بسم
الله الرحمن الرحيم
Pintu-Pintu Pahala (3)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari
Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan kumpulan hadits yang kami
ambil dari kitab kecil Abwabul Ujur (pintu-pintu pahala) yang disusun
oleh Kantor Penyuluhan Al Jaliyat di Zulfi-Saudi Arabia yang telah kami
terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penerjemahan
risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Keutamaan Wudhu dan Shalat
20. Memperbagus
wudhu.
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ
خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ » .
Dari Utsman bin ‘Affan ia berkata:
Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa berwudhu,
lalu ia memperbagus wudhunya, maka akan keluar kesalahannya dari jasadnya
sehingga ada yang keluar dari bawah kukunya.” (HR. Muslim: 578)
وَعَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « مَنْ أَتَمَّ الْوُضُوءَ كَمَا أَمَرَهُ
اللَّهُ تَعَالَى فَالصَّلوَاتُ الْمَكْتُوبَاتُ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ »
.
Dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu 'anhu
ia berkata: Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa
menyempurnakan wudhu sebagaimana yang diperintahkan Allah Ta’ala dan shalat
yang wajib, maka hal itu akan menebus dosa antara masing-masingnya.” (HR.
Muslim)
21. Mengucapkan syahadat setelah berwudhu.
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم« مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ
فَيُسْبِغُ الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ {{مُحَمَّدًا}} عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ
مِنْ أَيِّهَا شَاءَ » .
Dari Umar bin
Khaththab radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa
sallam bersabda, “Tidak ada seorang pun yang berwudhu, lalu menyempurnakan
wudhunya, setelah itu ia berkata, “Asyhadu allaa ilaaha illallah….dst. sampai
wa rasuuluh,” kecuali akan dibukakan untuknya pintu surga yang
delapan, ia bisa masuk dari pintu mana saja yang ia inginkan.” (HR. Muslim:
553)
22. Mengikuti ucapan muazin, lalu bershalawat
kepada Nabi shallalllahu 'alaihi wa sallam.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ صلى الله
عليه وسلم يَقُولُ « إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ
ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ....الحديث
Dari Abdullah bin
Amr bin ‘Aash, bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila kamu mendengar suara muazin, maka ucapkanlah kata-kata yang sama
dengan yang diucapkannya, kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barang siapa
yang bershalawat kepadaku sekali saja, maka Allah akan bershalawat untuknya
sepuluh kali…dst.” (HR. Muslim: 859)
23. Berdoa setelah mendengar adzan.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : « مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ
النِّدَاءَ : اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ
الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّداً الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَاماً
مَحْمُوداً الَّذِى وَعَدْتَهُ ، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ »
.
Dari Jabir bin
Abdillah, bahwa Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang
siapa yang mengucapkan setelah mendengar adzan:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ
الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا
مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, pemilik
shalat yang akan ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasiilah (derajat yang
tinggi) dan keutamaan, bangkitkanlah ia ke tempat yang terpuji (maqam mahmud)
yang telah Engkau janjikan.”
Maka ia berhak
mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.” (HR. Bukhari: 614)
24. Keutamaan azan.
عَنْ أَبِيْ سَعِيدٍ الْخُدْرِىَّ قَالَ :
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ
الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ » .
Dari Abu Sa’id Al
Khudri ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Tidaklah jin, manusia maupun lainnya yang mendengar suara muazin,
kecuali akan bersaksi untuknya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari: 609)
25. Membangun masjid.
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رضي الله عنه قَالَ عِنْدَ قَوْلِ النَّاسِ
فِيهِ حِينَ بَنَى مَسْجِدَ الرَّسُولِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّكُمْ
أَكْثَرْتُمْ ، وَإِنِّى سَمِعْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ :« مَنْ
بَنَى مَسْجِدًا - قَالَ بُكَيْرٌ : حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ - يَبْتَغِى بِهِ
وَجْهَ اللَّهِ ، بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِى الْجَنَّةِ »
Dari Utsman bin
‘Affan radhiyallahu 'anhu, ia pernah berkata saat orang-orang membicarakan
tentang dirinya ketika ia membangun masjid Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya kalian terlalu sering mengingkari, padahal aku mendengar Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membangun masjid
–Bukair berkata “Saya kira beliau berkata: - mengharapkan wajah Allah, maka
Allah akan membangunkan untuknya rumah yang semisalnya di surga.” (Muttafaq
'alaih: 450-533)
26. Mengucapkan amin bersamaan dengan imam.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ
صلى الله عليه وسلم قَالَ : « إِذَا أَمَّنَ الإِمَامُ فَأَمِّنُوا ،فَإِنَّهُ
مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ » . وَقَالَ ابْنُ شِهَابٍ : وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم يَقُولُ : « آمِينَ » .
Dari Abu Hurairah,
bahwa Nabi shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila imam mengucapkan
amin, maka ucapkanlah amin. Karena barang siapa yang bersamaan aminnya dengan
amin malaikat, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq
'alaih: 780, 615)
27. Segera menuju shalat.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «…… وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِى التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا
إِلَيْهِ …… » .
Dari Abu Hurairah
ia berkata: Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kalau
sekiranya mereka mengetahui keutamaan bersegera (menuju shalat) tentu mereka
akan berlomba-lomba kepadanya.” (Muttafaq 'alaih: 615, 981)
28. Berwudhu di rumah kemudian berangkat dengan
berjalan kaki ke masjid.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى
إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِىَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ
كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ
دَرَجَةً » .
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Barang siapa yang berwudhu di rumahnya, lalu berangkat ke salah satu
rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan salah satu kewajiban yang Allah
wajibkan (shalat). Maka langkah-langkahnya yang satu menggugurkan dosa, dan
yang satunya lagi mengangkat derajat.” (HR. Muslim: 1521)
29. Banyak melangkah ke masjid.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ « أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ
بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ » . قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ
اللَّهِ . قَالَ « إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا
إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَذَلِكُمُ
الرِّبَاطُ » .
Dari Abu Hurairah,
bahwa Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kamu aku
tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa dan mengangkat derajat?”
Para sahabat menjawab, “Ya, mau wahai
Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu ketika keadaan tidak
menyenangkan, banyak melangkahkan kaki ke masjid dan menunggu shalat dari
shalat yang satu ke shalat berikutnya.” (HR. Muslim: 587)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ
صلى الله عليه وسلم « مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ أَوْ رَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ
لَهُ فِى الْجَنَّةِ نُزُلاً كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ »
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallalllahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
“Barang siapa yang berangkat ke masjid pagi atau sore hari, maka Allah akan
menyiapkan nuzul di surga setiap kali ia berangkat pagi atau sore.” (Muttafaq
'alaih: 662, 1524, ini adalah lafaz Muslim)
Nuzul artinya
hidangan yang disiapkan untuk tamu ketika tiba.
30. Menjaga shalat sunat rawatib.
عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ أَنَّهَا سَمِعَتْ
رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ « مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى
لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ
إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ.
Dari Ummu Habibah,
bahwa ia mendengar Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidak
ada seorang muslim yang shalat sunat yang bukan fardhu karena Allah setiap
sehari dua belas rakaat[i],
kecuali Allah akan membangunkan rumah di surga untuknya.” (HR. Muslim: 1696)
31. Qiyamul lail.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه – اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ
فَقَالَ « أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى
جَوْفِ اللَّيْلِ
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah
ditanya, “Shalat apakah yang paling utama setelah shalat fardhu?” Beliau
menjawab, “Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat pada
tengah malam.” (HR. Muslim: 2756)
32. Shalat Isya dan Subuh berjamaah.
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ « مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ
فِى جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِى
جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ »
Dari Utsman bin
‘Affan ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Barang siapa yang shalat Isya berjamaah, maka seakan-akan ia mengerjakan
shalat selama separuh malam. Dan barang siapa yang mengerjakan shalat Subuh
berjamaah, maka seakan-akan ia shalat semalam suntuk.” (HR. Muslim: 1491)
Bersambung…
Wa
shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
[i] Yaitu dua rakaat
sebelum shalat Shubuh, empat rakaat sebelum shalat Zhuhur dan dua rakaat
setelahnya, dua rakaat setelah shalat Maghrib dan dua rakaat setelah shalat Isya-pent.
0 komentar:
Posting Komentar