Kisah Masuk Islamnya Frans Bona Sirait

بسم الله الرحمن الرحيم

Kisah Masuk Islamnya Frans Bona Sirait
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini kisah masuk Islamnya Frans Bona Sirait yang sebelumnya sebagai pendeta dan missionaris, kemudian masuk Islam dan berdakwah kepada Islam, Allahumma aamin.
Sebelum masuk Islam
Frans Bona Sirait lahir pada tanggal 20 Oktober 1939 di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Sejak kecil ia dididik secara kristen dan disekolahkan di sekolah kristen, yaitu sekolah Zending. Kemudian melanjutkan ke SGA, untuk sekolah Guru Kristen. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pendeta untuk menekuni agama Kristen. Setelah selesai sekolah pendeta, ia melanjutkan ke STT (Sekolah Tinggi Teologia), kemudian berangkat ke Amerika Serikat untuk mempelajari strategi dan teknik melaksanakan misi-misi kristen. Sepulangnya dari Amerika Serikat, ia bekerja di Dewan Gereja Indonesia (DGI) sebagai missionaris.
Ia mulai menjalankan kegiatannya sebagai missionaris dari satu daerah ke daerah lain, dari satu kota ke kota yang lain, dan dari satu desa ke desa yang lain. Bahkan sampai ke pelosok tanah air mengunjungi suku-suku terasing, seperti Irian Jaya, Kalimantan (suku Dayak), Jambi (suku Kubu), Pekanbaru (suku Sakai), dan lainnya. Dalam misinya itu ia membawa perbekalan sumbangan baik berupa uang, pakaian, beras, susu, gula, dan berbagai kebutuhan rumah tangga. Sumbangan tersebut berasal dari suatu badan dalam agama Kristen, yang bertugas menerima sumbangan dari para jamaah Kristen, mengumpulkannya, dan menyalurkannya kepada para missionaris.
Awal mengenal Islam
Saat ia hendak menjalankan tugasnya sebagai missionaris ke suatu daerah, ia bermimpi. Dalam mimpi itu, di hadapannya berdiri satu tangga yang menjulang ke langit, menuju satu tempat di atas sana. Lalu ia menaiki tangga tersebut dengan cepat hingga sampai di atas. Begitu sampai di atas, seorang berpakaian serba putih dan bersorban putih menyambutnya dengan berkata, “Siapa yang menyuruh kamu ke sini? Kamu telah banyak merusak di bumi dan menyesatkan banyak orang. Turunlah kamu sekarang juga. Dan jika kamu naik kelak, pekerjaanmu tidak akan berobah. Hanya kamu harus robah jalannya.”
Mimpi tersebut ia beritahukan kepada keluarga dan kawannya, namun mereka berkomentar, bahwa mimpi tersebut hanya bunga tidur saja. Oleh karenanya, ia terus menjalankan tugasnya sebagai missionaris.
Pada tahun 1983, ia bertugas di Indonesia bagian Timur. Dan seperti biasanya, ia selalu menaiki kendaraan umum agar lebih mudah mencapai desa-desa yang ia tuju. Selesai tugas di sana, ia kembali melalui Denpasar Bali, kemudian dari Surabaya ia menaiki kereta api Limex menuju Jakarta. 
Ketika ia mengemas barang-barang bawaan dalam perjalanan pulang di kereta api, mendekati stasiun Gambir ada sebuah Tafsir Al Qur’an di atas kopernya. Kemudian ia mengumumkan dalam gerbong itu. Ternyata tidak ada yang menjawab. Dan karena tidak ada yang mengaku, maka tafsir Al Qur’an itu dibawa pulang.
Sesampainya di rumah, ketika berbincang-bincang dengan keluarga mengenai tugas missionaris yang telah dijalankannya, maka ia menyuruh seorang anaknya mengambil buku yang ditemukannya di kereta api, yaitu Tafsir Al Qur’an, maka ia mendapat pertanyaan gencar dari anak-anaknya,
Mengapa bapak membeli buku itu? Bukankah itu bukan buku kristen? Bagaimana kalau teman-teman bapak tahu?
Namun, ia menjawab apa adanya, “Bapak menemukannya di atas koper dalam kereta api. Dan bapak telah mengumumkannya, tapi tidak ada yang mengaku.”
Setelah itu, anak-anaknya tidak bertanya lagi.
Tafsir Al Qur’an pembuka pikiran masuk Islam
Tafsir Al Qur’an yang dibawanya ke rumah menjadi obyek pembicaraan di antara anggota keluarganya. Masing-masing dari mereka mengeluarkan pendapat. Dan pada akhirnya diambil keputusan, untuk bersama-sama melihat isinya. Maka ditaruhlah tafsir Al Qur’an ini di atas meja, lalu mereka berdoa dengan doa kristen.
Selesai berdoa, dibukalah tafsir Al Qur’an. Dan surat yang pertama mereka lihat adalah surat Al Ikhlas, yang artinya,
Katakanlah, "Dialah Allah, yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan,
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (Terj. QS. Al Ikhlas: 1-4)
Diulangi lagi membacanya beberapa kali. Lantas mereka mengambil kesimpulan, bahwa buku itu adalah buku yang ganjil. Karena selama ini, mereka meyakini bahwa Yesus adalah anak tuhan yang tunggal sesuai dengan isi sembahyang dan syair lagu mereka dalam nyanyian rohani mereka sebagai berikut,
Hormat bagi Allah bapa
Hormat bagi anaknya
Hormat bagi raja gereja
Ketiganya yang esa
Haleleya-haleleya. Ketiganya yang esa.
Selama ini, mereka meyakini bahwa trinitas ketiganya yang esa. Satu menjadi tiga, atau tiga menjadi satu.
Mereka pun berdoa lagi dengan penuh kekhusyuan memohon agar diberi hati yang terang dan pikiran yang terbuka. Selesai berdoa, mereka buka kembali tafsir itu, dan mereka menemukan surah Ali Imran ayat 85, yang berbunyi,
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Terj. QS. Ali Imran: 85)
Setelah membacanya dua tiga kali, mereka semua tertawa geli, karena sudah dikatakan dalam perjanjian baru, pada surat Paulus kepada Galatia, “Tiada yang masuk ke surga kalau tidak melalui tuhan Yesus, karena Yesus disalib untuk menebus dosa manusia.”
Kemudian mereka buka dan lihat ayat yang artinya,
“Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Terj. QS. Al Anbiya: 107)
Demikian juga mereka lihat ayat yang artinya,
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (Terj. QS. Ali Imran: 19)
Demikianlah seterusnya, berdoa lalu membuka Tafsir. Buku ditutup, berdoa, kemudian dibuka secara acak. Sampailah mereka pada ayat yang artinya,
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, dan tetangga yang jauh, teman sejawat, Ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (Terj. QS. An Nisa’: 36)
Setelah berulang kali tafsir Al Qur’an dibuka dan dibaca serta ayat yang terdapat dalam tafsir Al Qur’an itu, mereka pun berpikir, “Sebenarnya apa yang kami baca dalam tafsir Al Qur’an ini, sebagiannya sudah kami lakukan. Namun sebagian lagi malah bertentangan.”
Maka –antara sadar dan tidak sadar- mereka mulai memutar otak. Mereka pun teringat pada satu ajaran dalam agama Kristen, yaitu wahyu yang diterima Nabi Musa dalam Taurat (Perjanjian Lama) yang terdiri dari 10 larangan, yaitu:
1.     Akulah Tuhan Allahmu, tiada Aku boleh kamu persekutukan.
2.     Tiada boleh memahat, mematung (membuat patung), menggambar untuk menjadi persembahan.
3.     Harus lebih takut kepada Allah daripada kepada segala yang ada.
4.     Harus Kamu memuliakan hari Sabat, dan bekerjalah kami pada enam hari, juga yang berhak dalam rumahmu, walaupun ternakmu dan juga saudara yang mengunjungimu. Karena Allah menciptakan langit dan bumi dalam tempo enam hari, maka pada hari ketujuh Allah berhenti, oleh sebab itulah dimuliakan hari ketujuh itu.
5.     Harus hormat pada orang tua.
6.     Tidak boleh berbohong.
7.     Tidak boleh merampas hak orang lain.
8.     Tidak boleh membunuh.
9.     Tidak boleh bermaksud jahat kepada istri orang lain.
10. Tidak boleh bermaksud jahat kepada istri teman, hartanya, ternaknya, dan apa saja miliknya.
10 Larangan ini selalu diikrarkan sambil berdiri oleh seluruh jamaah kristen setiap minggu di seluruh dunia, namun anehnya mereka malah mempersekutukan Allah dengan sesuatu, mengatakan Allah punya anak, bersekutu karena tiga yang esa, dan mengapa tiga sama dengan esa? Sedangkan esa berarti satu. Demikian juga dalam ikrar itu, mereka dilarang membuat patung, tetapi kenyataannya di setiap Gereja ada saja patung, baik patung Yesus atau patung bunda Maria.
Demikian juga tentang hari Sabat, hari Sabtu yang harus dimuliakan. Mengapa kenyataannya hari Minggu? Ketika itulah Frans Bona Sirait beserta keluarga semakin bingung.
Selain itu, dalam surat Kejadian disebutkan, bahwa Allah mengatakan kepada turunan Adam, sebagai berikut,
“Kamu harus memotong ujung kemaluan anakmu, dan bila tidak dipotong lebih baik dihanguskan dari muka bumi. “
Tetapi orang-orang kristen banyak yang meremehkannya. Kalau pun mereka melakukan, maka itu karena saran untuk menjaga kesehatan.
Belum lagi dengan keganjilan yang mereka temukan dalam Perjanjian Baru (Injil) dan Perjanjian Lama (Taurat) yang menunjukkan bahwa kitab itu sudah dirubah dan tidak murni lagi seperti ketika diturunkan. Lihat misalnya ayat Raja-Raja di Perjanjian Lama yang bunyinya,
Sodom dan Gomoroh dihanguskan Allah dengan hujan api yang diturunkan-Nya, karena semua penduduk waktu itu sudah bejat. Lalu Allah menyelamatkan Luth –karena Luth orang yang taat kepada Allah- dengan menyuruh Luth dan istrinya serta kedua anak perempuannya keluar dari daerah tersebut menuju tempat yang telah ditunjukkan Allah. Namun dalam perjalanan –karena berat pada harta yang ditinggalkan- istri Luth melanggar larangan Allah, dengan menoleh ke belakang. Maka istri Luth pun berubah menjadi patung. Kemudian dengan terpaksa ditinggalkan oleh Luth dan kedua anak perempuannya. Sesampainya di tempat tujuan kedua anak perempuan Luth bermufakat memberi minuman yang memabukkan pada ayahnya, agar mereka digauli ayahnya sendiri, dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan. Dan ternyata niat kedua anak perempuan itu berhasil.”
Ini sesuatu yang ganjil dan tidak masuk akal, serta merupakan suatu kisah yang sangat menjijikan. Bagaimana mungkin seorang nabi pilihan Allah menggauli anak perempuannya sendiri.
Di samping itu semua, Yesus yang sebelumnya disebut sebagai Juru Selamat bagi seluruh umat manusia, yang menunjukkan bahwa ia diutus untuk seluruh manusia, namun pada Injil Matius 15 ayat 24-25 disebutkan,
“Waktu seorang perempuan Kanani membawa anak perempuannya kepada Yesus dan berkata, “Ya tuhan, tolonglah anakku ini. Sudah lama ia dirasuki setan (gilan).
Jawab Yesus (sambil mengobati anak itu), “Aku diutus hanyalah untuk domba-domba dari Bani Israel yang sesat.”
Demikian pula dalam Matius 10: 5-6 disebutkan,
“Kedua belas murid itu diutus Yesus dengan pesan, “janganlah menyimpang ke jalan bangsa lain, atau masuk ke dalam kota orang Samaria. Melainkan pergilah kepada domba-domba yang sesat dari umat Israel.”
Dan sebelumnya mereka (Frans Bona Sirait berikut keluarganya) menyebut Yesus sebagai tuhan. Padahal dalam Injil ayat 34 dan 35 disebutkan,
Sekira jam tiga sore, sebelum Yesus meninggal ketika disalib, Yesus mengatakan, “Eloy-Eloy lama sabakhtani,” yang artinya, “Tuhanku-Tuhanku mengapa kamu tinggalkan aku.”
Jadi jelas, Yesus bukanlah Tuhan. Kalau dia memang tuhan, mengapa dia memanggil Tuhan?
Dalam Al Kitab juga disebutkan,
“Yesus tidak pernah memakan yang haram. Dan ketika Yesus pergi ke tempat peribadatan, dia meninggalkan kasut atau alas kakinya. Dia juga mencuci muka, tangan, dan kakinya. Dan waktu sembahyang, dia sujud.”
Namun kenyataannya, orang-orang Kristen memakan apa saja yang mereka inginkan. Mereka sembahyang sambil nyanyi-nyanyi, main gitar, terompet, piano, tepuk tangan, dan lain-lain.
Ini semua membuat keluarga Frans Bona Sirait saling bertukar pendapat, tentang berbagai keganjilan yang mereka temukan dalam Injil, yang baru mereka sadari setelah membaca tafsir Al Qur’an. Bahkan anaknya sampai berkomentar,
“Kita ini kan orang Indonesia, suku Batak lagi. Kita bukan bangsa Israel. Sedangkan Yesus diutus untuk orang Israel. Mengapa kita harus ikut? Kita sudah mendapatkan bukti bahwa, Yesus sendiri mengakui bahwa Beliau diutus hanya untuk bangsa Israel. Bukan untuk seluruh dunia. Dan Yesus bukan Tuhan, atau anak Tuhan. Tapi Yesus hanya utusan Allah. Kalau demikian, semua ini pekerjaan siapa?”
Lantas mereka mengambil kesimpulan, bahwa ini merupakan hasil perbuatan Paulus. Atau ini semua merupakan skenario orang yang bernama Paulus yang mengaku Rasul.
Mereka pun teringat tentang Paulus ini, dalam Perjanjian Baru ada riwayat yang menyatakan, bahwa Paulus bernama asli Saul. Dia selalu memburu murid Yesus. Dia paling ditakuti, karena suka merampok, memperkosa, dan membunuh. Dan hanya dia sendiri yang mengatakan bahwa, ketika dia memburu murid-murid Yesus, datanglah sebuah sinar kepadanya yaitu, Yesus yang kemudian berkata,
Saul-saul, mengapa kamu memburu Aku?
Lalu dia buta. Dan ketika waktu Subuh tiba, matanya terbuka kembali. Kemudian datang satu suara yang menyatakan,
Sekarang kamu menjadi pengikutku dan namamu ditukar menjadi Paulus.
Namun anehnya, dalam pengakuannya sebagai rasul, ternyata bertentangan dengan ucapannya sendiri. Lihat Kisah Rasul 9: 7 dan 22: 9.
Maka mereka sekeluarga pun berpikir dan berpikir terus, bertukar pikiran. bertukar pandangan, dan bertukar pendapat. Sampai pada satu kesimpulan tentang mana yang benar dan mana yang keliru.
Oleh karenanya mereka masuk Islam tanpa ada unsur paksaan sama sekali, bukan karena terpengaruh oleh sesuatu atau seseorang. Mereka adalah orang-orang yang berpendidikan, sehingga tidak mungkin untuk dipengaruhi, dibujuk, atau dihimbau seseorang. Mereka juga punya uang, sehingga segala iming-iming dan janji-janji materi tidak akan mempengaruhinya. Menurut mereka, hanya satu sebab yang jelas mengapa mereka memilih Islam, yaitu Tafsir Al Qur’an yang telah menunjukkan kepada mereka mana agama yang benar dan mana agama yang sempurna.
Maka pada hari Jum’at  tanggal 28 Juni 1983, mereka sekeluarga hijrah dari agama Kristen kepada agama Islam. Mereka disyahadatkan di masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng Jakarta Pusat oleh Syekh Marzuki –Atase Bidang Agama- dari kedutaan besar Saudi Arabia. Namanya pun dirubah menjadi Abdush Shomad Sirait, yang diambil dari ayat, Qul huwallahu ahad, Allahush shomad.
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Dakwah Mu’allaf (Abdush Shomad Sirait) Penerbit: PT. Fikahati Aneska Jakarta.

1 komentar:

Indra Lesmana mengatakan...

Semoga Allah Ta'ala selalu membimbimg kita dalam hidayah-Nya.

 

ENSIKLOPEDI ISLAM Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger