بسم
الله الرحمن الرحيم
Mengenal Syi'ah (Bag. 12)
Khatimah
(Penutup)
Penyusun kitab Aqa'idus
Syi'ah Syaikh Abdullah bin Muhammad berkata,
"Saudaraku
seislam, mungkin sekarang engkau sepakat dengan saya, bahwa orang yang
menganut ajaran yang rusak ini bukan kaum muslim meskipun diberi nama Islam.
Selanjutnya, apa kewajibanmu wahai saudaraku seislam yang mentauhidkan Allah
terhadap kaum Syi'ah Rafidhah, khususnya mereka yang tinggal di tengah-tengah
kaum muslim dan menyandarkan dirinya kepada?
Sesungguhnya
yang wajib bagimu adalah waspada terhadap mereka dan tidak bermuamalah dengan
mereka, memperingatkan akidah mereka yang buruk yang dibangun atas dasar
memusuhi setiap orang yang mentauhidkan Allah, beriman bahwa Allah Tuhannya,
Islam agamanya, dan Muhammad Nabi dan Rasulnya.
Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Adapun orang Syi'ah Rafidhah, maka
dia tidaklah bergaul dengan seorang pun kecuali menyertakan kemunafikan, karena
agama yang ada dalam hatinya adalah agama rusak yang membuatnya bebas berdusta,
berkhinat, menipu manusia, dan berkeinginan buruk kepada mereka. Dia tidak
henti-hentinya menimpakan bahaya dan tidak membiarkan keburukan yang bisa dia
lakukan terhadap orang lain kecuali ia melakukannya. Ia dibenci oleh orang yang
belum mengenalnya. Meskipun orang lain belum mengetahui bahwa dirinya Syi'ah
Rafidhah, maka sudah tampak tanda kemunafikan di wajahnya dan ucapannya yang
menyimpang." (Minhajus Sunnah oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah
3/360)."
(Min
Aqaa'idisy Syi'ah oleh Abdullah bin Muhammad As Salafiy hal. 76-77)
Oleh karena itu,
janganlah kita tertipu dengan penampilan luar mereka yang terkesan baik dan tidak
berbahaya, sesungguhnya mereka menyimpan kebencian dan permusuhan yang besar
kepada kita.
Sebagai penutup,
alangkah baiknya jika tulisan ini saya akhiri dengan syair seorang yang
bertobat dari Syi'ah kepada Islam dan Sunnah. Beliau bernama Mullaa 'Umran,
berikut ini syair Beliau,
اِنْ كَانَ تَابِعُ اَحْمَدَ مُتَوَهَّبًا #
فَاَنَااْلمُقِرُّ بِأَنَّنِيْ وَهَّابِيٌّ
اَنْفِى الشَّرِيْكَ عَنِ اْلِالهِ فَلَيْسَ لِيْ # رَبٌّ سِوَى
اْلمُتَفَرِّدِاْلوَهَّابِ
لاَقُبَّةَ تُرْجَى وَلاَوَثَنٌ وَلَا # قَبْرٌ لَهُ سَبَبٌ مِنَ اْلاَسْبَابِ
كَلاَّوَلَا حَجَرٌ, وَلاَشَجَرٌ وَلَا # عَيْنٌ وَلَانُصُبٍ مِنَ
اْلأَنْصَابِ
أَيْضًاوَلَسْتُ مُعَلِّقًا لِتَمِيْمَةٍ # أَوْحَلَقَةٍ , أَوْ
وَدَعَةٍ أَوْنَابٌ
لِرَجَاءِ نَفْعٍ, أَوْ لِدَفْعِ بَلِيَّةٍ # اللهُ يَنْفَعُنِيْ,
وَيَدْفَعُ مَاِبيْ
وَاْلِابْتِدَاعَ وَكُلَّ أَمْرٍمُحْدَثٍ #فِى الدِّيْنِ يُنْكِرُهُ
أُولُو اْلَألْبَابِ
أَرْجُوْ بِأَنِّي لَا أُقَارِبُهُ وَلَا # أَرْضَاهُ دِيْنًا,
وَهُوَ غَيْرُ صَوَابٌ
وَأَعُوْذُ مِنَ جَهْمِيَّةٍ عَنْهَاعَتَتْ # بِخِلَافِ كُلِّ
مُؤَوِّلٍ مُرْتَابٍ
وَاْلِاسْتِوَاءَ, فَإِنَّ حَسْبِيْ قُدْوَةٌ # فِيْهَا مَقَالُ
السَّادَةِ اْلأَنْجَابِ
الشَّافِعِيُّ وَمَالِكُ وَأَبِيْ حَنِيْ# فَةَوَابْنُ حَنْبَلَ
التَّقِيُّ اْلأَوَّابُ
وَبِعَصْرِنَا مَنْ جَاءَ مُعْتَقِدًا بِهِ # صَاحُوْا عَلَيْهِ
مُجَسِّمٌ وَهَّابِيٌّ
جَاءَ اْلحَدِيْثُ بِغُرْبَةِ اْلِإسْلَامِ فَلْ # يَبْكِ اْلمحُِبُّ
لِغُرْبَةِ اْلأَحْبَابِ
فَاللهُ يَحْمِيْنَا, وَيَحْفَظُ دِيْنَنَا # مِنْ شَرِّكُلِّ
مُعَانِدٍ سِبَابٍ
وَيُؤَيِّدُ الدِّيْنَ اْلحَنِيْفَ بِعُصْبَةٍ #مُتَمَسِّكِيْنَ
بِسُنَّةٍ وَكِتَابٍ
لاَيَأْخُذُوْنَ بِرَأْيِهِمْ وَقِيَاسِهِمْ # وَلَهُمْ إِلَى
اْلوَحْيَيْنِ خَيْرُ مَابٍ
قَدْأَخْبَرَ اْلمُخْتَارُ عَنْهُمْ أَنَّهُمْ # غُرَبَاءُ بَيْنَ
اْلأَهْلِ وَاْلأَصْحَابِ
سَلَكُوا طَرِيْقَ السَّالِكِيْنَ إِلَى اْلهُدَى # وَمَشَوْا عَلَى
مِنْهَاجِهِمْ بِصَوَابٍ
مِنْ أَجْلِ ذَا أَهْلِ اْلغُلُوِّ تَنَافَرُوْا# عَنْهُمْ فَقُلْنَالَيْسَ ذَابِعِجَابٍ
نَفَرَ الَّذِيْنَ دَعَاهُمْ خَيْرُ اْلوَرَى # إِذْلَقَّبُوْهُ
بِسَاحِرٍ كَذَّابٍ
مَعَ عِلْمِهِمْ بِأَمَانَةٍ وَديَانَةٍ # فِيْهِ وَمَكْرَمَةٍ,
وَصِدْقٍ جَوَاب
صَلَّىعَلَيْهِ
اللهُ مَاهَبَّ الصِّبَا # وَعَلَى جمَِيْعِ اْلالِ وَاْلأَصْحَابِ
Jika pengikut Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
dikatakan sebagai Wahhabiy, maka saya mengaku bahwa saya Wahhaabiy.
Saya tiadakan sekutu bagi Allah, karenanya tidak ada lagi bagi
saya Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Pemberi.
Tidak ada lagi kubah untuk diharap, tidak juga patung serta kubur
tidak pula menjadi sebab.
Sekali-kali tidak,
baik batu, pohon, mata air (untuk diambil berkahnya) maupun berhala.
Aku juga tidak memakai
jimat, baik berbentuk kalung, kerang maupun taring.
untuk menarik manfaat
ataupun menolak bahaya. Allah-lah yang memberiku manfaat dan menghindarkan
bencana.
Setiap bid’ah dan hal
yang baru dalam agama, itu diingkari oleh orang-orang yang berakal.
Saya berharap diriku
tidak mendekatainya serta tidak meridhainya sebagai agama, karena tidak benar.
Saya juga berlindung
dari Jahmiyyah[i] yang angkuh, juga orang yang suka mentakwil sedang
mereka bimbang.
Tentang istiwa’ (Allah
Ta’ala berada di atas ‘Arsy), cukuplah bagiku sebagai panutan perkataan para
imam yang mulia.
Seperti Syafi’i,
Malik, Abu Hanifah dan Ahmad bin Hanbal yang bertakwa lagi sering kembali
kepada Allah.
Di zaman kita
sekarang, orang yang berkeyakinan seperti ini akan dikatakan sebagai mujassim
dan Wahhaabiy.
Sungguh telah datang
hadits tentang akan asingnya Islam, maka hendaknya menangis orang yang
mencintai karena asingnya orang yang dicintai.
Allah-lah yang menjaga
kami, menjaga pula agama kami dari setiap orang yang keras lagi memaki.
Dia-lah yang
mengokohkan agama yang lurus ini dengan segolongan orang yang berpegang dengan
As Sunah dan Al Qur’an.
Mereka tidak berpegang
dengan pendapat mereka dan qiyasnya, tetapi kepada kedua wahyulah (Al Qur’an
dan As Sunnah) tempat kembali yang baik.
Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam telah memberitahukan tentang mereka, bahwa mereka akan
menjadi asing di tengah keluarga dan kawan-kawan.
Mereka menempuh jalan
orang-orang yang mengarah kepada hidayah dan mengikuti jejak mereka dengan
benar.
Oleh karenanya
orang-orang yang ghuluw berlari dari mereka, maka kami katakan, “Tidak perlu
heran.”
Bukankah telah lari
orang-orang (sebelumnya) dari sebaik-baik manusia (Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam), mereka menggelari Beliau sebagai pesihir dan pendusta.
Padahal mereka tahu terhadap
amanah Beliau dan hidupnya yang penuh kemuliaan dan kejujuran.
Semoga
Allah Ta’ala melimpahkan kepada Beliau shalawat selama angin timur masih
bertiup, juga kepada keluarga dan para sahabat.
(Syaikh Mulla
'Umran)
Kita meminta
kepada Allah Ta'ala agar Dia menolong agama-Nya, meninggikan kalimat-Nya,
memenangkan kaum muslimin dan menghinakan musuh-musuhnya, yang terdiri dari
orang-orang kafir dan musyrik serta kaum munafik, termasuk di antaranya kaum
Syi'ah Rafidhah, Allahumma aamin.
Dan semoga Allah
melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya,
para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya.
Selesai dengan
pertolongan Allah dan taufiq-Nya, dan segala puji bagi Allah di awal dan
akhirnya.
Marwan bin Musa
Maraji': Aqidatus Syi'ah
(Abdullah bin Muhammad), Al Maktabatusy Syamilah, Mausu'ah Al
Haditsiyyah Al Mushaghgharah, Siyahah fii Alamit Tasyayyu' (Imam
Muhibbbudin Abbas Al Kazhimiy), Minhajul Firqatin Najiyah (M. bin Jamil
Zainu), dll.
[i] Golongan yang mengingkari Allah ta’ala berada di atas
‘arsy, mereka mengatakan bahwa Allah Ta’ala ada di setiap tempat.
0 komentar:
Posting Komentar