بسم الله الرحمن الرحيم
Adab
Bergaul Antara Sesama Muslim (2)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam
semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya
dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut lanjutan
adab bergaul antara sesama muslim, semoga Allah menjadikan risalah
ini ditulis ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Adab Bergaul Antara
Sesama Muslim
15.
Tidak mencaci-maki
saudaranya baik ketika masih hidup maupun telah meninggal dunia
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سِبَابُ المُسْلِمِ فُسُوقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
“Mencaci-maki
seorang muslim adalah sebuah kefasikan, sedangkan memeranginya adalah sebuah
kekufuran.” (Muttafaq ‘alaih)
لاَ تَسُبُّوا الأَمْوَاتَ، فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلَى مَا
قَدَّمُوا
“Janganlah kamu
mencaci-maki orang-orang yang telah mati, karena mereka telah sampai kepada apa
yang mereka kerjakan.” (HR. Bukhari)
16.
Tidak dengki kepada
saudaranya, tidak berburuk sangka, tidak membencinya, dan tidak
memata-matainya.
Allah Subhaanahu wa
Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ
إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضاً
أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Wahai orang-orang
yang beriman! Jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian
dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah kamu mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat
lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al Hujurat: 12)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«إِيَّاكُمْ
وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ، وَلاَ تَحَسَّسُوا، وَلاَ
تَجَسَّسُوا، وَلاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَكُونُوا
عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا»
“Jauhilah
berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan.
Janganlah mencari-cari berita (untuk mencari kesalahan orang lain), jangan
memata-matai, jaganlah kamu saling mendengki, janganlah saling membelakangi,
dan janganlah saling membenci. Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang
bersaudara.” (HR. Bukhari)
17. Tidak
menipu saudaranya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barang siapa yang
menipu kami, maka dia bukan golongan kami.” (HR. Muslim)
18. Tidak
mengkhianati saudaranya, tidak berkata dusta kepadanya, dan tidak menunda
pembayaran hutang terhadapnya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ
كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى
يَدَعَهَا: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ
غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
“Empat hal yang
jika ada semuanya pada seseorang, maka ia akan menjadi munafik sejati. Tetapi
jika hanya salah satunya saja, maka pada dirinya ada salah satu sifat munafik
sampai ia meninggalkannya, yaitu: ketika diamanahkan ia berkhianat, ketika
bicara berdusta, ketika berjanji mengingkari, dan ketika bertengkar berlaku
jahat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ، فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ
فَلْيَتْبَعْ
“Penundaan orang
yang kaya adalah sebuah kezaliman. Jika salah seorang di antara kamu
dipindahkan tagihannya kepada orang yang mampu, maka terimalah.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
19. Bergaul
dengan saudaranya dengan akhlak yang mulia, menghindarkan gangguan daripadanya,
bertemu dengan wajah yang ceria, menerima kebaikannya, dan memaafkan
ketergelincirannya.
Allah Subhaanahu wa
Ta’ala berfirman,
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah Engkau
Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari
orang-orang yang bodoh.” (QS. Al A’raaf: 199)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bertakwalah kepada Allah
di mana saja kamu berada, iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik,
niscaya perbuatan baik akan menghapusnya dan bergaullah dengan manusia memakai
akhlak yang baik.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi, Hakim, dan Baihaqi dalam Asy
Syu'ab dari Abu Dzar. Diriwayatkan pula oleh Ahmad, Tirmidzi, dan Baihaqi
dalam Asy Syu'ab dari Mu'adz, dan diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dari
Anas. Hadits ini dinyatakan hasan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami'
no. 97)
20. Menghormati
yang tua di kalangan mereka dan menyayangi yang muda.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَ يُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا
“Bukanlah termasuk
golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda dan menghormati yang tua.”
(HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no.
5445)
21. Bersikap
adil terhadap dirinya dengan mengakui kekurangannya dan bergaul dengan cara
yang ia sukai dipergauli dengannya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ، وَيُدْخَلَ
الْجَنَّةَ، فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ، وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِي يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ
“Barang siapa yang
ingin dijauhkan dari neraka dan masuk ke surga, maka hendaknya ia datangi
kematian dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari Akhir, dan hendaknya ia
menyikapi manusia dengan sikap yang ia suka dirinya disikapi dengannya.” (HR.
Muslim)
22. Memaafkan
ketergelincirannya, menutupi aurat/kesalahannya, dan tidak berusaha mendengar
pembicaraan yang dirahasiakannya.
Allah Subhaanahu wa
Ta’ala berfirman,
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Maka maafkanlah
mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik.”
(QS. Al Ma’idah: 13)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا، إِلَّا سَتَرَهُ اللهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidaklah seorang
hamba menutupi aib orang lain di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya
pada hari Kiamat.” (HR. Muslim)
مَنِ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيثِ قَوْمٍ، وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ، أَوْ
يَفِرُّونَ مِنْهُ، صُبَّ فِي أُذُنِهِ الآنُكُ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barang siapa yang
mendengar pembicaraan suatu kaum padahal mereka tidak suka didengar, atau mereka
berusaha menghindar darinya (agar tidak didengar), maka akan dituangkan pada
telinga(pendengar)nya timah yang mencair pada hari Kiamat.” (HR. Bukhari)
23. Membantu
saudaranya ketika saudaranya membutuhkan bantuan serta menjadi syafi
(perantara) dalam memenuhi keperluan saudaranya.
Rasulullah
shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ
كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ
اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ
اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ
الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Barang siapa yang
menghilangkan satu derita (kesulitan) dari derita-derita dunia yang menimpa
seorang mukmin, maka Allah akan menghilangkan satu derita dari derita-derita
hari kiamat, dan barang siapa yang memudahkan orang yang susah, niscaya Allah
akan memudahkannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang
muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah
senantiasa menolong hamba-Nya apabila hamba tersebut mau menolong saudaranya.”
(HR. Muslim)
اشْفَعُوا تُؤْجَرُوا، وَيَقْضِي اللَّهُ
عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا شَاءَ
“Jadilah perantara
(dalam memenuhi keperluan saudaranya), niscaya kalian akan diberi pahala. Allah
akan memutuskan melalui lisan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam apa yang
Dia kehendaki.” (HR. Bukhari dan Muslim)
24. Melindunginya
ketika saudaranya meminta perlindungan kepadanya dengan menyebut nama Allah
serta memberikan sesuatu kepadanya ketika saudaranya meminta sesuatu kepadanya
dengan menyebut nama Allah.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوهُ وَمَنِ اسْتَعَاذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيذُوهُ
وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا
تُكَافِئُوهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ
وَمَنِ اسْتَجَارَكُمْ فَأَجِيرُوهُ
“Barang siapa yang
meminta kepadamu dengan nama Allah maka berikanlah, barang siapa yang meminta perlindungan
kepadamu dengan nama Allah, maka lindungilah. Barang siapa yang memberikan hal
yang baik kepadamu, maka balaslah setimpal dengannya. Jika kamu tidak dapat
membalasnya, maka doakanlah untuknya hingga kamu merasa sudah membalasnya, dan
siapa saja yang meminta perlindungan kepada kamu, maka lindungilah.” (HR.
Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 1617 dan Shahihul
Jami’ no. 6021)
25. Tidak
menimpakan keburukan atau bahaya kepada saudaranya.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ
الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
“Semua muslim
adalah terpelihara darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR.
Muslim)
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
“Tidak halal bagi
seorang muslim menakut-nakuti muslim lainnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dan
dishahihkan oleh Al Albani).
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa a’ala
aalihi wa shahbihi wa sallam
Marwan
bin Musa
Maraji’: Minhajul
Muslim (Abu Bakr Al Jaza’iriy), Untaian Mutiara
Hadits (penulis), Maktabah Syamilah versi 3.45, Software Al
Bahits versi 5.0, dll.
0 komentar:
Posting Komentar