بسم الله الرحمن الرحيم
Amalan Ringan Berpahala Besar (3)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Berikut lanjutan hadits-hadits yang menyebutkan
amalan ringan namun berpahala besar yang kami rujuk kepada risalah A’mal
Yasirah wa Ujur ‘Azhimah yang diterbitkan oleh AlBetaqa.com. Semoga Allah
Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat,
aamin.
Amalan Ringan Berpahala Besar
28. Menghafal
sepuluh ayat surah Al Kahfi
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ
سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ» .
Dari Abu Darda radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang hafal sepuluh ayat dari awal surah
Al Kahfi, maka ia akan terjaga dari fitnah Dajjal.” (Hr. Muslim)
29. Membaca
Subhaanallah (artinya: Mahasuci Allah) sebanyak 100 kali.
عَنْ سَعْدٍ، قَالَ: كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ،
كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ؟» فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ: كَيْفَ يَكْسِبُ
أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: «يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ
أَلْفُ حَسَنَةٍ، أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ»
Dari Sa’ad ia berkata, “Kami pernah berada di dekat
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu Beliau bersabda, “Tidak
sanggupkah kalian melakukan setiap hari seribu kebaikan?” Lalu ada seorang yang
bertanya di antara yang hadir, “Bagaimana salah seorang di antara kami melakukan
seribu kebaikan?” Beliau bersabda, “Yaitu ia bertasbih seratus kali, maka akan
dicatat untuknya seribu kebaikan atau dihapuskan darinya seribu kesalahan.” (Hr.
Muslim)
30. Berdoa
sebelum berjima
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا،
قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ
إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ: بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا
الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا
وَلَدٌ فِي ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا "
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma ia berkata, “Nabi
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kalau seandainya salah seorang di
antara mereka ketika hendak berjima dengan istrinya mengucapkan ‘Bismillah
sampai dengan maa razaqtana (artinya: Dengan nama Allah. Ya Allah,
jauhkanlah setan dari kami dan jauhkan setan dari rezeki yang Engkau karuniakan
kepada kami), jika ditakdirkan memperoleh anak, maka setan tidak dapat
membahayakannya selamanya.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
31. Menahan
marah
عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذٍ، عَنْ أَبِيهِ،
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ كَظَمَ غَيْظًا
وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ، دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ
الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ
مَا شَاءَ»
Dari Sahl bin Mu’adz, dari ayahnya, bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menahan marahnya
padahal dia mampu melampiaskannya, maka Allah Azza wa Jalla akan memanggilnya
di hadapan manusia pada hari Kiamat dan memberinya pilihan untuk memilih
bidadari yang ia suka.” (Hr. Abu Dawud, dihasankan oleh Al Albani)
32. Berjabat
tangan ketika bertemu
عَنِ الْبَرَاءِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ، فَيَتَصَافَحَانِ
إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا»
Dari Bara ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, “Tidak ada dua orang muslim yang saling bertemu lalu berjabat
tangan melainkan akan diampuni dosa keduanya sebelum berpisah.” (Hr. Abu Dawud,
dishahihkan oleh Al Albani)
33. Berpuasa
enam hari di bulan Syawwal
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ»
Dari Abu Ayyub Al Anshari radhiyallahu anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berpuasa
Ramadhan kemudian mengiringi dengan enam hari di bulan Syawwal maka seperti
puasa setahun.” (Hr. Muslim)
34. Menghilangkan
penderitaan seorang mukmin, menutupi aibnya, dan memudahkannya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً
مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ،
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي
عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا
يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ
بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ
وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ
بِهِ عَمَلُهُ، لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ»
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menghilangkan satu
derita (kesulitan) dari derita-derita dunia yang menimpa seorang mukmin, maka
Allah akan menghilangkan satu derita dari derita-derita hari kiamat, dan barang
siapa yang memudahkan orang yang susah, niscaya Allah akan memudahkannya di
dunia dan akhirat, dan barang siapa menutupi aib seorang muslim niscaya Allah
akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah senantiasa menolong
hamba-Nya apabila hamba tersebut mau menolong saudaranya. Barang siapa yang
menempuh jalan untuk memperoleh ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan
ke surga. Tidaklah sebuah kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca
kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali akan diturunkan kepada
mereka ketenangan dan rahmat, dan mereka akan dikelilingi malaikat serta Allah
akan menyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya (para malaikat).
Barang siapa yang diperlambat amalnya, maka tidak akan dipercepat oleh
nasabnya.” (HR. Muslim)
35. Membaca
doa Kaffaratul majlis
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسٍ فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ، فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُومَ
مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِي
مَجْلِسِهِ ذَلِكَ "
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang duduk di suatu majlis, lalu ia berbicara
yang mengandung dosa, kemudian sebelum bangun dari majlis ia mengucapkan ‘Subhaanakallahumma
wa bihamdika…dan seterusnya sampai kalimat wa atuubu ilaik,”
(artinya: Mahasuci Engkau ya Allah sambil memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan dan bertobat
keada-Mu) melainkan akan diampuni dosa yang terjadi di majlis itu.” (Hr.
Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)
36. Keutamaan mengucapkan salam
عَنْ
عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ، ثُمَّ جَلَسَ،
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَشْرٌ» ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: «عِشْرُونَ»
ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ،
فَرَدَّ عَلَيْهِ، فَجَلَسَ، فَقَالَ: «ثَلَاثُونَ»
Dari Imran bin Hushain ia berkata, “Ada
seorang yang datang kepada Nabi shallallahu
alaihi wa sallam dan mengucapkan ‘As Salamu alaikum’ maka Beliau menjawab
salamnya, lalu orang itu duduk, ketika itu Beliau bersabda, “Sepuluh
(kebaikan).” Lalu ada lagi orang lain yang datang dan mengucapkan “As
Salaamu alaikum wa rahmatullah’ maka Beliau menjawab salamnya, lalu orang
itu duduk, ketika itu Beliau bersabda, “Dua puluh (kebaikan).” Lalu ada lagi
orang lain yang datang dan mengucapkan “As Salaamu alaikum wa rahmatullah wa
barakatuh’ maka Beliau menjawab salamnya, lalu orang itu duduk, ketika itu
Beliau bersabda, “Tiga puluh puluh (kebaikan).” (Hr. Abu Dawud, dishahihkan
oleh Al Albani)
37. Keutamaan menjenguk orang sakit
عَنْ
عَلِيٍّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ
مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ
أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ، وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الجَنَّةِ»
Dari Ali radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorang
muslim yag menjenguk muslim lainnya di pagi hari melainkan akan didoakan oleh
70.000 malaikat sampai sore hari, dan jika ia menjenguknya di sore hari, maka 70.000
malaikat akan mendoakannya sampai pagi pagi hari. Dia juga memperoleh kebun di surga.”
(Hr. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)
38. Mengucapkan
Subhaanallahi wa bihamdih-Subhaanahallahil ‘azhim (artinya: Mahasuci Allah
sambil memuji-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي المِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ
إِلَى الرَّحْمَنِ، سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيمِ»
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu
alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di
timbangan, dan dicintai Ar Rahman, yaitu: Subhaanallahi wa bihamdih-Subhaanahallahil ‘azhim.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
39. Menyayangi
makhluk Allah Azza wa Jalla
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ
يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ، الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ، فَمَنْ وَصَلَهَا
وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللَّهُ»
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma ia berkata, “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Orang-orang yang sayang akan disayang
Allah Ar Rahman. Sayangilah yang ada di bumi, maka yang ada di atas langit
(Allah) akan menyayangimu. Rahim diambil dari nama Ar Rahman. Barang siapa yang
menyambungnya, maka dia akan disambung Allah, dan barang siapa yang
memutuskannya, maka dia akan diputuskan Allah (dari rahmat-Nya).” (Hr.
Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)
40. Mengumandangkan azan ketika hendak shalat
عَنْ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ،
عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الخُدْرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، قَالَ لَهُ: إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الغَنَمَ وَالبَادِيَةَ، فَإِذَا كُنْتَ
فِي غَنَمِكَ أَوْ بَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ لِلصَّلاَةِ، فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ،
فَإِنَّهُ: «لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ المُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ، وَلاَ شَيْءٌ،
إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ القِيَامَةِ» ، قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abdurrahman bin Abdillah bin Abdurrahman bin Abi Sha’sha’ah,
dari ayahnya, ia dikabari bahwa Abu Sa’id radhiyallahu anhu pernah berkata
kepadanya, “Sesungguhnnya aku melihat dirimu senang menggembala kambing dan
berada di gurun. Jika engkau sedang menggembala atau berada di gurun, lalu
engkau azan untuk shalat, maka keraskanlah azanmu, karena tidaklah mendengar suara
azanmu baik jin maupun manusia atau lainnya dari kejauhan melainkan ia akan
menjadi saksi baginya pada hari Kiamat.” Abu Sa’id berkata, “Aku mendengar
demikian dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.” (Hr. Bukhari)
Bersambung…
Wa shallallahu
'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
0 komentar:
Posting Komentar