بسم
الله الرحمن الرحيم
Mengenal Ilmu Takhrij Hadits (9)
Segala puji bagi Allah
Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah,
keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat,
amma ba'du:
Berikut lanjutan pembahasan tentang mengenal Ilmu Takhrij Hadits
merujuk kepada kitab Ushulut Takhrij wa Dirasah Al Asanid Al Muyassarah
karya Dr. Imad Ali Jum’ah, semoga
Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Kitab-Kitab Yang Memuat
Berbebagai Masalah Agama
4. Kitab-kitab Majma
Kitab Majma (bentuk
jamaknya adalah Majami) adalah kitab yang penulisnya mengumpulkan hadits dari
berbagai kitab hadits dan diurutkan sesuai kitab yang dirujuk tersebut. Contoh:
a. Al Jam’u Bainash Shahihain
karya Muhammad bin Abi Nashr Al Humaidiy (w. 488 H)
b. At Tajrid Lish
Shihhah was Sunan (memuat Kutubus Sittah: Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah) karya Ruzain bin Mu’awiyah Al Andalusiy (w.
525 H)
c. Jami’ul Ushul min Ahaditsi
Rasul (memuat Shahih Bukhari, Muslim, Muwaththa, Tirmidzi, Nasa’i, dan Abu
Dawud) karya Ibnul Atsir (w. 606 H)
d. Masyariqul Anwar
An Nabawiyyah min Shihahil Al Akhbar Al Mushthafawiyyah (memuat Shahih
Bukhari dan Muslim) karya Al Hasan bin Muhammad Ash Shaghani (w. 650 H).
e. Jam’ul Fawaid min
Jami’il Ushul wa Majma’uz Zawaid karya Muhammad bin Muhammad bin Sulaiman
Al Maghribi (w. 1094 H). di dalamnya memuat 14 kitab hadits, yaitu:
1. Shahih Bukhari
karya Muhammad bin Ismail Al Bukhari (w. 256 H),
2. Shahih Muslim karya
Muslim bin Al Hajjaj An Naisaburiy (w. 261 H)
3. Muwaththa Malik
karya Malik bin Anas Al Ashbahi (w. 179 H)
4. Sunan At Tirmidzi
karya Muhammad bin Isa bin Surah At Tirmidzi (w. 279 H)
5. Sunan An Nasa’I
karya Ahmad bin Syu’aib An Nasa’I (w. 303 H)
6. Sunan Abu Dawud karya Sulaiman bin Al Asy’ats As Sijistani (w. 273 H)
7. Sunan Ibnu Majah
karya Muhamad bin Yazid Al Qazwini (w. 273 H)
8. Musnad Ad Darimi
karya Abdullah bin Abdurrahman (w. 255 H)
9. Musnad Ahmad,
karya Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani (w. 241 H)
10. Musnad Abu Ya’la
Al Maushili (w. 307 H)
11. Musnad Abu Bakar
Ahmad bin Umar Al Bazzar (w. 292 H)
12. Al Mu’jamul Kabir
karya Ath Thabrani (w. 360 H)
13. Al Mu’jamul
Awsath karya Ath Thabrani (w. 360 H)
14. Al Mu’jamush Shaghir
karya Ath Thabrani (w. 360 H).
5. Kitab-Kitab Zawaid
Zawaid adalah kitab yang
penulisnya mengumpulkan hadits-hadits tambahan pada sebagian kitab hadits,
seperti:
a. Mishbahuz Zujajah
fi Zawaid Ibni Majah karya Ahmad bin Muhammad Al Buwshiri (w. 840 H). Di
dalamnya memuat berbagai zawaid terhadap kutubul khamsah (Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Nasa’i).
b. Fawaidul Muntaqa
Lizawaidil Baihaqi Lil Buwshiri. Kitab ini merupakan kitab tambahan Sunan
Kubra karya Baihaqi terhadap Kutubus Sittah.
c. Ithafus Saadah Al
Maharah Al Khiyarah bi Zawaid Al Asyarah karya Buwshiri yang merupakan tambahan terhadap kutubis
Sittah wal Masanid Al Asyarah.
Musnad asyarah (yang
berjumlah sepuluh) di sini adalah:
1. Musnad Abu Dawud
Ath Thayalisi (w. 204 H)
2. Musnad Al Humaidi
(w. 219 H)
3. Musnad Musaddad
bin Musarhad (w. 228 H)
4. Musnad Muhammad
bin Yahya Al Adni (w. 243 H)
5. Musnad Ishaq bin
Rahawaih (w. 238 H)
6. Musnad Abi Bakar
bin Abi Syaibah (w. 235 H)
7. Musnad Ahmad bin
Mani (w. 244 H)
8. Musnad Abd bin Humaid
(w. 249 H)
9. Musnad Al Harits
bin Muhammad bin Abi Usamah (w. 282 H)
10. Musnad Abu Ya’la
Al Maushiliy (w. 307 H)
d. Al Mathalib Al
Aliyah bi Zawaid Al Masanid Ats Tsamaniyah karya Ibnu Hajar Al Asqalani
yang merupakan tambahan terhadap Kutubus Sittah dan Musnad Ahmad. Musnad yang
Tsamaniyah (berjumlah delapan) di sini adalah semua musnad yang disebutkan di
atas selain Musnad Abu Ya’la Al Maushiliy dan Musnad Ishaq bin Rahawaih.
e. Majma’uz Zawaid wa
Manba’ul Fawaid karya Al Hafizh Ali bin
Abu Bakar Al Haitsami yang merupakan tambahan terhadap Kutubus Sittah. Di dalamnya terdat zawaid (tambahan) kitab:
1. Musnad Ahmad
(w. 231 H)
2. Musnad Abu Ya’la
Al Maushiliy (w. 307 H)
3. Musnad Abu Bakar
Al Bazzar (w. 292 H)
4. Al Mu’jamul Kabir karya Ath Thabrani (w. 360 H)
5. Al Mu’jamul Awsath
karya Ath Thabrani (w. 360 H)
6. Al Mu’jamush
Shaghir karya Ath Thabrani (w. 360 H).
6. Kitab Mifathu Kunuzis
Sunnah
Urutan kitabnya sesuai metode secara umum, dan urutan kata-katanya secara
khusus
sebagai berikut:
a. Kitab ini disusun
dengan metode umum yang terdiri dari beberapa tema
b. Kata-katanya diurutkan sesuai makna,
masalah-masalah ilmiah, serta nama-nama
c.
Setiap makna atau masalah dirincikan kepada pembahasan yang lebih khusus.
d.
Judul bagian kitab diurutkan sesuai huruf abjad.
e.
Penulisnya berusaha mengumpulkan hadits dan atsar yang ada di kitab hadits yang
sesuai dengan suatu masalah.
Kelebihan
kitab ini adalah bahwa urutannya sesuai tema mengikuti urutan hadits-hadits
yang disesuaikan dengan huruf abjad dengan melihat kepada lafaz pertama.
Urutan
tema membantu seorang pencari hadits mendapatkan hadits sesuai temanya meskipun
ia tidak hafal hadits-hadits itu atau tidak hafal sama sekali, atau tidak tahu
lafaz awal atau lafaz apa pun. Adapun
dengan
menggunakan cara kedua, maka harus
mengetahui awal lafaznya.
Rumus yang dipakai kitab
ini adalah:
ك = kitab
ب = Bab
ح = hadits
ص = Halaman
ج = juz
ق = bagian
قا = Bandingkan yang
sebelumnya dengan yang setelahnya
م م م (di
atas angka di sebelah kiri)= Hadits tersebut diulangi
beberapa kali
Nomor
kecil di atas angka sebelah kiri menunjukkan bahwa hadits tersebut
diulang sejumlah itu di halaman atau di bab tersebut.
Kelebihan
kitab Miftah Kunuzis Sunnah dibanding kitab Mu’jam Mufahras
adalah:
1.
Membuat pencari hadits harus mengorbankan waktu dan fikiran untuk mencari
hadits
2.
Mengumpulkan semua hadits atau atsar yang terkait dengan tema tertentu, dimana
seorang pencari hadits dapat melepas beberapa unsur pencarian secara sempurna
ketika menghadirkannya.
3.
Lebih banyak faedahnya daripada kitab Mu’jam Mufahras dalam menunjukkan
posisi hadits dalam satu tema.
4.
Kelebihannya juga dibanding kitab Mu’jam Mufahras adalah menyebutkan nama-nama
orang atau tokoh.
5. Ukurannya
kecil saat dibandingkan dengan Mu’jam Mufahras. Kitab Miftah hanya
terdiri dari satu jilid, sedangkan Mu’jam Mufahras terdiri dari tujuh jilid.
Berikut
gambaran isi kitab Miftah Kunuzis Sunnah:
Di
atas contoh daftar 14 kitab yang disusun sesuai tema mengikuti penyusunan kitab
Mu’jam Mufahras orientalis Belanda Dr. Arentjan Wensinck (w. 1939) dan
pembuatan bab oleh Muhammad Fu’ad Abdul Baqi (w. 1382 H). Urutannya:
Nama Kitab
|
No. Kitab dan Hadits
ke-…
|
Muwaththa Malik (w. 176
H)
|
No. Kitab dan Hadits ke-…
|
Musnad Ahmad (w. w.
241 H)
|
No. Kitab dan Hadits ke-…
|
Sunan Ad Darimi (w.
255 H)
|
No. Kitab dan Hadits ke-…
|
Shahih Bukhari (w. 256
H)
|
No. Kitab dan Hadits ke-…
|
Shahih Muslim (w. 261
H)
|
No. Kitab dan Hadits ke-…
|
Sunan Ibnu Majah (w.
273 H)
|
No. Kitab dan Hadits ke-…
|
Sunan Abi Dawud (w.
275 H)
|
No. Kitab dan Hadits ke-…
|
Jami At Tirmidzi (w.
279 H)
|
No. Kitab dan Hadits ke-…
|
Sunan An Nasa’i (w.
303 H)
|
No. Kitab dan Hadits ke-…
|
Musnad Ath Thayalisi
(w. 204 H)
|
No.
Hadits
|
Musnad Zaid bin Ali
(w. 222 H)
|
No.
Hadits
|
Sirah Ibnu Hisyam (w.
213 H)
|
No.
Halaman
|
Maghazi Al Waqidi (w.
207 H)
|
No.
halaman
|
Thabaqat Ibnu Sa’ad
(w. 230 H)
|
No.
Juz, bagian (jika ada) dan halaman
|
Contoh:
ما – 4 ح 9
|
Muwaththa,
kitab ke-4, hadits ke-9, cet. Kairo (1279 H)
|
حم – رابع ص 316
|
Musnad
Ahmad, juz 4, hal. 316, cet. Kairo 1313 H
|
مي – ك 2 ب 83 و 92
|
Sunan
Ad Darimi, Kitab wudhu, bab 83 dan 92, cet. Delhi 1337 H
|
بخ – ك 78 ب 12 قا 13
|
Bukhari,
kitab 78, bab 12, cet. Leiden 1862-1868 M
|
مس – ك 15 ح 147
|
Shahih
Muslim, kitab haji, hadits no. 147, cet. Bulaq 1290 H
|
ك 5 ب 27
|
Sunan
Ibnu Majah, kitab Iqamah, bab 27, cet. Kairo 1313 H
|
بد – ك 11 ب 56
|
Sunan
Abi Dawud, Kitab Manasik, bab 56 cet. Kairo 1280 H
|
تر – ك 45 ب 104
|
Sunan
At Tirmidzi, kitab Ad Da’awat, bab 104 cet. Bulaq 1292 H
|
نس : ك 13 ب 36-39
|
Sunan
An Nasa’i, Kitab As Sahwi, bab 36-39, cet. Kairo 1312 H
|
ط = ح 785
|
Musnad
Ath Thayalisi, hadits no. 785, cet. Haidar Abad, 1321 H
|
ز = ح 25
|
Musnad
Zaid hadits no. 25, cet. Melano 1919 M
|
هش = ص 95
|
Sirah
Ibnu Hisyam, hal. 95, cet. Ghuwantaghan, 1859 M
|
قد = ص 88
|
Maghazi
Al Waqidi, hal. 88, Berlin 1882 M
|
عد = ج 5 ق 2 ص 3
|
Thabaqat
Ibnu Sa’ad, juz 5, bagian ke-2, hal. 3, cet. Leiden 1904-1908 M
|
Contoh:
Kita hendak mentakhrij
hadits Abu Hurairah yang berbunyi,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ،
وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang
siapa
yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali
silaturrahim.”
Maka
kita bisa melihat tema hadits di sela-sela lafaznya, dan kita temukan bahwa
temanya terkait silaturrahim, maka kita cari di ‘الرحم’ atau ‘الأرحام’,
maka di kitab tersebut akan diterangkan ‘lihat Ar rahim’. Ketika kita cari
tentang rahim, maka kita akan temukan di bawahnya beberapa judul yang jumlahnya
bisa mencapai 23 judul, lalu kita cari judul yang paling mendekati dengan
hadits yang kita cari posisinya, maka kita akan temukan misalnya judul ‘Pahala
menyambung tali silaturrahim’. Boleh jadi haditsnya ada di sana. Di sana akan
disebutkan seperti ini:
بخ – ك
78 ب 12 قا 13
Maksudnya:
Shahih Bukhari, kitab no. 78, bab 12, dan bandingkan dengan bab no. 13
مس – ك
45 – ح 16 و 17
Maksudnya:
Shahih Muslim, kitab 45, hadits no. 16 dan 17
تر – ك
25 – ب 9 و 49
Maksudnya:
Sunan Tirmidzi, kitab 25, bab no. 9 dan 49
حم –
ثان – ص 189 و 484 ثالث ص 156 و 229 و 247 خامس ص 279
Maksudnya:
Musnad Ahmad, juz 2 hal. 189 dan 484, juz 3 hal. 156, 229, dan 247, juz 5 hal.
279.
Beberapa
Catatan
1.
Pemberi tarjamah/bab kitab Mu’jam Mufahras di bagian mukadimah menyebutkan nama-nama
bagian kitab, dimana setiap kitab induk dibagi
ke dalam beberapa bagian kitab, karena kita tahun bahwa kitab-kitab
hadits induk yang dibuatkan bagian kitab (yang terdiri dari beberapa bab) oleh
penulisnya adalah Kutubus sittah, Sunan Darimi, dan Muwaththa Malik, lalu
penulis Mu’jam menyebutkan nomor bagian kitab di sampingnya dengan penjelasan
jumlah babnya pada setiap bagian kitab selain pada Shahih Muslim dan Muwaththa
Malik, karena penulis Al Mu’jam hanya menerangkan jumlah hadits-hadits yang ada
di bagian kitab itu. Jika engkau merujuk kepada penomoran ini, maka engkau akan
mengetahui judul-judul kitab yang sudah disebutkan contohnya sebelum ini, yakni
seperti ini:
كتاب
رقم 78 فى البخاري (Kitab Adab)
كتاب
رقم 45 فى مسلم (Kitab Adab)
كتاب
رقم 35 فى سنن الترمذي (Kitab Al Birr wash Shilah)
Jika
engkau hilangkan nomor kitab dan engkau letakkan nama-namanya, maka engkau
harus merujuk bagian kitab-kitab itu dan mencari bab yang menyebutkan hadits
itu atau mencari nomor hadits yang menyebutkannya. Misalnya kitab ambil Shahih
Bukhari dan kitab bawakan kitab Al Adab yang berada di juz 10 hal. 400,
lalu kita bawakan juga bab no. 12, maka engkau akan dapatkan di halaman 415 bab
“Orang yang dilapangkan rezekinya karena silaturrahim.” Di sana akan disebutkan
hadits itu dan yang hendak kita takhrij, sehingga kita katakan,
“Diriwayatkan
oleh Bukhari dalam Shahihnya di bagian kitab Al Adab di bab “Orang yang
dilapangkan rezekinya karena silaturrahim” juz 10 hal. 415 di Fathul Bari cet.
As Salafiyyah.”
2. Kitab
cetakan yang dipakai oleh kitab Miftah dan yang disebutkan di tabel sebelumnya
sekarang ini sudah jarang atau hilang. Akan tetapi dipakai cetakan yang
disebutkan di Mu’jam Mufahras sebelumnya untuk Kutubut Tis’ah yang sesuai dengan
kitab Miftah. Adapun kitab yang lima setelahnya, jika tidak ditemukan oleh
pencari hadits, maka dia bisa mencari di cetakan yang mendekatinya, dimana
cetakan tersebut dapat membantunya untuk menemukan letak atau posisinya. Secara
umum, bagi pencari hadits jika tidak menemukan di bab tertentu, maka ia bisa
maju atau mundur dari bab itu, karena jumlah bab terkadang berbeda tergantung
cetakannya.
3. Kitab
Miftah tidak mendaftar pandangan fiqih Imam Malik dalam Al Muwaththa, serta
tidak menomorkan sanad-sanad dalam Shahih Muslim yang diulang yang disebutkan
oleh Imam Muslim untuk memperkuat hadits sebelumnya di bab yang disebutkan
haditsnya secara lengkap.
Bersambung….
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa
shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Maktabah Syamilah versi
3.45, Ushulut Takhrij wa Dirasah As Sanad Al Muyassarah (Dr.
Imad Ali Jum’ah), dll.
0 komentar:
Posting Komentar