 - عَنْ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: ((أَتَيْتُ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ يَسْتَاكُ بِسِوَاكٍ رَطْبٍ , قَالَ: وَطَرَفُ السِّوَاكِ عَلَى لِسَانِهِ , وَهُوَ يَقُولُ: أُعْ , أُعْ , وَالسِّوَاكُ فِي فِيهِ , كَأَنَّهُ يَتَهَوَّعُ))
22. Dari Abu Musa Al Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Aku pernah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat Beliau menggosok giginya dengan siwak yang basah. Ketika itu, ujung siwak di lidahnya, dan Beliau mengeluarkan suara ‘u-‘u, sementara kayu siwak itu ada di mulutnya seakan-akan Beliau ingin muntah.”
Bersambung…
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Penerjemah:

Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger