بسم
الله الرحمن الرحيم
Terjemah Umdatul Ahkam (7)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam
semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang
mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut terjemah Umdatul Ahkam karya
Imam Abdul Ghani Al Maqdisi (541 H – 600 H). Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan kitab ini
ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Bab Barisan Dalam Shalat
77 - عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضي الله عنه
-: ((أَنَّ جَدَّتَهُ مُلَيْكَةَ دَعَتْ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -
لِطَعَامٍ صَنَعَتْهُ , فَأَكَلَ مِنْهُ , ثُمَّ قَالَ: قُومُوا فَلأُصَلِّيَ
لَكُمْ؟ قَالَ أَنَسٌ: فَقُمْتُ إلَى حَصِيرٍ لَنَا قَدْ اسْوَدَّ مِنْ طُولِ مَا
لُبِسَ , فَنَضَحْتُهُ بِمَاءٍ , فَقَامَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّه - صلى الله عليه
وسلم - وَصَفَفْتُ أَنَا وَالْيَتِيمُ وَرَاءَهُ , وَالْعَجُوزُ مِنْ وَرَائِنَا.
فَصَلَّى لَنَا رَكْعَتَيْنِ , ثُمَّ انْصَرَفَ)) . وَلِمُسْلِمٍ ((أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - صَلَّى بِهِ وَبِأُمِّهِ فَأَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ
, وَأَقَامَ الْمَرْأَةَ خَلْفَنَا)) .
77.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa neneknya yaitu Mulaikah pernah
mengundang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memakan makanan
buatannya, lalu Beliau makan makanan itu, kemudian Beliau bersabda, “Bangunlah
agar aku shalat mengimami kalian.” Anas berkata, “Maka aku bangun menuju tikar
kami yang sudah agak hitam karena lama dipakai, kemudian aku mencucinya dengan
air, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di atasnya, kemudian
aku dan seorang anak yatim berdiri di belakangnya, sedangkan nenekku berdiri di
belakang kami, lalu Beliau shalat mengimami kami dua rakaat, kemudian salam.”
Dalam
riwayat Muslim disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
shalat bersama Anas dan ibunya, Beliau menempatkan Anas di kanannya, dan menempatkan
wanita di belakang.
78 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رضي
الله عنهما: قَالَ: ((بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُونَةَ. فَقَامَ النَّبِيُّ -
صلى الله عليه وسلم - يُصَلِّي مِنْ اللَّيْلِ. فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ. فَأَخَذَ
بِرَأْسِي فَأَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ)) .
78.
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Aku pernah bermalam
di rumah bibiku Maimunah, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri
shalat malam, kemudian aku berdiri di sebelah kiri Beliau, maka Beliau memegang
kepalaku dan menempatkanku di kanannya.”
Bab Mengangkat Imam
79 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه -
عَنْ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((أَمَا يَخْشَى الَّذِي يَرْفَعُ
رَأْسَهُ قَبْلَ الإِمَامِ أَنْ يُحَوِّلَ اللَّهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ , أَوْ
يَجْعَلَ صُورَتَهُ صُورَةَ حِمَارٍ؟))
79.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Beliau bersabda, “Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam
mengangkat kepala jika Allah merubah kepalanya dengan kepala keledai, atau
menjadikan bentuknya seperti bentuk keledai?”
80 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه -
عَنْ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((إنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ
لِيُؤْتَمَّ بِهِ. فَلا تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ. فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا ,
وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا. وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ,
فَقُولُوا: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ. وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا. وَإِذَا
صَلَّى جَالِساً فَصَلُّوا جُلُوساً أَجْمَعُونَ)) .
80.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Beliau bersabda, “Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti, maka janganlah
menyelisihinya. Jika ia bertakbir, maka bertakbirlah. Jika ia ruku, maka
rukulah, dan jika ia mengucapkan ‘Sami’allahu liman hamidah,’ (artinya:
Allah mendengar orang yang memuji-Nya), maka ucapkanlah, “Rabbanaa walakal
hamd,” (artinya: Wahai Rabb kami, untuk-Mulah segala puji). Jika ia sujud,
maka sujudlah, dan jika ia shalat sambil duduk, maka shalatlah kalian semua
sambil duduk.”
81 - وَمَا فِي مَعْنَاهُ مِنْ حَدِيثِ
عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: ((صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم
- فِي بَيْتِهِ وَهُوَ شَاكٍ , صَلَّى جَالِساً , وَصَلَّى وَرَاءَهُ قَوْمٌ
قِيَاماً , فَأَشَارَ إلَيْهِمْ: أَنْ اجْلِسُوا لَمَّا انْصَرَفَ قَالَ إنَّمَا
جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ , فَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا , وَإِذَا رَفَعَ
فَارْفَعُوا , وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا: رَبَّنَا
لَكَ الْحَمْدُ , وَإِذَا صَلَّى جَالِساً فَصَلُّوا جُلُوساً أَجْمَعُونَ)) .
81.
Demikian pula yang semakna dengan hadits sebelumnya, yaitu hadits Aisyah
radhiyallahu ‘anha ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
shalat di rumahnya ketika sakit, Beliau shalat dalam keadaan duduk, sedangkan
orang-orang shalat di bekalangnya dalam keadaan berdiri, maka Beliau berisyarat
kepada mereka agar duduk. Selesai shalat Beliau bersabda, “Sesungguhnya imam
dijadikan untuk diikuti. Jika ia ruku, maka rukulah. Jika ia bangun, maka
bangunlah, dan jika ia mengucapkan ‘Sami’allahu liman hamidah,’
(artinya: Allah mendengar orang yang memuji-Nya), maka ucapkanlah, “Rabbanaa
walakal hamd,” (artinya: Wahai Rabb kami, untuk-Mulah segala puji). Jika ia
shalat sambil duduk, maka shalatlah kalian semua sambil duduk.”
82 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يَزِيدَ
الْخِطْمِيِّ الأَنْصَارِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: حَدَّثَنِي الْبَرَاءُ -
وَهُوَ غَيْرُ كَذُوبٍ - قَالَ: ((كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -
إذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ: لَمْ يَحْنِ أَحَدٌ مِنَّا ظَهْرَهُ
حَتَّى يَقَعَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - سَاجِدًا , ثُمَّ نَقَعُ
سُجُودًا بَعْدَهُ)) .
82.
Dari Abdullah bin Yazid Al Khithmi Al Anshariy radhiyallahu ‘anhu ia berkata,
“Telah menceritakan kepadaku Al Barra’, dan ia bukanlah seorang pendusta, ia
berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat mengucapkan ‘Sami’allahu
liman hamidah,’ maka salah seorang di antara kami tidak ada yang menurunkan
punggungnya sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam turun sujud, lalu
kami turun sujud setelahnya.”
83 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه -
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((إذَا أَمَّنَ الإِمَامُ
فَأَمِّنُوا , فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلائِكَةِ:
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ)) .
83.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apabila imam mengucapkan amin, maka ucapkanlah amin, karena
barang siapa yang aminnya betepatan dengan amin para malaikat, maka akan
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
84 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه -:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((إذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ
لِلنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ فَإِنَّ فِيهِمْ الضَّعِيفَ وَالسَّقِيمَ وَذَا
الْحَاجَةِ , وَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِنَفْسِهِ فَلْيُطَوِّلْ مَا شَاءَ)) .
84.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu shalat mengimami
manusia, maka ringankanlah, karena di antara mereka ada yang lemah, sakit, dan
memiliki kebutuhan. Tetapi jika ia shalat sendiri, maka panjangkanlah
semaunya.”
85 - وَمَا فِي مَعْنَاهُ مِنْ حَدِيثِ أَبِي
مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: ((جَاءَ رَجُلٌ إلَى رَسُولِ
اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: إنِّي لأَتَأَخَّرُ عَنْ صَلاةِ
الصُّبْحِ مِنْ أَجْلِ فُلانٍ , مِمَّا يُطِيلُ بِنَا , قَالَ: فَمَا رَأَيْتُ
النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - غَضِبَ فِي مَوْعِظَةٍ قَطُّ أَشَدَّ مِمَّا
غَضِبَ يَوْمَئِذٍ , فَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ , إنَّ مِنْكُمْ مُنَفِّرِينَ
, فَأَيُّكُمْ أَمَّ النَّاسَ فَلْيُوجِزْ , فَإِنَّ مِنْ وَرَائِهِ الْكَبِيرَ
وَالضَّعِيفَ وَذَا الْحَاجَةِ)) .
85.
Demikian pula yang semakna dengan hadits di atas, yaitu hadits Abu Mas’ud Al
Anshariy radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Telah datang seseorang kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Sesungguhnya saya
terlambat shalat Subuh karena sebab si fulan yang memperlama shalatnya dengan
kami,” Abu Mas’ud berkata, “Ketika itu, aku tidak pernah melihat Nabi
shallallahu alaihi wa sallam marah dalam memberikan nasihat yang lebih keras
daripada hari itu, Beliau bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya di antara
kalian ada yang membuat manusia lari. Oleh karena itu, siapa saja di antara
kamu yang mengimami manusia, maka ringankanlah, karena di belakangnya terdapat
orang tua, orang lemah, dan orang yang memiliki kebutuhan.”
Bab Sifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
86 - عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه -
قَالَ: ((كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إذَا كَبَّرَ فِي
الصَّلاةِ سَكَتَ هُنَيْهَةً قَبْلَ أَنْ يَقْرَأَ , فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ , بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي , أَرَأَيْتَ سُكُوتَكَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ
وَالْقِرَاءَةِ: مَا تَقُولُ؟ قَالَ: أَقُولُ: اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي
وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ.
اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنْ
الدَّنَسِ. اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ
وَالْبَرَدِ))
86.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam apabila bertakbir dalam shalat, Beliau diam sejenak sebelum
membaca (Al Qur’an), lalu aku bertanya, “Wahai Rasulullah, biarlah ayah dan
ibuku menjadi tebusanmu, beritahukanlah kepadaku tentang diam engkau antara
takbir dan membaca (Al Qur’an); apa yang engkau ucapkan?” Beliau bersabda, “Aku
mengucapkan, “Allahumma ba’id bainiy…dst.” (artinya: Ya Allah,
jauhkanlah antara diriku dengan dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan timur
dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa-dosa sebagaimana dibersihkan
pakaian yang putih dari noda. Ya Allah, cucilah dosa-dosaku dengan air, air es,
dan embun.”
87 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ:
((كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَسْتَفْتِحُ الصَّلاةَ
بِالتَّكْبِيرِ , وَالْقِرَاءَةَ بـ «الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ»
وَكَانَ إذَا رَكَعَ لَمْ يُشْخِصْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُصَوِّبْهُ وَلَكِنْ بَيْنَ
ذَلِكَ , وَكَانَ إذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى
يَسْتَوِيَ قَائِماً , وَكَانَ إذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ السَّجْدَةِ لَمْ
يَسْجُدْ , حَتَّى يَسْتَوِيَ قَاعِداً , وَكَانَ يَقُولُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ
التَّحِيَّةَ , وَكَانَ يَفْرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ
الْيُمْنَى , وَكَانَ يَنْهَى عَنْ عُقْبَةِ الشَّيْطَانِ، وَيَنْهَى أَنْ
يَفْتَرِشَ الرَّجُلُ ذِرَاعَيْهِ افْتِرَاشَ السَّبُعِ , وَكَانَ يَخْتِمُ
الصَّلاةَ بِالتَّسْلِيمِ)) .
87.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memulai shalat dengan bertakbir dan membaca Alhamdulillahi Rabbil
alamin (surat Al Fatihah). Beliau ketika ruku tidak mendongakkan kepalanya dan
tidak menundukkannya, akan tetapi pertengahan di antara itu. Beliau ketika
bangun dari ruku tidak langsung sujud sampai berdiri lurus, dan ketika
mengangkat kepalanya dari sujud, maka Beliau tidak langsung sujud sampai duduk
sempurna. Beliau mengucapkan tahiyat pada setiap dua rakaat, membaringkan kaki
kirinya dan menegakkan kaki kanannya, dan Beliau melarang ‘uqbatusy syaithan[i],
Beliau juga melarang seseorang menghamparkan kedua tangannya seperti
binatang buas, dan Beliau menutup shalat dengan salam.”
Bersambung…
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa
alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Penerjemah:
Marwan bin Musa
[i] Uqbatusy syaithan adalah
seseorang menempelkan pinggulnya ke lantai, menegakkan kedua betisnya, dan
meletakkan kedua tangannya di lantai.
0 komentar:
Posting Komentar