بسم
الله الرحمن الرحيم
Keutamaan Negeri Syam (3)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang
mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba'du:
Berikut
lanjutan pembahasan tentang keutamaan negeri Syam yang kami ambil dari Risalah Thuubaa
Lisy Syam karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al Munajjid hafizhahullah,
semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan
bermanfaat, Allahumma aamin.
12.
Negeri Syam merupakan negeri tempat berkumpulnya manusia dan tempat mereka
dibangkitkan
Dari Abu
Dzar radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
الشَّامُ أَرْضُ
الْمَحْشَرِ وَالْمَنْشَرِ
“Negeri
Syam adalah negeri tempat berkumpulnya manusia dan tempat mereka dibangkitkan
(dari kubur).” (HR. Al Bazzar, Abul Hasan bin Syuja’ Ar Rib’i dalam Fadhailusy
Syam, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3726)
Dari
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
«سَتَخْرُجُ نَارٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ أَوْ مِنْ نَحْوِ بَحْرِ
حَضْرَمَوْتَ قَبْلَ يَوْمِ القِيَامَةِ تَحْشُرُ النَّاسَ»
“Akan
keluar api dari Hadhramaut atau dari arah laut Hadhramaut sebelum tibanya hari
Kiamat yang akan mengumpulkan manusia.”
Para
sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa perintah engkau kepada kami?”
Beliau
menjawab,
«عَلَيْكُمْ بِالشَّامِ»
“Tinggallah
di Syam.” (HR. Tirmidzi (2143), dan dishahihkan Al Albani)
Imam
Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Mu’awiyah bin Haidah, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam Beliau bersabda,
تُحْشَرُونَ هَاهُنَا -وَأَوْمَأَ
بِيَدِهِ إِلَى نَحْوِ الشَّامِ - مُشَاةً وَرُكْبَانًا، وَعَلَى وُجُوهِكُمْ
“Kalian
akan dikumpulkan ke sini –Beliau berisyarat dengan tangannya ke Syam- dalam
keadaan berjalan kaki, menaiki kendaraan, dan di atas wajah kalian.” (Dinyatakan
isnadnya hasan oleh pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah).
Al Hafizh
Ibnu Katsir berkata, “Hadits-hadits tersebut menunjukkan, bahwa pengumpulan
tersebut adalah pengumpulan makhluk yang ada di penghujung dunia dari berbagai
penjurunya menuju tempat dikumpulkannya, yaitu negeri Syam, dan bahwa mereka
ada tiga golongan; (1) ada golongan yang telah makan, berpakaian dan
berkendaraan, (2) ada pula golongan yang sesekali berjalan dan sesekali menaiki
kendaraan; mereka bergiliran menaiki satu unta, dan (3) sisanya dikumpulkan
oleh api, yaitu api yang keluar dari bagian dalam wilayah Adan, lalu api itu
meliputi manusia dari belakang mereka dan menggiring mereka dari berbagai
penjuru ke tempat mereka dikumpulkan, sedangkan mereka yang tertinggal akan
dilahap oleh api. Ini semua menunjukkan, bahwa peristiwa ini terjadi di akhir zaman
di penghujung dunia.” (Al BIdayah wan Nihayah 19/332)
Dengan
demikian, negeri Syam merupakan negeri tempat dikumpulkan manusia dari berbagai
penjuru dunia sebelum tiba hari Kiamat. Penduduk bumi terbaik berhijrah
kepadanya secara sukarela dan berkumpul di sana, adapun manusia yang buruk,
maka mereka dikumpulkan dalam keadaan terpaksa dari negeri-negeri mereka menuju
Syam (LIhat Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab hal. 88-89).
Dari
Abdullah bin Amr ia berkata, “Akan datang kepada manusia masa dimana tidak ada
seorang mukmin pun yang tinggal kecuali mendatangi negeri Syam.” (Diriwayatkan
oleh Hakim (8413), dan ia menshahihkannya).
Al Hafizh Ibnu Rajab berkata, “Allah
menjadikan Syam sebagai tempat berakhir makhluk dan urusan, di akhir zaman pula
iman dan pemiliknya tinggal di sana. Syam merupakan tempat dikumpulkan manusia
dan dibangkitkannya mereka.” (Majmu Rasa’il Ibnu Rajab 3/179).
13. Di
negeri Syam akan terjadi peperangan besar pada akhir zaman
Dari Abu
Darda radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِنَّ فُسْطَاطَ
الْمُسْلِمِينَ يَوْمَ الْمَلْحَمَةِ بِالْغُوطَةِ، إِلَى جَانِبِ مَدِينَةٍ
يُقَالُ لَهَا: دِمَشْقُ، مِنْ خَيْرِ مَدَائِنِ الشَّامِ
“Sesungguhnya
benteng kaum muslimin pada hari terjadi peperangan yang besar adalah di
Ghauthah, sebuah daerah di pinggiran kota yang disebut dengan Damaskus, salah
satu kota terbaik di negeri Syam.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al
Albani)
Al
‘Alqami berkata, “Hadits ini menunjukkan keutamaan Damaskus dan keutamaan
penduduknya di akhir zaman, dan bahwa tempat tersebut merupakan benteng dari
fitnah. Di antara keutamaannya pula adalah, bahwa negeri tersebut telah
didatangi oleh sepuluh ribu sahabat yang berjumpa dengan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagaimana diterangkan Ibnu Asakir, demikian pula pernah didatangi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum Beliau diangkat menjadi nabi, dan
setelah Beliau diangkat menjadi Nabi, yaitu pada perang Tabuk dan pada malam
Isra’.” (Lihat ‘Aunul Ma’bud 11/274).
Imam
Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى يَنْزِلَ الرُّومُ بِالْأَعْمَاقِ أَوْ بِدَابِقٍ، فَيَخْرُجُ إِلَيْهِمْ
جَيْشٌ مِنَ الْمَدِينَةِ، مِنْ خِيَارِ أَهْلِ الْأَرْضِ يَوْمَئِذٍ، فَإِذَا
تَصَافُّوا، قَالَتِ الرُّومُ: خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا
نُقَاتِلْهُمْ، فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: لَا، وَاللهِ لَا نُخَلِّي بَيْنَكُمْ
وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا، فَيُقَاتِلُونَهُمْ، فَيَنْهَزِمُ ثُلُثٌ لَا يَتُوبُ
اللهُ عَلَيْهِمْ أَبَدًا، وَيُقْتَلُ ثُلُثُهُمْ، أَفْضَلُ الشُّهَدَاءِ عِنْدَ
اللهِ، وَيَفْتَتِحُ الثُّلُثُ، لَا يُفْتَنُونَ أَبَدًا فَيَفْتَتِحُونَ
قُسْطَنْطِينِيَّةَ، فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ، قَدْ عَلَّقُوا
سُيُوفَهُمْ بِالزَّيْتُونِ، إِذْ صَاحَ فِيهِمِ الشَّيْطَانُ: إِنَّ الْمَسِيحَ
قَدْ خَلَفَكُمْ فِي أَهْلِيكُمْ، فَيَخْرُجُونَ، وَذَلِكَ بَاطِلٌ، فَإِذَا
جَاءُوا الشَّأْمَ خَرَجَ، فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ لِلْقِتَالِ، يُسَوُّونَ
الصُّفُوفَ، إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَّهُمْ، فَإِذَا رَآهُ عَدُوُّ اللهِ، ذَابَ كَمَا
يَذُوبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ، فَلَوْ تَرَكَهُ لَانْذَابَ حَتَّى يَهْلِكَ،
وَلَكِنْ يَقْتُلُهُ اللهُ بِيَدِهِ، فَيُرِيهِمْ دَمَهُ فِي حَرْبَتِهِ
“Hari
Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang Romawi memasuki daerah A’mak atau
Dabik (dua tempat di Syam dekat Halb). Setelah itu, pasukan kaum muslimin dari sebuah
kota (kota Halb), yaitu orang-orang yang terbaik pada saat itu keluar
menghadapi mereka. Ketika mereka telah berbaris, orang-orang Romawi berkata,
“Biarkanlah kami memerangi orang-orang yang pernah menawan kami!” Mendengar
pernyataan itu, pasukan kaum muslim pun menjawab, “Tidak. Demi Allah, kami
tidak akan membiarkan saudara-saudara kami.” Mulailah terjadi peperangan.
Setelah itu, sepertiga pasukan kaum muslim terpukul mundur (dan melarikan diri);
Allah tidak akan memberikan dorongan kepada mereka untuk bertaubat selamanya,
sepertiga lagi terbunuh yang merupakan para syuhada terbaik di sisi Allah,
sedangkan sepertiga lagi bertempur hingga berhasil menaklukkan kota
Konstantinopel. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang
sambil menggantungkan senjata mereka di pohon Zaitun, tiba-tiba setan
berteriak, “Sesungguhnya Dajjal telah mendatangi keluarga kalian,” maka
mereka pun keluar untuk menghadapinya, padahal berita itu bohong. Ketika
pasukan kaum muslim telah mendatangi negeri Syam, maka Dajjal pun keluar. Saat
mereka telah bersiap-siap untuk perang dan merapihkan barisan tiba-tiba iqamat
dikumandangkan, lalu turun Nabi Isa putera Maryam ‘alaihish shalatu was salam
dan mengimami shalat mereka. Saat musuh Allah (Dajjal) melihatnya, maka ia
segera meleleh seperti melelehnya garam dalam air. Kalau pun Nabi Isa
membiarkannya, tentu ia akan melelah sendiri hingga binasa, akan tetapi Allah
yang membunuhnya melalui tangannya, lalu ia memperlihatkan kepada kaum muslim
darah Dajjal di tombaknya.”
14. Nabi
Isa ‘alaihis salam akan turun pada akhir zaman di Syam
Dalam
hadits Nawwas bin Sam’an tentang kisah Dajjal yang cukup panjang disebutkan,
فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ
إِذْ بَعَثَ اللهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ، فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ
الْبَيْضَاءِ شَرْقِيَّ دِمَشْقَ، بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ، وَاضِعًا كَفَّيْهِ
عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ، إِذَا طَأْطَأَ رَأْسَهُ قَطَرَ، وَإِذَا رَفَعَهُ
تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ، فَلَا يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ
نَفَسِهِ إِلَّا مَاتَ، وَنَفَسُهُ يَنْتَهِي حَيْثُ يَنْتَهِي طَرْفُهُ،
فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ، فَيَقْتُلُهُ،
“Ketika
keadaan seperti itu (Dajjal leluasa mengadakan kerusakan di muka bumi), Allah
mengirimkan Al Masih putera Maryam; ia turun di Menara putih bagian timur
Damaskus dengan mengenakan dua pakaian yang berwarna sambil meletakkan kedua
tangannya pada sayap kedua malaikat. Ketika ia menundukkan kepalanya, maka
meneteslah air dari kepalanya, dan ketika ia angkat kepalanya, maka mengalirlah
butiran-butiran air seperti mutiara dari kepalanya. Apabila orang kafir mencium
wangi nafasnya, maka ia akan mati, sedangkan nafasnya dapat tercium sejauh mata
memandang, lalu ia mencari Dajjal dan ditemuinya di pintu gerbang kota Lud,
lalu ia membunuhnya….dst.” (HR. Muslim)
Para
ulama berbeda pendapat tentang maksud menara di hadits ini, yakni apakah menara
timur masjid Umawi atau menara yang ada di bagian timur Damaskus yang dikenal
sekarang dengan nama Bab Syarqi (pintu timur).
Imam
Nawawi berkata, “Menara ini telah ada sekarang di sebelah timur Damaskus.” (Syarh
Shahih Muslim 18/67).
Ibnu
Rajab Al Hanbali berkata, “Zhahir hadits-hadits dan atsar yang telah lewat
menunjukkan, bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam akan turun di dekat pintu kota
Damaskus sebelah timur.”
Sebagian
ulama berpendapat, bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam akan turun di Menara Putih
sebelah timur masjid Jami Damaskus, namun pendapat ini menyelisihi zhahirnya.”
(Majmu Rasa’il Ibnu Rajab 3/276)
Bersambung…
Wallahu
a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa
sallam.
Marwan
bin Musa
Maraji’:
Thuba
Lisy Syam (Syaikh
Muhammad bin Shalih Al Munajjdid), Maktabah Syamilah versi 3.45, dll.
0 komentar:
Posting Komentar