بسم
الله الرحمن الرحيم
200
Tanya-Jawab Akidah (3)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan
orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut 200 tanya
jawab akidah berdasarkan Al Qur’an dan As Sunah yang merujuk kepada kitab
A’lamus Sunnah Al Mansyurah Li’tiqad Ath Thaifah An Najiyah Al Manshurah karya
Syaikh Hafizh bin Ahmad Alu Hakami rahimahullah,
semoga Allah menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat,
aamin.
200 Tanya-Jawab Akidah
Islam
24.
Pertanyaan: Apa dalil bahwa ‘ikhlas’ termasuk syarat Laailaahaillallah dari Al
Qur’an dan As Sunnah?
Jawab:
Allah Ta’ala berfirman,
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ
“Ingatlah,
hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).”
(Qs. Az Zumar: 3)
فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
“Maka sembahlah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (Qs. Az Zumar: 2)
Nabi shallallallahu
alaihi wa sallam bersabda,
أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ، مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ، خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ
“Orang yang paling bahagia memperoleh
syafaatku pada hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan Laailaahaillallah
dengan ikhlas dari hatinya.” (Hr. Bukhari)
إِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka
bagi orang yang mengatakan Laailaahaillallah karena mencari keridhaan Allah.”
(Hr. Bukhari dan Muslim)
25. Pertanyaan: Apa dalil syarat ‘jujur’ dari Al Qur’an dan As Sunnah?
Jawab:
Allah Ta’ala berfirman,
الم - أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ
لَا يُفْتَنُونَ - وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ
الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Alif laam
miim--Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan,
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?--Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan orang-orang yang
dusta.” (Qs. Al ‘Ankabut: 1-3)
Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ،
إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
“Tidak ada seorang pun yang bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammada Rasulullah
dengan jujur dari hatinya, melainkan Allah akan haramkan neraka baginya.” (Hr.
Bukhari dan Muslim)
Nabi shallallahu alaihi
wa sallam juga pernah bersabda kepada orang Arab badui yang diajarinya tentang
syariat Islam, lalu ia berkata, “Demi Allah, saya tidak menambah lagi dan tidak
menguranginya,” maka Beliau bersabda, “Dia akan beruntung jika jujur.” (Hr.
Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
26. Pertanyaan: Apa dalil syarat ‘cinta’ dari Al Qur’an dan As Sunnah?
Jawab:
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ
فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
“Wahai orang-orang yang
beriman! Barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak
Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya.” (Qs. Al Maidah: 54)
Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ
لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ
أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Ada tiga perkara yang apabila ada dalam
diri seseorang, maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu: Allah dan Rasul-Nya
lebih dicintainya daripada selain keduanya, seseorang mencintai orang lain
karena Allah, dan benci kepada kekafiran sebagaimana ia benci dijatuhkan ke
dalam neraka.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
27. Pertanyaan: Apa
dalil perintah berwala (memberikan kecintaan dan pembelaan) dan berbara
(membenci dan memusuhi) karena Allah?
Jawab: Allah
Azza wa Jalla berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى
أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ
مِنْهُمْ
“Wahai orang-orang yang
beriman! Janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain.
Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.” (Qs. Al Maidah: 51)
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا
“Sesungguhnya wali kamu
adalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman.”
(Qs. Al Maidah: 55)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ
أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ
“Wahai
orang-orang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu
menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran di atas keimanan.”
(Qs. At Taubah: 23) dan ayat setelahnya.
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ
مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
“Kamu tidak
akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.”
(Qs. Al Mujadilah: 22)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ
أَوْلِيَاءَ
“Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi
teman-teman setia.” (Qs. Al Mumtahanah: 1)
Dan ayat-ayat lainnya.
28. Pertanyaan:
Apa dalil syahadat bahwa Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah utusan
Allah?
Jawab: Allah
Ta’ala berfirman,
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا
مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ
“Sungguh Allah
telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di
antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan
kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Al Quran dan Al Hikmah (As Sunnah).” (Qs. Ali Imran: 164)
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ
حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah
datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, sangat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
(Qs. Ali Imran: 128)
وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ
“Dan Allah
mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya.”
(Qs. Al Munafiqun: 1)
Dan ayat-ayat lainnya.
29. Pertanyaan: Apa makna
syahadat Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?
Jawab: Pembenaran
yang pasti dari lubuk hati yang sesuai dengan lisannya, bahwa Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam adalah hamba Allah dan utusan-Nya kepada semua
manusia termasuk pula jin sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan peringatan,
pengajak manusia kepada Allah dengan izin-Nya dan sebagai pelita yang menerangi
(Lihat Qs. Al Ahzab: 45-46).
Oleh karena itu, wajib
membenarkan Beliau dalam semua yang disampaikannya seperti berita masa lalu dan
yang akan terjadi, demikian pula yang terkait halal dan haram, serta tunduk
mengikuti perintah Beliau dan menjauhi apa yang Beliau larang, mengikuti
syariatnya dan sunnahnya baik ketika sepi maupun terang-terangan disertai sikap
ridha dan menerima terhadap keputusannya, dan bahwa menaati Beliau sama saja
menaati Allah sedangkan mendurhakai Beliau sama saja mendurhakai Allah, karena
Beliau yang menyampaikan risalahnya dari Allah, dan Allah tidak mewafatkan
Beliau sampai Allah menyempurnakan agama-Nya melalui Beliau. Beliau juga telah
menyampaikannya dengan jelas dan meninggalkan umatnya di atas jalan yang
terang, malamnya seperti siangnya, dan tidak ada yang menyelisihinya kecuali
akan binasa. Terkait hal ini ada beberapa poin yang nanti akan diterangkan
insya Allah.
30. Pertanyaan: Apa
syarat syahadat Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dan apakah
diterima syahadat Laailaahaillallah tanpa syahadat Muhammad Rasulullah?
Jawab: Sudah
kami sampaikan kepada Anda, bahwa seorang hamba tidak masuk ke dalam agama ini
(Islam) kecuali dengan dua kalimat syahadat tersebut, dan bahwa keduanya saling
berkaitan, sehingga syarat-syarat pada syahadat yang pertama juga sebagai
syarat pada syahadat yang kedua.
Bersambung...
Wa
shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa alaa alihi wa shahbihi wa sallam wal
hamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Marwan bin Musa
Maraaji’: Maktabah Syamilah, A’lamus Sunnah
Al Manyurah Li’tiqad Ath Thaifah An Najiyah Al Manshurah (Syaikh
Hafizh bin Ahmad Alu Hakami, takhrij Abu Shuhaib Usamah bin Abdullah Alu Athwah), dll.
0 komentar:
Posting Komentar