Model Pembelajaran Tahfizh


بسم الله الرحمن الرحيم
Model Pembelajaran Tahfizh
(Tingkat SMP)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini salah satu model pembelajaran tahfizh tingkat SMP, semoga Allah menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamiin.
Persiapan Mengajarkan Tahfizh
Sebelum memulai pengajaran tahfizh ada beberapa hal yang perlu disiapkan, di antaranya:
1.     Menentukan target minimal atau standar, misalnya siswa lulusan sekolah SMP ini atau itu hapal minimal 5 juz (dimulai dari juz 30, 29, 28, 27, & 26). Adapun target maksimal, maka tidak dibatasi, bahkan jika ada siswa yang hapal lebih dari 5 juz, maka itu baik sekali.
Menentukan target minimal ini dilakukan dengan bermusyawarah bersama seluruh guru tahfizh dan bagian kurikulum dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a.     Waktu yang diberikan untuk pelajaran tahfizh
b.     Kondisi siswa dan kesiapannya
c.      Mata pelajaran yang lain
Apabila kita telah menentukan, bahwa siswa harus hapal minimal 5 juz, maka tinggal dicari cara agar siswa dapat hapal minimal 5 juz.
Contoh: Menetapkan bahwa target hapalan untuk satu semester minimal 1 juz, dimana dalam sehari sehari siswa wajib menghapal minimal 4 baris mushaf Timur Tengah.
Keterangan lebih jelasnya adalah sbb.:
Jika dalam satu semester waktu belajar ada 15 pekan/minggu lebih (setelah dikurang liburan), sedangkan waktu menghapal dalam sepekan adalah lima hari, maka 5 x 15 = 75. Dengan demikian, hari yang digunakan untuk tahfizh dalam satu semester adalah 75 hari.

Apabila dalam sehari siswa wajib hapal 4 baris, maka 4 x 75 hari = 300 baris. Sedangkan 1 juz ada 300 baris (Hal ini karena satu lembar mushaf timur tengah ada 15 baris, dan satu juz ada 20 halaman, sehingga 15 x 20 = 300 baris).
Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam satu semester siswa dapat hapal 1  juz insya Allah.
Ini adalah contoh bagaimana menentukan target untuk tingkat SMP, dan setiap sekolah memiliki target yang berbeda-beda.
2.     Menyamakan langkah, hal itu karena ketika langkah masing-masing muhaffizh (guru tahfizh) berbeda, maka dapat menghambat target hapalan siswa, ibarat sebatang lidi yang tidak dapat menyapu sampah. Tetapi ketika masing-masing lidi disatukan dan disamakan arahnya, maka ia dapat menyingkirkan sampah.
3.     Waktu tahfizh dalam sehari sebaiknya dua kali; satu waktu untuk menghapal dan satu waktu lagi untuk murojaah. Hal ini jika pelajaran tahfizh sebagai pelajaran unggulan.
4.     Sebelum siswa menghapal, sebaiknya guru tahfizh mengajarkan bacaan yang benar agar bacaan yang dihapal siswa benar.
5.     Sebelum memulai pembelajaran tahfizh sebaiknya siswa disuruh memurojaah hapalannya bersama-sama. Dan hendaknya surat yang dimurojaah dicatat, agar semua surat termurojaah.
6.     Mengadakan ujian tahfizh yang dilakukan persemester dengan ketentuan, bahwa yang diujikan adalah juz yang dihapal pada semester tersebut.
7.     Hendaknya diadakan pengelompokkan siswa, yaitu dengan mengelompokkan siswa sesuai tingkat hapalan mereka. Hal ini untuk memudahkan guru tahfizh dalam memurojaah hapalan mereka secara jama'i.
8.     Agar target hapalan tercapai oleh siswa, maka sebaiknya guru menggunakan metode fardi/individual (seorang-seorang), tidak dengan jama'i (bersama-sama). Sehingga untuk satu halaqah maksimal 10 orang; tidak lebih.
Persiapan Untuk Guru Tahfizh
1.     Agar usaha keras kita tidak sia-sia, maka pasang niat ikhlas lillah dalam membimbing anak, haraplah ajrun minallah (pahala dari Allah) dan ketahuilah,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْانَ وَعَلَّمَهُ

      “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
2.     Masing-masing guru tahfizh hendaknya memotivasi (mentarghib) siswa, baik dengan menerangkan keutamaan menghapal Al Qur’an, memberikan contoh orang yang hapal Al Qur’an, memberikan hadiah (tidak mesti berbentuk materi), dsb.
3.     Dalam mengajar tahfizh seorang pembimbing hendaknya mengajar secara “menyenangkan” agar siswa senang menghapal dan tidak membuat suasana tegang atau jenuh. Oleh karena itu, untuk menghapal tidak selalu di kelas, bahkan bisa di masjid, di bawah pohon, di halaman, dll.
Termasuk hal yang memberikan motovasi kepada siswa adalah melakukan empat hal berikut:
1.     Mendata hapalan siswa dan memasang data perkembangan siswa di Mading siswa.
2.     Memutarkan VCD Tahfizh atau video murottal.
3.     Mengadakan Musabaqah Hifzhil Qur’an (MHQ), misalnya dalam setahun sekali dengan tujuan memotivasi siswa dan memperkuat hapalannya.
4.     Memberikan syahadah taqdir (piagam penghargaan) bagi siswa yang telah menyelesaikan hapalan satu juz. Lihat contohnya di bagian akhir risalah ini.
Persiapan Untuk Siswa
1.     Siswa harus membawa Al Qur’an (disarankan menggunakan mushaf Timur Tengah).
2.    Siswa harus membawa buku mutaba’ah (daftar prestasi hapalan siswa).
3.     Siswa hendaknya mengisi waktunya dengan muroja’ah, baik sendiri atau dengan temannya.
Perlengkapan Tahfizh
1.     Siswa wajib membawa Al Qur’an (sebaiknya mushaf Timur Tengah).
2.     Setiap siswa memiliki buku mutaba’ah (perkembangan hapalan siswa) .
3.     Ada lembar absensi siswa.
4.     Ada lembar catatan siswa selama dalam halaqah.
5.     Ada lembar muroja’ah harian siswa.
Contoh Format Muroja'ah (Juz 30)
An Naba’ s.d
‘At Takwir
Al Infithar s.d Al Buruj
Ath Thoriq s.d Al Balad
V
V

At Takatsur s.d An Nashr
Al Kafirun s.d An Naas
Dan seterusnya



Catatan:
a.     Beri tanda ceklis “V” jika telah dimuroja’ah.
b.     Muroja'ah ini dilakukan secara jama'i (bersama-sama).
c.     Jika ada siswa yang belum hapal, maka ia harus membuka Al Qur'an agar terlatih dalam membaca.
d.     Berikan jeda sebentar antara surat yang satu dengan surat yang lain jika suratnya panjang.
Demikian pula dibuat format seperti di atas untuk juz 29, 28, dst.
Contoh Isi Buku Mutaba’ah (perkembangan) Hapalan Siswa (milik siswa)
Nama: Faisal
Kelas: 7A
Halaqah: Abdullah bin Umar
التوقيع
جودة الحفظ
الايات
السور
التاريخ
رقم
د
ج
ب
أ
Isi dengan tanda tangan guru


V

3 - 4
المجادلة
2 ربيع الأول 1433 ه
1










Urutan nilai siswa (dari yang tertinggi): A (mumtaz) = istimewa, B (Jayyid jiddan) = baik sekali, C/Jiim (Jayyid) = baik, D (Raasib/Mahmul) = tidak naik/ulang.


Contoh Lembar evaluasi Ujian Tahfizh

مادة الاختبار



التاريخ
السور أو الآيات
أخطاء
مجموع الأخطاء
الدرجة
التوقيع


















Cara penilaian tahfizh adalah sbb:
Jumlah yang benar         x 100 =
Jumlah ayat yang diujikan
untuk mengisi nilai Tahfizhul Qur’an adalah sbb.:
Nilai ujian tahfizh + nilai harian : 2 = ....
90 – 100 = Mumtaz/Lulus Amat Baik (A)
75 - 89  = Jayyid jiddan/Lulus Baik (B)
65 - 74 = Jayyid/Lulus Cukup (C)
64 ke bawah = Raasib/Tidak Lulus (D)
Contoh Isi Piagam Penghargaan (Syahadah Taqdir) Bagi Siswa
بسم الله الرحمن الرحيم
فقد شهد معهد ابن حجر الإسلامي بجاكرتا الشرقية 
بأن الطالب :..... المولود بـ : ......
قد منّ الله بحفظ ........من القران الكريم في المستوى الأول للعام الدراسي ....... هـ / ..... م, بتقدير ......
والمعهد يوصيه بتقوى الله عز وجل وبالعناية بالمراجعة والزيادة على ما توصل إليه .
جاكرتا,...............ـ
    منسق قسم التحفيظ              مدير معهد .......الإسلامي

(الأستاذ ..................)     (الأستاذ ..................)
               

 
 
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger