Keutamaan Qiyamul Lail


بسم الله الرحمن الرحيم

Keutamaan Qiyamul Lail
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini pembahasan tentang keutamaan Qiyamul Lail (shalat malam) agar kita terdorong untuk melakukannya. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Saudaraku, Qiyamullail adalah kebiasaan orang-orang saleh dan amalan orang-orang yang sukses. Dalam Qiyamullail, seorang mukmin bermunajat (berbisik-bisik) dengan Tuhannya, menghadapkan hati dan badannya kepada-Nya, mengeluhkan kebutuhannya, meminta kepada-Nya karunia-Nya, berdiri di hadapan-Nya, merasakan kesejukan di dalamnya, mendapatkan sinar-sinar dan cahaya dari pendekatan diri yang dilakukannya sambil mengharapkan pemberian-Nya yang besar. Oleh karenanya, Qiyamullail memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupannya sehari-hari.
Allah Azza wa Jalla menyebut mereka yang melakukan qiyamullail dalam firman-Nya,
كَانُوا قَلِيلًا مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ--وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
"Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.-- Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar." (QS. Adz Dzaariyat: 17-18)
Al Hasan berkata, "Mereka bersusah payah melakukannya di malam hari, memanjangkan shalat hingga menjelang fajar, lalu duduk berdoa, merendahkan diri, dan beristighfar."
Allah Azza wa Jalla juga berfirman,
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاء اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ
"(Apakah kamu wahai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az Zumar: 9)
Maksud ayat ini adalah, apakah sama orang yang seperti ini sifatnya dengan orang yang tidur di malam harinya, menyia-nyiakan dirinya, dan tidak mengetahui janji dan ancaman Tuhannya?
Allah Azza wa Jalla juga berfirman,
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْءًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan." (QS. Al Muzzammil: 6)
Ath Thabari berkata, "Yakni lebih sejalan antara hati dengan lisan, dan lebih menyatukan (menguatkan) bacaan."
Oleh karena Qiyamullail memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama ini, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan agar tidak meninggalkannya bagi mereka yang sebelumnya biasa melakukannya. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Abdullah bin Amr bin 'Aash,
يَا عَبْدَ اللَّهِ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ، فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
"Wahai Abdullah! Janganlah kamu seperti si fulan. Dahulu ia melakukan qiyamullail, namun sekarang meninggalkan qiyamullail." (HR. Bukhari)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda tentang Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma,
نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللَّهِ، لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ
"Sebaik-baik laki-laki adalah Abdullah (bin Umar) kalau ia melakukan shalat malam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Salim berkata, "Oleh karena itu, Abdullah kemudian tidak tidur di malam hari kecuali sedikit."
Hakim dan Baihaqi meriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad, ia berkata:
جَاءَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ» ثُمَّ قَالَ: «يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ»
Malaikat Jibril pernah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, namun engkau akan mati. Cintailah sesukamu, namun engkau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sesukamu, namun kamu akan diberi balasan." Selanjutkan malaikat Jibril berkata, "Wahai Muhammad, ketinggian orang mukmin itu pada Qiyamullailnya, dan kemuliaannya ketika tidak butuh kepada manusia." (Hadits ini dinyatakan shahih oleh Hakim, dan disetujui oleh Adz Dzahabiy, dan dihasankan oleh Al Mundziriy dan Al Albani).
Pernah disampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang seseorang yang tidur di malam harinya hingga pagi hari namun tidak shalat malam, maka Beliau bersabda,
ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنَيْهِ، أَوْ قَالَ: فِي أُذُنِهِ
"Itu adalah orang yang dikencingi setan pada kedua telinganya." Atau Beliau bersabda, "telinganya" (tanpa menyebut "kedua").  (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR. Muslim)
Allah Subhaanahu wa Ta'ala juga memerintahkan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan Qiyamullail, sebagaimana firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا (4)
"Wahai orang yang berselimut (Muhammad)!--Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),--(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.--Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan." (QS. Al Muzzammil: 1-4)
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا
"Dan pada sebagian malam hari shalat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (QS. Al Israa': 79)
Oleh karena itu, Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa melakukannya. Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan Qiyamullail hingga kedua telapak kakinya pecah-pecah (bengkak)." Aku pun bertanya, "Mengapa engkau melakukan hal ini wahai Rasulullah, padahal dosamu yang terdahulu yang yang akan datang telah diampuni?" Beliau bersabda, "Tidak patutkah aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?" (HR. Bukhari dan Muslim)
Al Hasan berkata, "Aku tidak mendapatkan suatu ibadah yang paling berat daripada shalat di malam hari."
Abu Utsman An Nahdiy berkata, "Aku pernah bertamu kepada Abu Hurairah selama tujuh hari, ternyata dia, istrinya dan pembantunya membagi malam tiga bagian, yang satu shalat, selanjutnya membangunkan yang lain."
Thawus pernah melompat dari kasurnya, lalu bersuci dan menghadap kiblat (shalat) hingga Subuh, lalu ia berkata, "Mengingat neraka Jahannam menghilangkan tidur orang-orang yang beribadah."
Hadits-hadits tentang keutamaan Qiyamullail
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Mu'adz radhiyallahu 'anhu,
أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ   اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ : } تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ-  يَعْمَلُوْنَ{ُ
"Maukah kamu aku beritahukan tentang pintu-pintu kebaikan?" Puasa adalah perisai, sedekah akan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadaman api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail)", lalu Beliau membacakan ayat (yang artinya): “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….dst.” (QS. As Sajdah: 16-17) (HR. Tirmidzi, dan ia menyatakan "hasan shahih")
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
«أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الرَّبُّ مِنَ العَبْدِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ الآخِرِ، فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُونَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللَّهَ فِي تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ»
"Keadaan paling dekat antara hamba dengan Tuhannya adalah di bagian malam terakhir. Jika engkau mampu termasuk orang yang berdzikr kepada Allah di waktu itu, maka lakukanlah." (HR. Tirmidzi dari Amr bin 'Anbasah, dan dishahihkan oleh Al Albani).
«مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الغَافِلِينَ، وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ القَانِتِينَ، وَمَنْ قَامَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ المُقَنْطِرِينَ»
"Barang siapa yang melakukan Qiyamullail dengan membaca 10 ayat, maka tidak akan dicatat termasuk orang-orang yang lalai. Barang siapa yang melakukan Qiyamullail dengan membaca 100 ayat, maka akan dicatat termasuk orang-orang yang taat. Dan barang siapa yang melakukan Qiyamullail dengan membaca 1000 ayat, maka akan dicatat termasuk orang-orang yang berharta (berpahala) banyak." (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Al Albani).
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
"Tuhan kita Tabaraka wa Ta'ala turun setiap malam ke langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir, Dia berfirman, "Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan berikan. Dan barang siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka Aku akan ampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)
«إِنَّ فِي الجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا» ، فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «لِمَنْ أَطَابَ الكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ»
"Sesungguhnya di surga ada kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalam, dan bagian dalamnya terlihat dari luar." Lalu ada seorang Arab badui berkata, "Untuk siapa (kamar) itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Untuk orang yang melembutkan ucapan, memberikan makan, selalu berpuasa, dan shalat di malam hari ketika orang-orang tidur." (HR. Tirmidzi, dan dihasankan oleh Al Albani)
مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ، فَقَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، أَوْ دَعَا، اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ
"Barang siapa yang bangun di malam hari lalu mengucapkan, "Laailaahaillallah…dst." (artinya: Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya segala pujian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Mahasuci Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Allah Mahabesar, dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah." Lalu ia berkata, "Ya Allah, ampunilah aku," atau ia berdoa, maka akan dikabulkan. Jika dia berwudhu dan shalat, maka akan diterima shalatnya." (HR. Bukhari)
«مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ وَهُوَ يَنْوِي أَنْ يَقُومَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَاهُ حَتَّى أَصْبَحَ كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ»
"Barang siapa yang mendatangi kasurnya dengan niat bangun shalat malam, namun matanya tetap tidur hingga pagi hari, maka akan dicatat apa yang dia niatkannya itu, dan tidurnya menjadi sedekah untuknya dari Tuhannya Azza wa Jalla." (HR. Nasa'i, dan dishahihkan oleh Al Albani)
«عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَنْهَاةٌ لِلإِثْمِ»
"Hendaknya kalian melakukan qiyamullail, karena itu adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, mendekatkan kepada Tuhan kalian, menghapuskan kesalahan, dan mencegah dari perbuatan dosa." (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 4079)
إِذَا قَامَ صَاحِبُ الْقُرْآنِ فَقَرَأَهُ بِاللَّيْلِ، وَالنَّهَارِ ذَكَرَهُ، وَإِذَا لَمْ يَقُمْ بِهِ نَسِيَهُ
"Apabila penghapal Al Qur'an bangun dan membacanya di malam dan siang, maka dia akan ingat. Tetapi, apabila dia tidak bangun, maka dia akan melupakannya." (HR. Muslim)
يَا أَيُّهَا اَلنَّاسُ! أَفْشُوا اَلسَّلَام, وَصِلُوا اَلْأَرْحَامَ, وَأَطْعِمُوا اَلطَّعَامَ, وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ, تَدْخُلُوا اَلْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia, sebarkan salam, sambung tali silaturrahim, berikan makan kepada orang lain, shalatlah di waktu malam ketika orang tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan sejahtera.” (HR. Tirmidzi, dan ia menshahihkan serta dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi (1855)).
Beberapa sebab yang membantu untuk shalat malam
Ada beberapa sebab yang membantu untuk shalat malam, dan sebab itu ada dua; yaitu sebab yang tampak dan sebab yang tersembunyi.
Sebab yang tampak itu adalah:
1.     Tidak kekenyangan dalam makan dan minum.
2.     Tidak menyibukkan dirinya di siang hari dengan sesuatu yang tidak ada faedahnya.
3.     Melakukan qailulah (istirahat siang).
4.     Tidak melakukan maksiat di siang hari.
Adapun sebab yang tersembunyi itu adalah:
1.     Selamatnya hati dari dengki kepada kaum muslim, selamat pula dari bid'ah, dan terlebihan terhadap dunia.
2.     Mengetahui keutamaan Qiyamullail.
3.     Cinta kepada Allah.
4.     Meyakini, bahwa tidaklah ia membaca satu huruf pun dari Al Qur'an dalam shalat malamnya melainkan ia dalam keadaan bermunajat dengan Tuhannya.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang melakukan Qiyamullail, bantulah kami untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadah kepada-Mu.
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Kalimatul Qur'an min Tafsir As Sa'diy, Maktabah Syamilah versi 3.45, Al Qur'anul Karim ma'at tafsir, dan Mausu'ah Haditsiyyah Mushaghgharah (Markaz Nurul Islam Li Abhatsil Qur'ani was Sunnah), dll.

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger