بسم
الله الرحمن الرحيم
Adab Bekerja (Bag. 2)
Segala puji bagi
Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga
hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut
ini pembahasan lanjutan tentang adab bekerja, semoga Allah Azza wa Jalla
menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma
aamin.
Adab-adab
bekerja
7. Bersikap
tawadhu' (rendah hati)
Sombong
dalam segala perkara adalah tercela. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ
مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
"Tidak
akan masuk surga orang yang memiliki kesombongan dalam hatinya meskipun seberat
dzarrah (debu)." (HR. Muslim)
Oleh
karena itu, hendaknya setiap pimpinan bertawadhu' kepada bawahannya, dan
bawahan kepada pimpinannya. Cukuplah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
sebagai teladan yang baik bagi kita dalam hal ini, Beliau tidak segan membantu
para sahabatnya yang bekerja dan membantu istrinya di rumah.
عَنِ
الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهَا مَا كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي الْبَيْتِ قَالَتْ
كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا سَمِعَ الْأَذَانَ خَرَجَ *
Dari
Al Aswad bin Yazid ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Aisyah, “Apa yang
biasa dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam rumahnya?” ‘Aisyah
menjawab, “Beliau biasa membantu pekerjaan istrinya. Ketika azan tiba, Beliau
keluar (untuk shalat).” (HR. Bukhari)
8. Pekerjaannya
tidak membuatnya lupa beribadah
Allah
Subhaanahu wa Ta'ala berfirman memuji mereka yang tidak dibuat lalai oleh
perniagaan dan bisnisnya dari beribadah kepada Allah Azza wa Jalla,
رِجَالٌ لَّا
تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ
وَإِيتَاء الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ
وَالْأَبْصَارُ-لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُم مِّن
فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَن يَشَاء بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Laki-laki
yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat.
Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang.-- (Meraka mengerjakan yang demikian itu) agar Allah memberikan balasan
kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan, dan agar Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi
rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas." (QS. An Nuur: 37-38)
Oleh
karena itu, ketika azan dikumandangkan, maka mereka tinggalkan perniagaan dan
bisnisnya karena hendak mencari karunia Allah yang lebih besar di akhirat.
9. Tugas adalah
amanah (kewajiban) yang harus ditunaikan
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى
مَنْ ائْتَمَنَكَ، وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ
"Tunaikanlah
amanah kepada orang yang mengamanahkan kepadamu, dan jangan mengkhianati orang
yang mengkhianatimu." (HR. Bukhari dalam At Tarikh, Abu Dawud,
Tirmidzi, Hakim, Daruquthni, Adh Dhiya', Thabrani dalam Al Kabir, dan
dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 240)
10. Tidak
menuntut hak sedangkan kewajiban diremehkan.
Allah
Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
وَيْلٌ
لِّلْمُطَفِّفِينَ -الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُواْ عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ -وَإِذَا
كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ
"Kecelakaan
besarlah bagi orang-orang yang curang,--(yaitu) orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,--Dan apabila mereka
menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi." (QS. Al Muthaffifin: 1-3)
Ayat
ini meskipun zhahirnya mengenai orang-orang yang mengurangi takaran dan
timbangan, namun terkena pula kepada mereka yang mau dipenuhi haknya namun
kewajibannya dia tinggalkan.
11. Menjauhi
usaha yang haram
Usaha
yang haram ini misalnya menjual minuman keras, narkoba, patung, babi, dan
barang haram lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ الْخَمْرَ
وَثَمَنَهَا، وَحَرَّمَ الْمَيْتَةَ وَثَمَنَهَا، وَحَرَّمَ الْخِنْزِيرَ وَثَمَنَهُ
"Sesungguhnya
Allah mengharamkan arak dan harganya, Dia mengharamkan pula bangkai dan
harganya, serta mengharamkan babi dan harganya." (HR. Abu Dawud, dan
dishahihkan oleh Al Albani)
12. Tidak
melakukan kecurangan
Ibnu
Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melewati seorang yang menjual makanan,
lalu Beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan itu, dan ternyata makanan itu
telah dicurangi, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
«لَيْسَ
مِنَّا مَنْ غَشَّ»
"Bukan
termasuk golongan kami orang yang melakukan kecurangan." (HR. Ibnu Majah,
dan dishahihkan oleh Al Albani)
13. Jujur apa
adanya
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
البيِّعان بِالْخِيَارِ مَا
لَمْ يَتَفَرَّقَا. فَإِنْ صَدَقَا وبيَّنا: بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا. وَإِنْ
كَذَبَا وَكَتَمَا: مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
"Dua orang penjual dan pembeli berhak
khiyar selama belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menerangkan keadaan yang
sebenarnya, maka akan diberikan berkah pada jual belinya, tetapi jika keduanya
berdusta dan menyembunyikan, maka akan dicabut berkah dari jual beli
keduanya." (HR. Bukhari dan Muslim)
14. Tidak
bersumpah palsu untuk melariskan barang dagangan
Allah
Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ
يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلاً أُوْلَئِكَ لاَ
خَلاَقَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ وَلاَ يُكَلِّمُهُمُ اللّهُ وَلاَ يَنظُرُ
إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"Sesungguhnya
orang-orang yang menukar janji(nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka
dengan harga yang sedikit (harta dunia), mereka itu tidak mendapat bagian
(pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak
akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan
mereka. Bagi mereka azab yang pedih." (QS. Ali Imran: 77)
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الحَلِفُ مُنَفِّقَةٌ لِلسِّلْعَةِ،
مُمْحِقَةٌ لِلْبَرَكَةِ
"Sumpah
(palsu) melariskan dagangan namun mencabut keberkahan." (HR. Bukhari dan
Muslim)
15. Membayarkan
upah kepada pekerja
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:
ثَلاَثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ، رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ،
وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى
مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِهِ أَجْرَهُ
Allah
Ta'ala berfirman, "Ada tiga orang yang Aku menjadi musuh mereka pada hari
Kiamat; (1) seorang yang berjanji dengan nama-Ku lalu ia mengingkari, (2)
seorang yang menjual orang merdeka lalu ia memakan hasil penjualannya, dan (3)
seorang yang mengangkat pekerja, lalu ia meminta upahnya, namun tidak diberikan."
(HR. Bukhari)
16. Bertawakkal
setelah berusaha
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ
كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا
"Kalau
sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, tentu Allah
akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana burung yang diberi rezeki;
berangkat dengan perut kosong dan pulang dengan perut kenyang." (HR.
Ahmad, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim, Tirmidzi berkata,
"Hasan shahih." Hadits ini dishahihkan pula oleh Al Albani dalam Shahihul
Jami’ no. 5254)
Wallahu
a'lam, wa shallallahu 'alaa Nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wa
sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Maktabah Syamilah versi 3.45, Mausu'ah Haditsiyyah Mushaghgharah
(Markaz Nurul Islam Liabhatsil Qur'ani was Sunnah), Mausu'ah Usrah Muslimah
(www.islam.aljayyash.net), Untaian Mutiara Hadits
(Marwan bin Musa), dll.
0 komentar:
Posting Komentar