بسم الله الرحمن الرحيم
Risalah Tentang Imam Mahdi
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga
hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut risalah tentang
imam mahdi, semoga Allah menjadikan risalah ini ikhlas karena-Nya dan
bermanfaat, aamin.
Pengantar
Ahlussunnah
meyakini bahwa termasuk tanda Kiamat adalah munculnya Imam Mahdi di akhir
zaman, ia berkuasa selama tujuh tahun dan memenuhi bumi dengan keadilan yang
sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman, dimana ketika itu bumi menumbuhkan
tanam-tanamannya, langit mencurahkan hujannya, dan harta pun melimpah ruah.
Kehadiran Imam Mahdi merupakan pengantar terhadap turunnya Nabi Isa putra
Maryam alaihis salam.
Muhammad bin Hasan
Al Abirriy rahimahullah berkata, “Telah mutawatir riwayat dan masyhur
dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang imam Mahdi, dan bahwa ia
termasuk keluarga Beliau, berkuasa selama tujuh tahun, memimpin dunia dengan
keadilan, dan bahwa Isa alaihis salam akan keluar juga membantunya untuk
membunuh Dajjal, dan bahwa ia akan mengimami umat ini, sedangkan Nabi Isa shalat
di belakangnya.” (Al Manarul Munif hal. 142)
Dengan demikian,
kaum muslimin menantikan kehadiran Imam Mahdi dan Nabi Isa putra Maryam alaihis
salam yang juga akan membawa ajaran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Berikut hadits-hadits yang menunjukkan demikian.
Hadits-Hadits
Seputar Imam Mahdi
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «لَا تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ العَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ
بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي»
1. Dari Abdullah
(bin Mas’ud) ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak
akan hancur dunia ini sampai bangsa Arab dikuasai oleh seorang yang termasuk
keturunanku, dimana namanya seperti namaku.” (Hr. Tirmidzi, dinyatakan hasan
shahih oleh Al Albani)
Dalam riwayat
Abu Dawud ada tambahan,
يُوَاطِيءُ اسْمُهُ اسْمِيْ، وَاسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ
أَبِيْ
“Namanya seperti
namaku, dan nama ayahnya seperti nama ayahku.”
Dalam hadits ini
terdapat bantahan terhadap kaum Syi’ah yang mengatakan, bahwa Al Mahdi yang
dijanjikan adalah Al Qaim Al Muntazhar Muhammad bin Al Hasan Al ‘Askariy.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْمَهْدِيُّ مِنِّي، أَجْلَى الْجَبْهَةِ،
أَقْنَى الْأَنْفِ، يَمْلَأُ الْأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا، كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا
وَظُلْمًا، يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِينَ»
2. Dari Abu Sa’id
Al Khudriy ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Al
Mahdi termasuk keturunanku, dahinya lebar dan hidungnya mancung, ia akan
memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi kezaliman, ia
akan berkuasa selama tujuh tahun.” (Hr. Abu Dawud, dihasankan oleh Al Albani)
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «الْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِي، مِنْ وَلَدِ
فَاطِمَةَ»
3. Dari Ummu
Salamah ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Al
Mahdi itu dari keturunanku, dari anaknya Fatimah.” (Hr. Abu Dawud, dishahihkan
oleh Al Albani)
Ibnul Qayyim
berkata, “Imam Mahdi adalah seorang yang berasal dari keluarga Nabi shallallahu
alaihi wa sallam dari keturunan Al Hasan bin Ali yang akan muncul di akhir
zaman, dimana sebelumnya bumi dipenuhi kezaliman dan ketidakadilan, lalu ia
memenuhinya dengan keadilan…dst.”
Ia juga berkata,
“Keadaannya dari keturunan Al Hasan terdapat rahasia, yaitu karena Al Hasan radhiyallahu
anhu meninggalkan kekhilafahan karena Allah, maka Allah jadikan di antara
keturunannya ada yang menjabat sebagai khalifah dengan benar yang berlaku adil
di dunia. Ini adalah sunnatullah pada hamba-hamba-Nya, yaitu barang siapa yang
meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan memberikan ganti yang lebih
baik baginya atau keturunannya.” (Al Manarul Munif hal. 151)
عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «الْمَهْدِيُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ، يُصْلِحُهُ اللَّهُ فِي
لَيْلَةٍ»
4. Dari Ali
radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Al Mahdi termasuk golongan kami; Ahlul bait. Allah memperbaikinya
dalam semalam.” (Hr. Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Albani)
Menurut Ibnu
Katsir, maksudnya Allah menerima tobatnya, memberinya taufik, mengilhami, dan
menunjukinya yang sebelumnya tidak demikian.
Yang lain
berpendapat, bahwa maksudnya Allah Ta’ala memperbaiki urusannya, meninggikan
derajatnya dalam semalam atau dalam satu waktu di malam hari, dimana Ahlul
halli wal ‘Aqd (Dewan Syura Yang Menentukan Siapa Yang Menjadi Pemimpin)
sepakat mengangkatnya sebagai khalifah (Mirqatul Mafatih, Ali Al Harawi
juz 8 hal. 3439)
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «يَخْرُجُ فِي آخِرِ
أُمَّتِي الْمَهْدِيُّ يَسْقِيهِ اللَّهُ الْغَيْثَ، وَتُخْرِجُ الْأَرْضُ
نَبَاتَهَا، وَيُعْطِي الْمَالَ صِحَاحًا، وَتَكْثُرُ الْمَاشِيَةُ وَتَعْظُمُ
الْأُمَّةُ، يَعِيشُ سَبْعًا أَوْ ثَمَانِيًا»
5. Dari Abu
Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, “Akan muncul di akhir umatku Al Mahdi. Allah akan mengirimkan
hujan kepadanya, bumi mengeluarkan tanamannya, dia memberikan harta secara
adil, hewan ternak semakin banyak, dan umat manusia menjadi mulia, ia hidup
selama tujuh atau delapan tahun.” (Hr. Hakim, dishahihkan olehnya dan
disepakati oleh Dzahabi. Al Albani menyatakan sanadnya shahih, para perawinya
tsiqah dalam Silsilah Ash Shahihah)
عَنْ ثَوْبَانَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «يَقْتَتِلُ عِنْدَ كَنْزِكُمْ ثَلَاثَةٌ، كُلُّهُمُ ابْنُ خَلِيفَةٍ، ثُمَّ
لَا يَصِيرُ إِلَى وَاحِدٍ مِنْهُمْ، ثُمَّ تَطْلُعُ الرَّايَاتُ السُّودُ مِنْ قِبَلِ
الْمَشْرِقِ، فَيَقْتُلُونَكُمْ قَتْلًا لَمْ يُقْتَلْهُ قَوْمٌ» - ثُمَّ ذَكَرَ شَيْئًا
لَا أَحْفَظُهُ فَقَالَ - فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى
الثَّلْجِ، فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ "
6. Dari Tsauban
ia berkata, “Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan berperang
di dekat perbendaharaan kalian (dekat Ka’bah) tiga orang yang semuanya termasuk
putra khalifah, namun (harta itu) tidak kembali ke salah seorang di antara
mereka, kemudian mucul bendera-bendera hitam dari arah timur, lalu mereka
memerangi kalian dengan peperangan yang tidak pernah dilakukan oleh satu kaum
pun – Lalu Beliau menyampaikan kalimat yang tidak saya ingat- Beliau juga
bersabda, “Jika kalian melihatnya, maka baiatlah dia meskipun harus merangkak
di atas salju, karena dia adalah khalifah Allah Al Mahdi.” (Hr. Ibnu Majah dan
Hakim, ia berkata, “Sesuai syarat Bukhari dan Muslim” dan disepakati oleh
Dzahabi. Ibnu Katsir berkata, “Isnad ini kuat dan shahih.” Namun hadits ini
didhaifkan oleh Al Albani dalam Adh Dhai’fah no. 85 1/195 dengan alasan
‘an’anah Abu Qilabah (pernyataan Abu Qilabah dengan kata-kata ‘dari’) karena ia
tergolong mudallis sehingga didhaifkan pula oleh Ibnu ‘Aliyyah, meskipun
menurut Al Albani makna hadits ini shahih tetapi tanpa kalimat ‘khalifah Allah
Al Mahdi’).
Ibnu Katsir
berkata, “Yang dimaksud dengan Al Mahdi yang terpuji dan dijanjikan yang muncul
di akhir zaman adalah tempat asal munculnya, yakni munculnya dari arah timur,
serta akan dibaait di dekat rumah (Baitullah) sebagaimana yang ditunjukkan oleh
sebagian hadits.”
Ibnu Katsir juga
berkata, “Yang dimaksud ‘perbendaharaan’ yang disebutkan dalam susunan (hadits
ini) adalah perbendaharaan Ka’bah, dimana akan berperang di dekatnya tiga orang
putra khalifah untuk mengambil perbendaharaan itu hingga akhir zaman, lalu muncul
Al Mahdi dari wilayah timur, bukan dari terowongan Samira sebagaimana yang
disangka oleh orang-orang Syi’ah Rafidhah yang bodoh yang menyangka Al Mahdi
masih ada di sana sampai sekarang sambil menunggu tibanya akhir zaman, dimana
hal itu merupakan igauan, bagian dari keadaan yang terlantar dan dari setan,
karena tidak ada dalil yang menunjukkan demikian dan tidak ada bukti baik dari
Al Qur’an, As Sunnah, akal yang sehat, serta tidak pula dari istihsan (anggapan
baik).”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ؟»
7. Dari Abu
Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Bagaimana keadaan kamu jika Isa putra Maryam turun kepadamu, sedangkan
pemimpinmu dari kalangan kamu?” (Hr. Bukhari dan Muslim)
عَنِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى
الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ» ، قَالَ: " فَيَنْزِلُ عِيسَى
ابْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ: تَعَالَ صَلِّ
لَنَا، فَيَقُولُ: لَا، إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ تَكْرِمَةَ اللهِ
هَذِهِ الْأُمَّةَ "
8. Dari Jabir bin
Abdullah ia berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran dan
menang sampai hari Kiamat. Lalu turun Isa putra Maryam alaihis salam, kemudian
pemimpin mereka berkata, “Kemarilah! Shalatlah mengimami kami.” Isa menjawab,
“Tidak, sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin bagi yang lain sebagai
bentuk pemuliaan Allah untuk umat ini.” (Hr. Muslim. Dalam sebuah riwayat dari
Al Harits bin Umamah disebutkan, “Lalu berkata pemimpin mereka Al Mahdi,
“Kemarilah! Shalatlah mengimami kami.”…dst.” Ibnul Qayyim berkata tentang
hadits ini dalam Al Manarul Munif, “Ini adalah isnad yang jayyid.”)
Muhammad bin Sirin
berkata, “Al Mahdi termasuk umat ini, dialah yang akan mengimami Isa putra Maryam.”
(Mushannaf Ibn Abi Syaibah Juz 7 hal. 513 no. 37649)
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " يَكُونُ فِي أُمَّتِي الْمَهْدِيُّ
إِنْ قُصِرَ فَسَبْعٌ، وَإِلَّا فَتِسْعٌ، فَتَنْعَمُ فِيهِ أُمَّتِي نِعْمَةً، لَمْ
يَنْعَمُوا مِثْلَهَا قَطُّ، تُؤْتَى أُكُلَهَا وَلَا تَدَّخِرُ مِنْهُمْ شَيْئًا،
وَالْمَالُ يَوْمَئِذٍ كُدُوسٌ، فَيَقُومُ الرَّجُلُ، فَيَقُولُ: يَا مَهْدِيُّ أَعْطِنِي،
فَيَقُولُ خُذْ "
9. Dari Abu Sa’id
Al Khudri, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada di
tengah umatku Al Mahdi. Jika usianya pendek, maka sampai tujuh tahun (berkuasa),
dan jika tidak demikian, maka sampai Sembilan tahun. Ketika itu umatku
mendapatkan kenikmatan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya; diberikan
makanannya, namun tidak ada di antara mereka yang menyimpannya walau sedikit. Saat
itu harta melimpah ruah, lalu ada seorang yang bangun dan berkata, “Wahai Al Mahdi,
berilah kepadaku harta itu,” ia menjawab, “Ambillah.” (Hr. Ibnu Majah,
dihasankan oleh Al Albani)
Hadits-hadits
berkenaan dengan Al Mahdiy sampai kepada tingkatan mutawatir sebagaimana
ditegaskan oleh sejumlah Ahli Ilmu.
As Safariniy
rahimahullah berkata dalam Lawami’ul Anwar Al Bahiyyah juz 2 hal. 84, “Telah
banyak riwayat yang menerangkan akan kemunculannya sampai mencapai tingkatan
mutawatir maknawi, dan menjadi masyhur di kalangan para ulama sunnah, bahkan
dijadikan sebagai akidah mereka.”
Ia juga berkata,
“Telah diriwayatkan dari para sahabat yang telah disebutkan dan para sahabat
lainnya radhiyallahu anhum dalam riwayat yang banyak, demikian pula dari para
tabiin dan setelahnya yang jika dikumpulkan membuahkan ilmu yang qath’i
(pasti), sehingga mengimani kemunculan Al Mahdi merupakan hal yang wajib
sebagaimana ditetapkan oleh Ahli Ilmu dan dibukukan dalam akidah-akidah
Ahlussunnah wal Jama’ah.”
Ibnu Taimiyah berkata,
“Hadits-hadits yang dipakai hujjah tentang munculnya Imam Mahdi adalah
hadits-hadits yang shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, dan
lain-lain dari hadits Ibnu Mas’ud dan lainnya.” (Minhajus Sunnah juz 8
hal. 254)
Imam Syaukani
berkata, “Hadits-hadits tentang kemutawatiran tentang Imam Mahdi yang
dinantikan bisa dijangkau, di antaranya ada 50 hadits, ada yang shahih, hasan,
dan dhaif yang dapat tertutupi. Haditsnya adalah mutawatir tanpa diragukan
lagi, bahkan yang berada di bawahnya saja masih bisa disifati dengan mutawatir
dalam semua istilah yang sudah dikaji dalam ilmu Ushul. Adapun Atsar dari
sahabat yang menyatakan tentang Imam Mahdi maka sangat banyak sehingga memiliki
hukum marfu (berasal dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam), karena tidak ada
ruang untuk berijtihad terhadap hal itu.” (Al Idzaa’ah Limaa Kaana wa Maa Yakuunu
Baina Yadayis Saa’ah, Shiddiq Hasan Al Qanuji hal, 87)
Muhammad Asyraf Abadiy
rahimahullah berkata, “Sejumlah imam menyebutkan banyak hadits tentang
imam Mahdi, di antaranya Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Bazzar, Hakim, Thabrani,
dan Abu Ya’la Al Maushiliy. Mereka menyandarkannya kepada sejumlah sahabat seperti Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Thalhah, Abdullah
bin Mas’ud, Abu Hurairah, Anas, Abu sa’id Al Khudri, Ummu Habibah, Ummu Salamah,
Tsauban, Qurrah bin Iyas, Ali Al Hilaliy, dan Abdullah bin Harits bin Juz radhiyallahu
anhum, dan isnad mereka itu ada yang shahih, hasan, dan dhaif.” (Aunul Ma’bud
Syarh Sunan Abi Dawud juz 11 hal. 243)
Sebagian manusia
ada yang mengingkari kemunculan Al Mahdi berdasarkan hadits,
ولا مهدي إلا عيسى ابن مريم
“Tidak ada Al
Mahdi kecuali Isa putra Maryam.”
Hadits ini
disebutkan dalam Ibnu Majah dan Hakim, namun dhaif sebagaimana dinyatakan oleh
banyak ulama, di antaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan lainnya, wallahu
a’lam.
Catatan:
Saudaraku kaum
muslimin, jangan tergesa-gesa membenarkan pernyataan seseorang bahwa dia adalah
Al Mahdi yang dinanti, karena Al Mahdi tidak menyatakan demikian, dan bahkan
tidak meminta kaum muslimin untk membaiat dirinya.
Lajnah
Daimah Lil Buhuts Al Ilmiyyah wal Iftaa (Komite
Tetap Bidang kajian dan Fatwa di Saudi Arabia) menyatakan,
“Hadits-hadits
yag menunjukkan akan keluarnya Imam Mahdi sangat banyak dari jalur yang banyak,
dan diriwayatkan oleh sejumlah Imam Ahli Hadits. Bahkan sejumlah ahli ilmu
menyatakan bahwa hadits-haditsnya mutawatir maknawi, di antaranya Abul Hasan Al
Ajurri dari kalangan ulama abad ke-4 hijriah, al Allamah As Safarini dalam
kitabnya Lawami’ul Anwar Al Bahiyyah, dan al ‘Allamah Asy Syaukani dalam
risalahnya At Taudhih Fi Tawaturi Ahaaditsil Mahdi wad Dajjal wal Masih.
Imam Mahdi ada beberapa ciri yang masyhur yang disebutkan dalam hadits-hadits, terutama
tandanya adalah akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi
kezaliman, dan tidak boleh bagi seseorang memastikan si fulan bin fulan sebagai
imam Mahdi sampai terpenuhi
tanda yang diterangkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits-hadits
yang shahih, terutama yang tadi kami sebutkan, yaitu memenuhi bumi dengan keadilan.”
(Fatawa Al Lajnah Ad Daaimah juz 3 hal. 141)
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa
Muhammad wa alaa aalhihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
0 komentar:
Posting Komentar