بسم الله الرحمن الرحيم
Sunnah-Sunnah Nabi shallallahu alaihi
wa sallam Yang Terlupakan (3)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat,
amma ba’du:
Berikut beberapa sunnah-sunnah
Nabi shallallahu alaih wa sallam yang terlupakan yang kami terjemahkan
dari risalah Sunan Mansiyah yang diterbitkan oleh Mibrah at Tawashul Al
Khairiyyah dan kami berikan tambahan. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan
risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Sunnah-Sunnah Nabi shallallahu alaihi
wa sallam Yang Terlupakan
31. Berwudhu sebelum tidur
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «طَهِّرُوا
هَذِهِ الْأَجْسَادَ طَهَّرَكُمُ اللَّهُ، فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَبِيتُ طَاهِرًا
إِلَّا بَاتَ مَعَهُ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، لَا يَنْقَلِبُ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ
إِلَّا قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا»
Dari Ibnu Abbas
radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Sucikanlah jasad ini -semoga Allah menyucikan kalian-. Hal itu karena tidaklah seorang hamba
bermalam dalam keadaan suci melainkan akan ikut bermalam bersamanya seorang
malaikat di dalam kainnya, dimana ia tidaklah berbalik sesaat di malam hari
melainkan malaikat itu akan berdoa, “Ya Allah, ampunilah hamba-Mu, karena ia
bermalam dalam keadaan suci.” (Hr. Thabrani dalam Al Awsath, dinyatakan
hasan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami no. 3936)
32. Bertemu dengan saudara sambil tersenyum
عَنْ
أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا
تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ»
Dari Abu Dzar
radhiyallahu anhu ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda
kepadaku, “Janganlah kamu menganggap remeh sedikit pun perbuatan baik meskipun
hanya bertemu dengan saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (Hr. Muslim)
33. Shalat memakai sandal bersih
عَنْ
يَعْلَى بْنِ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خَالِفُوا الْيَهُودَ فَإِنَّهُمْ لَا يُصَلُّونَ فِي نِعَالِهِمْ،
وَلَا خِفَافِهِمْ»
Dari Ya’la bin Syaddad
bin Aus, dari ayahnya ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Selisihilah orang-orang Yahudi, mereka tidak shalat mengenakan
sandal dan sepatu.” (Hr. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al Albani)
34. Tidak mencela makanan
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: «مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا
قَطُّ، إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ»
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah
mencela makanan. Jika Beliau suka, maka Beliau makan, dan jika tidak suka, maka
Beliau tinggalkan.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
35. Berdoa setelah azan
عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ، عَنْ
رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «مَنْ قَالَ حِينَ
يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، رَضِيتُ بِاللهِ رَبًّا
وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ»
Dari Sa’ad bin Abi
Waqqash radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa salam, Beliau
bersabda, “Barang siapa yang ketika setelah mendengar muazin mengucapkan, “Asyhadu
allaa ilaaha illallah...dan seterusnya sampai wa bil Islaami diinaa”
(artinya: aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah
saja tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan
utusan-Nya. Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Muhammad sebagai rasul, dan Islam
sebagai agamaku), maka akan diampuni dosa-dosanya.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
31. Membaca surah Al Ikhlas dan Mu’awwidzatain (Al Falaq dan
An Naas) sebelum tidur.
عَنْ عَائِشَةَ: " أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ
كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ، ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا: قُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الفَلَقِ وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
النَّاسِ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ، يَبْدَأُ بِهِمَا
عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ "
Dari Aisyah
radhiyallahu anha, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika mendatangi
tempat tidurnya di setiap malam, maka Beliau menghimpun kedua telapak
tangannya, lalu meniup keduanya dengan sedikit air liur dan membaca Qul
huwallahu ahad (surah Al Ikhlas), Qul a’udzu birabbil falaq (surah
Al Falaq), dan Qul a’udzu birabbin naas (surah An Naas), lalu Beliau
mengusap ke bagian badan yang mudah baginya; diawali bagian kepala dan wajah
serta bagian depan badannya. Beliau melakukan hal itu tiga kali.” (Hr. Bukhari)
32. Melakukan shalat Dhuha
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلاَثٍ: «صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ،
وَرَكْعَتَيِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ»
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu ia berkata, “Kekasihku (Rasulullah) shallallahu alaihi wa
sallam berpesan kepadaku untuk melakukan tiga hal, yaitu: berpuasa tiga hari
dalam setiap bulan, melakukan shalat Dhuha dua rakaat, dan berwitir sebelum
tidur.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
33. Mengawali dengan wudhu dalam mandi janabat
عَنْ
عَائِشَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلم " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الجَنَابَةِ، بَدَأَ
فَغَسَلَ يَدَيْهِ، ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلاَةِ، ثُمَّ
يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي المَاءِ، فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ، ثُمَّ
يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ، ثُمَّ يُفِيضُ المَاءَ عَلَى
جِلْدِهِ كُلِّهِ "
Dari Aisyah
radhiyallahu anha istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam, bahwa Nabi
shallallahu alaihi wa sallam ketika mandi janabat mengawali dengan mencuci kedua
tangannya, lalu berwudhu seperti wudhu untuk shalat, kemudian memasukkan
jari-jarinya ke dalam air lalu mengeluarkannya dan menyela-nyela pangkal
rambutnya dengan jari-jarinya, kemudian Beliau menuangkan air di atas kepalanya
sebanyak tiga kali, lalu meratakan air ke seluruh jasadnya.” (Hr.
Bukhari dan Muslim)
34. Doa mengenakan pakaian baru
عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا اسْتَجَدَّ ثَوْبًا سَمَّاهُ بِاسْمِهِ، عِمَامَةً، أَوْ قَمِيصًا، أَوْ
رِدَاءً، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ كَسَوْتَنِيهِ،
أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ وَخَيْرَ مَا صُنِعَ لَهُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ
وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ»
Dari Abu Sa’id ia
berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila memakai pakaian baru,
maka Beliau menyebut pakaian itu dengan namanya baik berupa sorban, gamis, atau
selendang, lalu Beliau berdoa, “Allahumma lakal hamdu...dst.” (artinya:
Ya Allah, untuk-Mu segala puji. Engkau yang memakaikan pakaian ini kepadaku. Aku
meminta kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang dibuat untuknya, dan aku
berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan yang dibuat untuknya.” (Hr.
Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)
35. Berdoa ketika mendengar ayam jantan berkokok
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، قَالَ: «إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ
مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا، وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الحِمَارِ
فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا»
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Apabila
kalian mendengar ayam jantan berkokok, maka mintalah kepada Allah karunia-Nya,
karena ia melihat malaikat, dan apabila kalian mendengar ringkikan keledai,
maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan, karena ia melihat setan.” (Hr.
Bukhari dan Muslim)
36. Membaca ayat kursi setelah shalat
عَنْ
أَبِي أُمَامَةَ – رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - مَنْ قَرَأَ آيَةَ اَلْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ
يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ اَلْجَنَّةِ إِلَّا اَلْمَوْتُ - رَوَاهُ النَّسَائِيُّ ,
وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ.
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Barang siapa yang membaca ayat kursi di akhir setiap shalat fardhu,
maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali maut.” (Hr. Nasa’i dalam
Amalul Yaumi wal Lailah, dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
37. Shalat dua rakaat di masjid sepulang dari safar
عَنْ
كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «كَانَ
لَا يَقْدَمُ مِنْ سَفَرٍ إِلَّا نَهَارًا فِي الضُّحَى، فَإِذَا قَدِمَ بَدَأَ
بِالْمَسْجِدِ، فَصَلَّى فِيهِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ جَلَسَ فِيهِ»
Dari Ka’ab bin Malik,
bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pulang dari safar kecuali
di siang hari di waktu Dhuha. Ketika Beliau tiba, maka Beliau mengawali ke
masjid dan shalat dua rakaat di dalamnya lalu duduk.” (Hr. Muslim)
38. Menjaga Shalat sunah rawatib
عَنْ
عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى
اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الجَنَّةِ: أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ
بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ،
وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ "
Dari Aisyah
radhiyallahu anha ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Barang siapa yang rutin mengerjakan dua belas rakaat shalat sunah,
maka Allah akan bangunkan untuknya istana di surga, yaitu: empat rakaat sebelum
shalat Zhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah shalat Maghrib, dua
rakaat setelah shalat Isya, dan dua rakaat sebelum shalat Subuh.” (Hr.
Tirmidzi, dishahihkan oleh Al Albani)
39. Merubah warna uban dan menjauhi warna hitam
عَنْ
جَابِرٍ قَالَ أَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَبِي
قُحَافَةَ أَوْ جَاءَ عَامَ الْفَتْحِ وَرَأْسُهُ وَلِحْيَتُهُ مِثْلُ الثَّغَامِ
أَوْ مِثْلُ الثَّغَامَةِ فَأُمِرَ بِهِ إِلَى نِسَائِهِ قَالَ غَيِّرُوا هَذَا
الشَّيْبَ وَ جَنِّبُوهُ السَّوَادَ
Dari Jabir ia berkata, “Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam membawa Abu Quhafah (ayah Abu bakar) atau ia
datang pada saat Fathu Makkah, sedangkan kepala dan janggutnya seperti kapas,
lalu ia diperintahkan dibawa ke istri-istrinya dan Beliau bersabda, “Rubahlah
warna uban ini dan jauhilah warna hitam.” (Hr. Ahmad)
40. Melakukan shalat witir
عَنْ
أَبِي بَصْرَةَ قَالَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
" إِنَّ اللهَ زَادَكُمْ صَلَاةً، وَهِيَ الْوِتْرُ، فَصَلُّوهَا فِيمَا
بَيْنَ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ "
Dari Abu Bashrah
ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
menambahkan shalat kepadamu, yaitu shalat witir, maka lakukanlah antara shalat
Isya dan shalat Subuh.” (Hr. Ahmad, dinyatakan shahih isnadnya oleh pentahqiq Musnad
Ahmad cet. Ar Risalah)
41. Larangan mengkhususkan puasa pada hari Jumat
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «لاَ يَصُومَنَّ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الجُمُعَةِ،
إِلَّا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ»
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, “Janganlah sekali-kali di antara kalian berpuasa pada hari Jumat,
kecuali jika ia berpuasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (Hr. Bukhari)
Bersambung...
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi
wa shahbihi wa sallam.
0 komentar:
Posting Komentar