بسم
الله الرحمن الرحيم
Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (13)
Segala puji bagi Allah
Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah,
keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat,
amma ba'du:
Berikut lanjutan pembahasan tentang mengenal Ilmu Takhrij Hadits
merujuk kepada kitab Ushulut Takhrij wa Dirasah Al Asanid Al Muyassarah
karya Dr. Imad Ali Jum’ah, semoga
Allah menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Tingkatan Lafaz Jarh dan
Hukumnya
Tingkatan jarh (pencacatan) mengalami perkembangan dan akhirnya
ditetapkan enam tingkatan ini:
Pertama, kalimat yang menunjukkan lunak, dimana
kalimat ini menunjukkan jarh yang paling ringan, seperti:
فُلاَنٌ لَيِّنُ الْحَدِيْثِ
Fulan
lunak haditsnya
فِيْهِ مَقَالٌ
Padanya
terdapat pembicaraan
فِي حَدِيْثِهِ ضَعْفٌ
Dalam
haditsnya terdapat pembicaraan
لَيْسَ بِذَاكَ
Tidak
ada apa-apanya (tidak kuat)
لَيْسَ بِمَأْمُوْنٍ
Tidak
terpercaya
Kedua, kalimat yang menunjukkan tidak bisa dipakai
hujjah atau semisalnya. Contoh:
فُلاَنٌ لاَ يُحْتَجُّ بِهِ
Fulan
tidak bisa dipakai hujjah.
ضَعِيْفٌ
Dha’if
لَهُ مَنَاكِيْرُ
Dia
memiliki hadits-hadits yang munkar
وَاهٍ
Lemah
ضَعَّفُوْهُ
Para
ulama mendhaifkannya
Ketiga, kalimat yang menunjukkan tidak dicatat
haditsnya, seperti:
فُلاَنٌ لاَ يُكْتَبُ
حَدِيْثُهُ
Fulan
tidak dicacat haditsnya
لاَ تَحِلُّ الرِّوَايَةُ
عَنْهُ
Tidak
halal meriwayatkan darinya
ضَعِيْفٌ جِدًّا
Sangat
dha’if sekali
وَاهٍ بِمَرَّةٍ
Sesekali
lemah
طَرَحُوْا حَدِيْثَهُ
Mereka
membuang haditsnya
Keempat, kalimat yang menunjukkan tertuduh dusta,
seperti:
فُلاَنٌ مُتَّهَمٌ
بِالْكَذِبِ
Fulan
tertuduh dusta
مُتَّهَمٌ بِالْوَضْعِ
Tertuduh
memalsukan hadits
يَسْرِقُ الْحَدِيْثَ
Dia
mencuri hadits
سَاقِطٌ
Gugur
لَيْسَ بِثِقَةٍ
Tidak
terpercaya
Kelima, kalimat yang menunjukkan sifat berdusta,
contoh:
فُلاَنٌ كَذَّابٌ
Fulan
seorang pendusta
دَجَّالٌ
Dajjal
وَضَّاعٌ
Pemalsu
hadits
يَكْذِبُ
Berdusta
يَضَعُ
Memalsukan
hadits
Keenam, kalimat yang menunjukkan sangat pendusta,
contoh:
فُلاَنٌ أَكْذَبُ النَّاسِ
Fulan
seorang yang paling pendusta.
إِلَيْهِ الْمُنْتَهَى فِى
الْكَذِبِ
Puncak
dalam berdusta
رُكْنُ الْكَذِبِ
Tiang
pendusta
مَعْدِنُ
الْكَذِبِ
Sumber
barang tambang kedustaan
إِلَيْهِ الْمُنْتَهَى فِى
الوَضْعِ
Puncak
pemalsu
Hukum enam tingkatan di atas:
1. Untuk
dua tingkatan pertama (1-2), maka perawinya tidak dipakai hujjah, namun
haditsnya dicatat sebagai pertimbangan saja, namun tingkatan kedua tetap lebih
lemah daripada tingkatan pertama.
2.
Untuk empat tingkatan terakhir (3-6), maka haditsnya tidak dipakai hujjah, tidak
dicatat haditsnya, tidak dipandang, dan karena tidak layak untuk naik menjadi
kuat atau menguatkan.
Karya tulis dalam Ilmu
Rijal (Biografi Rawi)
Tujuan penulisan karya
tersebut
Tujuan penulisan karya
ini adalah berkhidmat (melayani) kepada Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan membantah
orang-orang yang berkata dusta terhadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
yaitu dengan mengumpulkan nama-nama orang yang meriwayatkan Sunnah Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, lalu mengomentari mereka satu persatu, serta menerangkan
sebagian kehidupan mereka, khususnya yang berkaitan ketsiqahan rawi atau
tidaknya, sehingga dapat diketahui keadaan para perawi hadits, memilah mana yang
kuat dan mana yang lemah, serta memilah mana yang jujur dan mana yang berdusta.
Dalam ilmu ini dibahas
pula keaadan para pemalsu hadits dan menyingkap mereka di hadapan manusia,
sehingga kaum muslimin menjauhi riwayat mereka agar hadits Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersih dari hadits palsu, karena musuh-musuh Islam baik dari
kalangan zindiq (munafik) dan ateis yang tidak mampu melawan Islam
terang-terangan terpaksa menggunakan tipu muslihat dengan merobohkan
sendi-sendi Islam, maka para ulama Ahli Hadits tampil mengawasi mereka lalu
membersihkan takwil orang-orang yang menyimpang dan ajaran orang-orang yang
berada di atas kebatilan, maka Allah jaga Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa
sallam melalui mereka.
Karya
tulis yang paling masyhur terkait ilmu Rijal
1. Karya tulis terkait para sahabat
Di
antaranya Al Isti’ab fi Ma’rifatil As-hab karya Ibnu Abdil Bar (w. 642
H), Usudul Ghabah fi Ma’rifatish Shahabah karya Ibnul Atsir Al Jazari
(w. 630 H), Al Ishabah fi Tamyizish Shahabah karya Ibnu Hajar Al
Asqalani (w. 852 H)
2. Karya tulis terkait Thabaqah (pengelompokan rawi)
Di
antaranya Ath Thabaqatul Kubra karya Muhammad bin Saad Al Waqidi (w. 230
H) dan Tadzkiratul Huffazh karya Muhammad bin Utsman Adz Dzahabi (w. 748
H)
3. Karya
tulis terkait para perawi secara umum
Di
antaranya At Tarikhul Kabir karya Bukhari (w. 256 H) dan Al Jarhu wat
Ta’dil karya Ibnu Abi Hatim (w. 327 H).
4. Karya tulis terkait para perawi kitab tertentu
Di
antaranya:
a. Al
Hidayah wal Irsyad fi Ma’rifati Ahlits tsiqah was Sadad karya Ahmad bin
Muhammad Al Kalabadzi (w. 398 H) memuat para perawi yang ada dalam Shahih Bukhari.
b. At
Ta’rif birijalil Muwaththa karya Muhammad bin Yahya Al Hadzdza At Tamimi
(w. 416 H) memuat para perawi yang ada dalam kitab Muwaththa.
c. Rijal
Shahih Muslim karya Ibnu Manjuwih Abu Bakar Al Ashfahani (w. 438 H) memuat
para perawi yang ada dalam Shahih Muslim.
d. Al
Jam’u baina Rijalish Shahihain karya Ibnul Qaisarani Abul Fadhl Al Maqdisi
(w. 507 H) memuat para perawi yang ada dalam Shahih Bukhari dan Muslim.
e. Al
Kamal fi Asma’il Rijal karya Al Maqdisiy (w. 600 H) memuat para perawi yang
ada dalam Kutubus Sittah.
f. At
Tadzkirah birijalil ‘Asyarah karya Muhammad bin Ali Al Husaini Ad Dimasyqi
(w. 765 H) memuat para perawi yang ada dalam Kutubus Sittah, Musnad Abu
Hanifah, Muwaththa Malik, Musnad Syafi’i, dan Musnad Ahmad.
g. Ta’jilul
Manfa’ah bizawaid rijalil Aimmah al Arba’ah karya Ibnu Hajar Al Asqalani
(w. 852 H).
5. Karya tulis terkait para perawi tsiqah saja
a. Kitab
Ats Tsiqaat karya Abul Hasan Ahmad bin Shalih Al Ijilliy (w. 361 H).
b. Kitab
Ats Tsiqaat karya Muhammad bin Ahmad bin Hibban Al Bustiy (w. 354 H)
c. Tarikh
Asma Ats Tsiqaat mimman nuqila ‘anhumul ilm karya Umar bin Ahmad bin
Syahin (w. 385 H)
6. Karya tulis terkait para perawi yang dha’if dan dalam
pembicaraan
a. Adh
Dhua’afa Al Kabir karya Bukhari (w. 256 H)
b. Adh
Dhu’afa Ash Shaghir karya Bukhari
c. Adh
Dhua’afa wal Matrukun karya Nasa’i (w. 303 H)
d.
Kitab Adh Dhu’afa karya Muhammad bin Amr Al Uqailiy (w. 323 H)
e. Ma’rifatul
Majruhin minal Muhadditsin karya Muhammad bin Ahmad bin Hibban Al Busti (w.
354 H)
f. Al
Kamil fi Dhu’afair Rijal karya Abdullah bin Addiy Al Jurjani (w. 365 H)
g. Mizanul
I’tidal fi Naqdir Rijal karya Adz Dzahabi (w. 748 H)
h. Lisanul
Mizan karya Ibnu Hajar Al Asqalani (w. 852 H)
7. Karya tulis berkenaan para perawi yang berada di
negeri tertentu
a. Tarikh
Wasith karya Abul Hasan Aslam Al Wasithiy (w. 288 H)
b. Mukhtashar
Thabaqat Ulama Ifriqiyyah wa Tunis karya Muhammad bin Ahmad Al Qairuwani
(w. 333 H)
c. Tarikh
Ar Riqqah karya Muhammad bin Sa’id Al Qusyairiy (w. 334 H)
d. Dariya
karya Abdul Jabbar Al Khaulaniy Ad Darani (w. 370 H)
e. Tarikh
Jurjan karya Abul Qasim Hamzah bin Yusuf As Sahmi (w. 247 H)
f. Dzikru
Akhbar Ash-bahan karya Abu Nu’aim Al Ashbahani (w. 430 H)
g. Tarikh
Baghdad karya Al Khathib Al Baghdadiy (w. 643 H)
Bersambung….
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa
shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi
3.45, Ushulut Takhrij wa Dirasah As Sanad Al Muyassarah (Dr.
Imad Ali Jum’ah), dll.
0 komentar:
Posting Komentar