Amalan Ringan Berpahala Besar (2)

 بسم الله الرحمن الرحيم



Amalan Ringan Berpahala Besar (2)

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut lanjutan hadits-hadits yang menyebutkan amalan ringan namun berpahala besar yang kami rujuk kepada risalah A’mal Yasirah wa Ujur ‘Azhimah yang diterbitkan oleh AlBetaqa.com. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.

Amalan Ringan Berpahala Besar

16.   Menyambung Tali Silaturrahim (hubungan kekerabatan).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ»

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturrahim.” (Hr. Bukhari)

17.   Membaca ayat kursi seusai shalat.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - مَنْ قَرَأَ آيَةَ اَلْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ اَلْجَنَّةِ إِلَّا اَلْمَوْتُ

Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membaca ayat kursi di akhir setiap shalat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali karena dia tidak meninggal dunia.” (Hr. Nasa’i, dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

18.   Mengucapkan kalimat Subhaanallahil ‘adzhim wa bihamdih (artinya: Mahasuci Allah Yang Maha Agung sambil memuji-Nya).

عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: " مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ، غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الجَنَّةِ "

Dari Jabir, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Barang siapa yang mengucapkan ‘Subhaanallahil ‘adzim wa bihamdih’ maka akan ditanamkan untuknya sebuah pohon kurma di surga.” (Hr. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)

19.   Mengucapkan kalimat Subhaanallahi wa bihamdih (artinya: Mahasuci Allah sambil memuji-Nya).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " مَنْ قَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، حُطَّتْ خَطَايَاهُ، وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ البَحْرِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang mengucapkan ‘Subhaanallahi wa bihamdih’ dalam sehari seratus kali, maka akan dihapuskan dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

20.   Berpuasa di jalan Allah Azza wa Jalla.

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا»

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah akan jauhkan wajahnya dari neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

21.   Berpuasa tiga hari dalam setiap bulan.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا عَبْدَ اللَّهِ، أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ النَّهَارَ، وَتَقُومُ اللَّيْلَ؟» ، فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «فَلاَ تَفْعَلْ صُمْ وَأَفْطِرْ، وَقُمْ وَنَمْ، فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا، وَإِنَّ بِحَسْبِكَ أَنْ تَصُومَ كُلَّ شَهْرٍ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ، فَإِنَّ لَكَ بِكُلِّ حَسَنَةٍ عَشْرَ أَمْثَالِهَا، فَإِنَّ ذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ»

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda kepadanya, “Wahai Abdullah, aku mendapatkan kabar bahwa engkau berpuuasa di siang hari dan melakukan qiyamullail di malam hari?” Aku menjawab, “Ya wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Jangan lakukan demikian! Berpuasalah dan berbukalah, shalat malam dan tidurlah, karena badanmu punya hak, matamu punya hak, istrimu punya hak, dan tamumu punya hak. Cukup bagimu berpuasa dalam sebulan tiga hari, karena engkau akan memperoleh sepuluh kebaikan (pahala) untuk satu kebaikan, karena puasa tiga hari itu sama saja puasa sepanjang tahun.” (Hr. Bukhari dan Muslim)

22.   Berpuasa Arafah (9 Dzulhijjah) dan Asyura (10 Muharram).

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «ثَلَاثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ، صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ، وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ»

Dari Abu Qatadah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tiga hari dalam setiap bulan, puasa Ramadhan dan puasa Ramadhan berikutnya itu sama dengan berpuasa sepanjang tahun. Puasa Arafah, terhadapnya aku berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya, dan puasa Asyura aku berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya.” (Hr. Muslim)

23.   Berakhlak mulia.

عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللَّهُ، قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ»

Dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang mukmin benar-benar mendapatkan derajat orang yang rajin berpuasa dan rajin qiyamullail karena akhlaknya yang mulia.” (Hr. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al Albani)

24.   Berdzikir sebelum tidur.

عَنْ عَلِيٍّ، أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ أَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَشْكُو إِلَيْهِ مَا تَلْقَى فِي يَدِهَا مِنَ الرَّحَى، وَبَلَغَهَا أَنَّهُ جَاءَهُ رَقِيقٌ، فَلَمْ تُصَادِفْهُ، فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لِعَائِشَةَ، فَلَمَّا جَاءَ أَخْبَرَتْهُ عَائِشَةُ، قَالَ: فَجَاءَنَا وَقَدْ أَخَذْنَا مَضَاجِعَنَا، فَذَهَبْنَا نَقُومُ، فَقَالَ: «عَلَى مَكَانِكُمَا» فَجَاءَ فَقَعَدَ بَيْنِي وَبَيْنَهَا، حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ قَدَمَيْهِ عَلَى بَطْنِي، فَقَالَ: «أَلاَ أَدُلُّكُمَا عَلَى خَيْرٍ مِمَّا سَأَلْتُمَا؟ إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا - أَوْ أَوَيْتُمَا إِلَى فِرَاشِكُمَا - فَسَبِّحَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَاحْمَدَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَكَبِّرَا أَرْبَعًا وَثَلاَثِينَ، فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ»

Dari Ali radhiyallahhu anhu bahwa Fatimah radhiyallahu anha pernah datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengeluhkan tangannya yang lecet karena menggiling gandum. Ketika itu Fatimah mendapatkan kabar bahwa ada budak yang diperoleh Beliau, namun ketika itu Fatimah tidak menjumpai Beliau, lalu Fatimah menyampaikan keperluan itu kepada Aisyah. Saat Nabi shallallahu alaihi wa sallam datang, maka Aisyah menyampaikan pesan Fatimah itu, lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam datang kepada kami (Ali dan Fatimah) sedangkan kami telah berbaring untuk tidur, maka kami pun bangun, lalu Beliau bersabda, “Tetaplah di tempat!” Lalu Beliau datang dan duduk antara aku dengan Fatimah sehingga aku merasakan dingin kakinya, lalu Beliau bersabda, “Maukah aku tunjukkan kepada kalian berdua yang lebih baik daripada apa yang kalian minta? Jika kalian berbaring atau mendatangi tempat tidur, maka bertasbihlah (mengucapkan Subhaanallah) 33 kali, bertahmidlah (mengucapkan Alhamdulillah) 33 kali, dan bertakbirlah (mengucapkan Allahu akbar) 34 kali. Itu lebih baik baik bagi kalian berdua daripada mempunyai pembantu.” (Hr. Bukhari dan Abu Dawud)

25.   Mengucapkan Sayyidul Istighfar di waktu pagi dan petang.

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ " سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ " قَالَ: «وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ»

Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Sayyidul Istighfar (pemimpin istighfar) adalah engkau mengucapkan, “Allahumma anta Rabbiy Laailaahailla anta….dan seterusnya sampai Laa yaghfirudz dzunuba illaa anta.” (artinya: Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku, sedangkan aku hamba-Mu. Aku senantiasa berada di atas perjanjian dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatan yang aku lakukan. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku, karena tidak ada yang dapat mengampuni selain Engkau.) Beliau bersabda, “Barang siapa yang mengucapkan kalimat itu di bagian dari siang hari (pagi) dengan meyakininya, lalu ia wafat pada hari itu sebelum tiba sore hari, maka dia akan menjadi penghuni surga. Barang siapa yang mengucapkannya di malam hari, lalu dia wafat sebelum tiba pagi hari, maka dia akan menjadi penghuni surga.” (Hr. Bukhari)

26.   Menyebut nama Allah (mengucapkan bismillah) ketika hendak masuk rumah dan ketika hendak makan.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ، وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ، فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ "

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhuma, bahwa ia mendengar Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda, “Apabila seorang masuk rumah, lalu ia menyebut nama Allah ketika masuk dan ketika hendak makan, maka setan akan berkata (kepada sesama setan), “Kalian tidak dapat bermalam dan tidak mendapatkan makan malam.” Tetapi ketika seorang masuk rumah dan tidak menyebut nama Allah ketika memasukinya, maka setan akan berkata (kepada sesama setan), “Kalian bisa bermalam di dalamnya.” Dan jika ia tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan, maka setan berkata (kepada sesama setan), “Kalian dapat bermalam di dalamnya dan mendapatkan jatah makan malam.” (Hr. Muslim)

27.   Mengucapkan “Laa haula walaa quwwata illaa billah”

 عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَكُنَّا إِذَا عَلَوْنَا كَبَّرْنَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا، وَلَكِنْ تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا» ثُمَّ أَتَى عَلَيَّ وَأَنَا أَقُولُ فِي نَفْسِي: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، فَقَالَ: " يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ، قُلْ: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الجَنَّةِ " أَوْ قَالَ: «أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ هِيَ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الجَنَّةِ؟ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ»

Dari Abu Musa radhiyallahu anhu ia berkata, “Kami ketika bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam suatu safar. Saat berjalan ke tempat tinggi kami bertakbir (dengan keras), maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia! Kasihanilah diri kalian, karena kalian tidak berdoa kepada yang tuli atau tidak hadir, akan tetapi kalian berdoa kepada yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Lalu Beliau mendatangiku saat aku mengucapkan dalam diriku, “Laa haula walaa quwwata illaa billah” (artinya: tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), Beliau bersabda, “Wahai Abdullah bin Qais, ucapkanlah Laa haula walaa quwwata illaa billah, karena ia termasuk perbendaharaan surga.” Atau Beliau bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkan kalimat yang termasuk perbendahaarn surga? Itulah Laa haula walaa quwwata illaa billah.”  (Hr. Bukhari)

Bersambung…

Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan bin Musa

0 komentar:

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger