Terjemah Bulughul Maram (2)

 

بسم الله الرحمن الرحيم



Terjemah Bulughul Maram (2)

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut terjemah Bulughul Maram karya Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan buku ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.

Dalam menyebutkan takhrijnya, kami banyak merujuk kepada dua kitab; Takhrij dari cetakan Darul ‘Aqidah yang banyak merujuk kepada kitab-kitab karya Syaikh M. Nashiruddin Al Albani rahimahullah, dan Buluughul Maram takhrij Syaikh Sumair Az Zuhairiy –hafizhahullah-.

6- وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ r  لَا يَغْتَسِلْ أَحَدُكُمْ فِي اَلْمَاءِ اَلدَّائِمِ وَهُوَ جُنُبٌ . أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu mandi di dalam air yang diam sedangkan dia junub.” (Hr. Muslim)[i]

7-وَلِلْبُخَارِيِّ: لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي اَلْمَاءِ اَلدَّائِمِ اَلَّذِي لَا يَجْرِي, ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيهِ

7. Sedangkan dalam riwayat Bukhari disebutkan, “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu buang air kecil di dalam air yang diam yang tidak mengalir, kemudian ia mandi di situ.”[ii]

 -8وَلِمُسْلِمٍ: "مِنْهُ", وَلِأَبِي دَاوُدَ: وَلَا يَغْتَسِلُ فِيهِ مِنْ اَلْجَنَابَةِ

Dan dalam riwayat Muslim lafaznya adalah, “Dari air itu”. Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud lafaznya, “Dan janganlah ia mandi di sana karena junub.”[iii]

9-وَعَنْ رَجُلٍ صَحِبَ اَلنَّبِيَّ r قَالَ: نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ r "أَنْ تَغْتَسِلَ اَلْمَرْأَةُ بِفَضْلِ اَلرَّجُلِ, أَوْ اَلرَّجُلُ بِفَضْلِ اَلْمَرْأَةِ, وَلْيَغْتَرِفَا جَمِيعًا.  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ. وَالنَّسَائِيُّ, وَإِسْنَادُهُ صَحِيحٌ

9. Dari seorang yang telah menjadi sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang wanita mandi dengan bekas sisa laki-laki atau laki-laki mandi dengan bekas sisa wanita, dan hendaknya keduanya menciduk secara bersamaan.” (Hr. Abu Dawud dan Nasa’i, isnadnya shahih)[iv]

10-وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا; أَنَّ اَلنَّبِيَّ r كَانَ يَغْتَسِلُ بِفَضْلِ مَيْمُونَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا. أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

10. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mandi bekas sisa Maimunah radhiiyallahu ‘anha. (HR. Muslim)[v]

11-وَلِأَصْحَابِ "اَلسُّنَنِ":  اِغْتَسَلَ بَعْضُ أَزْوَاجِ اَلنَّبِيِّ r فِي جَفْنَةٍ, فَجَاءَ لِيَغْتَسِلَ مِنْهَا, فَقَالَتْ لَهُ: إِنِّي كُنْتُ جُنُبًا, فَقَالَ: "إِنَّ اَلْمَاءَ لَا يَجْنُبُ"   وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ خُزَيْمَةَ

11. Sedangkan dalam riwayat para penyusun kitab Sunan disebutkan, “Sebagian istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dalam sebuah jolang, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang untuk mandi dari jolang itu, maka istrinya berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku junub,” lalu Beliau bersabda, “Sesungguhnya air itu tidak (menjadi) junub”. (Dishahihkan oleh Tirmidzi dan ibnu Khuzaimah)[vi]

12-وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ r : طَهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذْ وَلَغَ فِيهِ اَلْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ, أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ. أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَفِي لَفْظٍ لَهُ: فَلْيُرِقْهُ . وَلِلتِّرْمِذِيِّ: أُخْرَاهُنَّ, أَوْ أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ .

12. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sucinya bejana salah seorang di antara kamu apabila dijilati anjing adalah dengan dibasuh sebanyak tujuh kali, basuhan yang pertama (dicampur) dengan tanah.” (Hr. Muslim, dalam sebuah lafaz Muslim disebutkan, “Maka hendaknya ia tumpahkan airnya,” sedangkan dalam riwayat Tirmidzi dengan lafaz “Basuhan yang akhir atau awalnya (dicampur) dengan tanah”)[vii]

13-وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ t أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ r قَالَ -فِي اَلْهِرَّةِ-:  إِنَّهَا لَيْسَتْ بِنَجَسٍ, إِنَّمَا هِيَ مِنْ اَلطَّوَّافِينَ عَلَيْكُمْ .  أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ. وَابْنُ خُزَيْمَةَ

13. Dari Abu Qatadah  radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang kucing, “Sesungguhnya ia (kucing) itu tidaklah najis, ia hanyalah biantang yang biasa berkeliling di dekatmu.“ (Hr. Empat Imam Ahli Hadits, dan dishahihkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah)[viii]

14- وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ t قَالَ: جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي طَائِفَةِ اَلْمَسْجِدِ, فَزَجَرَهُ اَلنَّاسُ, فَنَهَاهُمْ اَلنَّبِيُّ r فَلَمَّا قَضَى بَوْلَهُ أَمَرَ اَلنَّبِيُّ r بِذَنُوبٍ مِنْ مَاءٍ; فَأُهْرِيقَ عَلَيْهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

14. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu  ia berkata, “Datang seorang Arab baduwi lalu kencing di pojokan masjid, lalu dibentaklah oleh orang-orang, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melarang mereka (membentaknya), ketika orang baduwi itu selesai kencing, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh diambilkan seember air kemudian dituangkan ke atasnya.” (Muttafaq ‘alaih)[ix]

15-وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اَللَّهِ r : أُحِلَّتْ لَنَا مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ, فَأَمَّا الْمَيْتَتَانِ: فَالْجَرَادُ وَالْحُوتُ, وَأَمَّا الدَّمَانُ: فَالطِّحَالُ وَالْكَبِدُ.   أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ, وَابْنُ مَاجَهْ, وَفِيهِ ضَعْفٌ

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Telah dihalalkan untuk kami dua bangkai dan dua buah darah, adapun dua bangkai itu adalah bangkai belalang dan ikan, sedangkan dua darah itu adalah hati dan limpa.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Dalam hadits ini ada kelemahan)[x]

16-وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ r , إِذَا وَقَعَ اَلذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ, ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ, فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ دَاءً, وَفِي اَلْآخَرِ شِفَاءً -  أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ وَأَبُو دَاوُدَ, وَزَادَ: , وَإِنَّهُ يَتَّقِي بِجَنَاحِهِ اَلَّذِي فِيهِ اَلدَّاءُ

Dari Abu  Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila lalat jatuh ke dalam minuman salah seorang di antara kamu maka tenggelamkanlah, kemudian tariklah karena pada salah satu sayapnya ada penyakit, sedangkan pada sayap yang lain ada obatnya.” (Hr. Bukhari dan Abu Dawud, ia (Abu Dawud) menambahkan “Sesungguhnya ia (lalat) menjaga dirinya dengan sayap yang di sana terdapat penyakit.”)[xi]

17-وَعَنْ أَبِي وَاقِدٍ اَللَّيْثِيِّ t قَالَ: قَالَ اَلنَّبِيُّ r : مَا قُطِعَ مِنْ اَلْبَهِيمَةِ -وَهِيَ حَيَّةٌ- فَهُوَ مَيِّتٌ . أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ, وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ, وَاللَّفْظُ لَهُ

Dari Abu Waqid Al Laitsi radhiyallahu’anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagian mana saja yang dipotong dari binatang yang hidup, maka bagian itu adalah bangkai.” (Hr. Abu Dawud dan Tirmidzi, ia pun menghasankan, lafaz ini adalah lafaz Tirmidzi)[xii]

Wa shallallahu 'alaa Nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Alih Bahasa:

Marwan bin Musa


[i] Shahih, diriwayatkan oleh Muslim (283) dalam Ath Thaharah, Nasa’i (220, 321, 396), Ibnu Majah (605).

[ii] Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari (239) dalam Al Wudhuu’.

[iii] Shahih, diriwayatkan oleh Muslim (282) dalam Ath Thaharah, Abu Dawud (70) dalam Ath Thaharah.

[iv] Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (81) dalam Ath Thaharah, Nasa’i (238) dalam Ath Thaharah dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Abu Dawud (81).

Catatan:

a.     Mubhamnya (tidak diketahui nama) sahabat yang meriwayatkan tidaklah berpengaruh apa-apa bagi hadits ini, karena para sahabat semuanya adalah adil.

b.     Al Hafizh dalam Al Fat-h (1/300) berkata, "Para perawinya tsiqah, dan saya tidak mengetahui adanya hujjah yang kuat bagi orang yang mencacatkannya."

[v] Shahih, diriwayatkan oleh Muslim (323) dalam Al Haidh.

[vi] Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (68) dalam Ath Thaharah, Tirmidzi (65), Ibnu Majah (370) dalam Ath Thaharah, Ibnu Khuzaimah (1/58) no. (84) dengan lafaz, “Al Maa’u laa yunajjisuhuu syaii’,” dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Abu Dawud (68).

Sumair Az Zuhairiy berkata, “Demikianlah hadits tersebut, meskipun melalui riwayat Samaak dari Ikrimah, dimana riwayat tersebut ma’lul (cacat).” Ia melanjutkan, “Catatan: Al Haafizh keliru menghubungkan hadits tersebut kepada para pemilik kitab Sunan, karena Nasa’i tidak meriwayatkannya, demikian juga (keliru) karena penshahihan Ibnu Khuzaimah terhadap selain lafaz ini.”

Dalam At Talkhish (1/15) Al Hafizh berkata, "Sebagian orang mencacatkan hadits ini karena Samaak bin Harb, dimana ia adalah seorang yang menerima talqin (pengajaran), akan tetapi Syu'bah meriwayatkan darinya, sedangkan Syu'bah tidaklah membawa hadits dari guru-gurunya selain hadits yang sahih saja."

[vii] Shahih, diriwayatkan oleh Muslim (279) dalam Ath Thaharah dari jalan Hisyam bin Hisan dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah, Tirmidzi (91). Lafaz “Falyuriqhu” ada pada Muslim (279) dari jalan Al A’masys dari Abu Razin dan Abu Shalih dari Abu Hurairah, juga diriwayatkan oleh Al A’masy dengan isnad ini yang sama seperti itu, namun tidak ada kata-kataفَلْيُرِقْهُ.” .

[viii] Hasan shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (75) dalam Ath Thaharah, Tirmidzi (92) dalam Ath Thaharah, Nasa’i (68) dalam Ath Thahahah, Ibnu Majah (367) dalam Ath Thaharah, Malik dalam Al Muwaththa’ (44) dalam Ath Thaharah, Ibnu Khuzaimah (1/55) no. 104, Al Albani berkata dalam Shahih Abu Dawud (75) “Hasan shahih” .

Lengkap hadits ini dari jalan Kabsyah binti Malik –ia adalah istri putera Abu Qatadah-,

أن أبا قتادة دخل عليها، فسكبت له وضوءا. قالت: فجاءت هرة تشرب، فأصغى لها الإناء حتى شربت، قالت كبشة: فرآني أنظر إليه! فقال: أتعجبين يا بنت أخي؟ فقلت: نعم . قال: إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:... فذكره.

Bahwa Abu Qatadah pernah masuk menemuinya, Kabsyah berkata, “Lalu aku menuangkan kepadanya air wudhu, kemudian datang seekor kucing hendak meminum airnya, lalu Abu Qatadah memiringkan (tempat air wudhu’) sehingga kucing itu bisa meminumnya, kemudian Kabsyah berkata, “Abu Qatadah lalu melihatku karena aku memperhatikannya, ia berkata, “Apa kamu heran, wahai puteri saudaraku?” Aku menjawab, “Ya”, ia pun berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,…dst. (lihat hadits di atas).

[ix] Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari (221) dalam Al Wudhuu’, Muslim (284) dalam Ath Thaharah .

[x] Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad dalam Al Musnad (5690), Ibnu Majah (3314) dalam Al Ath’imah, Al Albani mengatakan, “Shahih, lihat Ash Shahiihah (1118).”

Catatan:

Hadits ini secara mauquf adalah shahih. Adapun secara marfu’, maka terdapat kelemahan karena melalui riwayat Abdurrahman dan dua saudaranya, yaitu dua putera Zaid bin Aslam, dari ayah mereka, dari Ibnu Umar, dan telah didhaifkan oleh Ibnu Ma’in.

Abu Zur’ah dan Abu Hatim menyatakan, bahwa hadits ini mauquf. Dan dishahihkan mauqufnya oleh Daruquthni, Hakim, Baihaqi, da Ibnul Qayyim.

Ibnu Hajar berkata, “Hadits ini dihukumi marfu’, karena pernyataan seorang sahabat, “Telah dihalalkan bagi kami ini dan itu” atau “Telah diharamkan bagi kami ini dan itu” sama seperti pernyataan, “Telah diperintahkan kepada kami ini dan itu” atau “Telah dilarang bagi kami ini dan itu,” sehingga bisa berdalih dengan riwayat ini, karena mengandung hukum marfu’.”

[xi] Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari (3320) dalam Bad’ul khalq, Abu Dawud (3844) dalam Al Ath’imah dengan tambahan darinya .

Dalam TSZ (Takhrij Sumair Az Zuhairiy)  disebutkan tentang tambahan Abu Dawud ini, “Isnadnya hasan.”

[xii] Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (2858), Tirmidzi (1480), Ahmad (21396) dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Abu Dawud.

Lengkap hadits tersebut adalah,

عن أبي واقد الليثي قال: قدم رسول الله صلى الله عليه وسلم المدينة، والناس يجبون أسنمة الإبل، ويقطعون أليات الغنم، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم:.... فذكر الحديث

Dari Abu Waaqid Al Laitsiy ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika tiba di Madinah, saat itu orang-orang memotong punuk-punuk unta serta memotong ekor-ekor kambing, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:…dst. (lihat hadits di atas).”

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger