بسم الله الرحمن الرحيم
Khutbah Jum'at
Makna Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Oleh: Marwan Hadidi, M.Pd.I
Khutbah I
إنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ
اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ
مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ
اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا --يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فقَدْ فَازَ فوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ
اللهِ وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاثُهَا وَكُلَّ
بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur
kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kepada kita berbagai
nikmat, terutama adalah nikmat Islam, Iman, Hidayah, Taufiq, Sehat wal Afiyat,
dan nikmat-nikmat lainnya yang tidak terhitung oleh kita jumlahnya.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang mengikuti Sunnahnya sampai hari Kiamat.
Khatib berwasiat baik kepada diri khatib sendiri maupun
kepada para jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, karena orang-orang yang bertakwalah yang akan memperoleh
kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Termasuk rukun Iman
adalah beriman kepada kitab-kitab Allah. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam pernah bersabda ketika ditanya tentang iman,
«أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ،
وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ»
“Yaitu
engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari Akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik dan
yang buruk.” (Hr. Muslim)
Ini termasuk kelebihan
umat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dimana kita beriman kepada
semua kitab, sedangkan orang-orang Yahudi hanya beriman –menurut pengakuan
mereka- sampai kitab Taurat, dan orang-orang Nasrani hanya beriman sampai kitab
Injil. Jelas sekali, bahwa yang beriman kepada semua kitab jauh lebih baik
daripada yang hanya beriman kepada sebagian kitab dan bahwa mereka yang hanya
beriman kepada sebagian kitab sama saja mengingkari semua kitab. Meskipun
demikian, kitab yang kita amalkan adalah kitab Al Qur’an, karena kitab-kitab
sebelumnya telah dimansukh (dihapus) hukumnya oleh Al Qur’an kecuali yang
ditetapkan lagi oleh Al Qur’an seperti syariat puasa dan syariat qishas. Sulaiman bin Habib pernah
berkata, “Kita hanya diperintahkan beriman kepada Taurat dan Injil dan tidak
diperintah mengamalkan hukum yang ada pada keduanya.”
Semua kitab-kitab Allah adalah firman-Nya
yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya
agar mereka menyampaikan kepada manusia syari’at-Nya. Firman Allah bukanlah makhluk karena
firman termasuk sifat-sifat-Nya sedangkan sifat-sifat-Nya bukanlah makhluk.
Allah Ta’ala berfirman secara hakiki
sebagaimana yang Dia kehendaki sesuai yang Dia inginkan. Di antara firman-Nya
itu ada yang didengar di balik hijab (tabir) tanpa perantara dan ada pula yang
didengar oleh malaikat lalu malaikat itu diperintahkan untuk menyampaikan
kepada rasul-Nya sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ
يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ
رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
“Dan
tidak mungkin bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia
kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus
seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang
Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Mahatinggi lagi Mahabijaksana.” (Qs. Asy Syuuraa: 51)
Ada pula yang ditulis dengan Tangan-Nya sebagaimana firman
Allah Ta’ala,
وَكَتَبْنَا لَهُ فِي
الْأَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْعِظَةً وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا
بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا سَأُرِيكُمْ دَارَ
الْفَاسِقِينَ
“Dan
telah Kami tuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat) segala sesuatu sebagai
pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (kami berfirman):
"Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada
(perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan
kepadamu negeri orang-orang yang fasik.”
(Qs. Al A’raaf: 145)
Lauh adalah kepingan dari batu atau kayu yang tertulis
padanya isi Taurat yang diterima Nabi Musa alaihis salam setelah bermunajat di
gunung Thursina.
Termasuk ke dalam beriman kepada
kitab-kitab Allah adalah:
1. Beriman
bahwa kitab-kitab itu turun dari sisi Allah Azza wa Jalla.
Allah Ta’ala berfirman,
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ
يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan
Injil,” (Qs. Ali Imran: 3)
2. Beriman kepada kitab-kitab Allah tersebut
baik secara tafshil (rinci) maupun ijmal (garis besar). Secara tafshil
maksudnya kita mengimani penjelasan Al Qur’an dan As Sunnah yang menyebutkan
tentang kitab-kitab Allah tersebut secara rinci seperti Taurat diturunkan
kepada Nabi Musa alaihis salam, Zabur kepada Nabi Dawud alaihis salam, Injil
kepada Nabi Isa alaihis salam, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi
wa sallam. Sedangkan secara ijmal maksudnya kita mengimani bahwa Allah telah
menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul-Nya meskipun tidak disebutkan
namanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ
إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا
أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا
نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
"Katakanlah (wahai orang-orang mukmin), "Kami beriman kepada
Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada
Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak
membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan Kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya." (Qs. Al Baqarah: 136)
Mahmud Al
Mishri berkata, “Yang turun dari langit ada yang terhimpun dalam sebuah kitab,
seperti suhuf Ibrahim dan kitab-kitab yang diturunkan kepada Musa, Dawud, Isa,
dan Muhammad alaihimush shalatu wassalam, dan terkadang berupa wahyu yang
disampaikan kepada rasul atau nabi; namun tidak berupa kitab. Misalnya wahyu
yang diturunkan kepada Ismail, Ishaq, Ya’kub, dan keturunannya, demikian pula yang
diwahyukan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam selain Al
Qur’an (As Sunnah).” (Aqidatuth
Thiflil Muslim hal. 191)
3. Membenarkan berita yang ada dalam kitab
tersebut yang masih murni (belum dirubah) seperti berita Al Qur’an dan berita kitab-kitab
yang belum dirubah.
Kami katakan “yang masih
murni” karena kitab-kitab selain Al Qur’an tidak dijaga kemurniannya seperti
halnya Al Qur’an yang dijaga kemurniannya oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Sedangkan
kitab-kitab selain Al Qur’an seperti Taurat dan Injil sudah dicampuri oleh
tangan-tangan manusia dengan diberikan tambahan, dirubah, dikurangi atau
dihilangkan sehingga tidak murni lagi seperti keadaan ketika diturunkan. Allah Ta’ala berfirman,
مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ
“Yaitu
orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya.” (Qs. An Nisaa’: 46)
4.Mengamalkan hukum yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut
selama belum dihapus disertai dengan sikap ridha dan menerima. Namun setelah
diturunkan Al Qur’an, maka kitab-kitab sebelumnya sudah mansukh (dihapus) tidak
bisa diamalkan lagi, yang diamalkan hanya Al Qur’an saja atau hukum yang
dibenarkan oleh Al Qur’an saja.
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ
لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah II
الْحَمْدُ للهِ الْحَمِيْدِ فِي وَصْفِهِ وَفِعْلِهِ، الْحَكِيْمِ فِي
خَلْقِهِ وَأَمْرِهِ، الرَّحِيْمِ فِي عَطَائِهِ وَمَنْعِهِ، الْمَحْمُوْدِ فِي خَفْضِهِ
وَرَفْعِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
فِي كَمَالِهِ وَعَظَمَتِهِ وَمَجْدِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
أَفْضَلَ مُرْسَلٍ مِنْ عِنْدِهِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَجُنْدِهِ أَمَّا بَعْدُ:
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Allah Azza wa Jalla menurunkan kitab-Nya
untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya serta mengajak mereka
untuk menyembah dan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Dia berfirman,
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ
الْحَمِيدِ
“Alif, laam raa. (Ini adalah) kitab yang
Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita
kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan
Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Qs. Ibrahim: 1)
Dengan kitab itu, maka manusia dapat
keluar dari gelapnya kebodohan kepada cahaya pengetahuan, gelapnya kekafiran
kepada cahaya iman, gelapnya kemaksiatan kepada cahaya ketaatan, gelapnya
kesesatan kepada cahaya petunjuk.
Ma'asyiral
muslimin sidang shalat Jum'at rahimakumullah
Kitab yang terakhir diturunkan Allah Azza
wa Jalla adalah Al Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi terakhir, yaitu Nabi
kita Muhammad shallallahu alaihi wa salla. Al Qur’an memiliki keistimewaan di
antarnya:
1. Ajaran dan syariatnya
untuk semua kalangan, baik manusia maupun jin.
Allah Ta’ala berfirman,
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى
عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al
Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada
seluruh alam.” (Qs. Al Furqan: 1)
2. Al Qur’an menasakh
(menghapus) ajaran kitab-kitab terdahulu.
Oleh karena itu, tidak ada yang
diharamkan selain yang diharamkan oleh Al Qur’an, dan tidak ada yang dihalalkan
selain yang dihalalkan oleh Al Qur’an, dan tidak ada hukum yang diikuti selain
yang ditetapkan oleh Al Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى
كَانَ حَيًّا، مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي
“Demi Allah yang nyawaku di Tangan-Nya.
Kalau sekiranya Nabi Musa masih hidup, ia tidak diperkenankan selain
mengikutiku.” (Hr. Ahmad dan Darimi, dihasankan oleh Al Albani dalam Irwa’ul
Ghalil no. 1589)
3. Kemudahan syariat yang
dibawa oleh Al Qur’an.
Dalam puasa, kita umat Nabi Muhammad shallallalahu
alaihi wa sallam ada syariat makan sahur, sedangkan Ahli Kitab tidak. Tobat
dalam syariat Bani Israil dengan membunuh dirinya, sedangkan dalam syariat Nabi
Muhammad cukup dengan taubat nashuh (yang sesungguhnya).
Jika dalam syariat Taurat apabila seseorang membunuh orang
lain, maka ia wajib dibunuh dan tidak ada pilihan bagi wali korban untuk
memaafkan, dalam ajaran Nasrani hanya memaafkan karena tidak ada kemampuan
untuk qishas, maka dalam Al Qur’an ada syariat qishash dan ada pilihan bagi
wali korban untuk memaafkan. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ
وَالْأُنْثَى بِالْأُنْثَى فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ
بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ
وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan
atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka
dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. maka barang
siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar
(diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian
itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barang siapa yang
melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.” (Qs. Al Baqarah: 178)
4. Al Qur’anul Karim dijaga kemurniannya oleh Allah Azza wa
Jalla.
Allah Azza wa Jalla berfirman,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ
لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya.” (Qs. Al Hijr: 9)
5.
Al Qur’an menerangkan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia terkait urusan
agama, dunia dan akhiratnya.
Allah Ta’ala
berfirman,
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا
لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami
turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (Qs. An Nahl: 89)
Ibnu Mas’ud
radhiyallahu anhu berkata, “Diturunkan berbagai ilmu dalam Al Qur’an, dan
segala sesuatu diterangkan kepada kami dalam Al Qur’an.”
6. Al Qur’an
mudah dipelajari
Allah Ta’ala
berfirman,
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ
فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya
telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil
pelajaran?” (Qs. Al Qamar: 17)
Al Hasan berkata, “Umat ini
diberikan kemampuan menghafal, sedangkan umat-umat terdahulu tidak membaca
kitab mereka kecuali dengan melihat langsung. Ketika ditutup kitab itu, maka
tidak ada yang hafal kecuali para nabi.”
7. Al Qur’an
memuat intisari ajaran kitab-kitab terdahulu dan pokok-pokok syariat para
rasul.
Allah Ta’ala
berfirman,
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا
لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
“Dan Kami telah
turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan ‘batu ujian’
terhadap kitab-kitab yang lain itu.”
(Qs. Al Maidah: 48)
Maksud ‘batu
ujian’ adalah bahwa Al Quran merupakan ukuran untuk menentukan benar tidaknya
ayat-ayat yang diturunkan dalam Kitab-Kitab sebelumnya.
8. Al Qur’an
memuat berita para rasul terdahulu berikut umat-umat yang telah berlalu.
Allah Ta’ala
berfirman,
كَذَلِكَ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ مَا
قَدْ سَبَقَ وَقَدْ آتَيْنَاكَ مِنْ لَدُنَّا ذِكْرًا
“Demikianlah
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya
telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Quran).” (Qs. Thaahaa: 99)
9.
Al Qur’an juga memuat berita yang akan terjadi, seperti berita akan menangnya
bangsa Romawi setelah mereka dikalahkan.
الم (1) غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى
الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ
لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ
الْمُؤْمِنُونَ (4) بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ
الرَّحِيمُ (5)
“Alif
laam Miim.--Telah dikalahkan bangsa Romawi--Di negeri yang terdekatdan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang--Dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah
urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi)
itu bergembiralah orang-orang yang beriman,--Karena pertolongan Allah. Dia
menolong siapa yang dikehendaki-Nya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.” (Qs. Ar Ruum: 1-5)
10.
Al Qur’an memuat berbagai ilmu yang baru diketahui zaman sekarang
Misalnya tentang
proses penciptaan manusia (liha Qs. Al Mu’minun: 14), pusat rasa di kulit
(lihat Qs. An Nisaa: 56), penjagaan Allah terhadap badan Fir’aun sehingga
muminya tidak hancur tidak seperti mumi-mumi yang lain yang hancur (lihat Qs.
Yunus: 92), gunung sebagai pasak (lihat Qs. An Naba: 7), dll. Padahal Nabi kita
shallallahu alaihi wa sallam seorang yang ummi (tidak bisa baca dan menulis).
Demikianlah kandungan
beriman kepada kitab-kitab Allah dan keistimewaan Al Qur’an, semoga Allah Subhaanahu wa Ta'aala
membimbing kita ke jalan yang
diridhai-Nya, aamin.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ
عَلَى
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى
آلِ
مُحَمَّدٍ
كَمَا
صَلَّيْتَ
عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى
آلِ
إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ
حَمِيْدُ
مَجِيْدٌ،
اَللَّهُمَّ بَارِكْ
عَلَى
مُحَمَّدٍ
وَعَلَى
آلِ
مُحَمَّدٍ
كَمَا
بَارَكْتَ
عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى
آلِ
إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ
حَمِيْدُ
مَجِيْدٌ
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا
تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ
رَّحِيمٌ
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
سُبْحَانَ
رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ -- وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ –
وَ الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
0 komentar:
Posting Komentar