بسم
الله الرحمن الرحيم
Cara Mengajar dan Berdakwah
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga
hari Kiamat, amma ba’du:
Risalah ini saya
tujukan kepada para da'i dan para pendidik agar dakwah dan pengajaran mereka
dipahami dengan baik oleh mad'u (objek dakwah) atau peserta didik dan diterima
mereka insya Allah. Berikut ini poin-poin pentingnya:
1. Sebelum anda berdakwah, niatkanlah
ikhlas karena Allah Subhaanahu wa Ta'ala, karena Dia hanya menerima amal yang
ikhlas karena-Nya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ لاَ
يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَ مَاكَانَ لَهُ خَالِصًا، وابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
“Sesungguhnya
Allah tidak menerima amal selain yang ikhlas karena-Nya dan mencari
keridhaan-Nya.” (HR. Nasa’i, dihasankan Syaikh Al Albani dalam Shahihul
Jami’ no. 1856)
2. Berdoalah kepada Allah agar diberikan
dada yang lapang, dimudahkan urusan, serta dilepaskan kekakuan lisan. Berdoalah
seperti doa Nabi Musa 'alaihis salam sebelum berangkat kepada Fir'aun,
رَبِّ
اشْرَحْ لِي صَدْرِي--وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي--وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي--يَفْقَهُوا
قَوْلِي.
"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku
dadaku--Dan mudahkanlah untukku urusanku,--Dan lepaskanlah kekakuan dari
lidahku,--Agar mereka mengerti perkataanku," (Terj. QS. Thaahaa: 25-28)
3. Sebelum memulai pengajaran, mulailah
dengan memuji Allah Ta'ala dan bershalawat kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam. Lebih baik lagi jika anda mengawali pembicaraan anda dengan
khutbatul hajah, yaitu:
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, أَمَّا بَعْدُ:
Artinya: Sesungguhnya segala puji milik Allah, kami
memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, meminta ampunan kepada-Nya,
berlindung juga kepada-Nya dari kejahatan diri kami dan keburukan amal
perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada
yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tidak ada
yang dapat memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah saja tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya semoga shalawat dan salam terlimpah
kepadanya. Amma ba’du:
4. Usahakan agar suara Anda terdengar
jelas oleh mad'u.
5. Berbicaralah dengan kata-kata yang bisa
menyentuh perasaan mereka. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
وَعِظْهُمْ
وَقُل لَّهُمْ فِي أَنفُسِهِمْ قَوْلاً بَلِيغًا
"Dan berilah mereka pelajaran, dan
katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka." (QS. An Nisaa': 63)
Di antara cara
agar ucapan kita membekas dalam hati mereka adalah dengan menaik-turunkan suara
sebagaimana praktek Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menerangkan
tentang Dajjal (lihat Shahih Muslim no. 2937). Dan jika perlu adanya
pengulangan, maka ulangilah agar nasihat yang engkau sampaikan betul-betul
menancap dalam hati mereka. Anas radhiyallahu 'anhu berkata:
أَنَّهُ كَانَ إِذَا تَكَلَّمَ
بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلاَثًا، حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ
"Bahwa Beliau apabila mengucapkan
kalimat, maka Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali agar dapat
dipahami." (HR. Bukhari)
Dan usahakanlah
olehmu wahai da'i, agar mereka (para mad'u/obkjek dakwah) dapat mengambil
pelajaran dari apa yang engkau sampaikan.
6. Berbicaralah secara pelan-pelan dan
bertahap (sedikit demi sedikit). Aisyah radhiyallahu 'anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُحَدِّثُ الْحَدِيثَ لَوْ شَاءَ الْعَادُّ أَنْ
يُحْصِيَهُ أَحْصَاهُ
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam ketika menyampaikan sesuatu, jika sekiranya ada orang yang mau
menghitung kata-katanya tentu mampu menghitungnya." (HR. Abu Dawud, dan
dishahihkan oleh Al Albani)
7. Berbicaralah kepada manusia sesuai
tingkat pemahaman mereka. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:
حَدِّثُوا النَّاسَ، بِمَا يَعْرِفُونَ
أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ، اللَّهُ وَرَسُولُه
"Berbicaralah kepada manusia
sesuai yang mereka pahami. Sukakah kalian jika Allah dan rasul-Nya
didustakan?" (Diriwayatkan oleh Bukhari)
8. Angkat kepala dan jangan anda
tundukkan. Usahakan perhatian anda tidak tertuju kepada seorang mad'u, tetapi
kepada semuanya.
9. Tunjukkan bahwa apa yang anda terangkan
adalah perkara serius dan bukan main-main.
10. Terangkan kepada mad'u seperti anda
menerangkan kepada kawan anda di samping anda.
11. Tenangkanlah diri anda. Jangan terlalu
bebas berbicara sehingga ucapan Anda tergelincir dalam kesalahan atau banyak
perkataan sia-sia, dan jangan terlalu tertahan sehingga Anda merasa ketakutan
(gerogi).
Catatan:
Hilangkan sikap
ragu-ragu ketika bicara. Perumpamaan orang yang ragu-ragu adalah seperti orang
yang hendak menyeberang jalan, yang keadaannya antara maju atau mundur sehingga
lebih mudah ditabrak oleh kendaraan yang lewat.
12. Fokuskanlah pikiran Anda kepada
perkataan yang Anda sampaikan.
13. Ingatlah, bahwa ketika anda tidak baik
menyampaikan, maka anda akan menyesal setelahnya.
14. Sela-selahi penyampaian anda dengan
Dzikrullah.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ يُعَدُّ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةُ
مَرَّةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَقُومَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ
أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ
Dari Ibnu Umar, ia berkata: “Kami pernah menghitung
ucapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di satu majlis sebelum bangun
(dari duduknya), “Wahai Tuhanku, ampuni aku dan terimalah tobatku. Sesungguhnya
Engkau Maha penerima tobat lagi Maha Pengampun,” sebanyak seratus kali.” (HR.
Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani)
15. Berikan kesempatan kepada mad'u untuk
bertanya.
16. Tutuplah majlis dengan Kaffaratul
majlis.
كَفَّارَةُ الْمَجْلِسِ أَنْ يَقُولَ الْعَبْدُ: سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ.
“Kaffaratul Majlis adalah seorang hamba berkata, “Mahasuci
Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang
berhak disembah kecuali Engkau saja, dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Aku meminta
ampun dan bertobat kepada-Mu.” (HR. Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabir,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 4487)
Sebagai tambahan bagi para da'i, baca juga
beberapa risalah saya berikut:
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi
wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
4 komentar:
Assalaamualaykum Ustadz, jazaakumullaahu khoiraa wa zaadakallaahu ilman naafi'an
Bismillah, Jazzakallah khair Bismillah berapa no hp antum?
ini no, hp ana 081319058893
Jazaakallahu khairan WA baarakallahufiikum
Posting Komentar