بسم
الله الرحمن الرحيم
Fawaid Riyadhush Shalihin (15)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam
semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut Fawaid (Kandungan Hadits)
Riyadhush Shalihin yang banyak kami rujuk dari kitab Syarh
Riyadhush Shalihin karya Syaikh Faishal bin Abdul Aziz An Najdiy, kitab
Bahjatun Nazhirin karya Syaikh Salim bin Ied Al Hilaliy, dan lainnya. Hadits-hadits di dalamnya banyak merujuk kepada kitab Riyadhush
Shalihin, akan tetapi kami mengambil matannya dari kitab-kitab
hadits induk. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penyusunan risalah ini
ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
BAB: MURAQABAH (MERASA DIAWASI ALLAH AZZA WA JALLA)
Allah
Ta’ala berfirman,
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ - وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ
“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat),--Dan
(melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.” (QS. Asy Syu’ara: 218-219)
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُم
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.”[i] (QS. Al Hadid: 4)
إِنَّ اللهَ لاَ يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي
السَّمَاءِ
“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satu pun yang tersembunyi di
bumi dan tidak (pula) di langit.” (QS. Ali Imran: 5)
إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ
“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (QS. Al Fajr: 14)
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang
disembunyikan oleh hati.”
(QS. Al Mu’min: 19)
Ayat
berkenaan masalah ini banyak dan sudak diketahui bersama.
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ :
بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ
سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا
أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ
رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ:
يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله
عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ
رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ
اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ
وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ
بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ
بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ
تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا
الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ
أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ
الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ
انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ
السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ
أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .
(60) Dari Umar radhiyallahu anhu, ia
berkata, “Suatu hari ketika kami duduk-duduk di dekat Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam tiba-tiba datang seorang laki-laki yang mengenakan baju yang
sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas perjalanan
jauh, dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Kemudian dia
duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menempelkan kedua
lututnya kepada lutut Beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya di pahanya
sendiri, sambil berkata, “Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang
Islam?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam adalah kamu
bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa
Ramadhan dan pergi haji jika kamu mampu,“ kemudian dia berkata, “Engkau
benar.“ Kami semua heran, dia yang
bertanya dia pula yang membenarkan.
Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang Iman?“ Beliau
bersabda, “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari akhir, dan kamu beriman kepada qadar yang baik maupun
yang buruk.” Dia berkata, “Engkau benar.”
Kemudian dia berkata lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang ihsan.”
Beliau menjawab, “Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu
melihat-Nya. Jika kamu tidak merasa begitu, (ketahuilah) bahwa Dia melihatmu.”
Kemudian dia berkata, “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan terjadinya).”
Beliau menjawab, “Yang ditanya tidaklah lebih mengetahui dari yang bertanya.”
Dia berkata, “Beritahukan kepadaku
tentang tanda-tandanya?“ Beliau menjawab,
“Jika seorang budak melahirkan tuannya dan jika kamu melihat orang yang
sebelumnya tidak beralas kaki dan tidak berpakaian, miskin dan penggembala
domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunan,” Orang itu pun pergi dan
aku berdiam lama, kemudian Beliau bertanya, “Tahukah kamu siapa yang bertanya
tadi?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda,
“Dia adalah Jibril yang datang kepadamu dengan maksud mengajarkan agamamu.”
(HR. Muslim)
Fawaid:
1. Tingkatan agama itu tiga;
Islam, iman, dan ihsan, dimana yang paling tinggi adalah ihsan.
2. Anjuran bertanya tentang ilmu yang
bermanfaat di dunia dan akhirat, dan meninggalkan pertanyaan yang tidak
bermanfaat.
3. Perbedaan antara Islam dengan
iman, dimana Islam dalam hadits tersebut dijadikan sebagai istilah untuk amal
yang tampak, sedangkan iman dijadikan sebagai istilah untuk amal yang
tersembunyi. Tetapi apabila disebutkan satu saja, maka yang lain ikut masuk ke
dalamnya.
4. Bergaul dengan manusia lebih
utama daripada beruzlah (mengasingkan diri) selama ia tidak mengkhawatirkan
bahaya terhadap agamanya. Jika ia khawatir terhadap agamanya, maka uzlah lebih
utama.
5. Waktu terjadinya hari Kiamat
termasuk sesuatu yang hanya diketahui oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja.
6. Bahwa di antara tanda Kiamat
adalah terbaliknya keadaan, sehingga yang diasuh menjadi pengasuh, dan orang
yang hina menjadi orang besar.
7. Maksud bahwa di antara tanda
Kiamat adalah “seorang budak melahirkan tuannya” adalah terjadinya penaklukkan
wilayah, sehingga banyak terjadi perbudakan dan dari mereka lahirlah anak-anak
tuannya. Ada pula yang menafsirkan dengan banyaknya sikap durhaka kepada kedua
orang tua.
8. Rukun Islam ada 5, rukun iman ada 6, dan
rukun ihsan ada satu sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas.
9. Seseorang jika ditanya tentang hal yang
tidak diketahui, hendaknya mengatakan, "Wallahu a'lam," (Allah
lebih mengetahui), dan bahwa ini separuh ilmu.
10. Adab menuntut ilmu, yaitu mendekat kepada
ulama.
11. Keutamaan duduk dengan para ulama dan
mempelajari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan
bahwa agama tidak akan tegak tanpa adanya ta’allum dan ta’lim
(belajar-mengajar).
12. Dianjurkan bagi ulama dan penuntut ilmu
berpenampilan baik ketika mengajar dan belajar.
13. Seorang ulama ketika ditanya tentang
sesuatu namun tidak mengetahui, hendaknya mengucapkan “Saya tidak tahu.”
14. Tidak ada yang mengetahui kapan terjadi
kiamat selain Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
15. Tercelanya sikap berlebihan dan
berbangga-bangga, terutama dalam hal bangunan.
16. Indahnya adab para sahabat, karena mereka
mengembalikan ilmu kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika Beliau masih hidup.
17. Malaikat dengan izin Allah dapat menjelma
menjadi manusia.
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ
الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ
السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ "
(61) Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu’az
bin Jabal radhiyallahu anhuma dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, Beliau bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu
berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapusnya, dan
bergaullah dengan manusia menggunakan akhlak yang baik.“ (HR. Tirmidzi, dia
berkata, “Hadits hasan,” pada sebagian naskah disebutkan, "Hasan
shahih").
Fawaid:
1. Anjuran memberikan wasiat (pesan dan nasihat)
kepada saudaranya.
2. Sepatutnya seorang hamba merasa diawasi
Rabbnya di mana dan kapan saja.
3. Kebaikan dapat menghapuskan kesalahan,
tentunya kesahalan yang tidak terkait hak orang lain.
4. Hadits di atas menunjukkan, bahwa Islam
datang untuk memperbaiki hubungan kepada semua pihak dan memberikan hak
masing-masing. Cara agar hubungan seseorang dengan Allah menjadi baik adalah
dengan bertakwa kepada-Nya di mana saja ia berada, cara agar hubungannya dengan
dirinya menjadi baik adalah dengan mengiringi perbuatan buruknya dengan
perbuatan baik, niscaya perbuatan buruk itu akan dihapusnya, dan cara agar
hubungannya dengan orang lain menjadi baik adalah dengan bergaul dengan mereka
menggunakan akhlak yang mulia.
5. Contoh akhlak yang mulia adalah wajah yang berseri-seri,
menahan diri dari mengganggu orang lain, memberikan hal yang ma’ruf, dan
bergaul dengan orang lain dengan cara yang kita senang dipergauli seperti itu. Al
Qadhiy ‘Iyadh berkata, “Akhlak yang mulia adalah bergaul dengan baik kepada
manusia, bergembira dan menampakkan rasa cinta kepada mereka, kasihan kepada
mereka dan merasakan penderitaan mereka, memikul beban mereka, bersabar
terhadap mereka dalam hal-hal yang tidak disukai, tidak sombong dan merasa
tinggi di atas mereka, dan menjauhi sifat kasar, pemarah dan (suka) menghukum
(vonis).”
Bersambung…
Marwan bin Musa
Maraji': Tathriz Riyadh Ash Shalihin (Syaikh Faishal bin Abdul Aziz An Najdiy),
Syarh Riyadh Ash Shalihin (Muhammad bin Shalih Al Utsaimin), Bahjatun Nazhirin (Salim bin ’Ied Al
Hilaliy), Al Maktabatusy Syamilah versi 3.45, dll.
[i] Imam Thabari dalam
tafsirnya 22/387 berkata, “Maksudnya Dia menyaksikan kalian wahai manusia, di
mana saja kalian berada, maka Dia mengetahuinya. Dia mengetahui amalmu,
tempatmu beraktifitas, dan tempat tinggalmu, dan Dia di atas Arsyi-Nya; di atas
langitnya yang tujuh.”
0 komentar:
Posting Komentar