Keutamaan Negeri Syam (2)

بسم الله الرحمن الرحيم
Hasil gambar untuk ‫فضائل الشام‬‎
Keutamaan Negeri Syam (2)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan pembahasan tentang keutamaan negeri Syam yang kami ambil dari Risalah Thuubaa Lisy Syam karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al Munajjid hafizhahullah, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
5. Syam merupakan tempat keimanan dan sandaran Islam
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«إِنِّي رَأَيْتُ كَأَنَّ عَمُودَ الْكِتَابِ انْتُزِعَ مِنْ تَحْتِ وِسَادَتِي، فَأَتْبَعْتُهُ بَصَرِي فَإِذَا هُوَ نُورٌ سَاطِعٌ عُمِدَ بِهِ إِلَى الشَّامِ، أَلَا وَإِنَّ الْإِيمَانَ إِذَا وَقَعَتِ الْفِتَنُ بِالشَّامِ»
“Sesungguhnya aku melihat seakan-akan sandaran kitab dicabut dari bawah bantalku, lalu aku perhatikan ternyata ada sebuah cahaya terang yang menuju negeri Syam. Ingatlah, sesungguhnya keimanan ketika terjadi fitnah ada di Syam.” (HR. Hakim dalam Al Mustadrak (8554), Abu Nu’aim dalam Al Hilyah (5/252), dan dishahihkan oleh Al Albani)
Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«رَأَيْتُ عَمُودًا مِنْ نُورٍ خَرَجَ مِنْ تَحْتِ رَأْسِي سَاطِعًا حَتَّى اسْتَقَرَّ بِالشَّامِ»
“Aku melihat cahaya terang yang tegak yang keluar dari bawah kepalaku yang kemudian menetap di Syam.” (HR. Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah (2776), Thabrani dalam Musnad Asy Syamiyin (1566), dihasankan oleh Ibnu Katsir dalam Musnad Al Faruq (2/701), dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Takhrij Al Misykat (3/369))
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Sandaran kitab dan Islam adalah yang dijadikan penopang. Mereka adalah para pemikulnya dan penegaknya.” (Majmu Fatawa 27/42)
6. Islam akan kokoh dan menetap di Syam
Dari Khalid bin Ma’dan, dari para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwa mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami tentang dirimu?” Beliau menjawab,
«دَعْوَةُ أَبِي إِبْرَاهِيمَ، وَبُشْرَى عِيسَى، وَرَأَتْ أُمِّي حِينَ حَمَلَتْ بِي كَأَنَّهُ خَرَجَ مِنْهَا نُورٌ أَضَاءَتْ لَهُ قُصُوْرَ بُصْرَى مِنْ أَرْضِ الشَّامِ»
“(Aku adalah) doa nenek moyangku yaitu Ibrahim, kabar gembira Nabi Isa, dan ibuku bermimpi ketika hamil, bahwa muncul dari (perut)nya cahaya yang menyinari istana-istana Busra di negeri Syam.” (HR. Hakim dalam Al Mustadrak, ia berkata, “Khalid bin Ma’dan termasuk tabi’in pilihan, ia pernah menemani Mu’adz bin Jabal dan sahabat lainnya. Jika ia menyandarkan hadits kepada sahabat, maka hadits itu sahih isnadnya, namun keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak menyebutkannya.” Ibnu Katsir berkata, “Ini isnad yang jayyid.” Hadits ini juga dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah (1545)).
Ibnu Katsir berkata, “Dikhususkannya negeri Syam dengan muncul ke sana cahayanya terdapat isyarat akan tetap dan kokoh agamanya di negeri Syam. Oleh karena itu, di akhir zaman negeri Syam akan menjadi benteng Islam dan pemeluknya, di sana pula Nabi Isa ‘alaihis salam akan turun saat Beliau turun ke Damaskus.” (Tafsir Ibnu Katsir 1/444).
7. Golongan yang mendapat pertolongan (Thaifah Manshurah) yang membawa kebenaran dan membelanya terdapat di negeri Syam
Dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«لاَ يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي أُمَّةٌ قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللَّهِ، مَا يَضُرُّهُمْ مَنْ كَذَّبَهُمْ وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ»
“Akan senantiasa ada di kalangan umatku segolongan orang yang tegak menjalankan perintah Allah. Orang yang mendustakan dan menyelisihi mereka tidak membuat mereka terusik sehingga datang perintah Allah, sedangkan mereka dalam keadaan seperti itu.”
Malik bin Yukhamir berkata, “Aku mendengar Mu’adz berkata, “Mereka berada di Syam.” (HR. Bukhari)
Syaikhul Islam berkata, “Barang siapa yang memperhatikan kondisi dunia pada saat ini, maka ia akan mengetahui, bahwa golongan ini (yang berada di Syam) adalah golongan yang paling menegakkan agama Islam, baik dalam hal ilmu, amal, maupun jihad di timur maupun di barat. Merekalah yang memerangi musuh yang kuat dari kalangan kaum musyrik dan Ahli Kitab, Kaum Nasrani dan kaum musyrik dari Turki, demikian pula yang memerangi kaum Zindik yang munafik yang menyusup ke dalam kaum Syiah Rafidhah dan lainnya seperti kelompok Ismailiyyah dan yang semisalnya seperti kaum Qaramithah, dimana hal itu sudah dikenal dan diketahui sejak dahulu dan sekarang. Kejayaan kaum muslim di timur maupun di barat adalah ketika mereka Berjaya. Oleh karena itu, ketika mereka (Thaifah Manshurah di Syam) kalah pada tahun 696 H, maka kaum muslim tertimpa kehinaan dan musibah yang hanya diketahui Allah jumlahnya, baik di timur maupun di barat.” (Majmu Fatawa 28/532)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Munajjid berkata, “Tidak ada pertentangan antara mereka yang menafsirkan thaifah manshurah dengan para mujahid dan yang menafsirkan dengan Ahli Ilmu, karena kebenaran tidak akan tegak dan kebatilan tidak akan hancur kecuali dengan keduanya. Dengan jihad, kalimat Tauhid menjadi tinggi dan syirk menjadi musnah, dan dengan ilmu manhaj Ahlussunnah menjadi tinggi, sedangkan manhaj Ahli Bid’ah menjadi hancur.” (Thuba Lisy Syam hal. 27)
8. Syam adalah negeri ribath (penjagaan di perbatasan) dan benteng jihad
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Orang-orang saleh kaum mukmin menjaga di perbatasan, seperti yang dilakukan Al Auza’i, Abu Ishaq Al Fazari, Makhlad bin Al Husain, Ibrahim bin Adham, Abdullah bin Al Mubarak, Yusuf bin Asbath dan lainnya, mereka tinggal di perbatasan Syam.”
Negeri menjadi saksi sejarah banyaknya pertempuran antara kebenaran dan kebatilan di sana. Di sana bendera Islam tegak dan musuh-musuhnya terkalahkan. Di sana terjadi perang Yarmuk, ‘Ain Jalut, dan Hiththin yang merupakan perang pemisah antara yang hak dan yang batil.
Dalam perang Yarmuk berakhir Daulah Bizantium. Dalam perang Hiththin kaum Salibis hancur porak-poranda dan Baitul Maqdis berhasil direbut kembali, dan dalam perang ‘Ain Jalut bangsa Tartar yang terkena kejam berhasil ditumpas.
9. Kaum munafik tidak diperkenankan mengungguli kaum mukmin di negeri Syam
Imam Ahmad meriwayatkan dari Khuraim bin Fatik Al Asadiy radhiyallahu ‘anhu –seorang sahabat yang hadir dalam perjanjian Hudaibiyah- ia berkata, “Penduduk Syam adalah cemeti Allah di muka bumi, Dia menghukum siapa yang Dia kehendaki melalui mereka dan sesuai kehendak-Nya, dan diharamkan bagi kaum munafik mengungguli kaum mukmin, dan mereka tidak akan mati kecuali dalam keadaan cemas, kesal, atau sedih.” (Dishahihkan mauqufnya oleh Syaikh Al Albani dalam Adh Dha’ifah 1/69).
10. Negeri Syam adalah asal tempat tinggal kaum mukmin
Dari Salamah bin Naufal Al Kindiy ia berkata, “Aku pernah duduk di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ada seorang yang berkata, “Wahai Rasulullah, orang-orang telah melepaskan kuda dan meletakkan senjata, mereka berkata, “Tidak ada lagi jihad dan perang telah berakhir.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap kepadanya dengan wajahnya sambil bersabda,
«كَذَبُوا الْآنَ، الْآنَ جَاءَ الْقِتَالُ، وَلَا يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي أُمَّةٌ يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ، وَيُزِيغُ اللَّهُ لَهُمْ قُلُوبَ أَقْوَامٍ، وَيَرْزُقُهُمْ مِنْهُمْ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ، وَحَتَّى يَأْتِيَ وَعْدُ اللَّهِ، وَالْخَيْلُ مَعْقُودٌ فِي نَوَاصِيهَا الْخَيْرُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَهُوَ يُوحَى إِلَيَّ أَنِّي مَقْبُوضٌ غَيْرَ مُلَبَّثٍ، وَأَنْتُمْ تَتَّبِعُونِي أَفْنَادًا، يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ، وَعُقْرُ دَارِ الْمُؤْمِنِينَ الشَّامُ»
“Mereka dusta! Sekarang telah tiba peperangan, dan akan senantiasa ada di kalangan umatku yang berperang di atas kebenaran. Allah akan menjadikan hati sebagian orang condong kepada mereka dan Dia akan memberikan rezeki dari mereka hingga tiba hari Kiamat, dan hingga datang janji Allah. Dan pada setiap ubun-ubun kuda telah tertulis kebaikan sampai hari Kiamat. Telah diwahyukan kepadaku, bahwa aku akan meninggal dunia tanpa menunggu lama, dan kalian akan mengikutiku secara berpisah-pisah, sebagian kalian menebas leher sebagian yang lain, dan tempat asal orang-orang mukmin adalah Syam.” (HR. Nasa’i dan dishahihkan oleh Al Albani)
11. Negeri Syam merupakan benteng yang kokoh di saat terjadinya peperangan dan berbagai fitnah
Abu Dawud (no. 2482) dan Ahmad (6832) meriwayatkan dari Abdullah bin Amr ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«سَتَكُونُ هِجْرَةٌ بَعْدَ هِجْرَةٍ، فَخِيَارُ أَهْلِ الْأَرْضِ أَلْزَمُهُمْ مُهَاجَرَ إِبْرَاهِيمَ، وَيَبْقَى فِي الْأَرْضِ شِرَارُ أَهْلِهَا تَلْفِظُهُمْ أَرْضُوهُمْ، تَقْذَرُهُمْ نَفْسُ اللَّهِ، وَتَحْشُرُهُمُ النَّارُ مَعَ الْقِرَدَةِ وَالْخَنَازِيرِ»
“Akan ada hijrah setelah hijrah. Penduduk bumi yang terbaik adalah mereka yang menempati tempat hijrah Ibrahim, dan tinggallah di bumi penduduk yang terburuknya, mereka dimuntahkan oleh buminya dan dibenci oleh Allah, lalu akan ada api yang mengumpulkan mereka bersama kera dan babi.” (Dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 3203).
Maksud hijrah setelah hijrah adalah akan ada hijrah kedua, yaitu ke Syam setelah hijrah yang pertama. Penduduk bumi yang terbaik di akhir Zaman adalah mereka yang berhijrah ke Syam, dan tidak ada yang meninggalkan berhijrah ke sana selain orang-orang yang buruk.
Bersambung…
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Thuba Lisy Syam (Syaikh Muhammad bin Shalih Al Munajjdid), Maktabah Syamilah versi 3.45, dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger